Saturday, January 30, 2021

Monkey Business

 



Drama Pertama.


“ Lue tahu engga, itu Bank Kolangkaling sedang sakit. Dia butuh penyelamatan. “ Kata Amir waktu bertemu dengan Udin di cafe hotel bintang 5.

“ Ah itu biasa saja. Mana ada bank sehat. Keliatan sehat sih iya” Kata Udin.

“ Tapi Din, ini bank beda loh.”

“ Bedanya apa ?

“ Bank ini didukung oleh Ormas orang soleh (OOS). Lue tahukan. Kalau sampai kolab bisa rusak reputasi OOS dihadapan umat. Apalagi OOS baru saja berkibar namanya karena berhasil tumbangkan Gubernur Kafir ” Kata Amir. Udin manggut manggut. Otak liarnya langsung bekerja. Aha..ini cuan. Gua kerjain dech. Udin cepat undur diri dari hadapan temannya.


Di kantor Udin mulai buat skema investasi. Dia hitung teliti semua aspek. Segala kemungkinan dia perhitungkan. Setelah itu dia keluar kantor. Mendatangi ketua OOS di kantonya. 

“ Pak Kiyai, apakah boleh saya membantu OOS “

“ Bantu apa ?

“ Saya ingin menyelamatkan bank kolangkaling. Niat saya murni karena Allah. Saya ingin menyelamatkan perjuangan umat dan nama OOS. Saya janji akan alokasi saham 2,5% untuk OOS. Itu sumbangan saya pribadi. Mohon restunya.”

“ Wah terimakasih banget. Saya dukung dan saya doakan agar berhasil”

“ Terimakasih Yai” Kata Udin. Singkatnya MOU diteken.


***

Udin temui temannya. Dia cerita soal skema itu dengan detail. Temannya bisa memahami. 

“ Gua mau akuisisi PT. Kambing Ketawa (KK) di bursa lewat backdoor listing. Setelah itu KK akan right issue. Nah gua perlu dari lue adalah Standby buyer biar KK qualified masuk bursa. Underlyingnya akuisisi 51 % saham Bank Kolangkaling dengan nilai Rp 5 triliun. Sedikitnya kita akan dapat capital gain Rp. 10 triliun atas saham Bank kolangkaling.

“ Lue yakin banget bakalan dapat harga bagus ketika bank itu right issue. Apa alasannya?

“ Kan kita gandeng OOS. Ada loh dana abadi bakalan masuk kalau OOS sebagai pemegang saham di bank itu. Nah dana abadi umat ini akan memperkuat likuiditas Bank. Masa depan bagus. Tentu investor tertarik. Harga saham bank akan melambung. “

“ Hebat lue bro. Okelah. Gua siap sebagai standby buyer. Cepat proses “

“ Siap”Kata Udin semangat.


***

Udin perintahkan teamnya untuk mempersiapkan semua proses akuisisi emiten lewat backdoor listed. Dia juga perintahkan teamnya buat business plan dan info memo akuisisi bank kolangkaling sebagai syarat kepatuhan kepada Otoritas. Sementara Udin mulai marketing. Dia datangi dana pensiun. Tawarkan peluang bisnis cepat kaya. Tak lupa Udin perlihatkan photo MOU nya dengan ketua OOS. Kemudian Udin berbisik kepada boss dana pensiun.


“ Keren. “ seru boss Dapen mendengar bisikan Udin. “ Hebat lue. Wah Dana abadi umat itu bakal dongkrak saham bank itu. Jangan bilang bilang ke orang. Gua siap beli reksadana lue. Nanti ditukar dengan saham bank yaa. “Kata Boss Dapen. Udin senang. Dia jual reksadana kebeberapa dana pensiun dengan cerita sama. Dapat uang Rp. 5 triliun. Uang itu sebagai bukti pelangkap underlying akuisisi bank kolangkaling.


***

Kemudian setelah semua proses izin dari otoritas selesai. Udin melepas saham KK ke bursa. Langsung disambar oleh dua investor dari dapen. Namun entah mengapa harga sahamnya terus melambung naik. Ternyata diam diam udin bocorkan kepada beberapa trader bursa rencana strategis akan masuk OOS sebagai pemegang saham bank. Tentu trader ramai ramai beli saham KK . Otomatis harga saham melambung 6 kali lipat. Udin dapat capital gain.


Pihak otoritas curiga. Ada apa harga cepat sekali melambung?. Otoritas mencium ada unsur insider trading. Udin dituduh melanggar aturan keterbukaan informasi. Tapi engga bisa dibuktikan. Perdagangan saham KK dihentikan di bursa. Udin udah dapat uang. Dia udah kaya. Beli bank terpaksa batal. Karena KK dibubarkan oleh Otoritas. Otoritas paksa agar Udin balikin uang investor reksadana. Udin hanya tersenyum. “ Gua mau bayar gimana ? lah perusahaan gua ditutup oleh otoritas. Salah gua dimana ?

“ Ya kamu harus bayar” teriak investor

“ Gimana kalau gua bayar pakai saham perusahaan gua saja.”

“ Eh perusahaan lue isinya cuma angin. Beli bank batal, ya harga saham gocap juga kemahalan. Kita udah rugi beli saham lue, eh reksadana juga lue engga bayar. “ Kata investor.

Udin hanya tersenyum melihat investor rugi dan bangkrut. “ Lue tagih aja terus. Mau tuntut silahkan saja. “Kata Udin sekenanya.

“ Mau tuntut gimana? Ini akan bawa bawa nama OOS. Gila lue.”

“ Eh lue harus paham. Dengar ya. Kalau otoritas engga tutup perusahaan gua. Kan kita enggga ada masalah. Gua bisa beli bank dan lue semua ikutan kaya. Jangan cerita untung pada mau tapi rugi ogah. Salah gua dimana ? kata Udin ngegas.

