Dari Hotel menuju Bandara, Yuni ditemani oleh Robert.
“ Maaf Bu. Sepertinya hubungan ibu dengan Pak Budi sangat istimewa.” Kata Robert ketika dalam perjalanan dari Bandara ke Hotel.
“ Bagaimana kamu punya kesimpulan seperti itu?
“ Saya merasakan itu ketika kemarin ibu bertemu dengan Pak Budi”
“ Dia sahabat saya, guru saya, juga kakak saya. “Kata Yuni sekenanya. Robert melihat sisi lain yang bisa didapatnya dari bekerja di bawah Yuni. Setidaknya dia bisa mendapatkan akses kepada Budi langsung.
“ Bu, Saya punya impian untuk membangun pabrik kliker dengan tekhnologi dari china bisa terkabulkan. Apalagi pasar rumah murah di Vietnam sangat besar. Pemerintah Vietnam punya program rumah untuk rakyat miskin sebagai bagian dari penataan wilayah komersial. “ Kata Robert.
“ Tapi …” Kata Robert terkesan ragu.
“ Apa ? Seru Yuni.
“ Apakah ibu tidak keberatan menyampaikan proposal proyek ini kepada Pak Budi. Maaf bu, kalau saya lancang”
“ Mengapa harus saya. Mengapa tidak langsung kamu sampaikan ke Holding di Hong Kong.?
“ Ada niat ingin menyampaikan proposal langsung kepada Holding di Hongkong namun saya tidak yakin akan mendapatkan response yang cepat. Dan lagi tugas saya hanya membantu ibu ,tidak ada kaitannya dengan obsesi saya..”
“ Mengapa kamu terlalu terobsesi dengan proyek itu ?
“ Proyek ini datang dari teman wanita saya. Namanya Yen. Dia putri pejabat tinggi di Vietnam. Dia sangat ingin proyek ini berhasil dibangun. Itu semua karena dia mencintai saya. “
“ Cinta ? Yuni terkejut.
“ Kami berencana kalau proyek ini selesai di bangun atau setidaknya ada persetujuan dari investor, kami akan menikah.”
“ Mengapa kamu tidak minta pengaruh ayahnya untuk dapatkan fasilitas pinjaman dari Bank ?
“ Dia sudah menghubungi banyak orang kaya dan juga banker di Hanoi dan Ho Chi Minh namun hampa. Karena semua punya alasan yang hampir sama bahwa tekhnologi itu tidak familiar. Mereka masih percaya dengan produk semen dari portland. Dan lagi tekhnologi dari China itu tidak populer di pasar eksport. Peruntukannya hanya sebatas perumahan kelas murahan.” Kata Robert nampak bingung.
“ Berapa usia Yen” Kata Yuni lambat.
“ 28 tahun. Dia sarjana dari China namun nampak seperti anak remaja yang belum dewasa. Maklum mungkin karena dibesarkan oleh keluarga kaya.”
“ Baik, tolong sampaikan alasan bisnis mengapa proyek itu harus dibangun di Vietnam ?
“ Bahan material semen yang hemat biaya. Bahkan menghemat sampai 80% dari harga semen yang telah ada di pasaran. Semen ini juga punya daya tahan lebih baik dibandingkan dengan semen Portland. China menggunakan tehnologi dalam program rumah murah. Tekhnologinya tidak pernah ditrasfer ke negara lain. Tapi untuk vietnam, cina bersedia memberikan tekhnologinya .Maklum sama sama komunis”
“ Oh i see.” Yuni terdiam. Tangannya terasa dingin. Jantungnya berdebar kuat. Dia seperti jatuh ke lubang jurang yang dalam ketika mengetahui Robert sudah punya pacar, bahkan sudah berencana menikah. Apalah dia dibandingkan dengan Yen yang usianya 15 tahun lebih muda dari dia.
“ Bu “ seru Robert memecah keheningan.” Besok senin kantor sudah siap. Izin pendirian perusahaan sudah selesai. Kita tinggal action saja.”Kata Robert.
“ Terimakasih Robert.” Kata Yuni sambil menatap kearah depan. Seakan sedang berpikir sesuatu. “ Kamu siapkan SDM untuk tiga orang dulu ya. Bagian legal dan umum, akuntansi, Sekretaris. Saya harap, saya kembali semua SDM sudah tersedia”
“ Siap Bu.”
Nampaknya Robert menanti Yuni memberi perintah lagi. Namun Yuni malas bicara banyak lagi.
“ Bu..”
“ Ya. “
“ Boleh saya bicara soal lain?
“ Bicara aja “
“ Untuk kesekian kalinya Yen menelphon mempertanyakan kapan bisa merealisasikan pembangunan pabrik kliker itu. Aku sudah kehabisan alasan untuk meyakinkan Yen bahwa usahanya akan berhasil mendapatkan investor. Tapi siapa ?. Kejar Robert. Seakan ingin mendapatkan respon yang baik dari Yuni. Tapi Yuni diam saja.
Dalam kegalauan itu , Robert menerima telp dari seseorang. Setelah usai bicara lewat telp, Robert kelihatan tegang“ Yen, marah. Dia mau ketemu dengan saya.” Katanya mengusap kepalanya sendiri.
“ Nanti setelah sampai Bandara, kamu segera temui dia. “
“ Kira kira gimana bu ?
“ Kirim proposal itu lewat email. Saya akan pelajari dan mencari waktu yang tepat bicara dengan Pak Budi.”
“ Terimakasih bu..Terimakasih bu” kata Robert. Terpancar dari wajahnya penuh harapan.
Sampai di Bandara, Robert segera berlalu. Yuni menatap kosong kearah kendaraan Robert sampai hilang dari pandangannya. Entah mengapa air matanya berlinang “ Yang salah aku. Terlalu berharap pria mencintaiku.” Kata Yuni dalam hati. Dia usap airmatanya dan melangkah pasti ke dalam bandara.
***
Telah seminggu Yuni di China. Mungkin malam ini sesuai jadwal Yuni akan mendarat di Ho Chi Minh.
“ Robert, jemput Yuni di Bandara ya jam 7 Malam” Kata Yuni lewat telp
“ Siap bu. Jam 6 saya sudah di bandara. “ Kata Robert.
Yuni tak bicara banyak. Hanya menutup telp dengan mengucapkan terimakasih. Dalam perjalanan ke hotel dari bandara , Robert kembali bicara soal bisnisnya dan berharap Yuni bisa bertemu dengan mitranya, Yen.
“Setidaknya saya bisa cerita siapa ibu dan yakinkan Yen bahwa ibu sebagai wakil dari Holding.”
“ Robert, saya akan bantu kamu bicara dengan Holding untuk mendapatkan dukungan membangun proyek kliker dengan tekhnologi dari China. Tapi pastikan proyek ini dapat dukungan politik baik pasar maupun bahan baku. Dan Pastikan Yen memang punya kemampuan melobi pemerintah Vietnam. Bisa ?“
“ Bisa. Bu. Sangat bisa. Ayah Yen salah satu petinggi Parai Komunis Vietnam. Pengaruhnya besar sekali. “ Kata Robert meyakinkan Yuni.
“ Apakah ibu yakin proposal ini tidak akan mengganggu posisi saya di hadapan holding karena melanggar SOP ?”
“ Tidak ada masalah, Salah satu tugas kamu adalah penghubung perusahaan dengan pihak pihak yang punya akses politik dan business network di vietnam.” Kata Yuni dengan santai.
“ Ibu tahulah. Aku sangat menginginkan pekerjaan di perusahaan ini.” Kata Robert dengan wajah memelas sambil mengalihkan wajahnya ke samping.
“ OK sekarang atur saya bertemu dengan Yen”
“ Baik bu.
Tak berapa lama Yen datang ke restoran dimana Yuni dan Robert sudah menanti. Dalam pertemuan itu Yen mencoba menjelaskan peluang pasar Vietnam dan tekhnologi yang dia yakin akan didapat dari China. Yen meremas jemari Robert dengan penuh keyakinan bahwa mereka akan menghadapi bersama sama. Yuni terhenyak dan kelabu.
***
Setelah makan malam dengan Robert dan Yen, Yuni dapat merasakan ada sesuatu antara Yen dan Robert yang tak mungkin berpisaha. Sebagai wanita Yuni dapat dengan mudah merasakan itu. Terutama tanpa sadar Yen memanggil Robert dengan sebutan “ Honey”. Sempat terkesiap jantung Yuni ketika mendengar Yen memanggil dengan nada sayang yang teramat dekat. Tapi mengapa Yuni sampai tidak merasa nyaman terhadap sikap Yen? Bukankah hubungan Yuni dengan Robert hanya sebatas atasan dan bawahan. Kalaupun hubungan terkesan dekat itupun karena sikap Yuni yang mampu membuat orang bekerja dengannya merasa nyaman.
Apakah Yuni telah salah menebak bahwa Robert menyukainya. Atau Yuni terlalu berharap dapat dengan mudah menaklukan Robert. Yuni sadar bahwa dia harus berdamai dengan kenyataan. Bahwa banyak pria yang mudah didekati tapi tidak mudah mengajak mereka berkomitmen untuk hubungan yang lebih serius.
Malam ini Yuni merasa sangat kesepian. Hidup diusia kepala empat tanpa hati untuk berlabuh. Budi memang sahabat yang baik namun ruang hatinya sudah penuh sesak dengan kedua anak dan istrinya. Yuni hanya berada di beranda hati Budi, tanpa bisa masuk kedalam. Namun walau hanya di beranda kadang Yuni merasa itu sudah berkah luar biasa. Tapi bagaimanapun dia ngin ada ruang khusus di hati seorang pria. Biar ruang itu kecil , tak apalah. Dia bisa menyendiri di ruang itu sambil menghitung bintang di langit mengantarnya tidur dalam pelukan seorang pria.
Karenanya Yuni bertekad dalam hati bahwa dia akan bersaing mendapatkan Robert. Bagaimanapun dia dalam posisi lebih menguntungkan bagi Robert di bandingkan Yen. Tanpa keputusan dari Budi tak mungkin proyek itu bisa jalan. Robert akan lebih memihak kepadanya. Itulah keyakinannya.
Dengan lelah dan kantuk direbahkan tubuhnya di tempat tidur. Namun belum sempat dia terlelap , terdengar telp cellularnya bergetar. “ Yuni ” Suara Budi diseberang.
“ Ya Mas..”
“ Maaf ganggu ya”
“ Engga apa apa. Aku senang Mas telp. “
“ AKu sudah baca resume kamu. Bagus.”
“ Jadi gimana Mas ?
“ Aku hanya mikirkan gimana kamu bisa atur pekerjaan kamu yang sedang memproses pemindahan pabrik dari China ke Ho Chi Minh”
“ Engga ada masalah Mas. Kalau diizinkan , beri saya otoritas untuk menugaskan Robert untuk proses peluang bisnis ini.”
“ OK. Lah. “
“ Terimakasih Mas.”
“ Oh Ya. boleh aku juga usul ?
“ Apa ?
“ Gimana kalau Robert juga dibantu oleh salah satu orang dari team aku yang ada di Jakarta. “
“ Mengapa ?
“ Untuk efektifitas aja. Dan sekalian memberikan wawasan mereka bekerja secara international”
“ Engga ada masalah Mas.”
“ OK thanks. Besok aku ke Hong Kong.”
“ Ok. Jadi kapan kita ketemu lagi ? Kata Yuni harap.
“ Kamu kangen yaaa” Terdengar Budi tertawa.
“ Ya. Emang Mas engga kangen?
“ Kangen juga tapi aku sibuk. “
“ Ya aku maklum”
“ Ya. udah tidur sana. “
“ Aku kangen nih. “
“ Tidurlah. Udah ya.. “ Ya. “
***
Tak lebih sebulan Robert di minta Budi untuk berangkat ke Hong Kong bertemu dengan Business development group di Holding. Budi minta Yuni agar mendampingi Robert. Dan tak lupa juga Budi ingatkan agar membawa Juga Yen. Dengan penerbangan pertama , mereka berangkat ke Hong Kong. Dalam peneberbangan , Robert duduk bersama Yen dan Yuni duduk di ruang business Class. Kadang Yuni sempat lirik kearah belakang. Mungkin mereka sedang menikmati kebersamaan dan impian akan masa depan yang indah. Apalagi kedatangan mereka atas undangan resmi dari Holding.
Setiba di kantor Holding, Budi minta bicara secara pribadi dengan Yen namun di dampingi oleh Lena sekretaris Budi. Yuni tidak tahu apa yang dibicarakan. Namun setelah pertemuan itu, Budi mengajak Yen dan Robert rapat bersama BDG. Budi menjelaskkan peluang yang ada dan meminta agar BDG membuat lebih detail rencana bisnis tersebut. Usai meeting, Yen mengundang mereka makan malam bersama professor dari Tianjin. Katanya professor itu sahbaat ayahnya. Yuni tahu Professor itu juga adalah sahabat Budi , yang termasuk elite partai komunis di China. Ada apa ini? Apakah Yen ingin gunakan pengaruh ayahnya agar melunakan sikap Budi. Ataukah Yen ingin memastikan bahwa peran Yuni jadi kecil kalau sampai ada keputusan proyek ini dijalankan.
Dalam acara makan malam itu , Budi nampak akrab sekali dengan Professor dan ketika hendak berpisah usai makan malam itu , Yuni mendengar pasti Budi berkata kepada Professor itu “ Saya akan follow up proyek ini dan saya akan jaga Yen sebagaimana permintaan ada untuk sahabat anda di Vietnam.” Professor itu nampak senang sekali. Tapi ketika Yen nampak tersenyum kearah Budi, hati Yuni teriris. Apalagi ketika Robert merangkul pinggang Yen ketika melangkah keluar dari restoran.
