CEO Apple Tim Cook hadir di Istana Kepresidenan, Jakarta, pada Rabu (17/4/2024) untuk bertemu Presiden Joko Widodo. Pantauan Kompas.com, mobil yang membawa Tim Cook datang pukul 08.55 WIB di halaman belakang Kompleks Istana Kepresidenan. Tim yang didampingi oleh para stafnya kemudian turun dari mobil sedan hitam dan langsung membuat tanda "peace" menggunakan dua jari. Semua media massa berusaha meliput memberitakan dengan bombamdis seakan walau rupiah terpuruk namun reputasi investasi asing ke Indonesia tidak terpengaruh. Itu kesan yang ingin disampaikan ditengah keragu raguan hakim MK memutuskan sengketa Pilpres.
Saya akan berusaha membahas soal investasi Apple dan kemungkinan besar mimpi Indonesia menjadi hub investasi Apple di Asia Tenggara menggeser China.
Pertama. Apple Inc adalah perusahaan AS yang tidak punya pabrik di AS. Mereka lahir dari soft design industri AS yang berfocus kepada research design technology dan value Industry dengan ongkos rendah dan laba berlipat. Misal, di dalam perut product HP apple itu ada ratusan komponen yang dibuat oleh ratusan pamasok. Mereka para pemasok ini tergabung dalam management supply chain. Mereka beroperasi berdasarkan standar business apple dari sejak riset sampai pada much product ( produk massal). Mereka itu adalah industri ECI ( electronic components Industry). Proses produknya dari mengandalkan upah murah seperti casing, on/off instrument, baterai dan lain lain, sampai kepada high technology seperti microprosessor (CPU).
Awalnya mereka bermitra dengan Foxconn di Taiwan. Namun sebagian besar pemasok dari China. Alasannya? ongkos supply chain dan kecepatan serta adopsi riset perusahaan China bisa mengimbanggi Apple. Itupun karena China sudah established dalam hal industri ECI ( electronic components Industry). Di AS untuk membuat 300 Kg material RRE butuh waktu 30 hari. India 45 hari. Jepang 40 hari. China hanya butuh waktu 3 hari. Itu sebagai pembanding.
Kalau akhirnya Apple pindahkan sebagian proses produksinya ke Vietnam, itu bukan karena China tidak menarik lagi. Tetapi karena Apple tidak bisa mereformasi bisnisnya yang mengandalkan upah murah. China tidak lagi berbisnis dengan upah murah. China sudah naikan upah 10 kali lipat sejak 10 tahun lalu. Mengapa? industri ECI yang andalkan upah murah itu valuenya rendah. Beda dengan ECI microprocessor. Itu nilai tambahnya sangat tinggi dan China tidak tergantikan. Apple tetap bergantung kepada China. Nah Kepindahan Apple ke Vietnam, sebenarnya mengikuti kepindahan industri ECI China yang sudah relokasi sejak 10 tahun lalu dengan motif upah murah. Yang invest di Vietnam bukan Apple tapi member supply chain Apple di China, yang totalnya mencapai USD 16 miliar.
Mengapa Industri ECI China relokasi ke Vietnam ? Pertama, sebagian besar buruh Vietnam bisa bahasa mandarin, sehingga mudah bagi China training mereka. Kedua. Produktifitas buruh Vietnam lebih tinggi dibandingkan negara Asean lainnya. Jadi walau upah relatif sama dengan Indonesia, tetap saja Vietnam lebih murah dari segi produktifitas. Ketiga. Pemerintah Vietnam memberikan keringanan pajak, insentif investasi, dan proses pendaftaran usaha yang sederhana, menciptakan lingkungan bisnis yang menarik bagi investasi asing. Contoh, Tata niaga yang aman dan bersih dari rente. Beda dengan Indonesia, setiap tata niaga pasti ada rentenya.
Kedua. Apple berusaha mendekati Indonesia, karena market mereka di Indonesia mencapai USD 2 miliar/tahun. Sementara market mereka di China sudah tergerus oleh pesaingnya dari Huawei. Apalagi fitur Huawei menyatu dengan telp satelite anti blank spot. Oppo, yang jago distribusi dan marketing. Jadi mengapa Cook ingin bertemu langsung dengan Jokowi, ya berharap proteksi dari serangan produck HP China, dengan iming iming indonesia sebagai bagian dari proses produksi Apple. Ya kalau melihat infrastruktur ECI indonesia, kita hanya kebagian buat casing dan packing aja. Sementara ECI lainnya tetap dari China dan Vietnam, Itupun mereka minta bebas bea impor agar bisa bersaing denga produk China.