“ Kita engga mau tahu. Bayar!

“ Entar gua cicil lue semua pada. Sabar aja. Doain aja.”

Moral cerita : Jangan ditiru kelakuan Udin ya.


Drama Kedua.


Udin punya rencana IPO. Namun dia sadar,  tidak ada sesungguhnya yang bisa diandalkan atas masa depan perusahaan. Dia hanya berpikir sederhana. Bagaimana dapatkan uang mudah melalui IPO. Udin punya bisnis property. Punya izin lokasi tanah seluas 1000 hektar. Tanah dibeli dengan harga Rp. 100.000 /M2. Namun dia hanya bayar DP sebesar 10%. Kemudian, dia tugaskan konsultant rating A3 untuk membuat studi kelayakan atas proyek itu. Menurut studi proyek itu sangat menguntungkan. Dukungan berdatangan dari developer bonafid yang siap KSO dengan perusahaan Udin. Kotraktor BUMN bersedia menjadi EPC. Bank pun siap memberikan kredit. 


Dukungan itu semua dengan syarat apabila tanah benar benar sudah dikuasai. Lantas bagaimana dapatkan uang beli tanah? Udin dekati Lembaga Dana Pensiun. Yang mudah didekati adalah dana pensiun BUMN. Apalagi punya hubungan dekat dengan pejabat tinggi yang menjadi pengawas penentu dari Lembaga Dana Pensiun. Lantas gimana cara Udin provokasi, para direksi dana pensiun.


“ Tanah ini kalau sudah dibangun. Harga akan naik jadi Rp 3 juta. Itu pasti. “ Kata Udin mantap. Udin perlihatkan analisa apraisal konsultan. Value tanah itu sebetulnya Rp. 6 juta. Jadi harga Rp 3 juta itu perhitungan konsevatif sekali.

“ Bagaimana bisa yakin ? Kata direksi Dana Pensiun.

“ Karena sudah ada dukungan KSO dengan Developer besar yang berpengalaman membangun dan pemasaran. Sudah ada ada dukungan dari EPC BUMN yang bisa carikan kredit kontruksi. Izin sudah lengkap.”

“ Exit anda gimana  ? Kata direksi setelah yakin dengan alasan Udin.

“ Saya akan akuisisi emiten secara backdoor. Kemudian proyek ini akan saya cemplungkan kedalam emiten tersebut untuk right issue.” Kata Udin penuh keyakinan. Semua direksi Dana pensiun senang dan tersenyum puas.

“ Apa yang anda tawarkan? kata direksi.

“ Saya mau lepas saham sebesar 40%. Itu setara dengan harga lahan Rp. 300.000/ M2. Artinya saya jual hanya 10% dari value tanah Rp 3 juta.”


Setelah sekian waktu dan meeting berkali kali, para direksi Dana Pensiun setuju membeli saham Udin. Udinpun lunasi tanah 1000 hektar itu. Dia dapat untung ( capital gain ) Rp. 200.000 per meter atau Rp. 2 triliun masuk kantongnya. Tak lupa pula dari uang sebesar itu dia tebar kepada semua direksi,  pejabat terkait termasuk politisi.


Setelah IPO, harga perdana ditetapkan Rp. 10.000 per lembar. Udin datang lagi kepada Direksi Dana pensiun. “ Pak, dari harga perdana itu value perusahaan naik 10 kali dari harga buku. Saya akan angkat nilai saham ini jadi 3 kali lipat. Ini dasarnya..” Kata Udin perlihatkan komitmen dari salah satu investor. Mereka akan masuk setelah infrastruktur dibangun“ nah sebaiknya bapak beli lagi saham di market. Biar cepat angkat nilai saham. Kita ramein pasar. Biar investor masuk kita bisa pesta ramai ramai.’ Kata Udin.  


Para direksi buru buru beli untuk dapatkan proft taking. Maklum insider trading cara cepat kaya dari bursa. Pasar bergairah. Marcap terbentuk. Udin mulai masuk aksi berikutnya. Caranya? dia lakukan REPO ( utang dengan janji akan membeli saham pada harga ditetapka di depan)  atas saham yang dia punya. Dealnya? harga ditetapkan 3 kali lipat dikemudian hari namun udin terima pada hari ini hanya dua kali lipat ). Menarik ya.  Kepada siapa utangnya? ya kepada Dana pensiun lagi. Udin dapat uang lagi.  Dari uang itu dia gunakan untuk maintain harga saham di market. 


Kemudian setelah situasi tenang dan dia punya exit lagi, maka dia biarkan harga saham terus jatuh. Sampai akhirnya harga tinggal Gocap. Pihak direksi Dana Pensiun, tentu marah. Udin bawa teman.  Temannya janji akan bailout lewat program investasi baru ikan arawana. Keuntungan itu bisa dengan cepat menutupi kerugian Udin. Syaratnya Dana Pensiun invest lagi. Karena udah kadung rugi, tentu direksi Dana Pensiun harus percaya. Keluar uang lagi. akhirnya jebol lagi.  Datang program baru lagi, jebol lagi. Beberapa emiten yang dia create, sahamnya dari harga nominal semua terjun bebas, jadi gocap.

Tanpa terasa kerugian dana pensiun sudah menggunung. Namun semua pihak berusaha menutupi cerita kerugian itu dengan memoles neraca sebaik mungkin. Karena setiap aksi, semua pihak kebagian, termasuk pejabat dan politisi.  Udin hanya tersenyum melihat kebodohan berjamaah. Karena secara hukum tidak ada yang dilanggar Udin. Sampai akhirnya dia keselek bakiak. Karena presiden perintahkan periksa kerugian itu dan gunakan UU Pencucian uang dan korupsi untuk menjerat siapa saja yang terlibat.  Kena dech Udin. Jangan ditiru ulah Udin ya.


