Sunday, May 10, 2020

Pulau Hainan, raksasa yang menggeliat


Hainan terletak di ujung selatan Cina. Ia berada di pusat lingkaran ekonomi Asia Pasifik dengan akses ke rute pelayaran internasional Laut Cina Selatan. Ini mencakup area seluas 35.400 kilometer persegi yang meliputi pulau-pulau Xisha, Nansha dan Zhongsha. Pulau Hainan berbentuk kubah gunung dan dikelilingi oleh tanah datar yang lebih rendah. Pegunungan, bukit, dataran tinggi, dan dataran membentuk bentuk lahan annular dan laminar dengan struktur medan kaskade yang jelas. Pulau Hainan kaya akan sumber hayati. Industri obat obatan tradisional China bergantung bahan baku dari Pulau Hainan

Tahun 2015 saya diajak teman di Shenzhen untuk berkunjung ke  Pulau Hainan. Saya mendengar dari pejabat China cara mereka membangun kawasan Industri Hi-Tech Nasional Haikou, yang awal di bangun pada tahun 1991. Kawasan industri ini adalah cara strategis bagi China mengembangkan  Pulau Hainan sebagai pusat Industri di Asia Tenggara. Maklum posisi Hainan lebih ke Asia tenggara, bersebelahan dengan Vietnam. Namun yang menarik dan hendak saya bahas adalah Medicine Valley Industrial Park , yang merupakan jantung dari Haikou Medicine Valley. 

Medicine Valley Industrial Park dilengkapi dengan pusat penelitian dan pengembangan obat tradisional. Sedikitnya ada 60 lembaga penelitian dan pengembangan seperti Qilu Pharmaceutical, Honz Pharmaceutical, Hailing Chemipharma, dan Shuangcheng Pharmaceuticals berlokasi di sana. Juga dilengkapi dengan fasilitas Puslitbang pemerintah. Ada 27 laboratorium didirikan di sana. Zona ini memiliki inkubator kewirausahaan dan pusat pembinaan kewirausahaan yang dikelola oleh 4 penerima Hadiah Nobel. Juga dilengkapi pusat kesehatan berkelas dunia, dengan kehebatan tekhnologi stemcell dan bedah plastik.

Dalam presentasi itu dijelaskan. Bahwa project dibangun dengan visi sederhana bahwa bagaimana menjadikan potensi wilayah Hainan dapat berkembang dengan optimal tanpa kehilangan indentitasnya. Riset membuktikan bahwa wilayah itu kaya akan sumber daya alam berupa tanaman apotik atau herbal. Sudah dikenal ribuan tahun lalu bahwa wilayah itu sebagai sumber kebutuhan industry obatan tradisional China. Ada banyak pabrik di China yang mendapatkan pasokan bahan baku dari wilayah ini tapi mengapa wilayah ini tetap tidak berkembang. Apa masalahnya ? Masalah dapat diketahui bahwa,

pertama, rendahnya kualitas SDM untuk mengelola industry.
Kedua, rendahnya kualitas SDM mengelola paska panen.
Ketiga, rendahnya insfrastruktur kepada pasar,
keempat, rendahnya putaran modal sehingga petani terjebak dengan rente ekonomi lewat penguasaan pasar oleh pemilik modal.

Keempat masalah itu adalah masalah umum bagi setiap wilayah. Namun hasil riset yang menggabungkan faktor social budaya berhasil menemukan titik persoalan yang sebenarnya. Bahwa wilayah berkembang namun keluar dari jalur sosial dan budaya. Pertumbuhan wilayah nampak kepermukaan tapi tetap tidak bisa menyelesaikan masalah utama wilayah itu. Dikawatirkan dalam jangkan panjang wilayah ini akan stuck dan akhirnya hancur. Ini harus dikembalikan kejalurnya.

Bagaimana solusinya ? Solusinya adalah pemerintah China merevitalisasi wilayah dengan membangun Medicine Valley Industrial Park yang berbasis kepada potensi wilayah itu sendiri. Strategi yang ditetapkan adalah menjadikan wilayah Hainan sebagai pusat industry Obat tradisional. Untuk itu Pemerintah Pusat memberikan kebijakan bahwa seluruh industry Obat tradisional China harus pindah ke Medicine Valley Industrial Park. 

