Berkali kali Wada mengingatkan kepada sekretarisku agar jangan sampai datang terlambat meeting di Financial Club. Aku hanya tersenyum membaca pesan yang di forward oleh sekretarisku. Aku tahu kalau urusan bisnis Wada sangat formil. Komunikasi selalu melalui sekretaris. Tetapi urusan pribadi sebagai sahabat, dia langsung call aku. Aku datang ke financial club sesuai jadwal. Bahkan lebih cepat 5 menit. Wada menyambutku di lobby. “ Mereka sudah datang 30 menit sebelumnya. Mereka sangat serius “
“ Tunggu sebentar Wada. Ini urusan apa? siapa mereka itu ?
“Nanti kamu akan tahu. Dengar aja apa kata mereka. Kalau kamu mau tanya, tanya aja langsung dalam rapat. “
“ OK Posisi kita apa ?
“ Bro, udah tenang saja. Kamu diam saja. Dengar mereka bicara. Semua sudah atur“ kata Wada dengan tersenyum. Saya membaca ada agenda tersembunyi. Tapi oklah. Saya ikutin maunya.
Setelah basa basi, Wada mempersilahkan tamunya bicara. Mereka mempresentasikan portfolio mereka di bidang high tech dan beragam business yang berhubungan dengan IT. Nilainya raksasa. Mereka didukung oleh group Investor dari AS dan Eropa.
“ Kami siap mendengar anda membuka harga soal perusahaan anda. “ Katanya. Aku terkejut. Karena dia menyebut nama perusahaan yang dimaksud. Padahal perusahaan itu masih dalam proses inkubasi sebelum masuk bursa. Artinya Wada sengaja membocorkan soal perusahaanku kepada group investor ini. Walau itu sangat salah tetapi aku bersikap positip. Wada ingin memberikan akses pembiayaan kepadaku, setidaknya aku bisa meningkatkan value perusahaan sebelum masuk bursa.
Business yang diincar oleh group investor itu adalah perusahaan Solution provider di bidang Jaringan listrik dan IT. Sebetulnya business ini datang dari temanku di china. Tahun 2004 kali pertama mengenalnya ia sebagai banker. Dia lulusan sekolah Ekonomi Inggris. Tahun 2010 dia mengundurkan diri di bank untuk merintis bisnis sendiri. Apa bisnis yang sehingga membuat dia mengundurkan diri sebagai banker? Bisnisnya adalah solusi tekhnologi. Seperti apa? Sebagai analis di bank, dia sangat pahami sekali mengenai aspek biaya produksi di setiap bisnis. Dia juga paham apa yang sangat penting menggerakkan produksi dan efisien. Apa itu? Energi. Nah dia bukan membuat energi terbarukan tetapi menawarkan tekhnologi yang dapat meningkatkan “ Faktor daya “ lebih baik. Dia dapat menghitung dengan akurat berapa kerugian financial bagi usaha pembangkit listrik dan konsumen listrik karena faktor daya yang tidak baik itu. Untuk lebih jelasnya saya akan uraikan singkat tentang apa itu “ faktor daya”
Listrik bergantung pada kondisi jaringan, daya tampak yang diberikan oleh sumber pembangkit listrik tidak semuanya bisa dimanfaatkan oleh konsumen sebagai daya aktif, dengan kata lain terdapat porsi daya reaktif yang merupakan bagian yang tidak memberikan manfaat langsung bagi konsumen. Rasio besarnya daya aktif yang bisa kita manfaatkan terhadap “daya tampak” yang dihasilkan sumber listrik inilah yang disebut sebagai faktor daya. Jadi “Faktor daya “ bisa dikatakan sebagai besaran yang menunjukkan seberapa efisien jaringan yang kita miliki dalam menyalurkan daya yang bisa kita manfaatkan. Di china “ faktor daya” yang tidak baik menimbulkan kerugian sedikitnya 6% dari sumber daya yang ada di pembangkit listrik. Ini belum termasuk kerugian di konsumen listrik.
Temanku mengajakku bergabung dalam bisnis yang menawarkan solusi untuk meningkatkan faktor daya itu atau mengurangi kerugian akibat loss power. Tekhnologi yang ditawarkan bisa memperbaiki sistem Transmisi dan distribusi listrik dari pusat pembangkit listrik sampai ke konsumen. Tentu perusahaan harus investasi untuk perbaikan sistem. Namun hitungan investasi yang keluar jauh lebih kecil dari pendapatan yang bisa terima. Darimana pendapatannya? pemerintah china membuat aturan bahwa apabila loss power dibawah 5% , perusaan listrik akan membayar. Kalau diatas 5% engga dibayar. Artinya perusahaan harus memastikan tekhnologi yang diterapkan itu berhasil mengurangi loss power yang ada. Aku menyanggupi sebagai angel investor dengan kapasitas uji coba ukuran kecil. Prototipe kami adalah kawasan industri.