Drama ketiga.


Udin panggil anak buahnya datang ke rumahnya. “ Jangan telat. Aku mau ke luar negeri. “ Kata Udin berpesan ketika tadi telp. Benarlah belum sejam anak buahnya udah sampai di rumah.

“ Cul, kamu ikut lelang beli perusahaan PT. Maling Senang (MS)” 

“ Kan ini perusahaan boss yang disita negara karena engga bisa bayar utang”

“ Ya makanya gua mau lue ikut lelang beli. Gua dandanin lue biar rapi dan bonafid. Mau?

“ Siap pak boss.” Kata Pancul.


PT. Maling Senang (MS) itu milik Udin tadinya. Dia utang ke bank lebih dari 100% dari nilai proyek, tapi karena pemerintah stop bahan baku. Dia punya alasan untuk tidak bayar utang. Setelah ganti presiden. Udin lobi kanan kiri. Akhirnya suara hati Udin didengar. Bahwa Udin berniat untuk memajukan bangsa. Daripada PT. Maling Senang (MS) itu dikelola negara, kan lebih baik diserahkan ke swasta. Biar keliatan adil, dilakukan lelang. Tapi semua sudah diatur yang menang tetap aja Udin. Nama pemegang saham baru PT. Maling Senang (MS), Pancul. Udin di belakang layar aja.


“ Boss, kita udah menang tender. Kapan kita bayar kepada pemerintah.” Tanya Pancul.

“ Emang pemerintah tagih ?

“ Ya engga. Saya engga enak aja boss. Saya kan pemegang saham wakilin boss”

“ Tenang aja lue. Gua udah bicara dengan pemerintah. Kita bayar setelah ada untung. Ya lima tahun lah.”

“ Gimana mau untung? Kita perlu modal kerja beli bahan baku dari pemerintah. Modal engga ada untuk produksi BBM dan Gas.”

“ Eh bego lue. Kita engga beli bahan baku. “

“ Jadi apa boss.?

“ Kita akan dapat kontrak olah bahan baku dan dapat bayaran dari Pemerintah. Nah hasil produksinya, kita setor ke PT. Api Menyala yang juga milik negara. Semua udah diatur. Lue duduk manis aja.”  Kata Udin.

“ OH gitu.” Pancul senang. Setelah itu kehidupan Pancul berubah. Tinggal di kawasan elite. Semua serba mewah. Biar keliatan bonafid.


Setiap hasil produksi dikirim ke PT. Api Menyala, PT. Maling Senang (MS) dapat hanya catatan setoran pemerintah kepada PT Api Menyala. Makanya produksi PT. Maling Senang (MS) tidak semua di setor ke PT. Api Menyala. Dijual sebagian ke perusahaan lain. Udin happy.  Engga repot modal kerja. Karena  PT. Maling Senang (MS) dapat pembayaran dimuka dari pemerintah sebagai upah mengolah bahan baku. Udin betambah kaya. Dia semakin rajin tebar uang kemana mana. Dari politisi sampai ke ormas kebagian. Udin semakin dicintai.


“ Cul, lue datangi kantor Number 2.” Kata Udin via telp.

“ Ngapain boss”

“ Lue diam aja. Nanti dia akan carikan solusi soal pelunasan pembayaran saham PT. Maling Senang (MS).”

“ Siap boss.”

Rapat dengan pihak pemerintah yang disaksikan Number 2.

“ PT. Api Menyala harus bayar PT. Maling Senang. Kalau engga, gimana pemegang saham PT. Maling Senang (MS) dapat untung  untuk bayar pembelian saham terutang kepada pemerintah.”Kata Number 2.

“ Maaf pak. Kami kan hanya dapat penugasan distribusikan BBM dan Gas, kenapa harus bayar ke PT. Maling Senang (MS). Toh Biaya pengolahan dibayar pemerintah kepada PT. Maling Senang (MS).” Kata Direksi PT. Api Menyala.

“ Dari awal kan aturannya begitu.” kata pejabat pemerintah menguatkan argumen PT Api Menyala.
“ Ya kalian atur aja agar peraturan dan kontrak itu diubah. Jadi proses produksi jalan lancar. Setidaknya dari produksi ini kita bisa mengurangi devisa impor BBM.” Kata Number 2.

“ Jadi solusinya gimana pak biar adil ? Kata Pejabat pemerintah.

“ Setoran BBM  PT. Maling Senang (MS) itu anggap saja pelunasan pembayaran saham yang terutang. Selesai kan? 

“  Baik pak..” Semua sepakat. Pancul diam saja. 


Sebulan kemudian keluar aturan dari pejabat pemerintah. Bahwa PT. Api Menyala harus bayar tagihan PT. Maling Senang (MS). Kontrak baru diteken.

Pancul lapor ke Udin. Udin tersenyum. “ Cul, pendapat lue gimana. Keren engga gua ?

“ Keren banget boss. Tadinya boss engga bisa bayar utang. Pemerintah bantu talangi dengan sita PT MS. Lunas dech utang.  Padahal utang lebih gede dari asset PT. MS. Terus diambil lagi, lewat lelang. Modal kerja dari pemerintah, pasar dari pemerintah dan akhirnya kita dapat PT MS tanpa keluar modal satu sen pun. Keren banget.”

“ Nah lue tahu kan siapa gua ?

“ Tahulah boss. Besan boss yang raja nusantara berkuasa 32 tahun  aja bisa boss tepu, apalagi raja sekarang.”


***

“ Boss ..” teriak Pancul ketakutan datang ke rumah Udin.

