Thursday, May 7, 2020

Merebut tekhnologi secara cerdas



Yuni dapat pesan agar menanti Burhan di Bandara. Tetapi setelah mendekati waktu boarding, telpnya bergetar. Nampak di layar nama My dear Brother
“ Ya Uda. “
“ Yun, maaf aku engga bisa antar kamu sampai Beijing. Karena jadwal meeting di Beijing ditunda. Aku harus terbang ke Kunming terus ke Puer dan kemudian ke Laos. Ada masalah dengan izin perluasan lokasi kebun pisang. Pemerintah Laos keberatan keluarkan izin perluasan. Aku harus bujuk mereka. Engga apa apa kan ?
“ Engga apa apa Uda.”
“ Oh Ya. Kamu sudah pelajari semua kan apa tugas kamu ?
“ Sudah uda.”
“ Ada masalah?
“ Sekarang belum ada. Nanti kalau ada masalah Yuni akan hubungi Uda.”
“ Ok. Nanti di Bandara kamu akan dijemput oleh Henry. Dia akan siapkan apartement untuk kamu”
“ Uda, boleh usul engga ?
“ Apa ?
“ Boleh Yuni beli Apartement di London.”Ini kebiasaan Yuni apapun yang akan dibeli, dia selalu minta izin dari Burhan walau itu dari uangnya sendiri. 
“ Boleh. Kan kamu ada uang. Beli aja. Tapi untuk sementara kamu tinggal di apartement yang disiapkan Henry.
“ Terimakasih Uda. Siapa itu Henry?
“ Dia orang Holding di Hong Kong yang ditempatkan di Geneva.”
“ Apa tugasnya ?
“ Dia bantu kamu. Apapun kebutuhan kamu dia akan siapkan.”
“ Berapa usianya ?
“ 45 tahun. Seusia kamu.”
“ Pasti ganteng”
“ ya Tentulah. Dia Asia Amerika. “
“ Lajang ?
“ Kenapa ?
“ Tanya aja.”
“ Ok. Engga tahu aku lajang atau bukan. Apakah itu penting untuk kamu tahu?
“ Engga penting. Hanya ingin tahu aja.”
“ Oh Ya. Bulan depan aku akan ke Moskow, aku akan usahakan mampir ke London. “
“ Benar ya uda. “
“ Ya.”
“ Janji”
“ Engga bisa janji. Kamu kan tahu jadwal aku yang atur Lena. Dia bisa ubah jadwal aku mendadak.” 
“ Ya Uda.”
“ Udahan ya. Bye”
“ Bye.”

Dalam perjalanan, Yuni berusaha membaca ulang Business plan. Semua nampak biasa saja. Tapi ketika dia baca paper mengenai global strategy investment, tahulah Yuni akan visi di balik proyek ini. Burhan ingin memanfaatkan pasar ASEAN menjelang ASEANTA. Di tambah lagi pemerintah Indonesia sudah membuat aturan lokal konten untuk produk Elekronik. Memang Indonesia terlalu lama tidur soal industrialisasi. Bahkan selama 10 tahun belakangan terjadi deindustrialisasi. Penguasaan tekhnologi bukan hal sulit karena insinyur Indonesia banyak yang hebat dan mampu untuk bersaing. Tapi yang sulit adalah bagaimana produk itu dipercaya pasar. Memanfaatkan merek berkelas dunia sebagai dasar mengembangkan bisnis tekhnologi adalah mutlak. Itulah sebabnya Burhan ingin menggandeng pemilik merek terkenal di Amerika untuk bermitra. Apakah mungkin?

Yuni membaca SWOT analisis dari business plan yang ada. Nampak sekali ini sudah di pikirkan dengan matang. Semua aspek telah dipikirkan dengan baik. Team di belakang Burhan memang hebat hebat. Mereka well educated dan paham kemana visi Burhan dan menterjemahkan secara detail dalam rencana terukur. Profile dari target yang akan di jadikan mitra sudah ada. Tapi tidak ada data mengenai siapa yang harus dihubungi. Artinya, Yuni harus mencari tahu sendiri agar punya akses kepada target. Itulah sebabnya Burhan inginkan Yuni melakukan tugas ini. Karena Burhan tahu benar akan sifat Yuni yang mudah bergaul. Walau Yuni wanita namun cara dia bergaul dikalangan atas atau bawah tetap menjaga kehormatannya sebagai wanita. Tak terasa perjalanan panjang terasa singkat karena waktu Yuni dihabiskan dengan membaca semua dokumen yang dia dapat dari Lena. 

Benarlah, Henry yang menjemput Yuni adalah pria yang sangat mempesona. Rambut model kekinian dan bibir merah. Artinya pria ini tidak merokok dan tubuh atletis itu karena dia pandai menjaga kesehatannya. Henry sangat menaruh hormat kepada Yuni. Ketika masuk kendaraan, Henri membuka pintu belakang kendaraan untuk Yuni dan Henry yang drive kendaraan. Yuni merasa aneh. Henry menganggap dia sebagai Boss sehingga tidak pantas duduk di depan dengannya. Selama kendaraan menuju apartement, Yuni menelphone Yuli. Mengabarkan dia sudah ada di London. Yuli senang sekali. Janji akan pindah ke apartemen Yuni. Setelah telp Yuli, Yuni bertanya hal sepele kepada Henry. Ternyata Henry lulusan Harvard bidang financial and banking. Dia sekarang memimpin Asset management di bawah Holding di Hong Kong. Menurutnya perusahaan yang dipimpinnya itu baru dua tahun berdiri di Geneva namun perkembangannya bagus sekali. Private investor dari Arab cukup banyak jadi clients nya. Juga dari Indonesia, terutama kalangan pejabat dan politisi. Yuni hanya menyimak. 

Tapi dari pembicaraan itu tahulah Yuni bahwa tidak mudah hidup sebagai Burhan, yang harus terus berpikir mengembangkan bisnisnya dengan melebarkan telinga serta manajamkan penciuman untuk mendapat peluang secara global. Entah apa yang sebetulnya yang di tuju oleh Burhan. Kalau harta dan kesenangan hidup yang dituju, itu tidak nampak dari kehidupan pribadinya yang humble.Yang pasti  Yuni tahu bahwa Burhan memang berada diatas piramida bisnis global dan termasuk elite. Kehidupan sosial seperti ini pasti tidak nyaman dan pasti kesepian.

Yuni tahu bahwa  Burhan pernah mencoba masuk ke lingkungan sosial baru. Tak lebih setahun dia merasa bingung sendiri. Dia merasa tidak diterima.  Sifatnya sebagai businessman tak bisa sinkron dengan sifat dasar humanisnya. Karena di lingkungan baru itu orang tak beda dengan hidup di lingkungannya yang kapitalis. Orang dihormati karena harta dan jabatan. Padahal dia inginkan lingkungan di mana dia dapat menemukan ketulusan persahabatan. Ternyata dia memang tidak bisa keluar dari lingkungan sosial yang sudah bertahun tahun menjadi pilihannya.

Apartment itu berada di kawasan docklands. Lingkungan yang bagus. Setiba Yuni di apartement, sudah ada Yuli menanti. Yuli berlari merentangkan tangannya. “ Yuli kangen mama” Katanya sambil memeluk erat Yuni.
“ Mama juga kangen.”

***
Yuni menyukai Docklands. Apartement sangat dekat dengan Canary Wharf sebagai district financial center di London. Hal ini cukup nyaman, karena ada transportasi kelas satu yang membuat perjalanan terasa singkat ke pusat London. Di sekitar apartemennya memiliki banyak fasilitas - gym terbaik, Mall yang besar, banyak bar dan restoran. Hari harinya lebih banyak di apartemen menyusun rencana kerjannya. Akhirnya Yuni menyimpulkan bahwa dia harus mendirikan perusahaan di Amerika Serikat agar dia punya akses dengan kalangan pebisnis di Amerika. Sehingga memudahkannya mendekati target yang diincar Burhan. Rencana itu dia susun dan di kirim via email ke Burhan, lengkap dengan anggarannya. Tak lebih tiga hari, Henry menghubunginya untuk menyiapkan pendirian perusahaan di Amerika. Setelah perusahaan berdiri, anggaran akan di kirim ke rekening perusahan itu. 

Yuni tidak punya pilihan bila dia harus kembali berpisah dengan Yuli. Tapi setidaknya setiap bulan sekali dia akan tinggal di London selama akhir pekan bersama Yuli. Tak lebih sebulan setibanya di London, Yuni sudah terbang ke New York, AS. Henry mendampinginya dalam penerbangan selama kurang lebih 7 jam 30 menit. Sesampai di New York, di Bandara mereka dijemput oleh perewakilan Holding. Wanita Negro yang ramah dan cantik. Yuni di sediakan fasilitas apartement di Manhattan. Tak lebih seminggu semua proses pendirian perusahaan tuntas. Selanjutnya Yuni akan berkantor di kawasan financial center. Inilah langkah awalnya melaksanakan misi dari Burhan.Dia bertekad untuk sukses walau kondisi yang ditetapkan Burhan dalam tugas ini tidak boleh melibatkan nama Holding di Hong kong.

***
Yuni membeli perusahaan yang nilainya hampir nol karena bangkrut akibat kalah bersaing dengan China. Namun perusahaan ini terdaftar di Amerika dan telah punya merek terkenal sebelumnya di pasar Amerika dan Asia. Dengan merek itu, dia menggandeng Pabrikan di China untuk memproduksi. Target marketnya adalah pasar Amerika khususnya kalangan menengah bawah. Hal ini sudah biasa dilakukan oleh pemilk merek di Amerika yang lebih memilih menjadikan pabrik di China sebagai outsourcing memproduksi merek mereka. Pertimbanganya jauh lebih efisien di buat di China daripada di Amerika. Makanya tak aneh banyak pabrikan di Amerika yang gulung tikar. Inilah hukum kapitalis. Walau omzet tidak begitu besar namun Yuni sudah bisa mengkukuhkan perusahaannya sebagai produsen produk elektronik. Diapun masuk dalam lingkungan sosial pengusaha elektronik. Semua aktifitas nya sesuai dengan rencana yang dia susun dan di setujui oleh Burhan.