***
Masalah kita di Indonesia wawasan bisnis dan riset baik pemerintah maupun dunia usaha sangat rendah. Apalagi dalam situasi dunia yang berubah, pergeseran geopolitik dari sumber daya alam ke sumber daya manusia, yang juga pertarungan geostrategis yang tidak lagi soal hegemoni kawasan tapi udah bergeser kepada hegemoni logistik. Kita masih gagap melihat fenomena ini. Karena pemerintah yang low class dan memunggungi Riset. Mari saya beri contoh kasus betapa low class nya menteri dan presiden kita:
”Waktu saya di Washington sebulan lalu, kita paparin (rencana transisi energi) mereka sudah iya, terus saya bilang, where is the money? Ao ao ngomong doang," papar Luhut dalam acara 'Hilirisasi dan Transisi Energi Menuju Indonesia Emas', Jakarta, dikutip Rabu (10/5/2023). Saya rasa itu bukan AS ngomong doang. Bisa jadi LBP salah menterjemahkan bahasa diplomasi. Kan kalimat diplomasi kalimat bersayap. Engga bisa diartikan secara harfiah.
Bisa saja Presiden AS Joe Biden mengungkapkan komitmen negara-negara G7 hasil inisiasi AS dan Jepang untuk mendanai percepatan transisi energi di Indonesia. Komitmen ini dituangkan melalui inisiasi Just Energy Transition Partnership (JETP) yang dicetuskan pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali, Selasa (15/11/2022). Bisa saja JETP itu “ Jadi Elo Tetap Patuh.” Artinya jangan noleh ke China. Patuh aja. Nah, elo akan dapat cuan USD 20 miliar dana JETP.
Terus ada lagi Adam Boehler CEO, US-DFC bertemu dengan LBP berjanji akan biayai pemindahan ibukota. Langsung sumringah. Biar tambah yakin dibentuklah dewan pengarah IKN, Tonny Blair dan Masayoshi Son. Eh ternyata omong doang juga. Itu mungkin salah pengertian. Maksudnya Boehler pindah ibukota, bukan Jakarta sebagai ibukota dipindahkan. Tapi kiblat indonesia pindah ke Washington. Nah Indonesia akan dapat uang USD 30 miliar.
Singapore minta supaya kita ekspor listrik dari energy bersih, Duh LBP langsung ngomong dengan Media massa. Kita akan supply listrik Tenaga Sampah (PLTS) ke Singapore. Padahal yang dimaksud Singapore Energy bersih itu bukan PLTSampah tetapi PLTSurya. Singapore hanya perlu lahan luas di Indonesia untuk pasang panel dan listriknya disalurkan ke Singapore lewat kabel bawah laut. Dengan itu Industri panel listrik singapore bisa hidup dan untung. “ Brengsek loh” Kata LBP menolak rencana Singapore. Batal lagi.
Elon Musk mau invest di Indonesia.Duh senangnya. LBP langsung sesumbar .Tesla akan pindahkan pabrik EV dan Baterai ke Indonesia, Itu investasi triliunan. Media massa gancar beritakan. Eh salah lagi. Maksud Elon Musk, “ gua hanya pindahin pabrik doang ke Indonesia, jual EV ke pasar indonesia. Tetapi duitnya dari bank di Indonesia. “ Ah brensgsek loh. Gagal lagi. Akhirnya Elon pindahin markas ke Malaysia, negara yang sudah ada pabrik katoda baterai. ELon tinggal bangun pabrik body EV doang.
Memang diplomasi itu ilmu yang rumit dan perlu talenta hebat. Perlu banyak membaca dengan literasi luas dan kuat. Engga semua orang bisa. Nih ada cerita. Agus salim, saat konfrensi Meja Bundar, dia merokok lisong di tengah ruangan. Pihak Belanda yang ikut dalam konferensi tegor keras. “ Eh orang kampung! Teriak diplomat Belanda. “ Bau rokok kamu. Jaga etika ! Tambahnya.
Agus Salim menjawab “ Mengapa tuan membenci aroma rokok ini. Padahal dalam rokok ini ada tembakau, cengkeh dan lada. Bukankah tuan datang menjajah Indonesia karena rempah rempah itu. Kalau tidak suka aromanya ya hengkang dari Indonesia.” Tiga diplomat lain dari AS, Swedia dan Inggris tersenyum dan tertawa, seraya mengacungkan jempol “ Smart diplomasi..” Kata mereka. Tapi itu karena pemimpin masa lalu kita rendah hati dan doyan baca buku, bukan doyan omong yang engga boleh dikritik. Lah sekarang, orang kritik mengingatkan, malah disuruh keluar dari Indonesia. Pas kena kasus Tataniaga Timah, bilang ini pelajaran mahal bagi Indonesia. Padahal udah diingatkan berkali sejak beberapa tahun lalu betapa brengseknya pengelolaan SDA kita. Eh aktifis yang kritiis malah dikriminalisasi.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.