“ Ada apa lue ?

“ Gawat boss, Pejabat pemerintah yang teken perubahan aturan ditangkap Polisi. Polisi tuduh itu korupsi. Beberapa direktur PT. Api Menyala juga diperiksa polisi. Gimana boss.”

“ Tenang cul. Gua bisa atasi. Ini presiden baru. Dia hanya cari muka ke rakyat. Gua engga takut sama dia. Kakak gua boss partai. Tenang saja. “

“ Jadi gimana boss dengan nasip saya?

“ Lue kabur aja ke luar negeri sebelum polisi tangkap lue”

“ Kabur boss ?

“ Ya kabor”

“ Katanya boss mau lindungi saya.”

“ Cul, gua kan bukan pemilik PT. Maling Senang (MS). Lue boss nya. Salah gua dimana ? Makanya lue kabur aja”

“ Kan selama ini uang hasil penjualan produksi boss ambil semua.”

“ Ah jangan fitnah lue. Keluar dar rumah gua” Teriak Udin. Keesokanya polisi datang ke rumah Pancul. Tapi Pancul udah lari keluar negeri. Pemerintah hanya sita rumah Pancul dan sita PT. Maling Senang (MS).  


Udin tidak tersentuh. Karena Number 2 sekarang, orang yang sama dengan number 2 waktu 8 tahun lalu kontrak di tandatangani. Udin hanya kena kalau Number 2 kena juga. Tahun  2019, Udin bantu adiknya jadi Capres. Walau adiknya engga menang, Udin semakin perkasa. Partai adiknya termasuk partai besar di republik ini. Keren ya..


***

Drama keempat.


Tahun 2013

Fajar percaya Liong itu pria yang punya komitmen. Dapatkan deal bisnis dengan dia tidak mudah. Rasanya suatu kehormatan dapat kesempatan bertemu dengan Liong di kantornya yang megah di Singapore. 

“ Proposal PT. Energi Mulia bagus sekali. Memang sudah saatnya replace fuel daari batu bara ke gas. Itu lebih efisien dan lebih akrab lingkungan” Kata Liong mengawali pembicaraan dalam rapat

“ Ya pak. “ Kata Fajar penuh hormat.

“ Apalagi you punya keluarga elite politik. Apa sih yang engga bisa diatur di Indo. Pastikan you kuasai proyek infrastruktur terminal Gas. Karena dengan kuasai infrastruktur, you kontrol mereka semua. Maklum Gas tanpa infrastruktur terminal sama saja boong. Terus, gimana kerjasama dengan PT. Api Menyala dan PT. Sentrum sebagai off taker Gas?” 

“ Engga masalah, Liong. Mereka udah teken kontrak kerjasama. Soal pembiayaan bangun infrastruktur sudah ada komitme dari Jepang“ Kata Fajar meyakinkan

“ Baguslah.”

“ Tapi gimana soal trade financing nya untuk impor gas.? Kata Fajar. Karena dia ingin pastikan uang ada. Kalau engga ada uang, sama saja boong.

“ Ah itu you engga usah pikirkan. Saya sudah siapkan. Berapapun you perlu. Tinggal call, uang siap” Kata Liong tersenyum. 

“ Kalau begitu kita MOU dululah. Biar saya ada pegangan untuk process. “ Kata Fajar.

“ Siap. Sekarang kita lakukan” Kata Liong seraya panggil bagian legal untuk process MOU.


***

Fajar sedang main Golf denga Bos PT. Sentrum. Ada telp masuk dari sekretarisnya “ Liong maunya PT. Api Menyala dan PT. Sentrum ikut sebagai pemegang saham di PT. Energy Mulia. Itu untuk pastikan kerjasama tidak bisa mudah dibubarkan. Kalau engga, mereka batalkan komitmen trade financing”


Fajar langsung bahas dengan boss Pt.Sentrum soal perubahan kontrak kerjasama jadi penyertaan saham “ Wah, saya sulit untuk ikut saham dalam proyek itu. Tapi kalau Mentri setuju, ya saya ikut aja”. Dia juga telp direktur Pt. Api Menyala. Jawaban sama. dengan Pt. Sentrum.  Fajar hubungi keluarganya agar bisa bantu bicara dengan menteri.


“ Nak, kau sabar dulu” kata Keluarganya. “ Kita engga bisa bicara dengan pemerintah sekarang.  Nantilah setelah pemilu 2014. Mudah itu semua. “Lanjut keluarganya. Fajar bisa maklum. Usai Pemilu , Fajar senang. Karena keluarganya nomor dua di republik ini. Pintu sukses ada didepan matanya. Negeri ini gua punya. Yakinnya.


***


Usai Pemilu tahun 2015, Boby datangi kantor Menteri Energi. “ Pak  Rudi, harga batu bara terus turun. Sebaiknya rencana impor gas jangka panjang batalkan. Saran saya, Pt. Sentrum focus kepada batubara. Jadi bantu pengusaha batu bara bangkrut akibat harga china kurangi permitaan“

“ Apa Number 2 sudah tahu soal ini? 

“ Itu engga penting Pak. “ 

“ Penting dong. Kan masalah ekonomi dia yang dapat tugas dari number 1. Apalagi mega proyek sentrum dia boss besarnya.”

“ Yakinlah pak. Bapak kenal saya.” Kata Boby.  Rudi tahu Bobi punya koneksi dengan ring 1 istana dan elite politik. Apalagi ini untuk kepentingan nasional.

“ Baik saya akan pikirkan.”