Seperti biasa setiap hari rabu sore, Yuni pergi ke Gym. Di tempat ini dia berkenalan dengan seorang pria yang bekerja di pusat riset IT. Pria ini kelahiran Turki namun berkwarga-negaraan Francis dan mengembangkan karir nya di AS sebagai phd di bidang IT.  Namanya Mahmud. Yuni merasa suka berteman dengan pria ini karena taat beragama dan sangat sopan. Dari Mahmud, dia mengenal lebih jauh tentang dunia elektronik khususnya IT. Namun kadang dia melihat Mahmud murung disela-sela pembicaraan. Ketika ditanya, tahulah Yuni bahwa perusahaan tempat Mahmud bekerja sedang dilanda krisis. Rencananya program riset akan dihentikan. Penyebabnya di samping karena persaingan bisnis, juga pihak perbankan di AS mempersulit penyaluran kredit. Walau suku bunga sangat rendah namun tidak mudah mendapatkan kredit , terutama paska kejatuhan wall street tahun 2008. 

Dari Mahmud Yuni mendapakan wawasan bahwa hampir tidak mungkin pemegang merek yang menjadi target Burhan bersedia menjalin mitra. Mereka punya pabrik sendiri di China dan Taiwan. Ada rencana membuat pabrik di Indonesia dan Malaysia. Pemengang merek tersebut punya strategi menjadi monopoli pasar atas dasar penguasaan tekhnologi yang ada. Mereka ,sebagaimana ruh pengusaha Amerika yang punya tendesi menjadi diktator tekhnologi dan pasar. Namun Mahmud beredia mengatur pertemuan Yuni dengan rekannya yang juga bekerja di perusahaan yang menjadi target Burhan. Dengan senang hati , Yuni mengundang mereka makan malam di restoran. Tempat dan waktu , dia menyesuaikan. Semua bill , Yuni yang bayar.  

Dari pertemuan awal dengan para professional di Perusahaan yang akan jadi target , memudahkan Yuni berhubungan dengan mereka dan tentu semakin banyak bergaul dengan mereka. Pergaulan lebih secara pribadi. Dalam beberapa acara kantor mereka, Yuni di undang.  Sehingga wawasan Yuni semakin luas dan keakraban terasa sekali. Atas dasar itulah dia berencana melakukan langkah strategis untuk mulai beraksi.  Rencana konkrit telah disusunnya dengan baik dan ini akan dia bicarakan dengan Burhan. Dari email , Yuni tahu Burhan ada di Moscow dua hari lalu. Rencana akhir minggu akan mampir ke London. Yuni memastikan akan bertemu dengan Burhan di London.

Penerbangan dari New York ada 225 kali dalam seminggu. jadi hampir setiap jam ada penerbangan ke London. Sehingga memundahkan Yuni mengatur jadwal jam terbang setelah menyelesaikan pekerjaannya. Ketika pintu Apartement terkuak, Burhan sudah ada di ruang tamu bersama Yuli, hanya melirik Yuni dari tempat dia duduk di sofa. Yuli segera menghambur kedalam pelukan mamanya.

“ Uda kapan datang ? Kata Yuni menyalami Burhan sambil mencium tangan Burhan dan duduk di sebelah Burhan. “ 
“ Papa datang tadi malam ma. Tapi engga nginep di apartement. Papa tidur di hotel.” Kata Yuli duduk di sebelah Burhan. 
“ Kamu cantik , Yun” Kata Burhan memperhatikan Yuni telah menggunakan Jilbab.
“ Cantik ya Uda. Thanks ya. Ini kali pertama Uda bilang cantik dengan wajah serius.” Kata Yuni
“ Siapa yang merubah pikiranmu ?
“ Mama, punya teman pria Turki yang soleh.” Kata Yuli sambil tersenyum kearah Yuni.
“ Wah bagus Yun.” Kata Burhan “ Makanya, kamu juga harus pandai cari teman. Carilah teman yang membuat kamu lebih baik secara spiritual ya sayang”  Sambung Burhan kepada Yuli.
“ Ya Papa. Di kampus bisa dihitung dengan jari perempuan yang pakai jilbab seperti Yuli. Tapi Yuli diterima untuk bergaul dengan siapapun. Tetap istiqamah dalam ke imanan ya pa. Hanya berteman dengan orang yang akhlak nya baik”
Burhan memeluk Yuli“ Anak pintar.” Kata Burhan.

Yuni masuk kamar untuk ganti pakaian. Keluar dari kamar dengan pakaian santai. Tshirt longgar dan celana panjang denim namun tetap menggunakan jilbab “ Uda kenapa engga nginep di apartement aja. “
“ Aku ada business meeting dengan beberapa relasi. Jadi agak repot kalau tinggal di apartemen. Besok sore sudah kembali”
“ Ke Hong kong”
“ Langsung ke Jakarta.”

Yuli minta izin ke luar karena ada janji dengan temannya di Islamic center.   TInggalah Burhan dan Yuni di apartement.
“ Gimana kerjaan kamu di NY “
“ Bagus Uda.”
“ Udah 5 bulan ya kamu di sana”
“ Ya. Uda, Yuni mau bicara soal tugas yang uda berikan ke Yuni.”
“ Ok. Silahkan.”
“ Keliatannya missi ini impossible. “
“ Mengapa ?
“ Aku udah tanya ke mereka yang terkait langsung maupun tidak langsung dengan perusahaan target itu. Tidak mungkin mereka mau bermitra dengan siapapun. Apalagi memberikan authoritas memproduksi merek mereka. Mereka punya standar yang ketat atas kualitas produknya. Alasannhya , produk mereka adalah supply chain utama untuk mendukung kartel industri di bidang alat kesehatan dan semua yang berkaitan dengan pengendalian system menggunakan tekhnology IT. Jadi lebih karena disebabkan melindungi kartel Industri yang menjadikan mereka sebagai supply chain  utama” Kata Yuni dengan hati hati.
“Aku udah tahu dari awal. Makanya aku tugaskan kamu”
‘ Jadi gimana Uda.?”
“ Kalau bisnis semua dapat diselesaikan dengan permohonan, tentu semua orang bisa sukses. Tidak ada yang gratis dan tidak ada yang mudah di dunia ini. Kalau ingin unggul dalam bisnis maka kamu harus rubah cara berpikirmu bahwa bukan siapa melakukan pembelian tapi siapa di balik yang membuat keputusan membeli. Paham kamu.?”
“ Jelaskan kepada Yuni secara konkrit.”
‘ Nanti kamu akan tahu setelah semua di lewati. Yang penting ikuti saja arahan aku.”
“ Baik uda.”
“ Dalam laporan kamu, aku tahu kamu punya akses dengan teman kamu yang murung karena terancam PHK karena perusahaannya kesulitan likuiditas. Perusahaannya bagus karena khusus di bidang riset tekhnologi tinggi.”
“ Terus “
“ Mengapa kamu tidak tawarkan untuk ambil alih perusahaan itu? 
“ Untuk apa ?  Riset nya saja belum selesai. Isinya hanya ada orang orang yang bergaji mahal.Apa engga konyol kalau kita beli?
“ Beli aja perusahaan itu dan selamatkan program bisnis nya”
“ Tentu tidak murah biaya pengambil alihan itu. Apalagi kita harus deal dengan pangeran Arab Saudi yang jadi pemegang saham utama. Dia orang kaya, Uda. Eggga gampang dia di tekan.”
“ Jangan deal dengan pemegang saham. Tapi deal dengan serikat pekerja.” Kata Burhan sambil menatap layar TV.
“ Kalau terjadi deal. Dari mana kita dapatkan uang untuk ambil alih?
“ Itu urusan Henry. Tugas kamu pastikan mereka mau jual perusahaannya. Paham?
“ Ya paham Uda. “

Burhan pergi ke kamar mandi “ Aku mau sholat dulu. “
“ Yuni ikut jadi makmun ya” Burhan melirik sambil tersenyum melihat Yuni masuk kekamar untuk ambil sajadah dan mukena. 