Yuni kembali ke Hotel bersama Budi. Dalam perjalanan ke hotel, rasanya Yuni ingin menangis meratapi nasipnya. Tapi dia berusaha kuat. Akankah sahabatnya mengerti keadaannya. Akankah Budi bisa diajak memahami sikapnya yang harus mendapakan Robert dari Yen ? akankah ?
“ Aku dengar sekarang Doni udah jadi boss. Pegang posisi puncak di anak perusahaan developer kawasan industry di China ? Kata Yuni. Doni mantan sahabat Yuni yang tak pernah mencintainya.
“ Ya. Itu keputusan HRD”
“ Bukan keputusan Mas?
“ Bukan.” Jawab Budi tegas.
“ Beruntung sekali Yolanda.” Kata Yuni. Yolanda adalah sahabat Yuni yang juga istri Doni.
“ Ada apa dengan kamu ?Budi menoleh kesamping.
“ Engga apa apa “
“ Masih inginkan Doni. Masih belum move on?
“ Aku udah lupakan dia. Tapi…”
“ Tapi..apa ?
“ Semua pria yang pernah menolak aku adalah pria hebat dan yang justru menerimaku adalah pria pecudang. Kenapa ?
“ Ah kamu. Mulai dech baper. Sekarang focus aja kerja “
“ Mau focus gimana ? sebentar lagi Yen akan jadi boss di pabrik itu dan menikah dengan Robert. Aku akan kembali mimpin holding di Jakarta. “
“ Emang masalah buat kamu ? Kata budi mengerutkan kening.
“ Engga. Kalau itu sudah keputusan Mas , ya mau gimana lagi. Apalah aku?
“ Duh..nada bicara kamu sepertinya ada sesuatu …”
“ Aku hanya sampaikan kenyataan. Kenapa pula Mas jadi berpikir macam macam?
“ Ok. Saya paham”
“ Dan…
‘ Apalagi ?
“ Maya semakin jauh dariku. “ Entah mengapa Yuni menangis. Budi terkejut. Dia segera mendekap Yuni. Mendekatkan kepala Yuni kebahunya untuk bersandar. “ Mas...” Kata Yuni dengan menumpahkan air mata sejadi jadinya. Tapi Yuni tidak mau meratap. Budi hanya diam. Tapi Yuni merasakan jantungnya bergetar hebat. Budi menahan emosi dan bisa merasakan perasaan Yuni. Tapi dia tidak bisa berbuat banyak. Bisnis adalah bisnis dan Yuni bagian dari proses bisnis bagi Budi. “ Kalau masih menggunakan perasaanku maka aku akan terluka.” kata Yuni dalam isak tangis.
" Jangan mengeluh. Hidup kamu adalah pilihan kamu sendiri. Hadapi hidup itu dengan tegar. Berusahalah sabar dan bersyukur " kata Budi berusaha menentramkan Yuni.
***
Sesampai di Hotel, Budi mengantar Yuni hanya sampai lobi. Dia ada janji untuk bertemu dengan ralasinya. Padahal Yuni sangat berharap kebersamaan lebih lama lagi dengan Budi. Budi setelah selesai dengan relasi akan kembali ke Apartement nya. Robert tentu sedang asyik dengan Yen. Ya hanya Wenny yang juga single parent. Yuni dengan gontai menuju lift. Tapi langkah itu diurungkannya. Dia teringat Wenny. Ada niat mengundang Wenny ke cafe untuk sekedar berbicara. Setidaknya dia tidak harus kesepian di kamar. “ Ok. Aku segera ke Hotel kamu. Ketemu di Wine Bar & cafe ground floor Mandarin Hotel ya “ Jawaban singkat Wenny via smartphone.
Dari arah pintu masuk Wenny datang dengan langkah ringan menuju meja Yuni. Dia mengenakan denim hitam dengan jacket musim dinginnya. Nampak lebih muda dari usianya.
“ Kok sendirian ? mana Mr. B ? Tanya Wenny ketika duduk di sebeleh Yuni.
“ Pergi ketemu relasinya. “
“ Mr. B memang begitu. Selalu sibuk. Dia hanya istirahat kalau lagi tidur.”
Yuni hanya tersenyum. Dia tidak tahu mau bicara apa dengan Wenny. Tadi dia sempat bilang dalam pesan singkatnya lewat smartphone bahwa dia ada masalah yang perlu dibicarakan.
“ Ok. Ada masalah apa ? Kata Wenny.
Yuni hanya diam.
“ Apakah ada kaitannya dengan Mr. B?
“ Tentu masalah kita, kamu dan saya pasti berujung ke Budi. “ Kata Yuni tersenyum.
“ Tentu. Tapi masalah apa ?
“ Saya tidak tahu harus bicara apa. Ini soal proyek “
“ Proyek apa ? Wenny berkerut kening.
“ Pabrik semen”
“ Saya tidak tahu itu. Karena tidak ada dalam perencanaan holding untuk bangun pabrik semen”
“ ya memang belum masuk program Holding. Tetapi pasti akan masuk BDG, dan setelah itu akan di eksekusi. Apalagi ini ada kaitannya dengan teman politisi Budi. “
“ Ok. Jadi apa yang bisa saya bantu ?
“ Masalahnya saya inginkan kontrol proyek itu. Apakah kamu bisa bantu ? Tanya Yuni.
“ Bantu apa ?
“ Ya bicara dengan BDG .."
" Bicara apa ?
" Agar memberikan rekomendasi kepada saya untuk memimpin proyek itu."
Wenny terdiam. Tapi matanya menatap tajam ke arah Yuni. “ Kamu tidak mengenal Budi “ Kata Wenny.
“ Maksud kamu ?
“ Mungkin kamu sudah lama bersama Budi tapi tidak mengenal dia.”
“ Mungkin saja. “
“ Itu karena kadang emosi kamu terlibat dengan dia. Jadi penilaian kamu sulit untuk objectif terhadap dia.”
“ Jadi gimana seharusnya ?
“ Seharusnya kamu mulai realistis. Budi tidak akan bisa didekati, apalagi merebut hatinya. Dia player soal wanita bukan arranger”
“ Apa hubungannya dengan permintaan saya bicara dengan BDG? Kejar Yuni.
“Maaf Yuni. Engga bisa. Tidak ada satupun direksi di Holding yang bisa atur Budi. Sehebat apapun rencana bisnis dibuat, pada akhirnya dia yang putuskan. Selalu rasional. Apalagi saya bukanlah mitranya. Saya hanya proxy nya sama dengan kamu. Bagi Budi proxy itu benar benar pelayan bagi dia. Tapi dia perlakukan kita dengan adil. Tentu dengan caranya yang special seingga kita merasa jadi orang special. Tapi jangan sekali kali baper. Dia lakukan itu tanpa perasaan apapun. Hanya cara treatment kita saja ” Kata Wenny. Kata kata ini cukup menyadarkan Yuni bahwa hubungan Wenny dengan Budi tidak lebih sama dengan dia. Hanya pelayan.
“ Apakah saya salah bila menginginkan seorang pria bertekuk lutut dengan saya. Toh niat saya baik. Untuk mencintainya dan hidup bersamanya”
“ Siapa yang kamu maksud pria itu “
“ Calon mitra Budi di pabrik semen.”
“ Oh paham saya. Kamu inginkan memimpin pabrik semen itu agar kamu punya kekuasaan terhadap mitra pak Budi dan akhirnya dia jatuh cinta dengan kamu “ Kata Wenny dengan mata selidik.
“ Sebetulnya engga juga begitu. Masalahnya pria itu punya calon istri yang kebetulan adalah proyek sponsor dari pabrik semen itu”
“ Dan kamu ingin kalahkan Wanita itu untuk mendapatkan pria itu ?
Yuni terdiam. Dia merasa jadi anak kecil. Wenny seakan menginterogasinya. Tetapi memang begitulah karakter orang Hong Kong selalu realistis.
“ Boleh saya usul “ kata Wenny
“ Ya silahkan “
“ Cinta tidak bisa di rekayasa. Apalagi dengan mengandalkan rasa takut orang lain atau memancing emosi euforia orang lain. Kamu tidak bisa memaksakan kehendak kepada orang lain dengan kekerasan phisik maupun psikis. Kecuali kamu harus pastikan bisa merebut hatinya. Kalau kamu sudah memenangkan hatinya maka kamu akan didengar dan diterima"
“ Tapi saya yakin pria itu mencintai saya. Saya tahu betul itu. Kamu tahu kan perasaan wanita tidak pernah salah “
“ Kalau kamu yakin dia mencintai kamu, mengapa kamu takut pria itu mencintai orang lain?.”
“ Masalahnya pria itu terobsesi dengan cita citanya jadi pengusaha hebat. Dan dia temukan dari wanita itu untuk mendapatkan akses ke investor dan politik. Aplagi saya tahu pria itu bilang wanita itu kekanak kanakan. Dia engga suka wanita seperti itu. Dia inginkan wanita dewasa. “ Kata Yuni.
“ Dan kamu ingin menyelamatkan pria itu dari predator seorang wanita yang membuatnya terjebak sebagai buruan ?kata Wenni selidik.
“ Saya mencintainya dan saya harus berbuat sesuatu melindunginya.”
“ Saya paham. Cinta Itu terjadi dengan sendirinya. Biasanya terjadi dengan cepat pada moment tertentu. Sekali panah cinta itu menancap maka cinta akan bermetamorfosa jadi pengorbanan. Apakah kamu siap ?
“ Saya berusaha siap ?
“ Ingat loh. Dari waktu ke waktu kamu harus terus berkorban. Sampai pada titik kamu tidak lagi bertanya apa itu cinta. Saat itulah cinta melengkapi jiwa kamu. Dalam situasi apapun, tidak ada bedanya lagi. Tapi kalau kamu masih berhitung soal situasi dan kondisi, itu artinya tidak ada cinta yang sesungguhnya. Itu hanya memuaskan ego kamu saja. Kamu hanya mencintai diri kamu sendiri. Cinta itu akan renta. Hanya masalah waktu cinta yang kamu makanai itu akan berakhir dengan sendirinya.”
“ Apakah kita tidak boleh bahagia dengan mencintai ?
“ Bahagia bukan karena mencintai. Cinta itu hanya cover. Isinya adalah berkorban. Mungkin kamu punya kekuatan untuk berkorban. Tetapi apakah kamu bisa melepaskan sesuatu yang pada waktu bersamaan kamu sangat menginginkannya ? jawablah “ kata Wenny.
Yuni terdiam. Kata kata Wenny yang terakhir menghujam kelubuk hati terdalamnya. Ini kali pertama dia memahami makna Cinta. Selama ini dia telah lakukan beberapa kali gagal bercinta karena dia tida bisa melepaskan sesuatu itu. Dia tidak bisa melepaskan keinginan untuk selalu dimanja. Keinginan untuk diperhatikan. Keinginan untuk feeling secure. Padahal keinginan itu membuat pasanganya tidak bahagia. Seharusnya dia mau melepaskan itu, walau pada waktu bersamaan dia sangat menginginkannya. Setidaknya dia harus belajar memaklumi dan berkorban untuk itu. Dalam hidupnya berkali kali dia melepaskan pria yang dia cintai yang pada waktu bersamaan dia sangat menginginkan. Hanya saja itu terjadi dengan terpaksa bukan dengan ikhlas. Artinya dia memang tidak pernah mencintai pria dengan tulus. Dia hanya mencintai dirinya sendiri. Dan pria hanya tempat dia mengaktualkan egonya. Untuk kebahagian yang rendah nilainya.
“ Yuni..” seru Wenny. “ Saran saya tetaplah profesional. Engga usah libatkan emosi dalam pekerjaan. Kalau kamu yakin pria itu mencintai kamu, dia akan berjuang mendapatkan kamu. Kamu harus percaya kepadanya. Yakinlah saatnya tepat dia akan datang kepadamu dengan cintanya. Ikhlaslah dalam bekerja dan dukunglah dia untuk sukses. Itulah pengorban pertama yang harus kamu lakukan agar bisa merebut hatinya dari wanita itu “ kata Wenny bijak.
“ Terimakasih Wenny. Saya pahami semua. Kamu sahabat yang baik. Padahal kita baru bertemu beberapa kali. Tapi ini kali saya mengenal kamu sebenarnya. Benar kata Budi, kamu benar benar seorang ibu yang menghayati budaya china. Wanita harus menjadi sumber cinta bagi keluarganya, termasuk kepada negara. “ Mereka semakin asyik bicara. Namun setiap Yuni singgung hubungan istimewa Wenny dengan Budi, Wenny tidak pernah terpancing untuk bicara banyak. Baginya Budi tetaplah pria atasanya dan orang yang sangat dia hormati. Tentu dia loyal.
***
Yuni terkejut karena dari arah pintu masuk cafe nampak Budi melangkah kearahnya dengan senyum khasnya. Dasi sudah nampak longgar di lehernya. Baju putih digulung setengah di lengannya. Wajahnya nampak lelah walau dia berusaha menyembunyikan dengan senyuman ringan.
“ Mas, engga pulang ke apartemen “ kata Yuni seraya memeluk Budi dengan hangat.
