Ketika itu tahun 2009, setelah 5 tahun bisnis dikelola oleh Yuni, saya sengaja datang ke kantornya. Ketika itu kantornya menyatu dengan usaha travel dan transfortasi wisata. Kantor di kawasan Kota, jalan Hayam Wuruk berlantai empat terdiri dua Ruko di satukan. Tiap lantai berukur 140 Meter persegi. lantai dasar digunakan usaha travel. Di ruang belakang dari lantai dasar ada usaha Money Changer merangkap agent Junket casino. Lantai dua , bagian administrasi, keuangan, pemasaran. Lantai tiga kamar kerja Yuni dan sekretaris Yuni dan Perwakilan empat perusahaan asing yang menjadi mitranya. Lantai empat bagian ekspor dan impor, bagian umum. Kantor itu mengelola lima bisnis ; pengolahan ikan, Pabrik sendal jepit, pabrik caregenan, casava cracker dan Travel dan Perhotelan.
Dia terkejut ketika saya datang pagi hari. Karena sejak perusahaan berdiri saya baru datang kekantornya dua kali. Sampai siang saya berada di kantor Yuni. Selama itu saya tidak bicara banyak. Saya perhatikan orang kerja yang sangat sibuk di bagian marketing, administrasi. Saya perhatikan juga cara Yuni memberikan arahan dan memberikan perintah kepada bawahannya. Tak lupa saya perhatikan dia berbicara dengan mitranya baik tatap muka maupun berkomunikasi via telp dengan relasinya. Kadang dia berbahasa inggeris, kadang berbahasa mandarin. Jam dua sore, saya minta dia antar ke pabrik. Bersamanya saya pergi kawasan pasar ikan dan kemudian ke Cibinong. Layout pabrik bagus. Ada taman kecil dan air mancur didepan pabrik. Saya berkeliling pabrik dan juga melihat kantor pabrik di balkon.
Selama itu Yuni nampak tegang karena saya tidak sedikitpun bicara soal kerjaannya. Tapi wajah saya dibacanya ada yang tidak saya suka. Malam hari dalam perjalanan mengantar saya ke Pondok Indah Mall, dia memberanikan diri bertanya.
“ Gimana, Uda Jaka.. Apa ada yang salah “
“ Bagus”
“ Oh ya Uda. Terimakasih.”
“ Ya bagus karena saya tahu kamu kerja engga pakai management”
“ Maksud Uda.”
“ Kamu mengelola bisnis sama seperti pedagang pasar pagi. Ini engga bisa lagi dipertahankan. “
“ Maksud uda. Salahnya dimana ?
“ Yang salah saya. Selama ini saya lebih focus memberikan bisnis dan mengarahkan kamu bagaimana menciptakan laba. Tapi kalau cara kelola seperti ini, lambat laun kamu bisa gila dan kita bukannya untung tapi malah buntung.”
“ Duh uda. Jangan begitulah. Yuni udah kerja keras siang malam kelola bisnis ini. Modal awal uda kan hanya USD 200 ribu. Sekarang modal udah Rp. 600 miliar. “
“ Dan utang Rp. 200 miliar. “
“ Ya uda. Salahnya dimana ?
“ Engga usah dibahas dimana salahnya. Percuma."
“ Uda marah ya.”
“ Engga marah. Saya akan marah kalau usul saya engga diterima. “
“ Apa usul Uda. ?”
“ Besok kamu ambil kursus di Management. Saya kasih waktu 3 bulan kursus di sana. “
“ Duh Uda, Yuni engga pernah kuliah. Hanya tamat SMA. Mana bisa kursus management.”
“ Saya akan telp mereka agar disiapkan modul khusus untuk kamu.”
‘ Kalau Yuni engga lulus gimana ?
“ Kamu terpaksa berhenti. “
“ Udaaan “ Yuni teriak sambil tangan kirinya mukul saya. “ jahat amat sih.. Dari awal kan uda tahu yuni engga kuliah. Kenapa sekarang dipermasalahkan. Dan lagi apa pernah Yuni telat buat laporan keuangan? semua on-time. Dan apa pernah hasil audit Yuni korupsi. Uda engga percaya Yuni. Engga sayang Yuni. Uda jahat.”