“ Terimakasih. “


Seminggu kemudian, Bobi dapat kabar dari PT. Api Menyala bahwa menteri tidak setuju impor gas dan printahkan PT. Sentrum focus untuk menggunakan batubara sebagai fuel. Fajar marah besar. Itu sama saja membatalkan proyeknya. Pihak jepang tidak akan keluar uang untuk bangun terminal gas kalau tidak ada kepastian off taker. Trader Liong juga sama. 


Fajar menagih ke keluarganya untuk bertindak cepat. Namun tindakan fajar diketahui oleh Bobi. Kehebatan Bobi berhasil menyadap pembicaan telp antara Menteri dan Direktur Pt. Sentrum. Pembicaraan itu beredah di sosial media. Fajar bingung. Dia tidak tahu siapa yang punya ulah. Akibatnya kasus jadi politik. Tahun 2018 proyek terminal dibatalkan oleh Pt. Api Menyala. Fajar kalah.


***

Di hadapan Bobi ada tiga elite partai. 

“ Benar kamu mau sumbang kita Rp. 5 triliun? Kata salah satu elite partai yang merupakan konsorsim oposisi melawan petahana.

“ Benar pak. Tapi ada syaratnya.”

“ Apa ?

“ Atur long term kontrak pembelian Gas ke partner saya.”

“ Kan udah dibatalkan rencana beli gas itu? Kata salah satu elite partai.

“ Kan orang anda semua jadi direksi PT Api Menyala ( AM). Anda tinggal ngomong. Saya akan atur agar semua rapi sesuai dengan kelayakan bisnisnya” Kata Bobi.

“ Duit beli gas dari mana?

“ Itu saya siapkan. Nanti AM bayar pakai rupiah setelah terima uang penjualan. Mantap kan. Tanpa ganggu devisa negara.”

“ Oh itu bagus. Nanti saya atur” kata elite partai.

“ Setelah teken kotrak, uang Rp 1 T cair. Setelah dieksekusi Rp. 4 T cair. Jadi makin cepat makin baik. Sebentar lagi kan pemilu”


***

Bobi bertemu dengan direksi AM. Pembicaraan didampingi konsultan Ahli yang mempresentasikan kekurangan gas tahun 2025. Jadi penting sekali longterm contrak dilakukan agar pasokan dalam negeri terjamin. Setelah proses negosiasi dan kunjungan ke lokasi fasilitas lapangan gas di negeri Angin. Kontrak di tandatangani. Bobi menyerahkan uang Rp 1 T kepada elite politik lawan politik petahana. Dua bulan setelah teken kontrak , calon elite politik itu gagal.  Bobi lupakan bayar sisanya. Apalagi kontrak tidak pernah di eksekusi.


***

Di lantai 6 Ritz Carlton Jakarta, Bobi berbicara sedang santai dengan pemain hedge fund dari AS dan temanya Baskoro. Mereka tersenyum mendengar berita dari TV , long term kontrak dibatalkan. Karena harga gas turun. PT Setrum lebih focus ke batubara. Terminal gas tidak tersedia. Pemerintah prioritaskan penggunaan produksi gas dalam negeri daripada impor. Sementara Menteri negara Angin tuntut AM untuk bayar ganti rugi sebesar Rp. 40 triliun.


“ Mereka tidak ada pilihan. Ambil gas itu atau bayar. “ kata hedge fund player. Bobi dan Baskoro tersenyum sambil mengisap Cigar ketika mendengar anggota DPR paksa pemerintah harus bantu AM selesaikan komitmennya.

“ Sebentar lagi kita dapat asurasi Rp. 40 T. Cari uang di negeri ini mudah sekali. “ Kata Bobi.

“ Nikmat Tuhan mana lagi yang didustakan.” Kata Boskaro.


Drama kelima


Bertempat di Sweet room hotel di kawasan Sudirman. Pria peranakan Mesir Arab, Hesham , didatangi oleh Robert. 


“ Bank Pusat (BP)  menawarkan tiga bank yaitu Bank Papa, Bank Samiun, dan Bank Culun untuk diambil alih. Anda tinggal buat surat sanggup kepada Bank Pusat (BP). Selanjutnya urusan saya. ” Kata Robert. 


Hesham tersenyum dengan gaya plamboyan seperti Invetor kelas dunia. Dia tidak perlu meyakinkan BP. Karena Robert sudah mengangkat namanya setinggi langit. Jadi tidak perlu diragukan. 


“ Saya tidak ada uang.” Kata Hesham

“ Engga perlu Tuan keluar uang. Reputasi Tuan sudah jaminan.

“ Ya sudah. Kalau begitu saya bayar pakai surat utang” 

“ Engga ada masalah.


Hesham memang tidak punya apa apa. Dia hanya punya skema. Semua orang berharap ia jadi penyelemat atas krisis tiga bank itu. Dia membuat surat sanggup ( LOI) diatas kop surat Chinkara Capital Ltd. Ini bukan perusahaan resmi seperti umumnya. Ini hanyalah perusahaan cangkang yang berdomisili di Kepulauan Bahama ( offshore ). Benarlah. LOI itu langsung disetujui oleh BP tanpa melewati proses due diligent.


“ Tapi gimana dengan asset SSB yang tidak lancar di bank itu” kata BP sebelum memutuskan merger tiga bank itu.’

“ Tidak usah kawatir. Saya bayar pakai blocking fund.” Kata Hesham

“ Confirmed instrument bank ? Kata Pejabat BP.

“ Ya.”

“ Dari first class bank ?BP kembali menegaskan. Untuk memastikan bahwa blocking fund itu likuid dan callable.

“ Tentu’

“ Tapi apakah anda tidak perlu memeriksa neraca tiga bank itu sebelum menempatkan jaminan pembayaran? Kata BP lagi.

“ Engga perlu. Saya percaya. Dan lagi tujuan saya hanya untuk bantu saja.”