“ Aku ada perlu bicara penting dengan kamu” kata Budi seraya melepaskan pelukan Yuni. Dia duduk di sebelah Yuni. Dengan menghela nafas Budi berkata “ Besok kamu temanin Robert dan Yen meeting dengan BDG. Saya minta proses rencana pendirian pabrik kliker itu di speed up. “
“ Baik Mas. Kira kira kenapa aku harus dampingi mereka meeting,? Bukankah aku bukan project sponsor dan bukan pula eksekutif holding. Aku hanya proxy mas”
“ Justru karena kamu proxy saya makanya saya minta kamu hadir dalam meeting. Kalau ada kendala di holding mudah bagi saya masuk untuk memberikan solusi”
“ Dan itu mas masuk melalui aku”
“ Tepat sekali”
Budi terdiam lama. Wajahnya nampak tegang. “ Kamu tahu sekarang posisi holding di bawah pengawasan CIG sejak tahun 2013. Kekuasaan saya tidak seperti dulu lagi. “ Kata Budi. Entah mengapa hati Yuni terenyuh melihat ini kali pertama Budi nampak rapuh. Yuni menggenggam jemari Budi. “ Aku yakin satu waktu mas bisa kuasai lagi itu holding. Kan mas ajarkan aku untuk berpikir positif “
“ Masalahnya aku engga lagi seperti dulu yang bisa Mobile. Aku sekarang bukan lagi CEO. Aku hanya pemegang saham. Kehidupan sekarang ini membuat istri nyaman walau dia tahu aku belum sepenuhnya pensiun. Sekarang istri di rumah minta aku pensiun. Gimana mau pensiun dengan situasi seperti ini. Aku engga mau mati dalam keadaan melotot karena mati sebagai pecundang” kata Budi dengan mengusap kepalanya.
“ Mas, ibu di rumah bersikap seperti itu karena Ibu engga tahu peliknya urusan mas. Cobalah mas bicara dengan terbuka. Aku yakin ibu akan memahami. Ibu itu wanita yang tegar. Kalau engga, mana mungkin bisa terus mendampingi mas selama lebih 30 tahun” kata Yuni.
“ Ya aku akan bicara. Resiko yang pasti kalau dia tahu peliknya urusanku dia akan meminta aku bertindak pragmatis. Dan kalau aku menolak, keadaan bertambah runyam”
“ Mengapa mas berpikir negatif begitu ?
“ Karena aku tahu betul sifat ibu. Dia engga penting harta atau uang atau saham holding. Dia hanya ingin aku bisa hidup tenang. Andaikan saham holding hilang, harta yang ada di tangan ibu sekarang lebih dari cukup untuk kami hidup damai sampai ajal menjemput. Apalagi anak anak sudah mandiri semua”
“ Bisa dipahami. Karena bagi ibu tidak ada yang penting selain kebahagian mas”
“ Masalahnya, aku tidak bisa hidup dengan tenang tanpa tanggung jawab. Itu sama saja membunuh aku pelan pelan. Kamu tahulah siapa aku”
“ Ya mas. Aku hanya berdoa moga mas dapat jalan keluar terbaik untuk membuat ibu tenang dan kreditur juga tenang”
Budi terdiam seakan berpikir keras. Selang beberapa waktu kemudian, dia menoleh ke Yuni. “ Jangan lupa besok dampingi Yen dan Robert meeting. Aku serahkan urusan rencana pabrik itu dengan kamu. Bantu ya lewati proses perencanaan sampai selesai” kata Budi seraya berdiri. “ istrihatlah. Aku harus pulang ke apartemen. “ Budi memeluk Yuni dan berlalu.
***
Paginya Yuni bangun jam 8 pagi. Suara telp membangunkannya. “ Selamat pagi Bu. Maaf, gimana acara hari ini? Apakah sudah ada keputusan dari holding. terdengar suara Robert di seberang.
“ Hari ini kita rapat dengan BDG. Kamu ajak Yen. Kita berangkat sama sama dari hotel saya” kata Yuni singkat. Telp segera dimatikan dan dia segera melempar selimut. Melangkah ke kamar mandi.
Dalam perjalanan ke kantor holding dengan taksi, Robert duduk didepan, sementara Yen dan Yuni duduk di belakang. Tak ada pembicaraan di dalam kendaraan itu. Yen nampak terlalu menaruh hormat dengan Yuni. Sampai di kantor holding, mereka sudah di nanti oleh James, direktur BDG. James sudah mengenal mereka semua sebelumnya dari Budi. Rapat berlangsung di ruang rapat BDG. James didampingi oleh tiga orang staff.
“ Saya dapat perintah dari pak Budi untuk meresponse proyek yang anda usulkan. Kami sudah pelajari proposal nya. Secara ide, bagus. Namun sebagai sebuah rencana bisnis, masih sangat prematur untuk mengatakan proyek ini layak. Kami sarankan agar kalian membuat studi kelayakan dengan dukungan dari Stake holder. Kami perlu adanya kepastian empat hal. Pertama, transfer tekhnologi dari pihak vendor. Kedua, kepastian izin dari pemerintah. Ketiga, kepastian bahan baku. Keempat. kepastian pasar. Ketiga hal itu harus dalam bentuk dokumen yang legitimate mengikat secara hukum. “ kata James tanpa basa basi. Yuni terdiam. Yen nampak gelisah. Begitu juga Robert. Yuni memberi tanda agar Robert bicara.
“ Kalau kami sudah penuhi itu semua apakah holding siap memberikan dukungan pembiayaan “ kata Robert
“ Sekarang kami tidak dalam posisi menjanjikan apapun. Namun kalau semua dokumen pendukung sesuai standar kepatuhan kami terpenuhi, itu akan berproses ke sebuah keputusan bisnis. Jelas kami tidak mau kehilangan peluang” kata James berdiplomasi.
“ Apakah ada saran kepada kami” kata Yuni.
“ Sebaiknya segera bentuk perusahaan yang akan menjadi pemrakarsa proyek ini. Kemudian proses memenuhi standar kepatuhan investasi segera dilengkapi. Kami tidak bisa membantu soal ini. Itu tugas kalian berjuang bagaimana bisa qualified Deal dengan holding kami” Kata James.
Semua hening. Antara Robert dan Yen , Yuni saling pandang satu sama lain. James nampak tersenyum menanti mereka bicara. Tetapi mereka tetap diam. Seakan dalam kebingungan. Karena jawaban James tidak terduga. Holding tidak mau terlibat sebelum semua dokumen pendukung terpenuhi.
“ Ok. Kalau masih ada yang mau ditanya, sikahkan. Kalau tidak, sebaiknya sampai disini kita rapat. Terimakasih untuk kedatangannya. “ Kata James berdiri dan diikuti oleh mereka. James mengantar mereka sampai di depan pintu lift.
Didalam taksi Yen berkata kepada Yuni “ apa maksud dari James tadi ?
“ proposal bagus tetapi belum cukup alasan holding keluar uang. Kamu harus penuhi persyaratan yang disampaikan dia. “
“ Bukankah dalam proposal sudah disampaikan semua. Apa lagi ? Kata Yen berkerut kening.
“ Benar. Tapi itu hanya cerita. Belum ada dokumen mengikat seperti cerita itu “
“ Tentu tidak ada masalah. Kalau holding siapkan uang kecil, semua akan kita dapatkan”
“ Holding engga berbisnis seperti itu. Mereka mengelola portofolio dan Deal dengan bisnis yang sudah ada legitimasinya dan terhubung dengan semua stakehokder secara resmi. Dari situlah mereka tentukan berapa value kamu dan berapa persen mereka minta saham.”
“ Oh, itu artinya hanya proyek yang sudah jelas saja mereka mau biayai ?
“ Benar “
“ Mengapa ?
“ Karena mereka lembaga bisnis, bukan lembaga sosial “
Yen mengangguk. Yuni baru sadar bahwa Yen memang terlalu muda memahami bisnis. Selama pembicaraan itu Robert yang duduk didepan hanya diam.
Sesampai depan loby hotel tempat Yuni tinggal , Robert turun menemani Yuni sampai di loby. Sementara Yen menanti di dalam taksi.
“ Untuk memenuhi semua syarat itu membutuhkan waktu dan dana tidak sedikit. Darimana saya dan Yen dapatkan uang.” Kata Robert
“ Kenapa engga minta sama ayah Yen? Kata Yuni sambil tetap melangkah kearah lift.
“ Tidak mungkin. Pejabat Vietnam memang punya uang namun tidak banyak. Terbatas sekali. “ kata Robert dengan wajah murung.
“ Cobalah kamu bicarakan dengan Yen. “ Kata Yuni sambil bergegas melangkah . Robert membungkuk dengan hormat ketika Yuni masuk lift
***
“ Sudah setahun lebih saya dan kamu bertemu dengan banyak orang untuk membantu pembiayaan proyek ini. Tapi tak satupun yang berminat. Orang Vietnam itu beda dengan orang china yang punya mental bisnis. Kami bukan engga berani ambil resiko bisnis tapi kami engga punya mental bisnis. Apalagi bicara proyek ratusan juta dollar. Engga sampai pikiran kami kesana. “ Kata Yen kepada Robert ketika sampai di kamar mereka
“ Tapi kita engga butuh uang banyak. Kita hanya butuh uang mendirikan perusahaan, sewa kantor untuk berkomunikasi dengan stakeholder, proses perizinan dan lain lain. “
“ Bukan masalah soal uang kecil. Tapi orang engga paham untuk apa bisnis itu dijalankan. Engga usah berharap saya dapatkan solusi untuk dapatkan uang walau sedikit. Saya hanya membantu kamu mendapatkan fasilitas dari pemerintah Vietnam, karena ini obsesi kamu, maka saya punya tanggung jawab moral agar ini bisa berhasil. Keberhasilan kamu adalah kebahagiaan bagi saya. Itu aja. Soal uang saya tidak paham, Robert. K “ kata Yen tegas.
Robert menatap mata Yen. Dia sadar bahwa Yen memang ingin menolongnya namun dia juga tidak bisa memberikan harapan diluar batas kemampuannya.
“ tadinya aku berhadap boss kamu mau keluarkan uang untuk memulai bisnis ini. Tapi ternyata... “ Yen tidak mau melanjutkan pembicaraan lagi.
“ Gimana kalau saya bicarakan masalah ini lebih detail dengan Ibu Yuni. Setidaknya kita dapatkan solusi gimana mengatasi pembiayaan awal proyek” kata Robert
“ Saya rasa itu tepat sekali. “
“ Malam ini saya akan ajak Ibu Yuni makan malam. Sebaiknya kamu engga usah ikut”
“ Kenapa ? Yen melotot “ bukankah saya adalah mitra kamu” sambung Yen.
“ Ya sudah. Kita pergi sama sama” Robert mengalah walau sebenarnya dia lebih leluasa bicara dengan Yuni tanpa Yen.
Robert segera mengirim pesan ke Yuni bahwa dia ingin bertemu. Tak berapa lama Yuni menjawab” datanglah ke hotel saya jam 7 malam.
Pada waktu makan malam, Robert dengan hari hati menceritakan kendalanya dalam mengawali bisnis. Pertama tidak mudah menepatkan uang kecil untuk memulai bila tanpa ada kepastian dapat sumber dana pembiayaan proyek. Kedua, kalaupun ada dia terpaksa harus berhenti kerja. Tapi tidak mungkin mendapatkan gaji besar seperti sekarang dia berkerja di holding. Sementara hasil belum pasti. Yuni menyimak dengan seksama setiap kata kata Robert. Dia tahu tipikal orang seperti robert ini banyak. Terutama kaum profesional yang sudah senang di comfort zone. Selalu yang mereka pikirkan untuk mengambil keputusan mandiri adalah pendapatan tetap yang akan hilang dan resiko yang pasti didapat. Mereka selalu meliat masalah dalam setiap kesulitan. Sementara bagi orang yang bermental wirausaha selalu melihat kesempatan di setiap kesulitan.
Mereka sebagai new comer ingin sukses sebagai pengusaha karena meliat banyak pengusaha hidup senang dari bisnisnya. Tapi mereka lupa bahwa ada banyak penderitaan dan kegagalan dibalik kisah sukses pengusaha. Makanya kadang banyak new comer hanya hidup dalam anggan angan saja. Kalaupun ada keberanian maka itu selalu diliputi keraguan. Hasilnya tidak akan optimal. Bahkan cenderung frustrasi sebelum sampai di tujuan. Ini masalah mindset. Yuni sadar bahwa dia tidak bisa memprovokasi Robert agar memilih jalan yang harus ditempuhnya. Robert butuh motivasi diluar dirinya untuk berani melangkah. Dan itu adalah kekuatan cinta dari Yen. Kalaulah benar Yen mencintainya, dan tidak bisa membantu secara financial, setidaknya Yen memberikan dukungan moral kepada Robert mengambil keputusan.
“ Bu, apakah ada solusi “ tanya Robert.
“ Kamu harus membuat keputusan. Apakah ingin terus sebagai profesional atau sebagai pengusaha. Kalau kamu ingin jadi pengusaha maka kamu harus dapatkan angel investor untuk start up bisnis kamu. Kamu harus hitung kebutuhan biaya start up dengan detail sampai kamu kayak mengajukan pembiayaan kepada holding.” Kata Yuni.
“ Kira kira apakah ibu punya calon Angle investor yang mungkin kerjasama dengan saya.”
“ Tentu ada saja. Apalagi saya bisa yakinkan mereka bahwa proyek kemungkinan besar akan dibiayai holding. Mereka tahu saya sahabatnya Budi, yang juga pemegang saham holding. Namun saya belum bisa pastikan sebelum kamu buat rencana bisnis detail untuk kebutuhan biaya start up itu. “
Robert terdiam. Terjadi dialog antar Robert dan Yen dalam bahwa Vietnam. Yuni tidak mengerti. Namun Yuni bisa maklum. Mereka butuh diskusi tanpa dipahami oleh Yuni. Usai dialog itu, Robert menatap kearah Yuni “ Bu, kalau proyek ini dari awal direncanakan oleh holding. Saya tetap sebagai profesional saja. Apakah mungkin. ?