Saya hanya diam saja. Kemudian saya katakan. " Setamat SMA saya tidak diterima di semua Universitas negeri karena tidak lulus test. Kemudian setelah saya punya penghasilan sendiri. Sayapun mencoba kuliah di Swasta jurusan Akuntasi. Tetapi itupun gagal. Tetapi karena proses hidup mandiri sebagai pengusaha, memaksa saya belajar. Ketika awal mengelola usaha, saya kursus di LPPM mengenai menajemen usaha baru. Di situ saya belajar bagaimana mengelola usaha. Menetapkan harga jual dan menghitung harga pokok. Membangun proyek melalui proses networking. Ketika usaha mulai jalan, saya juga kursus menagemen keuangan. Di situ saya paham bagaimana membaca laporan keuangan. Sayapun ikut kursus Perpajakan agar tahu menghitung pajak dengan benar.
Ketika masuk ke bisnis international trading, saya kursus international trade. Saya belajar untuk memahami alat pembayaran international seperti LC, beragam jenis LC. Juga belajar bagaimana memasarkan produk ke luar negeri. Cara berkomunikasi memasarkan barang. Riset market. Sehingga saya tahu kapan saya harus jual dan kemana saya harus menjualnya. Ketika masuk ke bisnis pabrikasi, saya kursus management pabrik. Di situ saya belajar tentang bagaimana membuat studi kelayakan, menentukan supply chain, planning production control, marketing concept. Sehingga tahu bagaimana mendirikan pabrik dengan benar dan membuat produk yang efisien dan menguasai pasar.
Namun setiap bidang industri dan jasa yang saya buka, terlebih dahulu saya pelajari produk tersebut. Product knowledge itu penting. Agar saya punya visi atas bisnis saya. Tidak sekedar ikut ikutan. Saya tidak paham tambang, tetapi ketika masuk bisnis tambang, saya belajar banyak tetang mineral tambang. Saya tidak paham tekstil tetapi ketika masuk bisnis garment, saya belajar tentang tekstil secara luas. Saya tidak paham pertanian. Tetapi ketika masuk bisnis pertanian, saya belajar banyak tentang pertanian. Setiap produk pertanian saya pelajari dengan seksama. Masa tanam dan lahan yang cocok untuk tanam, jenis bibit, penanaman, paska tanam, pemprosesan sampai pemasarannya. Sama halnya ketika saya masuk ke bisnis perikanan. Pengetahuan itu saya dapat bukan hanya dari kursus tetapi juga dari seminar didalam dan luar negeri, membaca buku, serta menimba pengalaman dari teman yang sudah ahli.
Ketika usia 42 tahun saya mulai masuk ke bisnis porfolio investasi. Saya belajar human resource agar saya bisa menempatkan orang yang tepat pada bidang yang tepat. Punya visi mengelola SDM dan memanfaatkan tenaga profesional, termasuk mendidik mereka. Saya juga kursus financial engineering untuk mengetahui skema pembiayaan dan beragam sumber pendanaan yang bisa saya akses. Saya juga belajar tentang makro ekonomi , kebijakan publik, geostrategis, geopolitik. Tujuanya agar saya bisa mengetahui peluang negara mana saja yang bisa jadi tempat bisnis saya. Kalau saya tidak paham makro ekonomi, geostrategis ya bisa bisa saya kena trap kebijakan pemerintah dan investasi jangka panjang saya akan hancur. Nah itu terus berproses memaksa saya belajar tentang banyak negara dari ASEAN sampai ASIA Tengah, Timur Tengah, Eropa Timur, china.
Tahun 2008 saya berhasil lulus semua mata kuliah di Hong Kong polytechnic namun itupun tanpa gelar. Skripsi saya ditolak. Memang saya tidak pernah berbakat untuk jadi sarjana. Juga tidak berbakat jadi pegawai. Namun hikmahnya, melangkah maju tampa menaikkan dagu. Kadang harus terhina dan meredam malu. Menumpang tawa di tempat ramai. Hanya bisa menangis di tempat sepi. Hari hari berjalan tidak mudah. Senantiasa melipur resah. Menapak masa depan tanpa lelah. Tak takut harus kalah. Selalu pituah tua mendapat tempat. Pada akhirnya berugi baru mendapat. Berlelah baru nikmat di dapat. Tapi sadar itu semua karena Tuhan beri nikmat. Tubuh sehat.
Belajar bisa darimana saja. Itu investasi yang akan menentukan value kamu, sayang. Memaksa kamu belajar dan selalu rendah hati. Ya belajar karena kebutuhan, bukan keinginan karena alasan aktulisasi diri. Berbagi pengetahuan juga adalah kebutuhan batin agar kita yang bukan siapa siapa masih bisa berguna bagi orang lain." Saya lirik Yuni nampak berlinang airmata. Dia mungkin tersentuh dengan cerita saya.