“ OK kalau begitu.”


Setelah proses akuisisi selesai. Tiga bank itu diubah namanya “ Bank Abad. Maka semua resiko atas Asset bank berupa Surat Surat Berharga ( SSB)  yang semula dinilai macet oleh BP menjadi dinilai lancar karena di bail out oleh Chinkara Capital Ltd lewat skema blocking fund. Sehingga kewajiban pemenuhan setoran kekurangan modal oleh pemegang saham pengendali (PSP) menjadi lebih kecil dan akhirnya rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio (CAR)) terpenuhi.


Dua bulan setelah merger. BP panik. 

“ Kenapa anda tidak cairkan segera Blocking fund itu. “ Kata BP

“Saya masih ada masalah “ Kata Hesham.

“ Tapi lihatlah dampaknya. Akibat anda tidak juga setor uang.  Posisi rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio (CAR)) Bank Century per 28 Februari 2005  udah negatif 132,5%.”

“ Ah tenang saja pak. Saya punya partner yang siap beli SSB yang macet di bank Abad itu.” kata Hesham seraya menyerahkan perjanjian Asset Management Agreement (AMA) antara Bank Abad dan Telltop Holdings Ltd, Singapore dalam rangka penjualan surat-surat berharga Bank sebesar US$ 203,4 juta.

“ Wah mantap itu. Kamu bisa jual SSB aset sampah jadi uang. Ya udah. Itu artinya akan ada jaminan likuiditas untuk bank Abad. Tidak ada masalah kalau kamu tunda pencairan blocking fund” kata BP.


Hesham tersenyum puas. Sebulan kemudian. Robert meeting dengan Telltop Holdings Ltd untuk eksekusi AMA.

“ Jadi gimana boss ? apakah Telltop Holdings Ltd  bisa bayar SSB  asset bank Abad"

“ Mana ada uang” Kata Don, CEO tegas.

“ Wah repot saya. Mau ngomong apa dengan BP ?”

“ Ah tenang aja. Telltop Holdings Ltd bayar pakai Pledge Security Deposit ( PSD ) sebesar US$ 220 juta dari Dresdner Bank (Switzerland) Ltd.

“ Utang lagi ?

“ Iyalah. Tapi utang yang dijamin first class bank. Aman”

“Tapi kami perlu uang kontan boss. Mana bisa hanya dengan Pledge Security Deposit ( PSD ). “ Kata Robert.

“ Ya kamu gunakan SPD itu sebagai collateral untuk dapat Kredit Likuiditas BP”

“ Oh gitu. Siap Boss” kata Robert.


Setelah meeting. Robert datang ke BP. Dia ajukan kredit likuiditas BP dengan jaminan PSD itu. BP setuju. Kalau gagal bayar, BP  cairkan collateral itu. Robert sepakat. Bank Akad dapat KL BP.


Pada waktu bersamaan oleh Telltop Holdings Ltd , SSB itu dijaminkan kepada Saudi National Bank Corp sesuai dengan perjanjian tgl 7 Desember 2006 untuk menjamin fasilitas L/C. Sisanya dijaminkan kepada First Gulf Asian Holdings, National Australia Bank. Nomura Bank International Plc dan Deutsche Bank.


***

BP minta Komite Kebijakan Sektor Keuangan (KKSK)  rapat. Karena keadaan genting. Saat itu BP didampingi oleh team presiden. Itu artinya tekanan dari number 1 untuk menghindari krisis perbankan. 


“ Ada tagihan antar bank atas SSB Bank Abad. Jatuh tempo tidak bisa cair. Sesuai aturan international meminta BP harus tanggung jawab. Kalau tidak, akan berdampak sistemik.”

“ Bagaimana dengan Pledge Security Deposit sebesar US$ 220 juta di Dresdner Bank (Switzerland) Ltd dari Telltop Holdings Ltd? Tanya  KKSK

“ Bodong!”  kata BP

“ Bagaimana dengan blocking fund? 

“ Bodong. “ Kata BP lesu.

“ Kalau gitu artinya kita semua sudah ditipu pemegang saham Bank Akad. “ Katanya dengan nada marah. “ Kita harus bailout Bank Akad. dan kita juga beri pinjaman ke mereka dengan jaminan bodong.” Sambungnya.

“ Berapa total semua kerugian. “ kata KKSK

“ Rp. 7 triliun.” Kata BP.

“ Saya hanya setuju bayar tagihan antar bank SSB sebesar Rp. 700 miliar.  Kerugian yang lain itu masalah BP. “ Kata KKSK.

“ Tapi,…” Seorang menyela. Dia salah satu peserta rapat utusan presiden.

“ Apalagi ? kata KKSK dengan suara marah.

“ Bagiamana kerugian PT Boga Boga di bawah group Abad” 

“Apalagi ini? KKSK sudah benar benar marah.

“ Kan mereka juga menjual surat berharga yang menjanjikan untung 20% sebulan. Totalnya Rp 6 triliun.”

“ Kenapa kita harus bayar ?

“ Kan itu terkait dengan bank Abad”

“ Ah..engga masuk akal. Saya tidak setuju.” kata KKSK.


Rapat selesai. Besok pagi uang keluar dari LPS mencapai Rp. 7 triliun. Padahal yang disetui KKSK Rp. 600 M. Menteri keuangan sebagai ketua KKSK kecewa. Dia mengundurkan diri.


Mereka menghadap Wapres.  Menceritakan kejadian itu. Wapres langsung perintahkan Polri untuk tangkap Robert. Hesham udah kabur ke luar negeri dengan tertawa riang. Dapat uang Rp. 12 triliun dengan mudah.


Pesan moral : rendahnya moral pejabat BP dan kurangnya pengetahuan financial instrument international. Sehingga mudah terjebak fraud


Drama keenam.