“ Mungkin saja. Namun tidak bisa cepat. Sebelum masuk ke BDG harus masuk Project committe group. Apabila lolos maka akan dirapatkan oleh Komite investasi. Apabila lolos barulah masuk ke Business Development group. Nah anggaran untuk start up pasti akan digelontorkan dan prosesnya akan diawasi oleh BDG. Panjang prosesnya. " Kata Yuni. Robert menyimak dengan seksama. Tapi tidak bisa berkomentar apapun. Dia sibuk dengan pikirannya sendiri setelah dapat penjelasan dari Yuni.
" Bagaimana ?” Tanya Yuni.
" Terimakasih Bu. Saya akan pikirkan."
" Kalau begitu saya masih menunggu kamu kirim program kerja serta anggaran untuk start up bisnis. " Kata Yuni.
" Segera saya sampaikan "
" OK. Besok kita kembali ke Ho Chin Min. Karena masih banyak pekerjaan yang harus diurus. Team dari Hong Kong akan datang ke Ho Chin Min minggu depan. Mereka akan mulai melaksanakan langkah tekhis proses relokasi industri dari China."
Makan malam itu terasa hambar. Yuni dapat merasakan mereka berdua sangat tergantung dengannya. Disini Yuni merasa beruntung karena dekat dengan Budi dan lebih paham soal Bisnis. Yang penting mereka percaya kepada Yuni dan Yuni dapat kepercayaan dari Budi untuk memproses proyek ini.
***
Sudah tiga hari Yuni di Ho Chin Min sejak meeting dengan Holding di Hong Kong. Sejak itu dia tidak pernah dihubungi oleh Budi. Diapun tidak ingin menelpon Budi. Apalagi rencana bisnis untuk memulai proyek Kliker itu belum juga dikirim oleh Robert. Mungkin Robert sedang sibuk mendampingi team dari Holding untuk proses relokasi pabrik. Sedang melamun di kantor terdengar telp selular nya bergetar.
“ Yuni..” terdengar suara Budi di seberang setengah berteriak. “ Di sini ramai sekali. Kamu gimana kabarnya ?
“ Ya, Mas. Baik aja. Mas ada dimana ?
“ Di Singapore. “
“ Oh. “
“ Datanglah kemari. “
“ Sekarang ?
“ Ya. Aku nginap di Mandari Orchard.”
“ Ok. segera aku ke Bandara. “ kata Yuni antusias.
“ Saya tunggu ya.”
Yuni segera keluar dari kantor menuju Bandara, yang berjarak hanya 20 menit dari kantor. Dia maklumi bahwa Budi sang Bos, memang tidak mudah ditemui. Namun komunikasi via telp selalu direspon. Dan setiap kirim email pasti dibalas. Budi sangat efisien membalas email namun cepat dipahami apa yang dia mau. Kalau menerima telp juga langsung kepokok persoalan. Seakan tidak ada kesan sama sekali unsur perasaan. Tapi Yuni dapat memaklumi. Bagaimanapun Yuni bekerja dan dia dibayar mahal.
Sesampai di Singapore, di sebuah cafe , nampak oleh Yuni , Budi sedang bersama relasinya. Budi berdiri sambil tersenyum menyambut kedatangan Yuni. “ Kamu tunggu di meja sana dulu ya. “ Katanya sambil menuntun Yuni ke meja agak jauh dari tempat dia duduk .”10 menit lagi aku selesai dengan mereka “ Lanjutnya seraya meninggalkan Yuni.
Dari kejauhan Yuni melihat Budi yang tampak lelah bertemu dengan banyak relasinya. Semua dia lakukan untuk menjaga momentum bisnis yang sedang digelutinya. Tentu dia harus tampil sebagai solution provider terhadap setiap masalah yang di hadapi direksinya. Bisa karena masalah keuangan, bisa juga masalah hubungan dengan pemerintah. Soal inilah Budi harus tanpa lelah menjaga hubungan dengan banker dan pejabat pemerintah. Menurutnya kalau ingin selamat sebagai pengusaha maka hormati tiga hal, yaitu hormati orang yang lebih tua. Karena dari orang yang lebih tua kita akan mendapatkan pengalaman tanpa harus melewatinya. Hormati pemerintah. Karena dari kekuasaan kita bisa dapatkan legitimasi mengembangkan usaha dan mendapatkan akses untuk terjadinya mystery of capital. Hormati orang kaya yang rendah hati. Karena dari mereka kita bisa dapatkan cermin bersih bagaimana melewati hidup sebagai pengusaha. Dari mereka kita bisa dapatkan akses financial tanpa batas.
Budi kembali ke table Yuni. “ Gimana meeting dengan BDG “ Katanya.
“ Mereka tidak mau memberikan kepastian. Namun mereka memberikan arahan bagaimana holding bisa menindak lanjuti proyek itu.”
“ Bagus”
“ Masalahnya gimana bisa memenuhi arahan dari BDG ?.”
“ Memang sulit ?
“ Engga juga. Tapi kan butuh ongkos dan waktu yang tidak sebentar. Sementara Holding tidak mau bantu apapun sebelum proyek itu memenuhi semua syarat “
“ Berapa perlu ongkos ? berapa lama sampai layak menghadap BDG lagi ?
“ Belum tahu, Mas. Aku masih tunggu proposal dari Robert.
“ OK.
“ Mas, apa bisa bantu sebagai angel investor ? Tanya Yuni.
“ Kita liat nanti. Kalau anggaran tidak besar dan terukut dari segi waktu, mungkin bersedia. “
“ OH Ya mas “ Yuni setengah berteriak. Tanpa disadari dia langsung memeluk Budi dan mencium pipi Budi.
“ Ada apa ini ? Mengapa nampak senang sekali ? Ini soal Robert ?
Yuni hanya tersenyum penuh arti. “ Kamu sedang jadikan Robert sebagai target. Ah sudah lah. Nanti kecewa lagi. “
“ Tenang aja Mas. Kali ini engga akan kecewa, Aku akan ikuti sikap Mas. “
“ Apa ?
“ Tetap berniat baik, dan lakukan dengan cara baik, dengan akal sehat, dan jangan libatkan emosi. Singkat nya, profesional aja. ya kan.”
“ OK. Tapi saya belum paham “
“ Kalau aku tulus bantu Robert apapun hasilnya aku akan puas. Karena niatku bukan bertujuan untuk menguasai Robert tapi menuntunnya menemukan mata air. Kalau aku lakukan dengan cinta, tentu hasilnya akan berbuah cinta. Setidaknya cinta Tuhan yang aku dapat.”
“ Hebat kamu. Dapat darimana pelajaran ini “ Kata Budi menyentuh pipi Yuni.
“ Dari mas. “ Mata Yuni menatap teduh ke Budi
“ Kok baru sekarang kamu bilang? Kita udah berteman lebih dari 10 tahun”
“ Wenny yang mengingatkan aku agar bisa menilai Mas dengan objectif. “ Kata Yuni tersenyum indah.
“ Ah sudahlah. Kalian kalau sudah akrab pasti ngomongin saya.”
***
Yuni membaca proposal dari Robert yang dikirim via Email. Setelah membaca secara keseluruhan, dia dapat menyimpulkan bahwa Robert memang seorang akademis. Proposal nya lebih banyak retorika. Setiap hal dijelaskan dengan kajian akademis tetapi dia lupa ini medan bisnis. Sekolah mengajarkan orang untuk diuji setelah memahami. Tetapi medan bisnis, mengajarkan orang di uji sebelum memahami. Padahal tadinya dia hanya berharap proposal itu cukup 3 lembar. Tapi sudah menjelaskan kebutuhan biaya dan jadwal proses pra operasional. Karenanya dia tidak bisa mengirim proposal Robert ke Budi. Dia segera membalas email dari Robert. Hari ini saya kembali ke Ho Chin Min, temui saya di kantor pagi pagi.
Jam 8.30 Pagi Yuni sampai di Kantor. Robert sudah ada di kantor menanti.
“ Selamat Pagi bu “ Kata Robert . “ Dari mana Bu ? seraya mengikuti langkah Yuni ke kamar kerjanya
“ Dari Singapore. Weekend di sana. Jawab Yuni enteng.
“ Ok. Robert. Saya sudah pelajari proposal kamu. Sangat bagus tetapi tidak menjelaskan hal yang konkrit untuk saya pahami. “
“ Maksud ibu ?
“ OK saya bahas satu satu. Dan kamu simak “
“ Siap Bu “
“ Apakah kamu pernah bertemu langsung dengan pihak prinsipal pemegang tekhnologi ?
“ Belum Bu. Namun saya punya company profile nya yang saya dapat dari Yen.”
“ Artinya kamu belum tahu pasti apakah mereka mau memberikan tekhnologi itu atau engga.”
“ Tapi saya percaya Yen. “
“ Kamu juga tidak tahu proses produksi senyatanya di China.” Kata Yuni tanpa peduli Robert meyakinkan dia sangat percaya dengan Yen. ‘ Saya minta agenda kerja pertama adalah kunjungan ke Pabrik Kliker di China. Sebelum berangkat, harus ada agenda kerja perundingan secara tertulis lewat surat menyurat. Setelah itu, masuk agenda kedua yaitu mendapatkan informasi sebanyak banyaknya tentang tekhnologi itu. Kita butuh kajian akademis dan nasehat dari konsultant sumber daya mineral soal ini. Cari tahu siapa yang pantas kita hubungi soal in. Untuk agenda ini semua , hitung berapa kemungkinan biaya diperlukan. Paham. “ kata Yuni.
“ Paham bu.” Robert mencatat semua kata kata Yuni.
“ Itu baru menyangkut soal tekhnologi “ Kata Yuni.
“ OK. Berikutnya ?
“ Sekarang menyangkut bahan baku. Dari mana kamu tahu lokasi yang kamu sampaikan di proposal itu ada kandungan deposit mineral sesuai dengan tekhnlogi dari China itu “
“ Itu menurut pejabat Vietnam di kementrian Sumber Daya Mineral yang pernah mendampingi pengusaha China meninjau lokasi itu. “
“ OK. Dapatkan data Uji Lab atas kandungan mineral di lokasi itu. Kamu bisa dapatkan dari pejabat Vietnam itu. Data lab itu penting bagi kita untuk negosiasi dengan pihak prinsipal. Kemudian kita juga harus lakukan sendiri uji Lab itu agar hasilnya terkonfirmasi. Kamu juga harus tahu berapa kandungan deposit tambang itu. Tentukan siapa konsultan yang akan melakukan penelitian kandungan deposit itu. Nah tentukan jadwal berapa lama mendapatkan data itu, dan kalau perlu ongkos, berapa kira kira. “
“ Paham bu. Apalagi ?
“ Bagaimana status lokasi itu ? apakah milik masyarakat atau milik negara ?
“ Saat sekarang milik masyarakat namun dalam status sewa kepada negara”
“ Cari tahu gimana dapatkan izin lokasi itu. Bagaimana menguasai lahan itu. Bagaimana akses ke pelabuhan. Bagaimana akses jalan ke lokasi itu. Untuk tahap ini kamu harus mendekati pejabat vietnam dengan baik. Bukan hanya level atas tetapi juga level menengah dan bawah.”
“ Tapi Ayah Yen akan bantu itu semua “
“ Kita berhubungan dengan sistem. Hak tanah itu dimanapun berhubungan dengan sistem negara. Engga bisa hanya mengadalkan cara kerja Top Down. Kamu harus membangun trust kepada semua level di kementrian dan otoritas terkait. Nah hitung berapa kebutuhan biaya itu dan berapa lama waktu diperlukan.”
“Baik Bu. Apalagi ?
“ Sejauh mana pemerintah Vietnam akan memberikan dukungan marketing. Kamu harus dapatkan data dari lembaga perencanaan negara vietnam untuk pembangunan rumah murah. Dari sana kita akan tahu prinsip kebijakan rumah murah. Kamu juga harus dapatkan data dari pejabat pemda disetiap kabupaten tentang kebutuhan program rumah murah itu. Kamu juga harus dapatkan second opinion dari lembaga konsultan pemasaran. Hitung berapa lama dapatkan data itu dan tentukan berapa perlu ongkosnya.”
“ Baik, Bu. Apalagi ?
“ Kamu juga harus dapatkan data kompetisi terhadap produk tersebut. Pelajari faktor keunggulan masing masing produk. Ini pun kamu harus libatkan konsultan independen yang bereputasi. Tentukan siapa konsultan nya dan berapa biayanya “
“ Baik bu. “
“ Kamu juga pastikan program lingkungan hidup dari Vietnam. Apa syarat yang ditentukan oleh pihak kementrian dan Pemda. Pelajari apakah kita bisa mengikutinya. Siapa konsultan yang akan ditugaskan untuk membuat AMDAL. Berapa lama menyiapkannya dan berapa ongkosnya”
“ Baik bu”
“ Kamu harus dapatkan informasi secara utuh berkaitan dengan biaya produksi, biaya pemasaran dan biaya operasional. Hitung biaya itu berdasarkan per ton produksi. Data ini kamu dapatkan berdasar informasi dari prinsipal dan semua pihak yang terkait dalam Pengadaan bahan baku dan pemasaran. Dengan demikian kita bisa tahu berapa kapasitas produksi yang layak atas total investasi yang akan dikeluarkan. Ini penting untuk membuat studi kelayakan sebagai dasar mengajukan kepada holding. “
“ Bu, maaf. Soal buat studi kelayakan. Mengapa kita tidak serahkan semua itu ke Konsultan”
“ Oh ya. Studi kelayakan akan dibuat oleh konsultan tapi itu hanya teknis penyusunan studi kelayakan saja. Sementara data dan penelitian harus kita yang lakukan sendiri “
“ Mengapa ?
