Trumps ini latar belakangnya adalah pengusaha dan lahir dari keluarga konglo. Jadi dia lahir udah pakai dasi. Tentu dalam perjalanan hidupnya yang serba plamboyan, dia tidak perlu mikir dengan gaya acrobat nya. Toh jatuh juga, ada bapaknya yang akan angkat dia lagi. Watak seperti itulah yang membentuk dia sampai usia 70 lebih dan kini terpilih lagi sebagai presiden USA. Sebelumnya tahun 2021 dia gagal meraih kursi pada periode keduanya.
Paska kejatuhan Lehman, tahun 2008 AS tak henti struggle keluar dari pusaran krisis. Obama terpilih dengan harapan besar “ Yes! We can. “ Katanya. Orang punya harapan. Ternyata gagal juga. Tahun 2017. Trumps datang dengan gaya urakannya memperolok kaum politician istana gading. “ Make America Great again. “ Nyatanya makin keok dengan China. Publik marah. Dia gagal masuk putaran kedua presiden AS. Biden menggantikannya malah lebih buruk. Dan wajar kalau rakyat AS berkiblat lagi ke Trumps.
Apa sih program Ekonomi Trumps ? Trumps akan memanfaatkan pasar domestic sebagai modal besar AS untuk tetap jadi pemimpin dunia. Tarif impor akan dia naik kan. Khusus barang dari China jadi 60%. Sementara non china 10%. Memang karena itu harga barang impor jadi mahal. Akan sulit bersaing dengan produksi dalam negeri. Dengan itu peluang bisnis domestik terbuka lebar, khususnya Industri. Jadi dia sebenarnya pemberontak system kapitalisme AS. Dia engga percaya dengan liberalisme. Dia hanya yakin AS bisa besar lagi apabila negara lead secara penuh dan market regulated
Pada waktu bersamaan Trumps lakukan pemotongan pajak korporate dan professional dari 21% menjadi 15%. Tentu ini akan mengurangi tax ratio dalam jangka pendek dan memperkecil ruang fiscal. Engga ada masalah. Karena Trumps yakin, dengan pajak rendah akan menarik orang kaya untuk investasi di sector real terutama industry, dan menjadi magnit terjadinya relokasi industry dari Eropa, Jepang, Korea, bahkan China ke AS. Yang tentu akan menyerap angkatan kerja luas. Dengan strategi itu makanya kehadiran Trumps kembali ke panggung Pilpres AS mendapat dukungan para boss korporat dan dia menang mudah.
Bagi financial player dan terutama kaum moneterisme jelas saja cara berpikir ekonomi Trumps ini mimpi buruk. Karena dia tidak percaya dengan kebijakan moneter dan fiscal buka tutup likuiditas. Karena pada akhirnya membuat ketidak seimbangan antara fiskal dan moneter. Dia tidak percaya denga system itu yang katanya inflasi terkendali. Toh pada akirnya walau inflasi rendah tetap aja daya beli drop.
Jadi jangan kaget bila di era Trumps akan terjadi tsunami moneter bagi negara berkembang. Kemarin The Fed turunkan suku bunga 0,25 bps. Itu akan jadi penurunan suku bunga terakhir. Selanjutnya suku bunga akan tetap tinggi. Mengapa ? The Fed harus kawal kebijakan trumps yang dalam jangka pendek bersifat inflasi. Karena walau pajak turun, dia engga mau turunkan belanja APBN nya. Defisit akan melebar. Surat utang akan diproduksi terus agar capital inflow terjadi.
Dan bagi Trumps, kenaikan suku bunga ini akan jadi senjata geopolitik nya menekan negara yang tergabung dalam BRICS untuk balik lagi ke " konsesus Washington". Mengapa ? misal, Indonesia harus terus naikan suku bunga BI-rate diatas bunga the fed agar tidak terjadi capital outflow. Index USD akan semakin menguat. Sementara IDR akan terus melemah. Tentu akan semakin sulit bagi dunia usaha untuk ekspansi dan orang kaya lebih suka investasi SBN berbunga tinggi daripada bangun pabrik yang pasti tekor. Ya kita hanya punya dua plihan, “ Surrender or die “.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.