Katakanlah anda sebagai pengusaha mengelola bisnis private equity. Anda ingin dapatkan uang dengan mudah secara legal. Saya katakan legal karena proses dilakukan sesuai dengan akad yang benar dan mengikuti aturan hukum yang juga benar. Lengkap ya. Gimana caranya? Tapi setelah tahu, jangan ditiru ya. Kisah ini hanya fiksi belaka. Tahukan fiksi ?. Fakta yang diceritakan sehingga bukan realita yang sebenarnya.


Satu saat Amir dapat informasi bahwa Sugondo, salah satu pemegang saham bank Bumi Jaya tidak clean. Karena Sugondo terkait dengan bisnis lain yang dilarang oleh OJK untuk menjadi Saham pengendali Bank. Tentu Amir dapat informasi ini dari otoritas yang khusus melacak asal usul uang dari setiap pengusaha yang dicurigai. Informasi ini sangat rahasia karena belum ada bukti hukum pelanggaran. Namun informasi ini digunakan oleh Amir untuk menekan Sugondo.


Hebatnya, tekanan tidak dilakukan Amir langsung. Dia gunakan tangan pejabat. Benarlah. Sugondo takut. Pejabat sarankan kepada Sugondo agar menjual saham bank itu kepada Amir. Karena Amir punya koneksi dengan top kekuasaan. Singkat cerita deal terjadi. Gimana dealnya ? Amir tidak bayar tunai kepada Sugondo. Amir bayar pakai obligasi atas nama perusahaannya yang sudah IPO. Dengan demikian Sugondo bisa keluar dan aman. Setelah itu Bank Bumi Jaya juga listed di bursa.


Amir bisa atur beberapa pengelola dana pensiun membeli saham bank itu dengan harga 2 kali lipat. Mengapa pengelola dana pensiun mau beli saham bank itu ? Amir yakinkan bahwa dalam kurun waktu tertentu, bank nya akan dibeli oleh investor asing dari Arab. Nilainya 6 kali. Wajar saja pengelola dana pensiun setuju. Tetapi itu hanya janji doang. Nah setelah IPO, dia bisa lunasi obligasinya. Punya bank tanpa keluar modal. Hebat kan. Setelah itu apakah Amir puas ? engga. Itu baru awal.


Berikutnya, Amir mendekati dana Haji untuk menempatkan dananya ke banknya. Tentu dengan bunga menarik. Kemudian dia menciptakan skeme kredit in kind loan atau Non Recourse loan ( pinjaman dengan jaminan proyek itu sendiri). Siapa nasabahnya ? Ya group amir sendiri. Tetapi tentu disamarkan dengan canggih. Dalam hitungan tahun bank Bumi Jaya langsung melesat dan bersinar. Saat itulah dia datangi investor asing dari Arab, Abdul. Dia bilang bahwa bank nya dapat fasilitas mengelola dana haji. Dan semua penyaluran kredit berkualitas. Kalau ada masalah, Amir bersedia menjaminya. Abdul tentu saja senang menerima tawaran itu. Harga saham naik sesuai ekspektasi. Amir untung besar. Dia keluar sebagai pemegang saham. Dia kaya raya.


Tetapi apa yang terjadi kemudian. Ganti presiden. Dana haji diambil alih negara pengelolaannya. Sebagian besar dana haji disalurkan ke SUKUK berbasis proyek negara. Bank tidak bisa lagi bebas kelola dana haji. Abdul stress. Yang lebih stress lagi adalah warisan kredit dari Amir semua berpotesi macet. Ini memaksa Abdul sebagai pemegang saham baru bank harus meningkat cadangan resiko kredit. Dan harus menjual NPL nya agar banknya sehat sesuai aturan OJK. Tetapi yang lebih stress adalah setiap tahun jumlah NPL terus meningkat. Artinya Abdul beli telur busuk. Bank akhirnya rugi. Sahampun jatuh.


Abdul sangat kecewa. Apalagi setelah dia minta pertanggungan jawab dari Amir. Dijawab dengan santai. “ Loh itu kredit semua diberikan sesuai dengan aturan OJK. Proyek sebagai jaminan. Proyenya ada kok. Engga fiktif. Kalau mereka engga bisa bayar, ya sita aja proyeknya.” Kata Amir seraya tersenyum.

“ Tetapi di pasar itu semua dihargai dibawah harga buku.”

“ Itu kan penilaian market. Bukan salah saya. Kamu sabar saja” Kata Amir bikin kesal Abdul.


Akhirnya Abdul terpaksa gugat Amir ke pengadilan. Hanya itu jalan yang bisa ditempuh Abdul agar bisa memaksa Amir bertanggung jawab. Tetapi Amir menanggapi santai saja. “ Saya engga paksa anda beli. Anda juga tidak bodoh waktu beli bank saya. Anda tentu sudah due diligent. Terus, kalau sekarang ada masalah. Salah saya dimana ? Hebatnya modus itu dilakukan Amir bukan hanya pada 1 bank tetapi ada dua. Tentu dengan skema berbeda.


Pengadilan langsung menerima gugatan Abdul kepada Amir sebesar lebih dari Rp. 7 triliun. Teman teman Amir di partai dan pejabat ogah bantu dia lagi. Dua kasus bank yang bermasalah itu siap menggulung dia. Dia butuh dukungan dari Presiden. Tetapi presiden cuek aja.***


Drama ketujuh.


Tahun 2001. Rapat bertempat di Hotel Mandari Mauritus Singapore. 

“ Berapa perlu dana untuk ambil alih Holding Industri Kertas itu ?Kata Udin.

“ USD 200 juta” Kata Amir.