Sampai di PIM, saya turun dari kendaraan “ Saya akan hubungi Tempat kursus besok dan kamu harus datang kalau mereka panggil. Sejak besok kamu kursus. Engga ada pengecualiaan. Paham kamu “ Kata saya tegas langsung berlalu.
“ Ya Uda…”
Selama Yuni kursus saya tidak pernah bertemu dengannya. Tapi setiap minggu saya dapat email dari tempat kursusnya. Menurut mereka Yuni sengat cerdas. Cepat sekali memahami setiap modul yang diajarkan. Logikanya sangat kuat. Focus sekali belajar. Hanya kemampuannya menulis laporan sangat rendah. Itu bisa dimaklumi karena Yuni malas baca, tapi dia pendengar yang baik.
Sepulang saya dari luar negeri, setahun setelah itu, Yuni menghubungi saya untuk bertemu. Saya sempatkan menemuinya di cafe favorit kami.
“ Terimakasih uda”
“ Untuk apa ?
“ Ternyata selama ini uda memang sabar sekali. Seharusnya kita untung lebih besar tapi karena sistem management Yuni jelek jadi untung kita engga optimal. Kenapa engga dari awal aja Uda suruh Yuni kursus ?
“ Saya lebih focus melatih kewirausahaan untuk kamu. Bagaimana deal dengan stakeholder. Memastikan business process itu jalan. Terbukti kamu bisa tahu kapan timing belanja dan menarik orang kerja. Kamu tahu mengawasi setiap kebijakan yang kamu buat dan tentu tidak sulit kamu mengedalikannya. Karena penguasaan detail business process kamu sangat hebat”
“ Terimakasih uda, ternyata uda selama menghargai kerja Yuni. “ Katanya tersenyum indah.
“ Saya hargai kamu bukan dengan pujian tapi memberikan kepercayaan yang luas, Kamu pegang semua sumber daya perusahaan, Tanda tangan cek kamu sendiri dan keputusan teknis anggaran kamu tentukan sendiri. Apalagi ?
“ Ya Uda. “
“ GImana udah ada perbaikan menagement perusahaan kamu ?
“ Sudah. Hanya dua bulan kursus Yuni sudah rombak management. Yuni tentukan ulang qualifikasi SDM dari staf sampai manager, dan yang tidak memenuhi syarat Yuni suruh mereka kursus. Yang gagal ya Yuni berhentikan. Di setiap pabrik Yuni terapkan Planning productin control. Jadi process dari sejak perencanaan sampai ke produksi, dan pemasaran terintegrasi. “
“ Apa hasilnya ?
“ Hasilnya Yuni engga lagi stress. Karena engga ada lagi orang marketing ribut ke bagian produksi karena pesanan clients nya engga bisa dipenuhi. Engga ada lagi ribut orang ke uangan dengan bagian marketing karena tagihan lambat. Engga ada lagi orang pabrik ribut dengan bagian keuangan karena cash flow lambat. Engga ada lagi ribut di pabrik antara bagian SDM, Produksi dan stok. Semua sudah teratur dan tertip. “
“ Terus di kantor pusat gimana ?
“ Sama, semua sudah tertip. Yuni gunakan Management information system yang terhubung dengan semua unit bisnes secara IT lewat extranet. Yuni bayar developer software database untuk create itu. Jadi semua informasi dapat Yuni akses lewat internet, dimana saja , kapan saja. Tentu engga sulit Yuni awasi setiap hari”
“ OK “
“ Apa lagi yang harus Yuni ketahui setelah semua ini jalan ?
“ Sekarang kamu sudah jadi entrepreneur professional dan sekaligus leader organisasi. “
“ Maksud uda ?
“ Memimpin organisasi itu diperlukan dua kemampuan. Satu kemampuan melakukan kreatifitas dan kedua kemampuan memenuhi standar kepatuhan organisasi. Memenuhi dua hal itu tidak mudah. Karena kalau kamu terlalu kreatif maka bisa jadi nabrak standar kepatuhah organisasi maka kacaulah sistem. Kalau kamu terlalu patuh dengan standar normatif organisasi maka kreatifitas bisa mati. Contoh aturan anggaran untuk kendaraan 5 tahun. Setela lima tahun boleh beli lagi. Tapi kreatifitas kamu bisa membuat kendaraan itu menjadi 7 tahun. Anggaran untuk dua tahun itu bisa digunakan untuk yang lain. Apakah kamu melanggar aturan anggaran karena itu? tidak. Karena kreatifitas kamu diikuti dengan motivasi kepada karyawan agar merawat kendaraan dengan baik. Jadi kreatifitas juga menghasil motivasi, dan keteladanan melahirkan inspirasi bagi bawahan.”