Setelah selesai sholat, Yuni berkata kepada Burhan “ Uda, mengapa kalau udah sholat kening Uda seperti berkeringat? 
“ Sholat kan sama dengan meditasi. Kita berusaha konsentrasi mengosongkan pikiran kita, menguatkan persepsi bahwa kita sedang berhadapa dengan Tuhan. Tidak ada yang lain selain kita dengan Tuhan. Kita seakan berada di dunia lain. Tentu saja otak kita panas karena mengeluarkan energi besar. Keringat keluar ya wajar. Tapi sebetulnya itu bukan keringat seperti kita olah raga tapi embun dari energi cahaya di dalam otak kita.”
“ Oh. Tapi orang lain sholat biasa aja tuh. Yuni engga begitu”
“ Karena kalau kamu sholat belum sepenuhnya khusyu.”
‘ Gimana bisa khusyu ?
“ Butuh waktu engga sebentar dan itu seiring dengan tingkat keimanan kita.”
“ Terus gimana dengan yang solat seperti biasa ?
“ Ya engga apa apa. Semua orang berproses mencapai tingkat keimanan. Yang penting terus lakukan sholat dalam kondisi dan situasi apapun. Jangan pernah ditinggalkan barang sekalipun. Lambat namun pasti , keimanan akan meningkat dan tingkat khusu juga akan meningkat. Paham ya sayang”
“Apa bedanya orang beriman biasa saja dengan mereka yang sudah tinggi levelnya?
“ Orang biasa masih terisolasi dengan cara bagaimana beribadah. Tapi orang yang sudah levelnya tinggi, cara itu sudah tidak lagi menjadi standar. Mereka beriman itu karena hakikat. Standar nya ya hakikat.
“ Apa hakikat itu?
“ Cinta hanya kepada Allah. “
‘ Contohnya ? 
“Kalau dia menghindari perbuatan yang dilarang Tuhan, itu karena kecintaanya kepada Tuhan. Bukan karena takut neraka dan berharap sorga. Bukan. Itu dia lakukan karena patuh atas dasar cinta kepada Tuhan. Apapun godaan datang, dia sikapi biasa saja. Tidak disikapi dengan serius apalagi takut. Godaan itu harus dihadapi dengan iman , bukan dihindari.  Kalau dihindari bagaimana kita bisa merubah keadaan. Kaya miskin, sehat sakit, senang susah , bagi dia itu hanya senda gurau saja. Hakikatnya semua itu cara Tuhan berdialiogh dengannya untuk sabar dan ikhlas, tetap di dalam keimanan. Makanya dia menebarkan cinta dan kasih sayang, selalu berprasangka baik,  pemaaf dan pandai berterimakasih kepada siapapun.”
“ Oh hebat sekali. Sekarang Yuni semakin tahu siapa Uda sebenarnya”
“ Loh emang selama ini kamu engga kenal aku ?
“ Bukan begitu Uda. Aku punya teman orang Turki , yang juga muslim yang taat. Tapi cara berpikirnya dalam beragama beda dengan Uda. Sehabis sholat, zikirnya lama sekali. Tapi sedikit masalah datang dia cepat kawatir dan kalau doa seakan semua masalah di laporkan ke Tuhan , berharap Tuhan berikan lampu aladin. Kalau engga suka sama orang yang berbeda, dia cepat sekali mengadili orang. Salah lah, kafir lah. Sementara Uda, Yuni jarang liat Uda zikir. Sudah sholat langsung berdiri dan mulai berpikir soal lain. Ngaji juga jarang Yuni liat. Tapi bacaan sholat uda bagus sekali. Kadang menbuat Yuni nangis. Uda bisa berteman dengan siapapun yang berbeda tanpa terdengar mengadili mereka yang berbeda. Bahkan dengan Yuni saja, Uda engga pernah gunakan kekuasaan untuk Yuni pakai jilbab. “
“ Gimana dengan Bang Andi kamu?
“ Itu mantan suamiku agak lucu. Dia kalau sholat harus lama sujud biar jidatnya hitam. Zikir lama dan kencang lagi bacaannya. Tapi liat wanita sedikit cantik, langsung mau di nikahi. Sementara Uda, banyak wanita cantik sekitar Uda, yang mungkin semua mau Uda sentuh atau nikahi tapi Uda bisa bertahan dengan sikap jelas tanpa sedikitpun terpengaruh.” Burhan hanya tersenyum tanpa mau mengomentari penilaian Yuni terhadap dirinya.

Setelah Sholat, Burhan pamit untuk kembali ke Hotel. Yuni janji akan ajak Yuli makan malam di Hotel bersama Burhan. 

***
Desember yang dingin. Sore yang membosankan. Yuni mengambil sweater yang tergantung di belakang pintu dan di kenakannya untuk untuk keluar dari aparteman di kawasan Manhattan. Dilangkahkannya kaki menelusuri Broadway. Udara New York sore itu begitu menusuk sungsum tulang. Jalanan sepi. Salju sisa semalam masih menutupi jalan. Dia terus mengayunkan  kakinya. Matanya mengembara memperhatikan burung-burung yang terbang berkejaran. Hidung kembang kempis, memerah menghirup udara yang dingin.

Sesampai di First Avenue langkahnya terhenti. Sesuai janji dengan Mahmud, dia masuk ke Caracas Arepa Bar. Sebuah bar dengan gaya latin , tepatnya Venezuela. Yuni duduk di meja deretan belakang. Matanya langsung tertuju ke atas panggung. Seorang lelaki negro tua sedang duduk menyanyikan “Song for George”-nya Eric Johnson, sebuah lagu berirama blues sambil memainkan piano di hadapannya.

Seorang pelayan wanita datang menghampirinya

Good afternoon, Madam. Mau pesan apa?” Dengan logat Latin yang masih kentara sembari dia sodorkan daftar menu ke hadapan Yuni
Dibacanya urutan menu satu per satu.
“Cappuccino,” kata Yuni sambil menyerahkan  daftar menu kepada pelayan itu
“Makanannya?”
“Kentang goreng saja.”
“Baik, tunggu sebentar, pesanan segera datang, permisi nyonya." Pelayan itu segera pergi meninggalkannya. Tak lama berselang, wanita Latin itu kembali menghampirinya dengan membawa nampan di tangan kirinya.
“Selamat menikmati,nyonya" ucapnya sambil tersenyum.
Thank you,” sahut Yuni. Lalu pelayan itu  kembali ke tempatnya semula.

Sambil mendengarkan alunan musik, segera dia menikmati minuman yang tersaji di depannya. Sedikit demi sedikit. Cappucino yang hangat masuk ke dalam perutnya. Musik yang merdu. Namun dari merdunya musik itu dapat Yuni rasakan  jika lelaki tua itu sedang dilanda kesedihan yang luar biasa. Ya, dia sedang menyanyikan lagu sedih. Sebuah lagu yang menyayat. Seolah membuka kembali luka lama yang terpendam di dasar samudera. Yuni ikut hanyut dalam nada-nada lagu itu. Sementara tangannya yang satunya memasukkan kentang goreng yang masih hangat ke dalam mulutnya satu per satu.

Kafe tampak sepi sore itu. Hanya beberapa orang tamu yang datang. Meja yang lain masih kosong tak berpenghuni. Seorang wanita duduk di meja paling depan. Dia masih muda dan cantik. Rambutnya yang keemasan tergerai jatuh hingga sebatas bahu. Diperhatikannya dengan penuh konsentrasi lelaki tua yang sedang bermain piano di hadapannya. Dia tampak menikmati alunan nada-nada yang keluar dari piano itu. Segelas Red Wine yang tergeletak di mejanya diraihnya lalu diseruput sedikit demi sedikit, lalu diletakkannya kembali ke tempat semula. Dan dia masih menikmati permainan orang tua itu.

Di meja tengah, tampak sepasang orang tua duduk berhadapan. Mereka sedang dilanda perasaan yang luar biasa bahagia. Mungkin mereka sedang merayakan hari jadinya yang ketiga puluh atau mungkin yang ketiga puluh lima. Ya, mengenang masa bercintanya dulu. Lagu pertama telah habis. Tepuk tangan pengunjung kafe pun menyambutnya. Ya, meski hanya beberapa tepuk tangan. Lelaki tua itu terdiam sebentar, lalu mengambil sebotol Martini di atas meja piano dan menuangkannya ke dalam gelas kaca lalu menenggaknya tanpa sisa. Diletakkannya kembali gelas itu ke tempat semula. Tak lama kemudian dia asyik kembali berkutat dengan tuts-tuts pianonya memainkan lagu kedua.

Mata Yuni masih tertuju memperhatikan gerak-gerik pemain piano itu. Hingga dia tidak sadar ada pria datang menghampiri mejanya. 
" Yuni" panggilan yang mengejutkan nya. Dia menoleh kesamping " Mahmud. Assalamu'alaikum"
" Waalaikum salam "Kata Mahmud dengan senyum cerah " Sudah lama"
" Ya sekitar 30 menit" kata Yuni sambil melirik jam tangannya. 
" Maaf terlambat karena sholat maghrib dulu. Maaf juga mengundang mu ketempat ini"
" aku lagi engga sholat makanya datang lebih awal. Engga apa apa. Aku suka kok tempat ini. Karena mengingatkan aku akan suatu Cafe di jakarta. Tentang seseorang yang sangat berarti dalam hidup ku"
" Kekasih? 
" Bukan. Tapi lebih dari itu. Kami mencintai karena Tuhan walau takdir tidak menjadikan kami suami istri"
" Oh Ya. Tentu pria yang istimewa" 
Yuni hanya tersenyum. 
Setelah memesan menu, Mahfud nampak berwajah serius. Yuni menangkap ada sesuatu yang harus di sampaikan dan ini tentu mengharapkan Yuni bisa menjadi pendengar yang baik.
" Kamu tahu Yun. Negeri ini benar benar dikuasai oleh oligarki. Para elite baik itu politisi maupun pengusaha besar mengatur segala galang agar resource hanya mereka yang menguasai. Setelah skandal demi skandal terkuak di hadapan publik , keadaan tidak mengarah menjadi lebih baik. Sepertinya mereka itu tidak peduli dengan rakyat Amerika yang masih banyak buta huruf dan masih ada yang seumur hidupnya tidak pernah lihat uang pecahan 100 dolar. Sementara elite membuang ratusan miliaran dolar untuk menyelamatkan perbankan yang oleng karena skandal Lehman. " Mahmud nampak geram di wajahnya.

Yuni hanya diam menyimak.

