Kemarin malam saya chatting dengan teman di NY. Setelah bicara bisnis, saya tanya soal alasan AS keluar dari Afganistan. Saya ingin tahu dari dia. Karena saya tahu dia analis geostrategis. Informasi dari dia sering saya gunakan dalam membuat keputusan bisnis. Menurutnya sederhana saja. Politik luar negeri AS sudah berubah. Dari geopolitik ke geostrategis. Mengapa ? Politik era sekarang, tidak lagi atas dasar idiologi tetapi alasan ekonomi. Lihatlah China. Pendekatan politik luar negeri China yang focus kepada geostrategis justru mengamankan kepentingan domestika china sendiri.
Sementara pertimbangan politik AS karena alasan idiologi demokratisasi dan globalisasi, ternyata merugikan kepentingan domestik AS. Kamu bisa bayangkan. Di Afganistan selama 20 tahun, setiap tahun AS keluar uang USD 100 miliar. Itu sama dengan utang luar negeri seluruh negara miskin. Tiga tahun anggaran melindungi Afganistan sama dengan total hutang indonesia sejak Indonesia merdeka. 20 tahun anggaran melindungi Afganistan sama dengan 2 kalI total hutang AS kepada CHina. Itu benar benar konyol. Atau tepatnya kebodohan.
Apa penyebabnya? Setiap keputusan politik yang melibatkan militer maka itu adalah wahana merampok kas negara. Itu terjadi di negara manapun, bukan hanya di AS. Dari politisi sampai militer, korporat ikut menikmati uang itu. Sementara AS sebagai negara tekor dan negara yang dilindungi, rakyatnya semakin miskin. Itu sebabnya AS meminta kepada Rusian dan China ambil bagian menyelesaikan masalah Afganistan. Mengapa? Karena mereka bertetangga. Tentu mereka lebih pantas menolong. Dan mereka lebih paham bagaimana memainkan kartu politik terhadap Afganistan.
Lantas apa kompensasinya bagi AS terhadap lepasnya Afganistan. Kompensasi politik tentu ada. Setidaknya keyakinan China dan Rusia termasuk negara asia Tengah tidak lagi menganggap AS sebagai ancaman. Dengan demikian akan terbentuk pemahaman yang positip atas kehadiran TNC AS di Negara Asia Tengah, yang kaya akan migas dan mineral. Kolaborasi dan sinergi dapat terjadi meluas dengan Cina dan Rusia. Tentu akan menguntungkan semua pihak.
Bagaimana masa depan Afganistan setelah AS hengkang? Taliban bukanlah kelompok yang sepenuhnya otonom. Mereka pada dasarnya adalah bagian komunitas intelijen militer Pakistan, atau dikenal sebagai Intelijen Antar-Layanan. Jika Anda ingin memikirkan apa yang mungkin terjadi di Afghanistan, mungkin akan sangat berguna untuk mempertimbangkan apa yang menjadi kepentingan strategis militer Pakistan. Adalah kontrol proxy atas Afghanistan. Saya yakin pemerintah Cina dan Rusia ada dibelakang memback up dan AS bersama sekutunya akan membuka jalan untuk terjadinya proses rekonsiliasi nasional secara inklusif.
Kira kira apa hambatannya ? Hambatan itu datang dari pendukung Presiden Ghani. Umumnya mereka adalah tuan tanah dan para pengusaha yang selama ini mendapatkan konsesi bisnis dari kehadiran bantuan uang AS. Mungkin kekacauan sekarang yang disikapi international dengan wait and see, tidak lebih cara mereka memberikan peluang kepada Taliban menjinakan kelompok Ghani. Karena selama ini yang menghambat upaya damai justru datang dari kelompok pendukung Ghani. Mereka menolak dominasi Taliban dalam politik. Padahal kan Taliban itu etnis Pashtun, yang merupakan mayoritas di Afganistan
Sepertinya dengan kepergian Ghani upaya memaksa pendukung nya duduk berunding itu akan lebih mudah. Walau kadang terpaksa harus dieksekusi mati? Ya dimana mana proses transisi kekuasaan yang diikuti perubahan sistem, itu melahirkan revolusi. Biasa aja. Taliban sekarang tidak lagi berpikir idealogis agama,. Mereka sudah berubah dan lebih focus kepada geostrategis, yang didukung China dan Rusia. Terbukti sikap militer Afganistan memberi kesempatan kepada Taliban menguasai Kabul tanpa terjadi perang saudara. Peluang bisnis multi billion dollar dalam bidang logistik oil dan gas serta smelter mineral terbuka lebar di depan mata. Semua ingin berubah dan damai. Ini juga menyadarkan AS bahwa masalah Afganistan sudah closed file. Game is over. Just go home and good bye.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.