Sahabat saya dari Arab waktu bertemu di Hong Kong beberapa bulan lalu mengatakan bahwa dia sangat bangga dengan kerjasama antara China dan Arab Saudi. Terutama dengan adanya pembangunan pembangkit listrik di Yanbu ( Bagian Barat Arab Saudi). Pembangkit listrik itu dibangun oleh Shandong Electric Power Construction Corporation. Di Yanbu, China juga mendestilasi air laut menjadi air tawar, dan juga digunakan untuk memasok air tawar ke Madinah, kota kelahirannya.
Menurutnya proyek OBOR (One belt one road ) telah membawa proyek-proyek skala besar ke Arab Saudi. Dalam arti yang lebih besar, OBOR melengkapi Saudi Vision 2030, sebuah rencana ambisius untuk mengurangi ketergantungan negara pada minyak dan mendiversifikasi ekonominya. China dan Arab Saudi bergerak ke arah yang sama, menikmati hubungan win-win. China mendapatkan konsesi membangun infrastruktur ekonomi dan mendapatkan keuntungan dari komersialisasi infrastruktur tersebut dan Arab Saudi bisa menghemat APBN yang sedang suffering akibat harga minya jatuh.
Proyek Yanbu hanyalah salah satu contoh betapa Arab Saudi mendapatkan China sebagai mitra yang jauh lebih baik dari AS. Arab Saudi suffering akibat ditemukannya shale gas oleh AS sehingga harga minyak jatuh dan permintaan jadi berkurang. Hubungan itu semakin mesra sejak keputusan Politik Presiden Cina Xi Jinping yang menyerukan upaya untuk membangun kemitraan strategis Cina-Arab secara komprehensif.
Apakah hanya Arab saja. Tidak. Uni Emirat Arab juga di gandeng dengan membentuk forum China-Arab States Cooperation Forum (CASCF). Setidaknya 17 negara Arab telah menandatangani dokumen kerjasama terkait OBOR dengan China. Cina sekarang adalah mitra dagang terbesar kedua di dunia Arab dan telah membangun kemitraan strategis dengan 12 negara Arab. OBOR telah membawa kerja sama antara Cina dan Qatar ke tingkat yang lebih dalam dan lebih tinggi. Tahun 2018, China menggelontorkan dana USD 20 miliar untuk mendukung pembiayaan proyek infrastruktur , dan restruktur Industri di negara negara Arab.
Di kota Maroko Ouarzazate, pintu gerbang ke Gurun Sahara, China membangun pembangkit listrik tenaga surya kedua terbesar di dunia, memasok listrik ke jaringan Maroko. Kota Palestina Ramallah, China membangun dan mendanai sembilan jalan beraspal untuk membantu mengakomodasi peningkatan lalu lintas dan logistik. Di Mesir, China State Construction Engineering Corporation Ltd, sedang membangun Ibokota Baru Mesir. China dan negara-negara Arab juga bersama-sama membangun "Jalan Sutera Antariksa" dengan penerapan Sistem Satelit Navigasi Beidou China (BDS) di Tunisia, Aljazair, Kuwait dan Sudan, sebagai fasilitas IT pertanian, telekomunikasi, pemantauan maritim.
Bukan hanya kerjsama ekonomi. Pertautan budaya juga terjadi dalam beberapa event. Dari mendekorasi Chefchaouen - sebuah kota Maroko yang dikenal dengan dinding dan lorong biru di mana-mana - dengan 1.500 lentera merah untuk merayakan Festival Musim Semi Cina hingga pertemuan di Kuwait antara pustakawan China dan Arab serta spesialis informasi, pertukaran budaya memperdalam saling pengertian antara orang Cina dan peradaban Arab. Kerja sama antara Cina, dan negara-negara Arab semakin solid. Diplomasi proyek ternyata diplomasi efektif bagi china untuk merebut hati negara negara Arab. Orang Arab yang berpikir maju bermitra dengan China, sementara di sini orang hanya meniru budaya Arab yang buruk laku, kampungan, ya jelas membenci China, benci kemajuan. Tirulah yang baik dari Arab, kalau ingin maju.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.