" Dulu kejayaan Amerika ditopang oleh kuatnya lembaga riset sehingga Amerika dikenal sebagai penghela lokomotif new world order dengan demokratisasi sebagai jargon untuk menciptakan dunia lebih baik. Tapi itu dulu. Sekarang banyak lembaga riset tutup karena anggaran tidak tersedia. Perusahaan menghentikan program riset dan lebih memilih menjadikan China sebagai outsourcing untuk program risetnya. Itu karena alasan ekonomis semata. Negeri ini sekarang di warisi oleh kaum pragmatis. Sangat menyedihkan. " Kata mahmud. 
" Bagaimana dengan Perusahaan tempat kamu kerja ? " tanya Yuni.
" Mungkin paling lambat sebulan lagi akan berlindung di balik undang undang pailit bila bank tidak mau menambah kucuran kredit"
" Apakah pemegang saham tidak mau injeck lagi?
" Keliatannya mereka juga lagi panik karena harga minyak terus melorot. Bisa saja tidak ada lagi uang tunai"
" Kalau pemegang saham tidak lagi peduli, mengapa tidak upayakan para karyawan mengambil alih perusahaan itu. Ya konsep gotong royong. Itu lebih baik dari pada meradang kehilangan kerjaan karena perusahaan bangkrut"
" Maksud kamu?
" Ya. Serikat kerja ambil insiatif untuk terus melanjutkan perusahaan yang dalam keadaan pailit "
" Dari mana karyawan punya uang untuk melanjutkan operasional Perusahaan? 
" Ya bisa menggunakan cadangan dana pensiun yang ada. Atau menarik strategik partner yang bisa menyediakan modal dan juga pasar." 
" Keliatannya menyediakan dana cadangan pensiun engga mungkin. Karena tidak setiap orang punya mental wirausaha. Kalau memang ada startegi Partner, itu pasti di dukung Serikat pekerja. "
" Bagaimana kalau Perusahan ku menawarkan diri untuk jadi strategi Partner ? 
" Serius ?
" Serius ! Jawab Yuni tegas sambil menyeruput capucino.
" Mengapa? Apa alasan kamu? mahmud nampak antusias ingin tahu.
" Aku percaya kamu. Percaya dengan obsesi perusahaan atas apa yang sedang kamu dan Team lakukan dalam riset produk "
" Baiklah. Aku percaya kamu karena kamu saudari muslim ku. Aku akan bicarakan dengan teman teman. Ini akan kami jadikan proposal kepada Pemerintah agar kami tidak kehilangan pekerjaan."
" Bagus. Kabarin aku terus ya perkembangannya."
" Insha Allah. "

***
Mahmud menghubungi Yuni bahwa dia akan datang bersama team inti dari perusahaannya ke kantor. Mereka ingin membahas lebih detail mengenai niat Yuni untuk memberikan dukungan mereka mengambil alih perusahaan. Menurut kabar, Direksi sudah mengadakan pertemuan dengan seluruh perwakilan karyawan bahwa perusahaan akan  dinyatakan pailit.  Jam 10 pagi, Mahmud dan Team nya sudah datang ke kantor. Yuni sambut mereka dengan menggunakan pakaian muslimah yang modis. 

“ Bu, kami sudah mengadakan musyawarah dengan pemegang saham. Mereka tidak bisa menyerahkan perusahaan kepada kami. Karena seluruh asset perusahaan harus dijual oleh lembaga kurator untuk membayar hutang kepada beberapa kreditur. “

“ Boleh saya tahu data neraca perusahaan terkini? Kata Yuni

Mahmud menyerahkan data neraca perusahaan. Yuni membaca Neraca perusahaan dengan cepat, sambil melirik kepada yang hadir dalam rapat. 

“ Baiklah. Coba usulkan bahwa apakah hutang bank dapat di-reschedule. Hutang kepada pihak ketiga lainnya saya akan bail out. Tapi tentu saya butuh kompensasi berupa saham.”
“ Maksud Ibu ?
“ Saya akan ambil alih perusahaan ini. Saya akan bagikan saham sebesar 40% kepada karyawan.  Ini share loan, yang akan dibayar dari deviden. Bagaimana? Kata Yuni santai tanpa ada tekanan apapun nadanya bicara.

Mereka saling pandang. “ Ibu. Benarkah ini? 

“ Saya tidak sedang becanda , Mahmud.” 

“ Mengapa ibu baik sekali?

“ Kami orang Asia. Kami percaya asset itu sebenarnya adalah sumber daya manusia.Dengan anda semua sebagai pemegang saham maka kita akan bangun perusahaan dengan konsep gotong royong. Ini kekuatan yang luar biasa untuk menghadapi zaman yang berubah cepat.”

“ Paham, bu. Baiklah kami akan sampaikan usul ini kepada Pemegang saham. Kalau mereka minta jaminan akan ada penyelesaian seperti yang ibu mau. Apa yang harus kami lakukan? Bolehkah kami libatkan ibu untuk bicara dengan pemegang saham? 

“ Tidak boleh. Saya tidak deal dengan pemegang saham anda. Saya deal denga anda sebagai wakil serikat pekerja. Yang harus anda lakukan adalah buat perjanjian kepada pemegan saham yang intinya  bahwa apabila dalam sebulan anda tidak bisa memenuhi komitmen itu maka perjanjian batal. Pemegang saham berhak melepas asset nya untuk membayar hutang. Saya yakin pemegang saham akan nurut. Karena tidak ada ruginya bagi mereka. Semakin mereka tidak percaya semakin lemah perjanjian yang akan mereka buat untuk anda.”

Mereka yang hadir kembali berpandangan “ Baik Bu, kami rasa itu fair. Kami segera laksanakan. Terimakasih atas kebaikan hati ibu”

“ Terimakasih kembali. Kita akan bersama sama menyelesaikan ini”

Usai pertemuan itu , Yuni menghubungi Henry di Geneva, Swiss. 

“ Henry, berapa lama di butuhkan waktu untuk mengumpulkan dana sebesar USD 150 juta?
“ Oh Ya, Soal akuisisi perusahaan tekhnologi itu?
“ Ya.”
“ 2 bulan”
“ Usahakan 1 bulan. Atau transaksi ini gagal.”
“ Baik bu. Saya kan usahakan 1 bulan”
“ Saya butuh ketegasan anda, Henry”
“ Ok 1 bulan.”
‘“Thanks.”

Setelah telp itu, Yuni menatap kearah jendela kaca lebar yang terdapat di kamar kerjanya di lantai 45. Dia melihat pemandangan kota New York yang dipenuhi gedung jangkung.  DIa tersenyum. Tidak pernah membayangkan bahwa dia bisa ada di jantung kota paling kapitalis dan kini didatangi oleh orang berpendidikan hebat untuk sebuah solusi. Kalau ingat dia dulu terlahir dari keluarga miskin di Pangkalan Brandan. Yatim di usia kanak kanak dan menjadi yatim piatu di usia remaja. Tidak pernah masuk perguruan tinggi. Rasanya tidak mungkin ini semua terjadi. Semua karena kasih sayang Tuhan yang harus di syukurinya sepanjang usia. 

Malam harinya Yuni mengundang Mahmud makan malam bersama teamnya. Dalam acara makan malam itu , Yuni tetap menjadi pendengar yang baik atas berbagai keluhan mereka tentang hidup yang tidak adil. Semua biangnya karena kapitalisme sistem. Yuni tidak mau menanggapi keluhan mereka itu. Karena bagaimanapun keluhan mereka adalah repleksi dari kekalahan mereka. Hidup memang bersaing. Kalah menang itu biasa. Tapi orang hebat bukan karena dia menang tapi dia mengakui kekalahannya tanpa berkeluh kesah.Dia sadar dia kalah dan dia bangkit untuk belajar dari kekalahan, dan akhirnya menjadi pemenang. Ya menang bukan karena hebat menjatuhkan orang lain tapi bisa mengalahkan diri sendiri , yang tetap rendah hati ketika menang dan bersabar ketika kalah. Apapun itu hanyalah proses menjadi orang sebaik baik dirinya di hadapan Tuhan. Tapi pemahaman ini tidak begitu di mengeri oleh Mahmud.

****

Bertempat di sebuah cafe , Yuni dan team Mahmud bertemu lagi. Saat ini mereka sudah membawa perjanjian dengan pemegang saham. Benarlah waktu yang disediakan sebulan untuk menyelesaikan pembayaran hutang kepada pihak ketiga. Sementara dari pihak  bank sudah ada konfirmasi akan memberikan reschedule payment selama 10 tahun. Yuni membaca dengan cermat perjanjian itu sambil tersenyum. Dia berharap  ke esokannya bisa di buat Agreement antara perusahannya dengan mereka sebagia wakil serikat pekerja. Usai pertemuan itu , Yuni menghubungi Burhan. Karena ini saat menentukan soal langkah berikutnya.

“ Uda” Yuni telp Burhan.
“ Ya Yun”
“ Mereka setuju dengan kondisi yang kita tetapkan. Apa langkah selanjutnya?
“ Bagus. ! Besok Henry dan teamnya di Geneva akan terbang ke New York. Jangan ambil tindakan apapun sebelum team Henry datang ya.”
“ Baik, Uda.”
“ Kamu sehat ?
“ Sehat. Uda gimana?
“ Sulit bilang. Tapi…
“ Uda….uda sakit? sakit apa? “ Terdengar setengah teriak.
“ Hasil test lab , terjadi penuruan fungsi lever. Tapi keadaan kesehatan ku baik baik saja.”
“ Ah Uda…Jangan sakit. .” Terdengar suara Yuni seperti menahan tangis.
“ Engga ada yang tahu aku sakit, kecuali kamu.”
“ Uni di rumah juga tidak tahu?
“ Ya tidak tahu. Kalau tau , kawatir pikirannya terganggu.”
“  Apa perlu Yuni pulang ke jakarta”
“ Engga perlu. Kamu focus aja dengan kerjaan kamu. “
“ Janji engga akan ada kejutan ya uda. Yuni akan telp setiap hari tanyakan kesehatan Uda.”
“ OK.
“ Yuni akan sholat tahajud setiap malam untuk doakan Uda. “
“ Terimakasih Yun. Jangan bilang ke Yuli kalau aku sakit ya?
“ Ya Uda. Uda harus kuat ya sayang.”
“ Insya Allah, ku akan baik baik saja. “


Sejak team Henry datang, proses pengambil alihan perusahaan Mahmud berlangsung cepat sekali. Semua paper work yang dikerjakan oleh lawyer telah ditandangani oleh Serikat kerja yang dipimpin Mahmud. Selanjutnya Team Henry akan berjuang mendapatkan dana sebesar USD 150 juta. Ini tidak mudah.  Yuni masih belum tahu bagaimana detail proses fundraising ini. Henry janji akan membicarakannya setelah mereka sampai di Geneva. Hari itu juga , malam hari mereka terbang ke swiss.