“ Karena kita yang jalankan bisnis dan kita yang ambil resiko. Kalau semua yang buat konsultan, kita hanya dapat tulisan akademis. Bukan kajian bisnis.”
“ Kajian bisnis ? Maksud nya apa bu?
“ Kajian bisnis itu kita dapatkan dari proses bisnis. Proses itu bukan dari tulisan tetapi dari interaksi langsung dengan stakeholder. Dari sana, instuisi kita terpancing untuk menilai dan bersikap. Mungkin menurut kajian akademis itu tidak layak, tetapi instuisi kamu mengatakan itu layak. Itulah perbedaan bisnis proses dengan kajian akademis. Paham ?
“ Paham, bu “
“ Nah terakhir, kamu tentu perlu team yang bekerja untuk men persiapkan itu semua. Tentukan berapa banyak anggota team nya. Apa kualifikasi mereka. Berapa gajinya. Apa saja fasilitas kerja untuk merekq. Hitung itu semua. “
Robert menatap lama Yuni. Ada kesan kagum kepada Yuni. “ Luar biasa pemahaman bisnis ibu. Ternyata engga salah Pak Budi, memberikan kepercayaan kepada ibu. Mohon maaf. Ibu lulusan apa ?
“ Saya hanya tamatan SMU.”
“ Tetapi visi bisnis dan akademis ibu kuat sekali”
“ Itu berkat pengalaman. Pak Budi ajarkan saya lewat bisnis proses. Kalau dia nilai saya sulit memahami aspek akademis yang dia jelaskan , dia suruh saya ikut kursus singkat bidang yang tidak saya pahami. Dari proses learning By doing itulah saya berkembang dari waktu ke waktu”
“ wow hebat sekali. Ibu sangat beruntung. Mengapa ibu tidak Duduk di Holding ?
“ Saya hanya tamatan SMU. Untuk jadi eksekutif holding syarat minimal harus S1. Ya yang cocok hanya jadi pelayan pak Budi. “
“ Tapi kan untuk dipercaya pak Budi juga engga mudah ya bu. “
Yuni hanya tersenyum tanpa ada niat menanggapinya. “ Paham ya. Tolong diperbaiki proposal nya. “ kata Yuni minta Robert focus.
“ Siap bu “
“ Kapan bisa saya terima proposalnya?
“ Beri saya waktu seminggu, Bu”
“ Ok. Kita sudahi rapat pagi ini. Sekarang focus ke relokasi pabrik. Beri bantuan apa saja kepada team dari Hongkong. Kita hanya membantu saja. Semua kebijakan dari mereka. “
“ Siap bu “
“ Robert, bila proses relokasi ini selesai, saya akan kembali ke Jakarta. Tugas saya selesai. “
“ Selesai ?
“ Ya. Perusahaan yang kita dirikan di Vietnam untuk relokasi pabrik dari China akan jadi anak perusahaan Holding di Hong Kong. Kalau kamu tetap bekerja, mungkin posisi kamu akan naik. Karena kamu lebih mengenal vietnam dibandingkan staf holding di Hong Kong dan China. “
“ Ya itulah yang selama ini saya pikirkan kalau saya keluar dari perusahaan. “
“ Ya kembali kepada diri kamu sendiri. Apapun itu saya hargai.”
***
Sore sepulang kerja, Robert dapat telp dari Yen bahwa dia mau bertemu. Ada kesan penting sekali. Itu perasaan Robert ketika berbicara tadi.
“ Ada kabar gembira. “ kata Yen ketika bertemu di sebuah cafe dengan Robert.
“ Apa ? Wajah Robert ceria.
“ Ayah ku mau jadi angel investor kita”
“ Oh ya. “ Robert memeluk Yen dengan hangat.
“ Berapa anggarannya? Tanya Yen.
“ Tiga hari lalu aku rapat dengan ibu Yuni. Anggaran yang aku ajukan di koreksinya . Menurutnya itu salah. Setelah mendengar penjelasan dari dia, aku coba hitung lagi dengan informasi berbagai pihak. Ternyata anggarannya mencapai sedikitnya USD 3 juta”
“ Hah!!! USD 3 juta ? “ mata Yen melotot “ mengapa sampai sebesar itu? Kan awalnya menurut hitungan kamu hanya USD 50,000. “ sambung Yen.
“ itulah masalahnya. Ternyata tidak sesederhana hitungan aku”
“ untuk apa saja ?
“ Untuk survey geologi, mengetahui data cadangan ekonomi tambang mineral saja, butuh sedikit nya USD 1 juta. “
“ Mengapa semahal itu ?
“ Ya kita butuh konsultan bereputasi international untuk menentukan value kandungan mineral tambang itu. Yang mahal itu ya reputasi mereka”
“ Mengapa harus bereputasi internasional ?
“ karena kita akan Deal dengan holding company yang punya standar international. “ kata Robert. Wajah Yen nampak muram. “ ayah ku tidak punya uang sebanyak itu. Pasti tidak ada. “ kata Yen.
“ Engga usah kawatir. Ibu Yuni pasti ada solusi bagaimana mendapatkan angel investor” kata Robert menenangkan hati Yen.
“ Sebetulnya aku engga suka kamu terus tergantung dengan Ibu Yuni. “
“ Mengapa Yen?
“ Aku punya feeling dia ingin kuasai kamu”
“ Aku kan bawahan dia dan memang dibawah kendali dia”
“ Entahlah. Aku kawatir saja. Kalau kamu putuskan berhenti berkerja dan focus ke bisnis ini, sebaiknya engga usah libatkan ibu Yuni. “
“ Jadi siapa ?
“ Kita sama sama cari. Soal akses ke holding, ayah ku bisa atur. Apalagi pak Budi teman baik teman ayahku di china”
“ Jadi aku tidak perlu sampaikan proposal ke Bu Yuni ?
“ Engga perlu. Kewajiban kamu sekarang kerja aja seperti biasa”
“ Yen, aku tidak bisa berada dua posisi yang tidak jelas. Bagaimanapun, masalah ini sudah sampai ke Holding. Aku sudah minta kepada Bu Yuni untuk mencarikan solusi. Kalau sampai aku mencari angel investor dari sumber lain, aku kawatir keadaanya jadi engga enak sama Bu Yuni. Kecuali kalau dia tidak ada solusi lagi. Bagaimanapun aku bawahannya sekarang.”
“ Bilang aja, soal angel investor akan diusahakan oleh aku. Jadi proposal untuk start up bisnis itu diserahkan kepadaku” Kata Yen ketus.
Robert paham perasaan Yen terhadap Yuni. Dia cemburu. Kalau wanita sudah cemburu maka apapun jadi tidak rasional. Dia tidak bisa bicara banyak dalam suasana hati Yen sedang merasa tidak secure. “ Baiklah saya akan focus saja kerja. Saya akan katakan ke Bu Yuni seperti apa kamu katakan. Tapi ingat saya tidak bisa diganggu lagi soal proyek ini. Kecuali kamu sudah temukan angel investor yang punya uang lebih dari USD 3 juta. “ Kata Robert dengan tegas.
“ Jadi kamu tidak mau bantu saya dapatkan angle investor ?
“ Tidak bisa. “ Kata Robert tegas.
“ Kamu tidak mencintai ku . “ Yen menangis.
“ Yen, kamu harus dewasa. Sampai hari ini Bu Yuni bekerja profesional dan aku tidak melihat dia tertarik denganku. Kamu harus dukung aku bersikap rasional. Jangan sampai jadi menghadapi dilema. Masalah ku sekarang adalah apakah harus tetap kerja atau terjun sebagai pengusaha dengan mencari angel investor mendukung ide kita itu. Tapi kamu harus ingat bahwa kalaupun kita bertemu angel investor yang tertarik belum tentu kita bisa deal dengan Holding. Ada resiko yang pasti. “ kata Robert dengan bijak. Berharap Yen bisa memahaminya.
Yen terdiam dan akhirnya menangis. “ Aku harus pergi. “ Katanya berlalu. “ tidak perlu antar aku pulang “ Sambungnya. Robert hanya menghela nafas.
***
Seusai rapat di kantor dengan pengelola kawasan industri di HO Chin Minh untuk pembelian lahan relokasi pabrik, Robert meminta izin untuk berbicara dengan Yuni.
“ Ada apa ? Kata Yuni ketika Robert masuk ke kamar kerjanya.
“ Apakah boleh saya bicara soal pribibadi, Bu ?
“ Silahkan. “
“ Yen tidak ingin merepotkan Ibu untuk mendapatkan angel investor. Dia akan bicara dengan Ayah nya untuk itu. “
“ OK. Sikap kamu gimana ?
“ Saya bingung Bu, Kalaupun ada angel investor, dan Yen minta saya bergabung dengan dia, saya tidak yakin saya mampu membuat persiapan pembangunan pabrik kliker itu bisa sukses. Kalaupun bisa bayar orang pengalaman namun nyali saya tidak siap kalau sampai gagal. Saya tidak punya pengalaman. Sementara Yen sangat yakin saya mampu. Kalau saya tidak mau terlibat dengan proyek dia dan focus dengan kerjaan sekarang, dia akan kecewa sekali. Mungkin hubungan kami akan hancur.”
“ Robert “ seru Yuni. “ Kamu orang baik. Yen menginginkan kamu berbuat lebih diluar batas dirimu sendiri. Itu memang wajar saja. Kalau kamu percaya Yen benar benar mencintai kamu, cobalah belajar memahami dirinya untuk menjadikan itu sebuah keyakinan, bahwa kamu bisa.” Kata Yuni.
“ Bu, saya benar mencintai Yen. Tapi saya ingin Yen menerima saya apa adanya. Saya tidak mungkin mengubah diri saya untuk memuaskan cintanya kepada saya. Tidak mungkin. Pernikah adalah satu hal tetapi masalah hidup saya adalah pilihan saya. “
Yuni terhenyak. Ini pria yang aku suka, pikirnya. Punya ke pribadian. “ Jadi sikap kamu gimana ? Kata pria.
“ Saya ingin tetap kerja di sini. Kalaupun saya harus memproses persiapan pembangunan pabrik itu, saya ingin dibawah pimpinan Ibu. Saya percaya, saya bisa sukses”
“ Kalau saya tidak dapatkan deal dengan angel investor gimana ? Kata Yuni dengan tenang.
“ BIarlah saya tetap bekerja di anak perusahana dibawah Holding. Itu lebih nyaman. Mungkin setelah pabrik berdiri saya akan ikut palatihan lagi untuk menjadi project development. Disitu pengalaman saya akan bertambah bagaimana membangun proyek baru. Sekarang saya bekerja baru 3 tahun jalan. Skill saya hanya sebagai profesional liaison officer. Ya hanya sebagai PR Holding saja.”
“ Baiklah, Itu saya bisa maklumi. “ Kata Yuni seraya menarik napas. Dia lega Robert bisa bersikap rasional.
“ Kira kira ada saran dari Ibu.?
“ Beri waktu saya berpikir. Sekarang kamu tenang saja bekerja. “
“ Terimakasih Bu “
“ Ya sudah. Silahkan kembali ketempat kamu “
Setelah Robert berlalu dari hadapannya, Yuni termenung. Yuni perhatikan wajah Robert. Sangat polos. Nampak Robert memang orang baik. Mungkin terlalu baik, Orang baik seperti Robert tidak seharusnya berada dalam medan bisnis. Dia hanya cocok jadi profesional saja. Sebagai pribadi Robert tidak mau mengecewakan siapapun, Kalaupun hubungan berakhir dia ingin semua baik baik saja secara pribadi. Tapi dunia tidak selalu bisa dikondisikan. Orang kecewa, marah dan sakit hati akan selalu ada walau dia berusaha menjadi orang baik. Ini sudah nature nya. Yuni tidak ingin Robert berubah menjadi bukan dirinya. Karena memang tidak ada yang perlu dirubah.
Yuni pernah gagal dalam percintaan dengan Doni, yang lebih memilih wanita lain yang baru dicintainya daripada dia yang sudah menjalin hubungan lebih dari 3 tahun. Yuni akhirnya menikah dengan pria yang tidak begitu dia cintai namun dia butuh solusi untuk melewati hidup yang tidak ramah. Akhirnya tak lebih enam tahun, suaminya kena PHK dan Yuni dianggap beban bagi suaminya. Perceraian terjadi. Kemudian Yuni menikah dengan Andi Ng. Karena dia butuh solusi. Walau secara materi hidupnya sudah mapan, namun dia butuh suami sebagai pelengkap jiwa dan hidup damai dimasa tuanya. Namun belum genap setahun, Andi Ng meminta izin poligami. Dia kecewa. Karena baginya Adi Ng bukan lagi solusi.
Awalnya Yuni kecewa. Namun akhirnya dia bisa berdamai dengan dirinya sendiri. Cinta? memang misteri. Namun kadang juga orang lebih memilih solusi untuk sebuah pernikahan. Yuni tidak bisa mempertanyakan apakah orang menikah karena cinta ataukah karena sebuah solusi. Pada akhirnya itu hanya soal pilihan. Mungkin saja kalau solusi itu mendatangkan kenyamanan, ia akan berbuah menjadi cinta sejati. Itupun karena faktor saling ketergantungan satu sama lain. Tentu mungkin saja bila solusi itu tidak menghasilkan deal yang sesungguhnya ia akan berujung pada perceraian. lagi lagi itu soal pilihan.
