Friday, May 1, 2020

Boutique investment ?



Semua anda tentu tahu kalau saya sebut Google. Kita punya sebutan mesra untuk Google, itu mbah. Artinya mesin yang serba tahu. Google adalah merek bisnis. Nama pemilik nya adalah Alphabet Inc. Yang menarik bahwa kehebatan Google adalah aksi akuisisi dan kemitraan dilakukan dengan sangat cepat dan kelasnya luar biasa. Catatan tahun 2016 ada lebih 200 perusahaan yang telah diakuisisinya. Kita semua tahu kalau disebut android dan Youtube. Nah itu bagian dari daftar perusahaan yang berhasil diakuisisinya. Google menganut konsep collaboration dan sinergy untuk mengembangkan bisnisnya. Google tidak membuang waktu untuk membangun bisnis pendukunganya dari nol tetapi mengajak orang untuk bergabung. Kalau tidak mau maka dilakukan buyout. Kalau bersedia maka akan didukung dengan akses tekhnologi dan sumber daya yang dimilikinya agar sama sama berkembang.

Di China saya punya teman yang sukses mengembangkan tekhnologi berbasis internet of Thing untuk mendukung efisiensi penggunaan listrik. Tekhnologi ini mendapat response yang baik sekali dari pasar. Dalam 4 tahun perusahaannya tumbuh dengan pesat dengan tingkat turnover mencapai USD 1 miliar setahun. Setelah itu , dalam 5 tahun dia berhasil menarik kemitraan yang luas dengan industri pendukung utama bisnis nya seperti industri bateray, stasuon pengisian listrik untuk baterai. Pusat data center ( IDC), Tambang nikel, Bank energy, bahkan sampai ke pembangkit listrik. Dalam 5 tahun dia belanja untuk akuisisi dan merger mencapai USD 4 miliar. Padahal ketika awal berdiri perusahaan itu hanya punya modal tidak lebih USD 500.000.

Nah pertanyaannya adalah bagaimana Google dan teman saya di China itu mampu melakukan collaboration dan sinergi dengan cepat, dengan ongkos yang sangat besar? Itu berkat dari jasa Boutique investment. Apa itu Boutique investment ? Itu adalah jenis usaha yang semacam asset management yang befocus kepada spesialisasi bisnis. Tugas Boutiques investment adalah memberikan advice bagaimana perusahaan bisa mengembangkan dirinya lewat penguasaan pasar, tekhnologi dan SDM yang berkaitan langsung dengan bisnis utama perusahaan itu. Contoh Google yang mengambil alih Youtube dan android. Hebatnya, boutique investment tidak memberikan advice bertujuan untuk menjadikan clients nya raksasa dan memangsa perusahaan lain seperti halnya konsep konglomerasi. Tetapi focus kepada peningkatan value perusahaan lewat sinergi dan collaboration yang saling terkait.

Hebatnya lagi, kalau clients datang dengan visi bisnis 10 maka di tangan boutique investment akan dipoles visinya menjadi 100. Artinya banyak hal yang tidak dipahami oleh Clientsnya ternyata boutique investment lebih mengetahui. Mengapa ? Karena boutique investment punya kekuatan di bidang specialisasi yang didukung oleh riset bisnis yang luas dan pengusahaan akses data di hampir semua bisnis yang menjadi specialisasinya. Artinya kalau anda datang ke Boutique investment di bidang mining atau tekhnologi IT. Maka mereka lebih hebat visi dan akses datanya di bandingkan anda sendiri. Nah karena mereka sangat ahli di bidang investasi bisnis terspesialisasi maka mereka juga dipercaya oleh banyak investor private yang selalu welcome untuk terlibat atas pembiayaan proyek clientsnya. Bahkan mereka terlibat dalam proses refinancing dan exit strategi ke pasar modal.

Jadi Google dan teman saya itu, semua pembiayaan ekspansinya di biaya oleh sumber daya keuangan dari Boutique investment. Lantas apa yang didapat oleh Boutique investment itu ? mereka hanya dapat fee sebagai jasa penyedia solusi pengembangan bisnis dan financial engineering. Umumnya pendiri Boutique investment adalah mantan banker atau mantan CEO perusahaan besar yang punya pengalaman luas dalam bisnis tertentu dan tentu punya jaringan luas. Tentu visi idealisme lebih besar bagi pendiri Boutiques investment. Karena mereka sebagai perantara antara creator bisnis dengan pasar uang, tekhnologi, serta sumber daya manusia. Tujuanya adalah agar bisnis melahirkan humanitarian capitalisme, suatu jalinan sinergi dan collaboration atas dasar cinta dan kasih sayang bagi semua.

Doakan semoga tahun ini saya bisa mendirikan boutique investement di Indonesia. Melihat anak muda khususnya lulusan PTN/S yang sekarang animo berwiraswasta sangat tinggi khususnya di bidang industri kreatif. Kehadiran boutique investment sangat diperlukan agar mereka bisa berkembang sesuai bidang dan minat bisnisnya.

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.