***
Sejak mengetahui Burhan sakit, setiap malam Yuni sholat tahajud. Kadang dia menangis dalam rintihan doanya. Mengharapkan agar Tuhan menyembuhkan pria yang telah menuntunnya ke mata air dan membawanya ke cahaya hidayah. Pertama mengenal Burhan, Yuni beragama Budha. Karena Ayah ibunya yang etnis China. Agama Budha adalah kali pertama dia mengenal Tuhan. Namun setelah bertahun tahun dengan Burhan, akhirnya dia sendiri memutuskan masuk Islam. Padahal Burhan tidak pernah provokasinya untuk memeluk Islam. Tapi pribadi Burhan telah menginspirasinya untuk mengenal islam lebih jauh. Akhirnya dia memutuskan jadi muslimah. Beberapa bulan kemudian, barulah dia beri tahu kepada Burhan bahwa dia mualaf. Burhan nampak haru ketika mengetahui , dan tak pernah lupa akan kata kata  Burhan “ Yun, sekarang kamu adalah saudari muslimku. Aku akan menjaga kamu dalam keimananmu. Apalagi kamu adalah sahabatku. Kamu tahu, dalam islam semua kita bersaudara. Di haramkan darah bagi sesama muslim. Tahu maksudnya ? Kita tidak boleh menzolimi sesama muslim. Apapun itu alasannya. "

Kita tidak bisa menghindari penyakit karena itu adalah sunatullah. Walau Allah mendesign tubuh kita dengan sempurna namun tubuh kita pada hakikatnya akan berproses melemah dari waktu kewaktu dan sangat renta dengan lingkungan dan kondisi hidup kita. Sebagai manusia yang hidup di era modern, ada dua jalan untuk aman dari akibat penyakit, yaitu asuransi kesehatan dimana premi dibayar kepada perusahaan penyelenggara asuransi.Perusahaan asuransi hanya menjamin biaya namun tidak menjamin kesembuhan. Tapi ada juga asuransi kesehatan yang diselenggarankan oleh Allah yang menjamin biaya kesehatan dan juga kesembuhan. Burhan percaya itu. Bila Alllah berkehendak maka semua sangat mudah, termasuk menyembuhkan penyakit. 

Nabi saw telah bersabda : “Obatilah orang yang sakit di antara kalian dengan sedekah.” Sadaqah adalah polis asuransi terbaik di bumi ini.  Bahkan sedekah itu bukan hanya asuransi kesehatan tapi juga asuransi keselamatan. Inilah sabda Rasul ”Ujian yang menimpa seseorang pada keluarga, harta, jiwa, anak, dan tetangganya bisa  dihapus dengan puasa, shalat, sedekah, dan amar ma’ruf nahi munkar.”. Apakah ada asuransi terbaik dibandingkan dengan Allah ? Walau Burhan hidup dilingkungan modern namun dia dan keluarganya tidak punya polisi asuransi. Burhan hanya membiasakan diri bersedekah sebagai premi asuransi. Hanya itu. Apakah benar aman?

Di suatu klinik di Singapore di kawasan Robinson, Burhan sedang menanti panggilan untuk diperiksa. Dokternya seorang profesor. Diruang tunggu itu Burhan duduk bersebelahan dengan pria tua. Dia menanyakan penyakit Burhan. Setelah Burhan jelaskan penyakitnya, pria tua itu dengan serta merta mengatakan agar Burhan mengkonsumsi obat yang disarankannya. Burhan  tidak begitu menanggapi dengan serius saran itu. Karena penyakit Burhan berdasarkan hasil analisa Rumah Sakit di Hong Kong memang mengharuskan dia melakukan transplantasi  lever. Burhan perlu menanti jadwal untuk operasi. Maklum ada banyak sekali pasien yang ingin melakukan transplantasi lever. Selama menanti itulah Burhan rutin setiap minggu ke dokter di Singapore untuk mendapatkan suntikan daya tahan tubuh. Memang sangat menderita penyakit itu, namun Burhan bisa menyembunyikan sakit itu dengan wajah penuh optimis.Sehingga istri dan teman temannya tidak mengetahui bahwa dia sedang sekarat. 

Pria tua yang duduk disamping Burhan kembali menguatkannya agar mengkosumsi obat yang disarankannya dan Burhan menanggapinya dengan senyum. Seusai diperiksa dokter dan ketika hendak pulang, pria tua itu mengikuti Burhan. Dia menarik tangan Burhan ke apotik dan membeli obat itu untuk Burhan. Dia membayar dengan uangnya. Burhan terharu. Tentu tidak ada alasan Burhan meragukan sarannya dan lagi obat ini semacam suplement yang tidak ada efek sampingannya.

Ketika mengkonsumsi obat yang disarankan orang tua itu, selama seminggu Burhan merasakan setiap hari ada perubahan terhadap kesehatannya. Ketika check up di Singapore, dokter juga melihat keanehan terhadap kesehatan Burhan. Menurutnya kesehatan Burhan semakin membaik. Setelah satu bulan mengkonsumsi obat itu, Burhan benar benar merasa sehat. Hasil test lab Rumah Sakit di Hong Kong menyatakan Burhan bebas dari penyakit. Levernya kembali seperti semula. Bahkan jauh lebih baik dibandingkan usianya. Kepada Allah Burhan bersyukur. 

“ Yun “ Burhan segera menghubungi Yuni ketika hasil lab menyatakan dia bebas dari penyakit levernya.
“ Ya, uda. Gimana kesehatan uda?
“ Mau tahu?
“ Iyalah Uda.”
“ Hasil lab, aku sudah bebas dari penyakit lever. Jadi engga perlu operasi transplasi lever.”
“ Alhamdulillah.”
“ Sekarang aku sehat. Lebih baik dari sebelumnya. Kamu juga jaga kesehatan ya. Santai aja. Hadapi masalah dengan tenang. Gimana perkembangan kerja Henry?
“ Henry sedang ke Beijing dan terus ke Dubai. Katanya dia akam mampir ke Hong Kong ketemu dengan Project Committee group di Holding. Kita punya waktu 3 minggu lagi harus penuhi komitment kepada serikat pekerja.”
“ OK. Besok aku ke Hong Kong. “
“ Uda, istirahat aja. “
“ Aku udah sehat kok”

Burhan  pernah juga kena penyakit jantung koroner. Juga sudah dijadwalkan untuk operasi jantung di KL tapi karena saran teman untuk mengkonsumsi jamu dapur,  Burhan pun bisa bebas dari jantung koroner. Burhan juga pernah kena penyakit penurunan fungsi telinga.Penyebabnya karena ada radang diotak tengahnya. Jalan keluarnya adalah operasi tapi Burhan tidak mau dioperasi karena kemungkinan gagal 50%. Burhan memilih pasrah kepada Allah. Tapi seseorang dalam mimpi memintanya untuk mengkonsumsi makanan. Dia sebutkan jenis makanan itu. Burhan mengalami mimpi yang sama berkali kali sampai akhirnya dia  tidak punya alasan untuk tidak mengikuti saran dari dunia mimpi itu. Benarlah, setelah  di konsumsi makanan itu , telinga Burhan normal kembali dan radang otak tengah sebagai penyakit juga sembuh.Berkali kali Burhan terkena penyakit yang mengkawatirkan namun selalu ada penyembuhan dengan cara sederhana. 

Sedekah berasal dari bahasa Arab, yaitu ash-shadaqah. Kata ini diambil dari huruf sha-da-qa yang asal kata ash-shidiq yang berarti “benar”. Jadi sedekah adalah pemberian yang diberikan untuk mengharap ridha Allah. Bedanya dengan zakat adalah sedekah untuk kategori sunnah, dan zakat untuk yang wajib dimana peruntukannya sudah diatur oleh Allah.  Burhan teringat nasehat Ayahnya , “Nak jangan pernah kau tolak orang pinjam uang untuk modal dia menyambung hidup  atau bayar sekolah anak atau menikahkan anak/adik atau bayar sewa rumah. Mereka tidak mengemis, Nak. Mereka sedang dalam moment kesusahan , kesempitan dan karena itu mereka meminjam kepadamu. Dan kelak bila mereka datang kepadamu meminta maaf belum bisa membayar hutangnya maka maafkan mereka. Lepaskan mereka dari kewajiban membayar hutang. " 

Mengapa? Bagi Burhan itulah salah satu cara Allah menagih Premi asuransi kepadanya. Karenanya cukuplah berharap Allah yang membayar hutang itu. Tentu banyak sekali cara kita bisa bersedekah. Tapi intinya adalah menanamkan empathi kepada siapapun yang membutuhkan pertolongan dan meninggikan kalimah Allah. Terbukti sepanjang usia setengah abad , Burhan bisa merasakan sendiri, very secure ! Burhan yakin bila kebiasaan bersedeqah ini menjadi standar kelas menengah dan atas di Indonesia maka tidak ada lagi orang miskin yang kehilangan harapan dan tentu tidak ada lagi penyakit yang menyengsarakan dan menguras harta.

***
Bertempat di Roof Terrace restaurant,The Excelsior, Hong Kong, Burhan mengundang Lili Huy CEO salah satu Venture Capital besar di China, juga hadir anak muda dengan pakaian sederhana namun dari matanya nampak dia orang cerdas. Dia mengenalkan diri namanya Mr. Hu sebagai CEO dari perusahaan yang sedang membangun indusri alat kesehatan. Burhan di dampingi oleh Lena dan Tong, dan Henry. Pembicaraan terkesan santai.