“ Tapi patuh terhadap standar aturan organisasi, apakah salah ?
“ Memang tidak salah tapi itu artinya kamu memimpin tanpa kreatifitas. Padahal organisasi itu hanyalah alat. Yang namanya alat pasti tidak ada yang sempurna. Seperti pisau bermata dua. BIsa untuk memotong sayur dan bisa juga untuk membunuh. Berfungsinya alat itu tergantung dari kreatifitas dan motivasi orang. Kalau niatnya baik maka passion nya akan tinggi untuk menjadikan fungsi organisasi itu sebagai mesin yang efektif mencapai tujuan. Tapi kalau niatnya buruk maka mesin organisasi akan mudah melemah sebelum sampai di tujuan, dan akhirnya rusak untuk diperbaiki. dan terus begitu, tanpa bisa sampai di tujuan."
“ Makanya kepemimpinan jauh lebih penting dari model organisasi.”
“ Ya. Dan kepemimpinan yang baik itu ya standarnya entrepreneurship. Dan itu sudah kamu miliki selama lima tahun saya didik dan latih.”
“ Ya tapi lima tahun terpanjang dalam hidup Yuni. “
“ Emang kenapa ?
“ Uda engga tahu aja. Sering Yuni nangis kalau uda habis tegor Yuni. Kata kata Uda sangat menyakitkan. Tapi setelah Yuni pikir pikir , memang merubah mental pekerja jadi entrepreneur itu memang tidak mudah. Dan Yuni berproses jadi entrepreneur berkat didikan keras uda. Cari uang itu memang engga mudah. Apalagi bertanggung jawab dengan nasip orang yang kerja sama kita. Bukan hanya menggaji mereka tapi juga memberikan ladang nafkah bagi masa depan mereka dan keluarganya memang tidak mudah.
“ Nah sekarang kamu sudah jadi pemimpin. Pesan saya, pahami secara utuh organisasi, systemnya dan tujuannya. Setelah itu kamu harus bisa mengevaluasi terus menerus system yang ada. Karena system itu berkaitan dengan manusia. Manusia itu dipengaruhi faktor lingkungan, sosial dan psikologi. Kalau menginginkan pertumbuhan usaha dan perbaikan kinerja maka harus ada kemampuan mendeteksi sedini mungkin persoalan yang bisa menghambat dan segera mencari solusi untuk mengatasinya. Dari itu perubahan terus terjadi kearah yang lebih baik. Paham ya sayang.”
“ Ya sayang. Terus gaji Yuni bulan depan naik ya Uda.
“ Kenapa ?
“ Menurut management yang baik, gaji dirut mengelola perusahaan dengan asset diatas setengah triliun engga ada yang Rp.75 juta sebulan.”
“ Oh itu teori yang salah. Jangan ditiru, jangan ya.”
“ Engga mau. Masa gaji Yuni hanya beda Rp. 25 juta dari Manager pabrik.”
“ Mau kamu berapa ?
“ Rp. 150 juta. “
“ Itu artinya Rp. 1,8 miliar setahun. Belum lagi fasilitas kendaraan dan rumah yang udah kamu punya. Belum lagi bonus 10% dari laba. Sementara sampai sekarang saya tidak pernah dapat uang satusenpun dari perusahaan kamu”
“ Ya lah. Udah kan boss. Uda sendiri minta setiap untung ditanam kembali kedalam perusahaan. Engga mau terima gaji sebagai preskom“
“ Ya ya ya udah. Deal. “ kata saya tersenyum.
Management bisa dipelajari di kampus dan kursus. Tapi kepemipinan itu adalah proses belajar sepanjang usia. Kewirausahaan adalah talenta. Siapapun anda bisa jadi wirausaha dan punya talenta untuk itu. Tapi masalahnya tidak semua orang bisa belajar menjadi pemimpin dan memahami untuk apa fungsi management yang dia pelajari di kampus dan kursus. Itu karena ingin hidup gampangan dan santai. Yuni belajar dari semua itu dan kini dia jadi mitra saya. Menjadi asset saya.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.