“ Proses lelang di BPPN gimana ? Kata Udin.

“ Engga ada masalah. Pasti menang. Sedara saya punya akses politik. Kita udah atur semua. Asalkan anda bisa bantu bukti kesiapan Dana.” Kara Amir.

“ Baik. Akan saya siapkan bukti dana dari first class bank. “ Kata Udin. 

“ Terimakasih. Kami juga berharap anda bantu kami dapatkan uang untuk bayar asset ke BPPN”

“ Apa exit nya ? 

“ Sudah ada buyer dari Jepang, Kami sudah teken kontrak. Harga USD 800 juta.

“ Jadi, singkatnya ambil alih dan jual lagi. Untung USD 600 juta ?Kata Udin menegaskan.

“ Tepat” Kata Amir. 

“ Kalau begitu. Anda tunjuk saya sebagai konsultan untuk mengatur semua itu” Kata Udin.

“ Engga ada masalah. Kita teken kontrak, saya langsung bayar konsultan fee nya”


Setelah teken kontrak sebagai arranger. Meeting selesai. 


***

Beberapa waktu kemudian, Udin bertemu dengan Amir di Jakarta. “ Ini bukti dananya dan ini skemanya pembiayaannya” Kata Udin.


“ Bisa jelaskan skemanya “ kata Amir.


“ Aksi yang dilakukan adalah mengambil alih hutang holding di Bank Samiun dengan menarik hutang dari Bank Jagal. Aksi ini dilakukan atas nama P.T. Tipsani dengan menunjuk pemegang saham dan direktur nominee. Setelah selesai proses LBO, PT Tipsani melakukan trasfer right ke PT. Dwi Malingko yang tidak terlibat sama sekali secara hukum dalam aksi pengambil alihan. Setelah pengambil aliihan, harus segera exit atau refinancing melalui pelepasan saham kepada pihak Buyer. Yang sudah berminat Jepang kan. Dari sini akan dapat  melunasi hutang ke Bank Jagal dan juga untung besar dalam bentuk capital gain. Paham? ”  kata Udin.


“ Paham. Tapi gimana dapatkan pinjaman dari bank Jagal ?


“ Engga usah kawatir. Saya akan sediakan SBLC dari first class bank di Eropa. Gunakan itu sebagai collateral. Tapi harus anda ingat. SBLC itu hanya credit enhancement. Tidak bisa ditagih. Jadi harus ada Letter of undertaking dari Bank Jagal. Bahwa ketika jatuh tempo, Bank Jagal yang harus tanggung jawab.”


“ OK. Gimana kalau bank Jagal engga cukup uang untuk beri pinjaman. Maklum ini kan mata uang dollar? 


“ Engga usah kawatir. Selagi Bank Jagal setuju memberi anda pinjaman dengan jaminan SBLC sesuai skema. Saya akan dapatkan uang tunai di Singapore.”


“ Caranya ?


“ Bank Jagal tinggal transfer SBLC itu ke Bank di Singapore. Dalam 6 jam uang mengalir ke Bank Jagal. Simple !


“ Resiko tetap ada pada bank Jagal ? 


“ Loh kan skema ini aman. Sudah ada exit buyer. Kecuali anda sendiri tidak yakin. Ya stop tidak perlu diteruskan. Tugas anda yakinkah Bank Jagal dan pihak pemeriintah. “ Kata Udin dengan tersenyum.


“ Ok  saya bisa atur.” Kata Amir.


***

Proses lelang dan proses pembiayaan akusisi selesai selama 3 bulan. Udin dapat fee. Tapi tidak dibayar dalam bentuk uang. Dibayar dalam bentuk saham salah satu anak perusahaan dari holding yang diambil alih. Lewat skema itu Pejabat otoritas hanya tahu bahwa Amir kaya raya. Tapi setahun kemudian, Terjadi masalah. Masalah besar. 


Apa yang terjadi kemudian ? Janj Holding akan dijual kepada Jepang tidak dilaksanakan oleh Amir. Ini sama saja meniupkan angin tornado ke Bank Jagal yang teracam harus membayar hutang ke Bank di Singapore karena SBLC sebagai collateral dipastikan default. Benarlah, ada tagihan antar bank ke bank Jagal dan Bank Pusat (BP)  menyatakan posisi transaksi antar bank itu adalah potential loss. BP langsung mendebit rekening Bank Jagal di BP untuk melunasi komitmen ke bank di Singapore. 


Dampaknya Dirut Bank Jagal masuk penjara dan beberapa direksi diberhentikan. Direksi PT. Tipsani buron.  Nama Amir dan rekannya bersih dari hukum pidana atas kasus default itu. Karena yang melakukan perikatan hukum adalah PT. Tipsani dimana baik Amir maunpun teman temannya tidak ada namanya di perusahaan itu. 


“ Mengapa PT. Dwi Malingko tidak melaksanakan skenario melepas saham ke Jepang agar dapat bayar hutang PT Tipsani dan menyelamatkan Bank Jagal dari default dengan bank di singapore ?  Kata Udin kepada Amir ketika bertemu di London. Amir hanya tersenyum seraya menikmati Cigar di lounge executive Hilton Hotel. Udin tahu bahwa skemanya dipakai oleh Amir untuk merampok bank. Padahal niat Udin baik. Tetapi ditangan Amir niat baik itu jadi cara mudah merampok tanpa tersentuh hukum. 


Amir dan saudaranya tetap kaya raya. Sementara Udin, fee yang dia terima dalam bentuk saham anak perusahaan dari holding yang diakuisisi Amir terpaksa dijual untuk melunasi hutang perusahaan sahabatnya yang terancam disita bank. Tahun 2003 Udin hijrah ke China. Melupakan kenangan buruk di Indonesia.***




No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.