“ Mr. Han “ Seru Lili sambil mengarahkan pandangan ke anak muda yang duduk di sebelahnya“  Anak muda ini menyerahkan Feasibility Study untuk membangun Industri MRI (Magnetic Resonance Imaging ). Awalnya saya meliat anak muda ini hanya punya impian yang hampir tidak mungkin bisa dilakukan di China. Mengapa? MRI merupakan suatu teknik yang digunakan untuk menghasilkan gambar organ dalam pada organisme hidup dan juga untuk menemukan jumlah kandungan air dalam struktur geologi. Biasa digunakan untuk menggambarkan secara patologi atau perubahan fisiologi otot hidup dan juga memperkirakan ketelusan batu kepada hidrokarbon. Alat ini merupakan tekhnologi paling maju dan paling mahal karena merupakan keajaiban tekhnologi. Proses membuat MRI memerlukan keahlian terbaik dari beberapa bidang yang sangat bersifat tekhnis. Industri ini akan melibatkan ahli fisika yang memiliki pengetahuan mutakhir tentang resonansi nuklir dan kemampuan superkonduksi. Hal ini akan membutuhkan ahli programmer dan tekhnisi yang dapat menangani design bidang magnetic tiga dimenasi dengan processor super high speed. China tidak punya kemampuan untuk itu.

Ada kendala serius yang bisa menghambat impian anak muda ini yaitu adanya kartel tekhnology dari Industri alat kesehatan yang sudah ada seperti Philips, General electric , Siemens , dll. Mereka akan memboikot tekhnoloy dengan melarang industri supply chain untuk mendukung impian anak muda ini. Bukan rahasia lagi bahwa bisnis alat kesehatan adalah bisnis triliunan dengan tingkat laba yang luar baisa tingginya. Kapitalis!. Namun anak muda ini terus meyakinkan saya dengan penuh semangat bahwa dia bersama teamnya akan menghadapi semua kendala tersebut. Impossible is nothing. Anak muda ini sangat mengetahui kelebihan dari bisnisnya yang dapat menghasilkan MRI yang harganya 50% lebih murah dari produk yang sudah ada di pasar. ““ Lanjut Lili.

“ Kendala sebenarnya apa ?“ Tanya Burhan.

“ China belum bisa menemukan chip computer untuk menggerakan system MRI itu, yang membutuhkan prosesor sehebat produk yang ada di pasar. Sementara produsen prosesor menolak menjadi Supply chain untuk proyek ini.” Kata Hui.

“ Bukankah China punya Academic Science yang hebat dengan ratusan insinyur terbaik. Mengapa tidak bisa menemukan prosesor itu ? Tanya Burhan.

“ Mereka hampir menemukan prosesor namun belum bisa sebaik yang ada di pasar. “

“ Oh Hampir..Kendala mereka apa ?

“ Lebih kepada campuran material dari prosesor itu. “ Kata Hui dengan wajah putus asa.

“ Apakah ada kemungkinan saya bersama team bertemu dengan pihak China academic science ? Tanya Burhan.

“ Tentu.Kami jadwalkan besok anda bisa bertemu mereka. “ 

“ Thanks.” Kata Burhan. 

“ Kami tawarkan anda ikut dalam rencana bisnis anak muda ini” Kata Lili.

“ Apakah ada komitmen dari pemerintah china untuk memberikan peluang pasar bagi produk buatan anak muda ini? 

“ Tentu. Belanja pemerintah untuk alat kesehatan MRI ini akan semuanya menggunakan produk dari anak muda ini. Pasarnya mengalahkan pasar yang ada di Eropa di tambah Amerika. Ini pasar raksasa dengan nilai miliaran dollar. “

Burhan hanya menganguk. Kemudian dengan ramah Burhan mempersilahkan mereka menikmati makan malam. Selanjutnya pembicaraan lebih hal sepele soal kebijakan ekonomi china paska krisis global dan ketidak senangan china terhadap kebijakan Amerika terhadap suku bunga. Usai makan malam, Burhan mengantar mereka sampai ke lobi Hotel. Lili masih sempat bicara sebentar dengan Burhan secara pribadi.

“ Saya akan kirim FS ke kantor anda. “kata Lili
‘ Thanks”
“ Kami agak panik karena biaya riset sudah sangat mahal kami danai namun sampai kini belum ada titik terang. Tekhnologi itu di kuasai Amerika. Sementara Program revitalisasi Rumah Sakit seluruh CHina mulai di laksanakan setahun lagi. Sayang kalau peluang ini hilang. “
“ Saya akan pertimbangkan untuk ambil resiko biaya riset selanjutnya. “
“ Saya yakin anda selalu ada alasan yang kuat untuk zero risk. Saya kenal betul sifat anda. “ Kata Lili dengan senyum indah. Wanita yang di kenal Burhan cukup lama. 
Burhan hanya tersenyum.
“ Janji kalau ke Beijing telp saya ya. Saya akan atur dinner di tempat terbaik untuk anda. Ingat tempat kita dinner terakhir 3 tahun lalu.” 
“ Ya saya janji. Oh ya bagaimana dengan Richard si bule jangkung itu?
“ AH dia sudah masa lalu”
“ Oh ya. Kenapa ?
“ Terlalu lemah sebagai pria. Membosankan mendengar dia bicara teori dengan rasa kawatir berlebihan. “
“ Kamu memang wanita besi dan hanya pria baja yang bisa menjadi pendamping kamu”
Lili tersenyum, sambil menyubit lengan Burhan yang melangkah ke arah lobi. Burhan berjanji akan memproses FS itu dengan cepat.

Sesampai di Apartement, Burhan menghubungi  Henry via screen chat closing circuit
“ Henry “
“ Ya Pak.”
“ Gimana perundingan dengan mitra kita di Dubai?
“ Keliatannya mereka menolak untuk terlibat dalam pembiayaan untuk proyek ibu Yuni di Amerika.”
“ Masih berapa lama waktu tersedia untuk fundraising
“ Dua minggu lagi.”
‘ Ok. Sekarang kamu hubungi Tom di NY. Sampaikan bahwa kita ambil keputusan take over sky building di Boston.”
“ Pak, boleh kasih saran?
“ Silahkan”
“ Transaksi nya besar sekali dan dari offtaker harga sewa rendah sekali selama 15 tahun. IRR bisa di katakan tidak layak secara ekonomi.”
“ Saya catat. Sekarang kamu telp Tom di NY, kita setuju dengan skema financing yang dia offers. “
“ Baik pak. Segara saya laksanakan.”
“ Pastikan kita closing malam ini juga atau sebelum jam 4 sore waktu NY.”
‘ Saya lakukan.”

Jam menunjukan pukul 2.30 pagi. Burhan , menghubungi George di Frankfurt 
“ George “ Burhan menghubungi  via chat private baking room
“ Ya Han”
“ Apakah bank anda masih mendukung untuk synthetic  bond ?
“ Untuk apa ? 
“ Pengambil alihan building di Boston”
“ Siapa payment undertaking nya ?
“ Bank di NY “
“ Funding nya ?
“ Member 144 A SEC.”
“ OK. Kirim offersheet ke saya sekarang. Dalam 10 menit saya delivery synthetic bond ke server anda.”
“ Thanks”

Benarlah dalam 10 menit setelah Burhan kirim offersheet, transfer file datang dari server George di Frankfurt, masuk ke file private 144 A SEC di terminal Burhan. Segera Burhan menghubungi Henry 
“ Henry, gimana sudah closing “
“ Sudah namun saya masih tunggu confirmation termsheet”
“ Berapa lama ?
Henry terdiam sebentar “ Nah sudah masuk ke terminal saya. Segera saya kirm ke screen anda , pak “
“ Lakukan sekarang”
“ Sudah pak “
“ OK. Nah sekarang,  kamu pastikan terbang ke NY besok pagi. Setelah kamu sampai, dampingi Yuni urus global trasfer ke rekening perusahaannya. Ingat setelah uang efektif posted, atur penempatan di escrow agent. Atas dasar agreement escrow agent itu kamu pastikan proses pengambil alihan selesai dalam 2 minggu”
“ Tapi pak, apakah keburu waktunya ? Ingat kita belum adakan due diligent tekhology yang mereka punya. Kita butuh independent consultant untuk itu”
“ Berapa lama due diligent itu “
“ Sebulan.”
“ Apakah bisa diatur extend waktunya ?
“ Saya sudah usulkan ke Bu Yuni tapi dia tolak”
“ Ok Kalau begitu, team dari Lili Hui akan membantu proses due diligent . Saya pastikan mereka bisa selesai 3 hari“
“ Apa mungkin ?
“ Tidak ada yang tidak mungkin bagi China. Lakukan saja ya”
“ Baik  pak . Segera di laksanakan”

Dengan menggunakan fasilitas private banking, Burhan melakukan structure asset  dan membuka posisi offer sale dengan code special offers. Tak lebih 5 menit, dari salah satu members melakukan takedown file. Burhan mengarahkan rekening penerimaan penjualan synthetic bond ke perusahaan Yuni di NY dengan special drawdown payment. Paling lambat 3 hari uang sebesar USD 150 juta sudah sampai di rekening Perusahaan Yuni.

Usai bicara dengan Henry , Burhan sholat tahajud dan tafakur di sajadahnya sampai waktu subuh masuk. Setelah sholat subuh dia telp istrinya di Jakarta. Kemudian tidur sampai jam 7 pagi. Rutinitas seperti ini dilakukan Burhan bertahun tahun. Dia tidak punya pilihan banyak karena ini soal pilihan hidup. Yang penting dia terima dengan ikhlas dan lakukan dengan passion tinggi sebagai bagian dari ibadah. Bukankan mencari rezeki adalah ibadah dan apalagi itu menyangkut hidup banyak orang yang bekerja.