Yang pasti tidak ada hubungan yang sempurna. Setiap hubungan adalah proses pendewasaan manusia. Masalahnya apakah manusia bisa belajar dari setiap pilihannya dan berkorban untuk itu. Itulah masalahnya ! Itu sebabnya agama mengajarkan bahwa menikah itu sama dengan telah menjalankan setengah kewajiban agama. Artinya apabila orang menikah, itu bukan antara dia dengan pasangannya. Itu antara dia dengan Tuhan. Menikah adalah ikrar pribadi orang dengan Tuhan. Lewat perkawinan itulah Tuhan mendidik manusia agar melepaskan egonya untuk mencintai pasangannya, anak anak nya dengan tulus. Tulus karena Tuhan semata. Bukan karena apapun. Tentu tidak banyak manusia bisa belajar dari proses kehidupan rumah tangga. Makanya tidak semua rumah tangga yang bertahan lama diliputi dengan kebahagiaan. BIsa saja itu karena salah satunya dalam posisi tidak berdaya. Bukan ikhlas karena Tuhan namun pasrah dalam kekalahan tak berujung.
Kembali Yuni menghela napas. Yuni menutup rapat rapat pikiran untuk memanfaatkan kelemahan posisi Robert agar menaruh empati terhadapnya. Dia bertekad akan membantu Robert menghadapi dilema ini. Hanya karena dia tidak ingin orang sebaik itu bisa jadi korban untuk memuaskan keinginan orang yang mencintainya.
***
Hari kamis Budi telp Yuni agar terbang ke Hong Kong untuk bertemu. Dia segera terbang. Karena waktu yang diberikan Budi hanya hari Jumat. Hari sabtu Budi akan kembali ke Jakarta bertemu dengan keluarganya. Jam 5 sore Yuni sudah Check in di Hotel Mandarin Hong Kong. Tak berapa lama terdengar suara panggilan telp dari Budi. “ Jam 7.30 malam saya jemput di Hotel. Saya mau ajak kamu makan malam dengan relasi saya. “ Kata Budi.
“ Siap mas. “
Benarlah, jam 7.30 kendaraan Budi sudah ada depan Loby. Yuni bersegera masuk kedalam kendaraan. Nampak Budi mengenakan pakain santai. “ Ini pasti ketemu dengan sahabatnya ya. Bukan relasi bisnis ? Kata Yuni sambil duduk disamping Budi.
“ Kok tahu ?
“ Ya tahulah, dari pakaianya “
Budi tertawa. Seraya merangkul pundak Yuni dari samping. “ Saya perhatikan kulit kamu semakin putih. Ada apa ?
“ Biasa aja. Mas aja kurang perhatian. “
“ Oh ya. Udah ada proposal untuk start up bisnis dari Robert dan Yen? kata Budi cepat ke pokok persoalan. Selalu efisien. Basa basi hanya sekedarnya.
“ Ada masalah Mas “
“ Masalah apa ? Budi mengerutkan kening.
“ Yen ingin dapatkan angel investor sendiri. Kalau sudah siap, mereka baru akan deal dengan Holding. Jadi proposal untuk start up itu tidak akan kita dapatkan. Itu urusan Yen. Kita hanya tunggu sampai Yen siap “
“ Bagus lah. Jadi kita engga repot carikan uang untuk modal start up mereka”
“ Tapi mas…” Yuni membalikan tubuhnya menatap Budi. “ Robert tidak yakin Yen akan mampu menuntaskan proses start up itu. Kalaupun Robert dilibatkan oleh Yen, dia harus berhenti kerja. Tapi Robert sendiri tidak yakin bisa kerjakan tanpa bantuan aku. Gimana Mas. “
“ Ya kamu bantu aja.”
“ Yen tidak mau aku bantu “
“ Kenapa ?
“ Yen cemburu dengan ku.”
“ Oh gitu. Apakah benar kamu punya hubungan khusus dengan Robert. ?
“ Enggalah “
“ Jawab dengan jujur “ Robert melolot. Tapi Yuni melihatnya seperti melucu dan memang lucu liat Budi melotot seperti itu.
“ OK. Jujur ya. Yuni memang tertarik dengan Robert tapi tidak tahu apakah Robert tertarik dengan Yuni. Tapi Aku tidak peduli. Itu hanya emosional insidentil saja. Siapa sih yang engga tertarik denga pria ganteng seperti itu. Cerdas dan baik hati “
“ Hmmm” Budi mengangguk ngangguk “ Itulah penyebabnya. Wanita bisa meliat sikap kamu, terutama kepada orang yang dia cintai. Berulang kali aku bilang udah dech pikirin cinta. Kenapa sih. Usia kamu udah mendekati 45 tahun. “
“ Mas ngomong apa sih. Aku engga pernah bilang mencintai Robert. Aku hanya bilang ketertarikan saja. “
“ Ketertarikan itu lebih bahaya daripada mencintai “
“ Bahayanya apa ?
“ Karena tidak rasional. Banyak rumah tangga hancur karena masalah ketertarikan dengan wanita atau pria lain diluar pasangannya.”
“Ah sudahlah engga usah dibahas. Yang pasti aku tidak tertarik diluar batas akal sehat. Masih batas wajar saja kok. Maklumilah. Aku sudah menjanda lebih dari 5 tahun. Masak engga maklumi sih. “ Yuni nampak murung. Robert dengan cepat meremas jemarinya.
“ Jadi kamu anggap aku selama ini patung. Ayolah senyum “
“ Secara hati mas memang patung. Gimana engga patung. Ada wanita cantik tapi mas engga pernah tertarik menghilangkan kesepiannya.”
“ Lah ini malam saya ajak kamu makan malam “
“ Ya makan malam dengan teman mas. Aku hanya jadi pelengkap saja. “
“ Bukan pelengkap. Kita akan makan malam dengan sahabatku. Dia direktur bank yang dimiliki oleh Koperasi di China. Kebetulan, perusahan yang menjadi prinsipal pabrik kliker dan sekaligus pemilik tekhnologi itu, adalah nasabahnya. Aku mau tawarkan bisnis ke dia. “
“ Bisnis apa ?
“ Perusahaan pemilik tekhnologi itu akan IPO dua tahun lagi. Aku tawarkan ke sahabatku itu untuk menjadi mitra ventura nasabahnya. “
“ Caranya ?
“ Aku akan ambil alih utangnya di Bank agar ketika IPO value sahamnya bisa naik “
“Aku engga paham Mas. Karena kalau itu dikaitkan dengan Holding engga mungkin. Sampai hari ini tidak ada deal dengan Holding. Proposal yang di ajukan Yen dan Robert ditolak dengan halus.”
Sebelum pembicaraan tuntas, kendaraan mereka sudah sampai di Gedung dimana restoran berada. Budi berjalan bergegas masuk kedalam loby gedung itu dengan gaya khasnya. Yuni berusaha mengikuti dari belakang. Keluar dari Lift nampak sahabat Budi sudah menanti dengan senyum mengambang. Sahabatnya merangkulnya dan menuntunnya masuk ke restoran menuju table.
“ Kenalkan, ini sahabat dan juga mitra saya. “ kata Budi memperkenalkan Yuni. Sahabat Budi mengangguk kearah Yuni. Benar antara Budi dengan sahabatnya sangat dekat. Nampak dari cara mereka berbicara dan minum wine. Setelah usai makan malam. Budi mulai berbicara dengan sahabatnya. Tentu yang dibicarakan Budi seperti yang diungkapkan kepada Yuni.
“ Saya senang sekali. Mr B atas rencana anda untuk terlibat dalam proses IPO nasabah saya. Saya yakin mereka akan menyambut senang. Apalagi perusahaan yang akan terlibat itu adalah AMC yang terdaftar di China dan anda salah satu pemegang sahamnya. “ Kata sahabat Budi. Budi langsung menuangkan wine ke gelas sahabatnya. Mereka menengguk minuman itu sekali dan lansung habis. Kemudian mereka tertawa. Yuni hanya memperhatikan tingkah mereka berdua. Jam 11 usai makan malam. Mereka berpisah di loby hotel. Dalam perjalan ke Hotel Mandarin. Budi berkata kepada Yuni “ Kamu tahu mengapa dia dalam posisi tidak bisa menolak atas rencana saya “
Yuni geleng geleng kepala “ Engga tahu. Mengapa ?
“ Karena yang atur pembicaraan awal adalah professor yang juga sahabat ayah Yen. Dia pejabat tinggi di China “ Kata Robert.
“ Sahabat ayah Yen? Kata Yuni. Dia merasa ada konspirasi antara Ayah Yen dan Budi melalui Professor itu.
“ Ya. “ Kata Budi tegas.
“ Oh i see “
“ Nah tugas kamu adalah pastikan Yen terlibat dalam proyek ini dari awal. Soal dana angel investor akan saya siapkan.”
“ Dana dari mas pribadi “
“ Bukan. Dari client AMC saya di China. Mereka mau take advantage terhadap rencana IPO hanya karena ada rencana strategis untuk membuka tekhnologi ini ke negara lain. Vietnam adalah pintu pertama China membuka diri, setelah itu tekhnologi itu akan bisa dipasarkan ke negara lain. Saya akan kembangkan pemasarannya ke negara ASEAN dan AFRIKA.”
“ Tapi Mas, Yen tidak mau melibatkan saya. Sebaiknya Mas atur aja Holding terlibat langsung “
“ Engga bisa holdng terlibat. Mereka punya SOP yang tegas. “
“ Jadi gimana? aku harus gimana ?
“ Gini. Kamu sarankan Yen dirikan perusahaan khusus untuk rencana pendirian pabrik kliker itu. Kemudian perusahaan itu akan kerjasama dengan venture capital dari Kuala Lumpur. Jangan bilang dibalik pendanaan ini dari saya. Karena kamu yang merekomendasikan proyek itu ke perusahaan di KL maka kamu harus terlibat membantu semua proses. “
“ Apakah Yen bisa menerima ?
“ Dia akan terima. Karena di perusahaan itu nama kamu tidak ada. Posisi kamu hanya sebagai advisory saja”
“ Bagaimana dengan Robert. Dia kawatir terlibat dalam perusahaan baru itu. Kawatir proyek ini gagal, kerjaan di Holding juga hilang”
“ Agar Robert tidak ragu bergabung dengan Yen, ya katakan bahwa dia bisa minta cuti ke Holding. Saya akan atur HRD menerima pengajuan cutinya tanpa di gaji. Dan Robert tidak perlu kawatir kalau sampai proyek ini gagal, posisi pekerjaannya tetap tidak hilang. Gimana ?
“ Wah hebat sekali solusi dari Mas. “
Yuni memandang lama ke arah Budi. “ Mas..” Seru Yuni. “ Jadi misi aku sebenarnya dari awal adalah proyek ini ya. Bukan relokasi pabrik. Dan mas sudah tahu endingnya seperti ini. Boleh tahu darimana Mas bisa tahu ?
“ Proyek kliker itu sudah diketahui sejak tahun lalu ketika Robert yang bertugas sebagai representative di Vietnam buat laporan rutin ke Holding. Hanya saja ini masalah sensitip. Karena menyangkut hak eklusif China dan Vietnam. Saya tahu , Robert punya hubungan cinta dengan anak petinggi partai Komunis.”
“ Terus mengapa aku mas tugaskan ?
“ Karena dengan kamu menjadi atasan Robert akan mendorong Yen mempercepat rencana bisnisnya dan memaksa Ayah nya terlibat langsung. Agar secepatnya Robert keluar dari kamu. “ Kata Budi tersenyum.
“ Hah..” Yuni terkejut. Dia langsung memukul dada Budi. “ Keterlaluan ya. Jadiin Yuni sebagai umpan. “ teriak Yuni sambil berkali memukul dada Budi. Budi hanya tersenyum dan akhirnya memeluk Yuni.
“ Kasihan Yuni. Kasihan Robert. Kami orang lemah hanya dimanfaatkan oleh orang seperti Mas. “ Kata Yuni bersungut. Tapi Yuni tidak bisa melepaskan pelukan Budi. Bahkan pelukannya semakin keras “ Engga apa apa. Yang penting mas bisa senang dan bahagia. Itu sudah cukup bagi ku. “ Kata Yuni berbisik.
Malam itu Yuni dan Robert menghabiskan waktu di Central. Mereka bersantai di Cafe menikmati live musik dan wine. Jam 1 pagi Wenny ikut gabung. Keadaan semakin ceria.
***
Untuk kesekian kalinya, tadi Budi mengantar Yuni sampai ke kamar Hotel. Namun hanya memastikan Yuni dapat berbaring dalam nyaman setelah mabuk dari Cafe. Yuni menanti. Tetapi Budi hanya menyelimutinya. Setelah Budi pergi, Yuni berdiri dari perbaringannya. Hari ini Yuni harus berkata satu kepada dirinya bahwa Budi bukanlah milik siapa siapa, Budi adalah milik sang pencipta. Yuni tak ingin lagi merisaukan hubungan mereka. Setidaknya doanya akan lebih khusu untuk Budi yang sendiri ditengah orang ramai. Betapa tidak ? Inilah yang tak pernah bisa Yuni lupakan tentang Budi. Sejak kali pertama pertemuan mereka di Jakarta 10 tahun lalu. Tidak ada yang istimewa. Yuni dengan dirinya dan Budi dengan dirinya. Hubungan hanya sebatas boss dan pekerja.