Setelah tekhnologi diterapkan, terbukti tekhnologi yang ditawarkan bisa mengurangi loss power dibawah 5% atau loss power mencapai 2,5%. Itu sudah sampai di konsumen. Nah Penjualan listrik Guangtung setahun sebesar USD 100 miliar. 2,5% itu nilainya mencapai USD 2,5 miliar. Tentu tidak kecil fee yang perusahaan terima karena penghematan sebesar itu. Karena itu kami harus cari dana lebih besar untuk membangun sistem seluas provinsi Guangtung. Kalau sukses , tentu akan diterapkan secara nasional. Tetapi dapatkan dana diatas USD 1 miliar tidak mudah. Karena pasarnya sangat captive. Artinya hidup mati perusahaan tergantung kebaikan hati Perusahaan listrik Negara China. Investor tidak berani ambil resiko dengan pasar semacam itu.
Agar investor tertarik. Maka business yang ada dikembangkan dengan membangun unit business yang pasarnya adalah publik dan captive karena faktor tekhologi. Itu sangat mungkin kami adakan, seperti business data center, recharge kendaraan listrik yang butuh penghematan listrik pada station charger. Mengapa ? Karena salah satu syarat utama data center dan stasiun charger kendaraan listrik adalah daya listrik yang stabil dan efisien. Tentu karena kami punya tekhnologi solusi penghematan listrik maka sangat mudah bersaing. Stasiun punya pesaing malah ikut bergabung bersama kami. Karena mereka tidak mau gulung tikar. Kami tawarkan skema kerjasama berdasarkan persentase penghematan. Semua diatur oleh IT. Sehingga transfaran.
Benarlah. Group investor itu tertarik bukan kepada core business penyedia solusi penghematan daya listrik. Tetapi kepada business turunannya, yaitu data center dan charger mobil listrik. Karena memang terbukti, semua business IT skala menengah dan besar telah bergabung dalam data center yang kami bangun. Begitu juga dengan lebih 1000 stasiun charger kendaraan listrik di Guangzhou memanfaatkan tekhnologi kami untuk efisiensi listriknya. Karenanya kami membentuk beberapa anak perusahaan yang mengelola masing masing unit pengembangan dari core business yang ada. Saham anak perusahaan inilah yang ditempatkan dalam skema hedge fund dengan harga Repo 6x dari harga nominal. Artinya kalau nanti IPO harga di bawah 6x dari harga nominal kami harus bayar kekurangannya atau Top-up. Kalau harga diatas 6x itu keuntungan dari group investor. Rencana akan IPO tahun 2024.
Memang berkat Wada aku dapat partners venture fund, yang sangat penting melewati proses provent. Namun tahun 2016 group venture fund memaksakan IPO pada timing yang menurutku tidak tepat. Krisis ekonomi dunia masih terasa. Pengembangan melambat. Kalau IPO, kemungkinan harga 5x. Artinya aku harus Topup 1x. Itu bisa menjadikan group venture fund jadi mayoritas. Ini tekhnik hostile take over. Tahun 2016 aku harus tendang mereka keluar lewat refinancing.
Di suatu sore, aku bersama Wada dan Esther nongkrong di cafe Germany di East Tshim Sha Shui Kowloon Hong Kong.
" Relasi saya dari Jepang dan AS, kecewa berat. Kamu kick out mereka dari kemitraan."kata Wada.
" Itu lebih baik walau beresiko sampai tahun 2024. Business memang battlefield. Selalu tidak ada yang mudah."kataku.
" Masalahnya kamu harus mengorbankan segala galanya untuk bisa keluar dari mereka." Kata Wada.
" Bagi Jaka, ini bukan soal uang. Tetapi war! Dia lebih baik berkorban dengan keyakiinannya daripada jadi pecundang." kata Esther tersenyum.
Di suatu sore, aku bersama Wada dan Esther nongkrong di cafe Germany di East Tshim Sha Shui Kowloon Hong Kong.
" Relasi saya dari Jepang dan AS, kecewa berat. Kamu kick out mereka dari kemitraan."kata Wada.
" Itu lebih baik walau beresiko sampai tahun 2024. Business memang battlefield. Selalu tidak ada yang mudah."kataku.
" Masalahnya kamu harus mengorbankan segala galanya untuk bisa keluar dari mereka." Kata Wada.
" Bagi Jaka, ini bukan soal uang. Tetapi war! Dia lebih baik berkorban dengan keyakiinannya daripada jadi pecundang." kata Esther tersenyum.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.