***
Kedatangan Henry bersama team dari Geneva ke kantor disambut Yuni dengan perasaan kawatir “ Apakah semua beres “
“ Kami gagal mendapatkan dana dari Dubai”
“ Oh. Pak Burhan sudah tahu ?
‘ Sudah. “
“ Lantas “
“ Kami kemari untuk membantu anda menerima kiriman uang dari global account. Nilainya USD 150 juta net settlement.”
“ Oh. Dari mana uangnya?
“ Dari private investment di Frankfurt.”
“ Settlement dengan perusahaan saya apa ?
“ Venture business. Jadi tidak ada resiko debt terhadap perusahaan anda. Dan lagi secara akuntasi perusahaan anda tidak layak menarik loan sebesar USD 150 juta.”
“ Saya paham”

Siang hari, Yuni dapat kabar dari banker nya bahwa ada kiriman uang ke rekenignnya dengan fasilitas special drawdown payment. Artinya perusahaannya sebagai penerima namun uang itu tidak posting di rekeningnya tapi di rekening yang di tunjuk oleh pihak pengirim dana. George memperlihatkan kuasa CEO dari Private Investment company di Frankfurt. Di situ tertera namanya David Chang. Atas dasar kuasa itu, George sebagai pengendali uang tersebut. Yuni tidak mau protes. Bagaimanapun ini yang bekerja adalah team Burhan. 

Proses pencairan dana dan penempatan dana di escrow agent berlangsung cepat. Sehari selesai. 
“ Bu, ini bukti dana yang ada di escrow. Ibu bisa gunakan bukti ini untuk negosiasi dengan pihak perusahaan yang akan diambil alih. Protokol pengambil alihan sudah ibu ketahui semua sesuai agrement dengan mereka. Saya akan dampingi Ibu dalam negosiasi itu.”
“ Baik akan saya lakukan.” Kata Yuni segera meminta sekretaris untuk menghubungi serikat kerja dari perusahaan yang akan di ambil alih. Tak berapa lama sekretaris meminta Yuni menerima telp dari Mahmud “ Assalamualikum” Kata Yuni. “ Kami siap masuk dalam tahap penutupan proses pengambil alihan, yaitu due dillgent tekhnology “ 
“ Baik, Bu. Kami akan buka komunikasi dengan Pemegang saham. Saya dapat yakinkan ibu, proses selanjutnya segera dapat dilaksanakan lusa.”
“ Kami akan gunakan tenaga konsultant dari China. Mereka akan datang besok”
“ Kami tunggu.” 

Para pemegang saham Perusaan tempat Mahmud kerja menyetujui untuk proses due dilligent karena adanya bukti dana dari Yuni. Team dari China datang tempat waktu. Setelah menyelesaikan penanda tanganan NDA, proses due dilligent tekhnologi di laksanakan. Yuni memberikan fasiltas terbaik untuk akomodasi team dari china selama ada di Amerika, terutama di tempat pusat riset di silicon valley. 

Setelah tiga hari, team bisa menyelesaikan due diligent namun mereka tidak mau melaporkan hasilnya kepada Yuni. Mereka akan menyampaikan langsung kepada Burhan di Beijing. Yuni kurang mengerti. Bagaimana mungkin laporan yang maha penting itu dia tidak punya akses? karena itu dia menghubungi Burhan.

“ Uda” Seru Yuni via telp international.
“ Kenapa Yun”
“ Team dari China tidak mau serahkan laporan due diligent kepada  aku. Padahal aku yang signed agrement dengan perusahaan yang jadi target.”
“ Oh itu. Jadi maunya gimana Yun”
“ Aku harus lihat laporan itu Uda.”
“ Ya udah. Kalau gitu kamu ikut mereka ke Beijing ke temu dengan aku. Nanti kamu akan tahu juga”
“ Oh gitu ya Uda. Ya udah Yuni ikut mereka.”
“ Yun, agar proses negosiasi tidak terhenti, selama kamu pergi serahkan mandate perusahaan ke Henry ya.”
“ Ya Uda.”
***
Di bawah tempratur 7 derajat celcius, Beijing nampak berkabut. Yuni melangkah keluar dari bandara. Ketika sampai di Hotel, Burhan sudah menanti di Loby. Rasanya Yuni ingin menghambur dalam pelukan Burhan. Mengingat pikirannya sejak Burhan sakit selalu kepada  Burhan. Apalagi melihat Burhan sehat. Namun niat itu diurungkannya karena Burhan segera mengulurkan tangan untuk berjabat tangan. Yuni cepat mencium punggung tangan Burhan “ Lihat uda sehat. duh senang hati Yuni.”
“ Kamu cepat ke kamar. Mandi dan pakai baju terbaik. Karena kita jam 8 kita akan makan malam dengan tean mereka “
“ Baik Uda. Ayo temanin Yuni ke kamar. “
“ Aku tunggu di sini aja Yun”
“ Kenapa uda.Biasanya Uda engga begini.”
“ Sejak kamu pakaian jilbab, aku jadi salah tingkah”
“ Hallo, Boss. Aku masih Yuni yang dulu , yang sering ngeselin Boss”Kata Yuni denga raut manjanya. 
“ Benar nih”
“ Yuni percaya dengan Uda dari dulu. Uda engga pernah sentuh Yuni, walau Yuni ingin sekali.”

Burhan tersenyum sambil melangkah ke arah lift “ Ayo cepat ke kamar. Aku mau pastikan kamu engga lama lama riasnya”
“ Siap boss.”
Burhan menyediakan kamar president sweet room untuk Yuni. Kamar dan ruang tamu terpisah. Sehingga Burhan bisa menanti di ruang tamu kamar ketika Yuni ganti pakaian di kamar.

Jam 8 malam, Burhan datang ke restoran di dampingi oleh Tong, Lena dan Wu. Dari team China hadir Lili Hui dan tiga orang anak muda. 

“ Ini laporan hasil due diligent “ kata salah satu anak muda kepada Burhan sambil menyerahkan paper dengan binding cover warna merah.
“ Apa kesimpulannya ?
“ Proyek itu tidak punya apa apa kecuali asset keras yang tidak ada nilai apapun.”
“ Bukankah mereka sudah melakukan riset lebih dari 5 tahun? Kata Yuni.
“ Masih sangat prematur hasil riset mereka. Useless “ Kata Lili.
“ Oh my god.” Seru Yuni.
“ Ya engga apa apa. Kita mundur dari transaksi itu.” Kata Tong.
Yuni menatap Burhan, seakan mengharapkan Burhan bersikap.
“ OK. Kita keluar dari transaksi “ kata Wu. 
Burhan hanya diam namun tetap tersenyum. “ Mari di nikmati makan malamnya.” Kata Burhan ketika hidang tersedia diatas meja. Kemudian pembicaraan lebih banyak soal yang tidak penting. Keliatan sekali keakraban LIli dengan Burhan. Yuni merasa sedikit cemburu namun dia sadar bahwa Burhan harus bersikap ramah kepada tamunya.

Usai makan malam , Burhan dan Yuni kembali ke Hotel. Namun karena kamar mereka berbeda, Burhan mengajak Yuni minum teh di cafe yang ada di hotel. 
“ Uda, maafkan Yuni karena mengecewakan uda”
“ Engga apa apa. Dari Beijing kamu ikut aku ke Jakarta. Engga usah balik lagi ke NY.”
“ Pulang uda ?”
“ Ya. Kan udah setahun kamu cuti dari kantor di Jakarta.”
“ Tapi perusahaan Yuni di NY gimana ?
“ Kan kamu sudah kasih mandate kepada Henry “
“ Ya”
“ Ya udah. Selanjutnya sub holding di NY yang akan kelola perusahaan itu” Kata Burhan dengan santai. Tak nampak sedikitpun Burhan sedang meradang rugi karena biaya yang telah di keluarkan selama setahun untuk Yuni.
“ Uda…”
“ Ada apa ?
‘ Boleh tanya “
“ Ya”
“ Uda engga rugi kan?
“ Apa aku bicara rugi dari tadi ?
“ Ya engga”
“ Lantas kenapa kamu tanya?
“ Jadi uda dapat untung dari kerjaan Yuni di NY ?
Burhan hanya tersenyum.
“ Udaaa” Teriak Yuni. “ Hayooo.ngaku. Uda untung ya? gimana bisa untung? Yuni kenal betul bahasa tubuh Burhan, karena dia pernah tiga tahun bersama Burhan di Hongkong.

Buhan tetap diam dan tersenyum penuh arti.” Ayo dong Udaaa.kasih tahu Yuni gimana caranya uda dapat untung?
Burhan mengambil sesuatu dari saku jas nya “ Ini bonus untuk kamu. Maaf kalau kurang” 
“ 2 juta dollar “ Kata Yuni setengah teriak membaca bank draft di tangannya. Yuni segera menyambar tangan Burhan dan mencium punggung tangan Burhan dengan air mata berlinang. “ Dengan uang ini Yuni mau beli apartemen di London untuk Yuli”
“ Oh OK.”
“ Thanks my dear brother.