Namun dalam perjalanan waktu , dalam kebersamaan, Budi membuat Yuni terpesona. Yuni semakin merasa bodoh dihadapan Budi. Namun Budi tak pernah nampak superior dihadapannya. Raut wajahnya begitu bersemangat memancarkan magnit untuk Yuni mengerti bahwa Budi peduli dengan obsesinya, dengan impiannya
Malam masih seperti malam sebelumnya, tak beda dengan diri Yuni yang melangkah terseok seok dalam percintaan dengan beberapa pria. Yuni lelah dan sangat lelah. Ditengah kegalauan itu Budi selalu ada untuk dirinya. Selalu begitu.
“ Brother, aku tahu adalah bukan sifatmu untuk pergi. Aku banyak bergantung padamu. Sementara , kamu selalu senang membantu dan tidak pernah terganggu bila kadang aku mulai kesal dan marah padamu. Ketika aku kawatir dengan hidupku , kamu hadir dengan senyum hangat untuk meyakinkan bahwa semua akan baik baik saja. . “ Bisik Yuni.
Satu hal yang dapat Budi ungkapkan kepada Yuni bahwa Tuhan memberinya begitu banyak maka ini adalah berkah dan sekaligus beban. Kecintaannya kepada sahabat dan siapa saja hanyalah untuk lebih pandai bersyukur. Semuanya dilakukan hanya karena cinta.. Bukan masalah siapa memanfaatkan siapa tapi lebih kepada kepedulian ketika kita mampu berkorban kepada orang yang terdekat dengan kita. “ Semoga perjalanan waktu dapat membuat kamu menyadari bahwa kecintaan persahabatan begitu agung ketika kita dapat bersikap dengan jelas tanpa pamrih. Walau karena itu kita harus berjarak. “ Kata Budi suatu waktu. Budi telah jauh dari jangkauan Yuni. Tetapi hubungan mereka akan selalu baik baik saja.. Akhirnya Yuni dapat terlelap dengan tenang.
***
Pagi pagi James, direktur BDG Holding Telp Yuni, bahwa sesuai arahan dari Budi dia ingin bertemu.” Apakah saya bisa breakfast dengan anda pagi ini “ Kata James. Dengan segera Yuni menyanggupi. Segera dia mandi dan turun ke lantai dua dimana restoran hotel berada. James sudah menanti disana.
“ Hai..James “ seru Yuni seraya menyalami James.
“ 10 tahun lalu saya pertama bertemu anda. Sampai sekarang tidak berubah. Bahkan semakin cantik dan mature” Kata James dalam bahasa mandarin
“Dulu waktu saya bertemu kamu, usia saya 32 tahun. Sekarang sudah 43 tahun. “ Kata Yuni dengan bahasa Mandarin. Yuni memang pasih bahasa Mandarin. Maklum itu bahasa ibunya di Medan. “ Saya rasa itu hanya pujian. “ Sambung Yuni.
“ Tidak pujian. Sangat serius. Budi tahu betul menjaga teman wanita nya makanya kamu selalu nampak fresh. “ Kata James serius. Yuni bersemu merah wajahnya.
“ Terimakasih James. “
“ Jam berapa pesawat ke Ho Chin Minh?
“ Nanti jam 5 sore. Ada apa ?
“ Pak Budi suruh saya ketemu kamu. Mungkin ada yang perlu kamu tanyakan soal rencana pendirian pabrik Semen di Vietnam”
“ Oh ok. Ada banyak pertanyaan. “
“ Kamu bisa bertanya kepada saya langsung. Telp atau email. Engga ada masalah”
“ Sekarang yang saya masih bingung adalah apa sih kelebihan tekhnologi produk semen dari China dengan yang lainnya ?
“ Kelebihannya dari sisi bahan baku dan campuran material. “
“ OK jelaskan kepada saya “
“ Sebelum saya jelaskan kelebihannya, kamu harus paham dulu proses produksi semen itu. Pembuatan semen itu menggunakan bahan baku utama Batu Kapur dan Tanah Liat yang diambil dari proses penambangan. Penambangan umunya dilakukan dengan cara peledakan dan Surface Minner, sedangkan untuk memperoleh Tanah Liat dilakukan dengan cara pengerukan. Nah ini dibeberapa negara kadang tidak diberi izin cara kerja penambangan seperti itu. Selanjutnya Batu Kapur dan Tanah Liat diangkut ke Crusher dengan Dump Truck.”
“ Ok. terus
“ Kemudian dengan alat Crusher Batu Kapur dan Tanah Liat dikecilkan ukurannya sampai 8 cm untuk kemudian disimpan di Stock Pile. Selanjutnya dilakukan proses prehomogenisasi”
“ Apa itu prehomogenisasi? Kata Yuni mengerutkan kening.
“ Prehomogenisasi juga disebut reclaimer. Proses ini sangat penting untuk menjamin kualitas dari produk yang dihasilkan baik dari raw meal hingga produk akhir, yaitu semen.”
“ Ok Paham.”
“ Kemudian ditambahkan Pasir Besi dan Pasir Silika untuk digiling dan dikeringkan menjadi Raw Meal.
“ Apa itu raw meal ?Tanya Yuni.
“ Raw Meal itulah bahan baku untuk pembuatan Kliker. Disitulah tekhonologinya. “
“ Tekhnologi ?
“ Ya. Raw Meal dihasilkan dari sebuah sistem peralatan yaitu Raw Mill Plant yang terdiri dari alat-alat utama, sistem transport dan alat-alat separasi untuk kemudian disimpan di Raw Meal Silo.
“ Seperti apa raw meal itu ?
“ Raw Meal itu berbentuk seperti powder yang mempunyai kehalusan tertentu. Raw Meal mempunyai sifat fisika dan sifat kimia tertentu yang digunakan sebagai kontrol kualitas produk. Sifat kimia digunakan sebagai pengatur proporsi bahan-bahan yang akan diumpankan ke dalam proses. “
“ Oh i see. Paham saya. Terus”
“ Kemudian, Raw Meal yang disimpan dalam Silo itu digunakan sebagai Umpan Kiln. Itu akan mengalami beberapa tahap proses sebelum akhirnya menjadi klinker”
“ Terus ..”
“ Kemudian Klinker itu setelah melalui proses sistem pendinginan dan melalui alat transport , disimpan di Klinker Silo. Nah agar efisien, proses pembakaran menggunakan bahan bakar Batu Bara. Abu dari batu bara itu digunakan juga sebagai bahan campuran klinker dalam proses pembuatan semen.
“ Untuk apa Klinker itu ?
“ Ya. bahan baku pabrik cement. 70 sampai dengan 95% bahan baku semen dari Klinker.“ kata James tersenyum.
“ Oh paham saya. Artinya pabrik klinker dan pabrik semen itu hal yang terpisah”
“ Bukan terpisah. Bisa saja satu kesatuan. Tapi yang jelas 70 sampai dengan 95% bahan baku semen itu dari klinker dan umumnya yang punya tambang itu ya pabrik klinker. Pabrik semen bisa saja tidak ada bahan baku dan tidak ada tambang. Mereka menggantungkan bahan baku dari Pabrik Klinker. Namun dibanyak negara pabrik semen juga punya pabrik klinker. “
“ Nah dalam kaitan tekhnologi yang dipunyai pabrik klinker di China, dimana keunggulannya ?
“ Pabrik itu menggunakan bahan baku tambang dari slag vulkanik yang berasal dari gunung berapi, yang tersimpan di bawah tanah karena proses waktu ratusan tahun. Mineral vulkanik itu memang bagus sekali untuk bahan baku klinker. Hanya yang kita tidak tahu berapa komposisi campurannya. Contoh untuk klinker dari tekhnologi yang ada dipasaran, pabrik semen harus menambahkan Gypsum dan bahan linked product yang produksinya di monopoli oleh Eropa. Karena mereka yang punya tekhnologi. Nah tekhnologi china, kita belum tahu. Yang jelas harga jual klinker nya sangat murah sekali. Itu karena ongkosnya produksinya murah. Tentu dapat diproduksi massal bukan hanya untuk bangunan mewah tetapi juga rumah murah. Dunia ini kekurang rumah. Kalau ongkos bangun rumah murah, tentu banyak orang miskin bisa punya kesempatan memiliki rumah sendiri.”
“ Oh paham saya. Mengapa Pak Budi minta saya proses pendirian pabrik ini dengan tekhnologi dari China. Sangat humanis sekali.”
“ Tidak ada bisnis yang dibangun pak Budi tanpa tujuan ideal dan moral. Dia selalu begitu. Makanya kalau dia inginkan sesuatu, pasti dia kerjakan. Dan sukses. Karena niatnya selalu berawal karena tanggung jawab moral. Untuk kemanusiaa. Dia tentu didukung oleh semua orang , ya orang baik. Orang baik berkumpul dengan orang baik “ Kata James tersenyum. Yuni dapat semakin paham tentang Budi. James melirik jam tanganya “ Yuni, saya harus ke kantor karena ada meeting. Terimakasih untuk sarapannya. “ kata James permisi. Yuni langsung berdiri menyalami James. Yuni tahu mengapa Budi perintahkan James bertemu dengannya. Agar Yuni lebih mehamai bisnis pabrik semen yang akan di rintisnya. Dengan dia memahami maka dia akan lebih mudah menetapkan strategi bisnis agar proses bisnis berjalan dengan baik. Cara mendidik dengan benar dan bijak.
***
Sepulang dari Hong Kong, Yuni menyibukan diri dengan urusan persiapan pembangunan pabrik di Vietnam dalam rangka relokasi pabrik dari China. Tidak lebih sebulan persiapan itu sudah selesai. Kontraktor untuk pembangunan sudah tersedia. Yang berkaitan jasa pendukung untuk proses produksi juga sudah tersedia. Selanjutnya tugas team untuk melakukan business process. Tugas Yuni boleh dikatakan selesai. Praktis semua kegiatan sudah pindah ke kantor baru di kawasan Industri Ho Chin Minh. Sementara Yuni masih berkantor di distrik 1. Sebelum pulang kantor, Robert mampir di kantor Yuni. Di kantor itu tinggal Yuni seorang diri. Yang lain sudah pindah ke kantor yang baru.
“ Gimana keadaan kantor yang baru “ tanya Yuni ke Robert.
“ Operasional sudah berjalan. Sekarang pekerjaan focus kepada pengawasan pembangunan pabrik dan proses seleksi dengan semua supply chain yang terkualifikasi. Diharapkan dalam 7 bulan selesai. Dan langsung bisa produksi.” kata Robert
“ OK. Bagus. Saya tinggal menanti perintah untuk pulang ke Jakarta. “
Robert terdiam. Yuni melihat dari wajah Robert ada sesuatu yang mengganjal pikirannya.
“ Saya tahu ibu akan kembali ke Jakarta. Team dari Holding sedang mempersiapkan surat untuk memberhentikan Ibu. Tinggal tunggu persetujuan dari Kantor Pusat di Hong Kong. Saya maklum posisi Ibu bukan jabatan struktural di Holding. Ibu hanya proxy dari Holding. Yang ditugaskan hanya sebatas pendirian anak perusahaan. Setelah berdiri, ya harus diserahkan kepada management profesional. Tapi saya belum siap akan kepergian Ibu.” kata robert sambil menundukan wajah.
“ Tapi bu…” Robert mendongak “ keliatannya Yen belum bisa menemukan angel investor. Kemarin Ayah Yen bilang ke Yen, agar dia bicara dengan Ibu. Menurut Ayah Yen, ibu mungkin ada solusi “
“ Robert” Seru Yuni dengan lembut. Dia berpindah ke sofa dan Robert tetap dikursi menghadap meja Yuni “ Saya ingin bertanya lagi kepada kamu, apakah kamu benar tidak siap sebagai wirausaha? dan hanya ingin jadi profesional “ kata Yuni seraya meminta Robert duduk di sofa bersamanya.
“ Bu, siapa yang tidak ingin jadi pengusaha, punya harta banyak. Tapi pengalaman saya bertemu dengan banyak pengusaha, mereka sepertinya tidak menikmati harta itu. Justru mereka lebih miskin dari orang miskin. Tempo hari saya bertemu dengan Pak Budi di Ho Chin Minh. Sangat terburu buru dan wajahnya keliatan lelah sekali. Saya tidak ingin kehidupan seperti itu, bu. Tapi Yen paksa saya jadi pengusaha hanya karena dorongan dari Ayah nya”
“ Saya rasa persepsi kamu salah. Pengusaha sejati tidak pernah berpikir tentang uang dan harta. Mereka sudah melewati kebutuhan akan itu. Walau setiap hari mereka make money tetapi bukan uang orientasinya.”
“ Jadi apa bu ?
“ Kekuasaan” Kata Yuni dengan dingin.
“ Kekuasaan? Robert nampak bingung.
“ Ya. Kekuasaan bagaimana mereka bisa mengendalikan semua orang. Mengendalikan sahabatnya, relasinya dan tentu karyawannya, dan bahkan keluarganya. Dengan kekuasaan itu, memungkinkan agendanya dapat terlaksana. Bukankah hidup di dunia ini yang membedakan manusia dengan hewan adalah soal agenda. Manusia punya agenda. Hewan tidak. ”
“ Agenda apa ?
“ Ya macam macam. Ada yang punya agenda untuk aktualisasi dan hegemoni agar orang mengagumi dan memujinya. Dia permainkan emosi semua orang dengan uang dan harta nya. Umumnya bisnis mereka dalam bidang non tradable. Ini disebut dengan animal capitalism“
“ Non Tradable ? apa maksudnya ?