Dengan adanya Medicine Valley Industrial Park. maka dipastikan petani mempunyai akses langsung kepada pasar. Para petani yang tergabung dalam koperasi akan menjadi pemasok utama pabrik tersebut. Pemerintah juga memberikan insentif pajak kepada pengusaha yang merelokasi pabriknya kewilayah itu. Dari kehadiran Medicine Valley Industrial Park terjadi multiflier efek dalam bentuk tumbunya kawasan itu dengan hadirnya usaha pendukung seperti perbankan, asuransi, hotel, restoran, tempat hiburan, dan lain sebagainya.

Yang hebatnya, Pemerintah Pusat China tidak memberikan anggaran kepada Hainan. Lantas bagaimana Pemda menyiapkan anggaran ? Ternyata team terpadu yang dibentuk oleh PEMDA juga adalah sukarelawan yang bertugas menjahit semua aspek dalam satu paket peluang investasi. Team relawan inilah yang melakukan pendekatan kepada investor dan sekaligus menawarkan struktur pembiayaan dengan berbagai alternative. Setiap struktur pembiayaan itu tentu berhubungan dengan kesediaan pemerintah pusat dan pemda memberikan payung hukum agar investor punya kepastian hukum.

Dana yang diperlukan membangun kota itu sebesar USD 40 miliar atau Rp. 360 triliun. Ini bukanlah jumlah sedikit. Apakah investor ada uang sebanyak itu ? Ini bukan soal uang di tangan tapi smart solution untuk mendapatkan financial resource. Caranya adalah penerbitan unit obligasi berbasis revenue. Sudah dapat dipastikan peminatnya banyak karena ada kepastian kenaikan harga tanah kawasan setelah selesai dibangun.

Setelah unit obligasi berbasis revenue terjual , maka dananya di tempatkan pada bank yang akan memberikan jaminan pembiayaan project kepada kontraktor melalui mekanisme turn key. Para kontraktor mendapatkan kredit kontruksi dari bank untuk menyelesaikan pembangunan. Yang berkaitan dengan infrastruktur umum seperti Jalan raya menuju bandara, pelabuhan laut , power plant di bailout oleh pemerintah setelah project selesai dibangun, tentu dengan memberikan yield tertentu kepada developer.

Para pemilik Revenue bond mendapatkan yield dari kenaikan harga tanah dan value project , yang likuiditasnya dijamin sesuai harga pasar yang berlaku. Yang menarik adalah bagaimana peran pendekatan social dan budaya atas pembangunan wilayah itu ? Design pembangunan menggunakan system block dengan silang keterkatian antara industry dan pergudangan dengan kawasan perumahan , antara zona komersial seperti hotel, perkantoran, Pasar, hiburan dll dengan UKM dan perumahan. Antar block ada interexchange yang merupakan kawasan hijau dan kawasan terbuka yang memungkinkan tumbuhnya zona komersial pendukung.

Dari pembangunan kawasan itu, dipastikan antar sector saling terhubung bukan hanya dalam bentuk budaya dan social tapi juga dalam bentuk phisik. Apa yang terjadi? Tidak ada kecemburuan social. Tidak ada kemacetan, tidak ada tanah emas karena setiap jengkal tanah punya harga yang sama. Para petani menikmati kemakmuran dari lahan yang mereka punya dan sesuai dengan budaya mereka sebagai petani. Terjadinya arus orang kota kedesa karena peluang terbuka luas di daerah, dan tentu mengurangi masalah social akibat urbanisasi di kota besar.

Demikian yang saya ketahui bagaimana sebuah kota dirancang dengan pendekatan kearifan lokal. Menurut teman saya, semua orang bisa merencanakan kota yang baik tapi masalahnya adalah bagaimana menjauhkan nafsu rakus menguasai kawasan oleh segelintir orang. Caranya adalah melalui revenuebond di mana dana mengalir dari banyak orang untuk kepentingan banyak orang pula. Maka yang terjadi adalah keadilan bagi semua, dan disitulah fungsi negara. Kini Hainan semakin percaya diri. Pemerintah China mempersiapkan Hainan sebagai pelabuhan bebas cukai dan pusat jasa logistik terbesar di Asia Tenggara. Hanya masalah waktu Hong kong dan Singapore tinggal kisah kegagalan kapitalisme.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.