Tak berapa lama nampak Yuni murung.
“ Ada apa Yun”
“ Mahmud, kasihan dia uda. Padahal dia sangat berharap deal ini terjadi. Yang pasti kegagalan transaksi ini akan membuat dia pengangguran, menambah daftar pengangguran nasional Amerika. Kasihan uda.. Yuni merasa bersalah uda”
“ Kamu tidak salah. Itu salah aku.”
“ Kenapa uda yang salah, Kan Yuni yang berbuat. Uda sudah tunjukan uang di bank. Sudah penuhi semua proses pengambil alihan. Tapi mereka yang tidak performed.”
“ Ok Tawarkan Mahmud untuk pindah ke Hangzhou, Zhejiang”
“ Perusahaan apa itu?
“ Produsen prosesor terbaik yang pernah ada.”
“ Punya holding”
“ Ya , tepatnya malam ini holding punya 51 % saham. di produsen prosesor itu”
“ Malam ini?
“ Ya. “ 

Yuni terdiam cukup lama seakan berpikir keras. Akhirnya matanya memandang asing ke arah Burhan “ Uda..” Seru Yuni dengan air mata berlinang “ Uda manfaatkan Yuni Ya. Kenapa uda? Ini transaksi beresiko. Uda jadikan Yuni sebagai pretender, uang yang ada di escrow itu juga bukan milik uda. Semua nampak sempurna. Semua hanya untuk dapatkan informasi di perusahaan Mahmud kerja. Dengan due diligent , uda dapat semua informasi.  Yuni tahu , perusahaan mahmud sedang melakukan riset material processor. Namun mereka kehabisan uang. Kenapa uda ? Kenapa uda? 

Burhan hanya diam. “ Uda..” Teriak Yuni sambi memukul dada Burhan. Kemudian dia merobek robek bank draft itu. “ Yuni engga butuh uang dengan cara begini Uda. Bukankan selama ini Uda ajarkan Yuni untuk hidup jujur, menjaga kehormatan. Ya kan..”

Burhan hanya diam. Yuni terus menangis. Dada berguncang hebat. Tak tahan menahan gejolak emosinhya. Burhan memberinya air di gelas. “ Minumlah, tenangkan dirimu. Setelah itu aku jelaskan alasan aku berbuat seperti yang kamu tuduhkan” Kata Burhan.

Setelah Yuni menenangkan dirinya, Burhan berkata.

“ Yun, kamu tahu di era sekarang tidak ada peralatan canggih yang tidak butuh komputer. Tidak ada komputer yang bisa beroperasi tanpa prosessor. Sementara prosessor di monopoli oleh satu merek dari satu perusahaan dan itu dimiliki Amerika. Perusahaan tempat Mahmud kerja itu, adalah pesaing yang tak pernah berhasil mengalahkan sang monopoli. Bank bank di Amerika dibawah tekanan untuk menolak kredit mereka. Siapa yang menenekan? Kita tidak tahu pasti siapa. Tapi faktanya setiap ada pesaing , maka akan di matikan secara keji. Sementara negara kita butuh kemajuan industri elektronik. Tanpa prosessor kita hanya jadi tukang jahit. Semakin banyak kita produksi, semakin besar mereka dapat laba, sementara laba kita di atur mereka. Ini tidak adil.

Indonesia engga mungkin bisa melampaui kemajuan riset mereka. Tidak mungkin mereka mau kerjasama dengan kita untuk transfer tekhnology. Satu satunya cara adalah dengan menggunakan tangan China. China telah melakukan riset lebih dari 5 tahun tapi mereka belum berhasil menemukak prosessor seperti merek yang telah ada. Namun dengan di gabungkan hasil riset mereka dengan hasil riset dari perusahaan tempat Mahmud kerja maka China bisa dengan mudah menghasilkan prosessor terbaik di dunia. “

“ Lantas apa hubungannya dengan Indonesia , dengan uda?

“ Perusahaan yang akan memproduksi prosessor di China itu 51 % sahamnya punya holding. Dan aku salah satu pemegang saham mayoritas di Holding. Nah,  aku adalah putra ibuku, orang Indonesia. Tentu tidak sulit bagiku untuk mengembangkannya kelak di Indonesia. Indutri elektronik untuk berbagai keperluan seperti alat kesehatan, dirgantara, transfortasi, dan lain lain dapat kita hasilkan mandiri tanpa tergantung lagi dari Amrik.“

“ Jadi uda merampok tekhnologi orang demi idealisme uda?

“ Ya aku udah minta baik baik , orang Amrik itu engga mau, ya terpaksa aku rampok. Tapi rampok secara legal dan smart.”

“ Dan Uda manfaatkan aku yang lugu ini untuk melakukannya.”

“ Benar. Itu salah ku” Kata Burhan dengan raut wajah menyesal. 

Yuni terdiam lama. Burhan masih dengan wajah sesal. Tak berapa lama Yuni menyentuh pipi Burhan. “ Itu bukan salah Uda. Yuni salah karena tidak pernah bisa cepat memahami setiap tindakan Uda. Dan cepat paranoia terhadap sikap uda. Padahal niat uda sangat mulia. Menjadi petarung sendirian menghadapi raksasa yang arogan dan culas. maafkan Yuni.”

***
Dengan pesawat Korean Airline, Burhan dan Yuni terbang dari Beijing ke Hongkong. Karena Burhan ada janji meeting di AirPort dengan sahabatnya sebelum terbang ke Jakarta. Di dalam penerbangan Business Class, Yuni duduk di sebelah Burhan yang asyik membaca buku sejarah Islam. Yuni ingin bertanya sesuatu namun niat itu di urungkannya karena melihat Burhan asyik dengan buku bacaannya. Namun ketika hidangan makan malam datang , Burhan menutup bukunya , melirik kearah Yuni seraya memegang lengan Yuni. 
" Apa ada yang tersisa cerita tentang Mahmud? Kata Burhan dengan tersenyum.
" Maksud Uda?
" Kamu merindukannya?
" Uda tanya apa aku ada hubungan istimewa dengan dia?
" Bisa juga begitu "
" Aku udah engga mikir laki laki Uda. Yuni hanya focus untuk Yuli dan membayar kebaikan Uda ke Yuni"
" Kamu udah bayar lebih dari cukup. Malah aku merasa berhutang"
" Persahabatan yang tulus yang diuji dengan waktu, itu mahal dan tak bisa dibayar dengan apapun kecuali dengan ketulusan juga."
" Bisa aja kamu. Tapi aku merasa bersalah karena melibatkan kamu dengan transaksi berisiko besar. Itu yang terjadi di Amerika."
" Engga apa-apa Uda. Yuni merasa tersanjung Uda begitu percaya dengan Yuni untuk urusan yang sangat mulia demi negara yang kita cintai" 
" Ya tapi tidak seharusnya kamu terlibat. " kata Burhan dengan wajah sesal.
Yuni menggenggam jemari Burhan untuk menguatkan dan meyakinkan bahwa dia tidak mempersoalkan masalah itu. Hening.
" Uda, boleh tanya ?
" Apa ? 
" Semua dari awal sudah diatur ya agar Yuni akhirnya kenalan dengan Mahmud. Termasuk sewa kantor satu building dengan kantornya Mahmud"
" Kenapa tanya itu?
" Mau tahu aja Uda. Boleh kan.?
" Baiklah aku jawab. Ya. Semua sudah diatur oleh Henry"
" Termasuk mengirim Team consultant dari Beijing, yang hanya tiga hari bisa selesaikan Due diligent. Siapa mereka itu sebenarnya ?
" Mereka Tanaga ahli China yang telah melakukan riset semikonduktor dan prosesor lebih dari 5 tahun. Namun belum berhasil menemukan prosesor terbaik. Karena terkendala soal material."
" Itu sebabnya mereka hanya butuh 3 hari Due diligent sudah bisa dapat semua informasi yang diperlukan untuk menyelesaikan riset mereka yang tertunda. Dan tentu tindakan mereka tidak akan dicurigai karena dilakukan dengan singkat. Di samping itu mereka lakukan atas perintah calon pembeli yang telah tunjukkan bukti uang sebesar USD 150 juta."
" Kamu cerdas sekali Yun"
" Dan secara hukum tidak bisa dituntut karena memang Perusahaan Mahmud tidak bisa performed atas Purchase agreement. "
" Ya. "
" OK, sekarang gimana dengan uang USD 150 juta itu ?
" Uang itu memang dari awal digunakan untuk  take over sky building di Boston. Setelah di beli kita akan jual SUKUK di Dubai untuk dapatkan cash Advance sebesar 1,5 kali dari harga beli. "
" OK. Jadi bukti dana itu hanya bukti yang memang tidak ditujukan untuk ambil alih perusahaan Mahmud. Kegagalan sudah di design dari awal. Sekarang Yuni mau tanya , dari  mana dana untuk bangun pabrik prosesor dan industri MRI itu?
" Dari venture capital. Lili Hui.  Ini proyek aman karena dijamin pasarnya oleh Pemerintah China.
" Uda dapat saham 51 % karena Uda berhasil dapatkan Tekhnlogi prosesor  untuk MRI itu dari hasil mencuri melalui transaksi pretender dengan Mahmud
" Ya. "
" Dan itulah prestasi Yuni."
" Ya"
" Mana cek USD 2 juta itu? 
" Kan udah kamu robek. Ya udah "
" Udaaaaa ... Mana? Kata Yuni setengah berteriak seraya merogoh jas Burhan.
" Udah engga ada."Kata Burhan menepis tangan Yuni dari saku jas nya.
" Uda gitu ya caranya  "Kata Yuni setengah merajuk.
" Makanya jangan cepat bawa perasaan. Uang 2 juta dolar dirobek"
" Bodo amat. Pendeknya Yuni akan bilang ke Yuli , cari apartemen di London dan uangnya minta sama papa"

Burhan hanya tersenyum. 

" Uda janji ya, mau pekerjakan Mahmud di Pabrik MRI itu."
" Ya."
" Clear "

Hening. Yuni berusaha tidur setelah itu. Namun Burhan sibuk dengan komputer nya. Ketika roda pesawat lepas dan persiapan lending , Yuni terbangun. Burhan masih dengan komputernya 
" Uda., sepertinya Yuni masuk pra mono. "
" Kenapa kamu simpulkan begitu ?
" Karena udah jarang men"
" Coba periksa ke dokter"
" Ya, nanti sampai jakarta Yuni akan periksa kedokter. "
'  Kasih tahu aku hasilnya."
" Ya, uda"


***

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.