" Bisnis yang nilai tambahnya untuk peningkatan lapangan kerja sangat kecil. Umumnya bisnis dikembangkan dengan kekuatan modal untuk mempengaruhi pasar dan mendapatkan keuntungan dari pasar dengan harga yang mereka kendalikan. Seperti penguasaan SDA, Bisnis property, financial market. Nah Bagi orang yang dapatkan uang dari bisnis semacam ini maka uang adalah segala galanya. Banyak orang menumpuk uang karena menghindari miskin. Mereka takut akan kemiskinan. Berbagai cara dilakukan, mulai dari yang masuk akal sampai dengan yang fraud, untuk menghindari kemiskinan. Padahal, rasa takut akan miskin adalah kemiskinan itu sendiri. Usaha untuk menghindari kemiskinan akan menghasilkan kemiskinan itu sendiri. Ketika orang berusaha untuk menghindari kemiskinan, maka kemiskinan itu akan bertambah."
" Benar, Bu. Banyak orang berusaha mencari kedamaian dalam hidupnya melalui uang. Salah satunya menyimpan uang sebanyak banyaknya di bank. Namun, keinginan untuk merasa damai justru menciptakan perasaan tidak damai. Segala upaya untuk mencapai kedamaian hanya akan menghasilkan ketakutan. Ketakutan itulah yang menjadi akar dari rasa tidak damai. Orang yang mencari segala cara untuk melampaui ketakutannya justru akan selamanya dijajah oleh rasa takut di dalam hatinya. Banyak orang menyimpan uangnya dan takut memberi, karena mereka takut kehilangan. Akhirnya, mereka menjadi pelit. Mereka menutup diri dari dunia, dan hidup semata untuk dirinya sendiri. Padahal, di dalam hidup ini, semakin banyak kita melepas, semakin banyak kita mendapat. Orang harus keluar uang, guna mendapat uang. Orang harus memberi, guna mendapat. Orang harus melepaskan keinginan untuk damai, jika ingin memperoleh kedamaian di dalam hidup"
" Dan ingat, kasus jatuhnya Lehman Brothers tahun 2008, itu berawal karena banyak orang menghindari rasa takutnya dengan menyimpan uang di bank. Akibatnya bankbleeding sehingga melahirkan kreatifitas produk pasar uang dengan lahirnya instrument CDS sebagai pemicu membanjirnya pasar derivative. Memang dengan adanya pasar uang dan dibolehkan bank terlibat sebagai investment banker, bank tertolong daribleedingtapi lambat laun tidak ada lagi ruang untuk menahan peningkatan harga dipasar yang sudah terlanjur bubble. Akhirnya mudah ditebak. Pasar uang jatuh, berdampak sistemtik. Karena sebagian besar uang itu berasal dari bank, uang nasabah. Negara terpaksa mem bail out perbankan agar dampak sistemtik tidak meluas. Sampai sekarang dampak buruknya masih belum sepenuhnya di atasi." Kata Yuni. Robert nampak antusias menyimak. Karena ini sesuatu yang baru bagi dia.
" Terus.."
" Ada juga yang punya agenda selain itu. Dia membangun bisnis untuk tujuan moral atau kemanusiaan, atau istilah keren nya humanitarian capitalism. “
“ Apakah dalam prakteknyahumanitarian Capitalism itu berbeda dengan animal bisnis”
“Dalam prakteknya tidak ada perbedaan. Prinsip mereka buy low sell high and pay later. Sama saja. Hanya saja dari segi philosopy dan proses berbeda. Animal business cenderung mengutamakan hegemoni capital lewat konglomerasi. Sementara Humanitarian capitalisme berorientasi kepada kemitraan, sinergi, kolaborasi dengan membangun stakeholder yang lentur. Kalau animal business membangun capital, namun humanitarian capitalism membangun trust. “
“Wah jadi menarik. Baru tahu saya. Menurut ibu, yang dilakukan Pak Budi itu apa ?
“ Ya humanitarian capitalism. Dia punya banyak kesibukan bisnis walau hutang tak terbilang ,dia happy aja karena uang tidak disimpannya atau dikonsumsikan yang tidak produktif tapi dipakai untuk terjadinya arus melalui hubungan antar sumberdaya. Maka hIdupnya stabil, makan enak ,tidurpun pulas dan pandai memanfaatkan waktu dengan happy. Senang berbagi, spiritualnya makin tinggi karena dia selalu ingin dekat dengan Tuhan agar aman melewati hidup penuh resiko. "
" Bagaimana dengan hari esok, soal hutang?
" Besok jangan dipikirkan , itu urusan Tuhan. Yang pasti di masa depan semua orang mati. Bagi orang seperti Pak Budi, bagaimana hari ini bisa berbuat dengan maksimal tanpa culas dan tetap sibuk..dan terus punya energy untuk ambil bagian membangun peradaban. Berbagi dengan cara modern. Memberikan kesempatan orang berkembang lewat profesional maupun bisnis. Semua mendapat ruang dalam seni berbagi. dan Pak Budi memberikan kesempatan itu kepada semua pihak untuk berprestasi sebaik mungkin. “
“ Wow…mulia sekali. "
“ Dan dia tidak pernah menghargai kegagalan. Sekali orang gagal dia tidak akan beri kesempatan kedua kalinya. “
“ Mengapa ?
“ Pak Budi ingin orang itu hijrah ketempat lain dimana atmosfir nya lebih mendukung untuk bisa berkembang. Karena dari awal dia sadar bahwa kebijakan bisnisnya tidak mungkin memuaskan semua orang. Tidak semua orang bisa berkembang. Dia sadar betul itu. Semua orang di uji lewat proses yang ketat.”
“ Bagaimana ibu sampai bisa dipercaya Pak Budi.” kata robert. Walau dia tahu ini lancang tapi entah mengapa, dengan cara Yuni berbicara dia merasa dekat.
“ Pak Budi punya cara yang genial untuk tahu orang itu dapat dipercaya atau tidak. Menurutnya, kalau ingin menguji orang maka ujilah dengan kemudahan dan kesulitan. Dan lihat apa hasil nya. Tidak pernah bohong. Umumnya orang ketika diberi kemudahan terutama uang, dia cenderung menggampangkan urusan dan terlalu banyak berharap serba mudah dan enak.. Dengan kesulitan , orang mudah mengeluh dan putus asa. Kadang prasangka buruk datang. Tetapi kalau dengan kemudahan, dia tetap apa adanya dan tidak rakus maka dia pantas dipercaya. Kalau diberi kesulitan dia bersabar tanpa mengeluh, maka dia pantas dipercaya. “
“ Dan proses itu tentu butuh waktu yang tidak sebentar. “
“ Saya butuh waktu 2 tahun lebih sampai dia percaya. “
“ Bagaimana ibu bisa bertahan?
“ Bersabar dan lagi Pak Budi jago menjaga emosi kita agar tetap positip. Itu kelebihannya.”
Robert terdiam. Dia merasa mendapatkan pelajaran berharga dari Yuni. Wanita yang awalnya dia pikir lugu masalah agama namun ternyata Yuni kaya akan pemahaman kehidupan yang pelik ini.
“ Nah Robert, kamu belum jawab pertanyaan saya. Mau jadi pengusaha atau profesional ?
“ Saya…” Robert terdiam…Kemudian dia menatap Yuni dan kembali menunduk. Tidak bisa meneruskan kata katanya.
“ Bersikap lah “ Kata Yuni lembut.
“ Apakah mungkin saya menjadi profesional yang pengusaha?
“ OK. Saya paham.” Kata Yuni tegas. “ Kamu benar benar siap ya ?
“ Siap Bu.”
“ Ok saya ada usul. “ Kata Yuni berdiri dari tempat duduknya menghadap ke jendela kaca. “ Kamu bersama Yen bentuk perusahaan yang khusus sebagai proyek sponsor untuk pabrik klinker. Saya akan carikan angel investor. Resiko atas dana angel investor itu, ada pada saya. Tapi kamu dan Yen harus ikuti arahan saya. “
“ Bagaimana dengan kerjaan saya di anak perusahaan Holding ? “
“ Kamu bisa cuti selama 2 tahun, Saya akan bicara dengan Pak Budi agar Holding mengizinkan.Jadi kalau proyek klinker ini gagal, kamu bisa kembali bekerja di Holding.”
Robert berdiri dari tempat duduknya. Mendekati Yuni.
“ Ibu, mengapa ibu baik sekali kepada saya.” Kata Robert dibalik punggung Yuni.
Yuni menghadap kearah Robert.
“ Karena kamu orang baik. Saya suka mendukung orang baik.’ Kata Yuni dingin.
“ Terimakasih Bu. Terimakasih Bu..” Kata Robert seraya mengulur tangan untuk menjabat tangan Yuni. Yuni menyambut jabatan tangan Robert dengan tersenyum.
“ Nah saya undang Yen dan Kamu makan malam hari ini. Hubungilah Yen. “
“ Baik baik Bu. Yen pasti senang sekali.” Kata robert seraya menelphone Yen. Tanpa menutup telp, Robert bicara kepada Yuni. “ Apa boleh Ayah Yen ikut makan malam ?
Yuni mengangguk tanda setuju. Dengan ceria Robert menutup telp. “ Kita pergi bareng ya bu. Yen dan Ayah nya akan ketemu kita di restoran. Saya udah kasih tahu nama restoranya. Tempat biasa kantor jamu tamu relasi “
***
Ini kali pertama Yuni bertemu dengan Ayah Yen. Memang keliatan sederhana sebagaimana pejabat Vietnam. Namun bahasa inggerisnya bagus sekali. Nampak terpelajar . Usia sekitar 54 tahun. Sedikit lebih tua dari Budi. Robert menyampaikan usulan Yuni itu kepada Yen dan Ayahnya dalam bahasa inggeris. Wajah Ayah Yen dan Yen bersinar ceria. Mereka berdua mengucapkan terimakasih.
“ Saya kagum dengan kemajuan orang China dan AS yang hebat dalam berbisnis. Mereka pekerja keras“ kata Ayah Yen.
“ Saya sering bertemu dan bergaul dengan orang asing; China, Eropa, AS, dan lain lain. Saya perhatikan mereka tidak lebih hebat dari kita. Kalau dibilang mereka kerja keras , saya rasa kita lebih keras kerjanya. Perhatikan saja, sebagian besar petani kita masih menggunakan tenaga kasarnya untuk membajak sawah. Di Cina dan AS engga ada lagi petani gunakan cangkul. Mereka sudah gunakan traktor. Bahkan cara menyemai bibit pun sudah menggunakan tekhnologi modern. Jadi tidak perlu kerja keras. Setiap waktu mereka ingin lebih ringan kerja daripada kerja keas.Makanya inovasi tekhnologi mendapat tempat di masyarakat. Tetapi kalau lebih keatas lagi, semakin kita tahu kita paling banyak kerja keras tapi sedikit hasilnya.” Kata Yuni.
“ Mengapa ? Tanya Yen.
“ Penyebanya adalah karena orientasi kita bukan berkembang secara ekonomi tetapi berkembang secara hewani. KIta itu tidak bekerja untuk sebuah nilai yang real. Sebagian besar nilai itu lebih kepada hal yang imaginer. Kalau kita punya uang berlebih maka yang dia pikirkan bukannya meningkatkan nilai uang itu agar dia punya penghasilan tambahan tapi kita gunakan untuk membeli barang yang justru menjadi sumber biaya baru bagi kita. Padahal itu hanya memuaskan imaginasinya saja. Punya uang berlebih, ya beli rumah yang lebih besar, bukanya di tempatkan di reksadana atau saham atau jadi angel investor. Kalau semakin kaya, malah istri ditambah, Piknik dibanyakin. Aksesoris di perbanyak. Akibatnya kita tidak berkembang. Dan terus kerja keras dan kawatir harta berkurang. Terjadi krisis atau kena PHK, ya tumbang begitu saja. Mengeluh tiada habisnya. Padahal itu salah kita sendiri. ' Yuni mencoba menjelaskan secara sederhana.
“ Ya itu masalah mental “ kata Robert.
“ Seharusnya kalau ada pendapatan lebih yang dipikirkan pertama kali adalah bagaimana mendapatkan side income."
" Tetapi kan engga gampang. Kata Yen.
" Benar. Kalau ada niat hidup secara ekonomi tentu orang terpanggil belajar untuk mendapatkan penghasilan diluar bidangnya. Bukankah belajar itu adalah proses seumur hidup. Bukan hanya belajar tentang hal yang kita minati dan yakini tetapi juga belajar di luar diri kita sendiri. Contoh, Petani Pisang di China, setiap dapat uang panen dari Pabrik pasta Banana, tidak pernah mereka pesta atau membeli rumah lebih besar atau beli barang mahal. Mereka berpikir bagaimana membeli alat produksi agar proses kerja lebih cepat dan mereka lebih santai, sehingga punya waktu untuk kerja yang lain.” Kata Yuni.
“ Benar juga. “ Kata Ayah Yen. “ Di pemerintahan maupun di perusahaan mindset seperti itu juga tumbuh. Vietnam di era sebelumnya hampir semua kementrian bangun gedung baru. Kantor pemda diperbaiki. Itu semua investasi yang memakan ongkos baru sepanjang waktu. Tetapi investasi secara ekonomi yang menghasilkan value dan pendapatan, seperti jalan Tol, Pelabuhan, Bandara, Irigasi tidak mendapaktan prioritas. Karena bagi birokrasi lebih senang membuat kebijakan belanja non ekonomi daripada ekonomi yang memaksa harus disiplin dalam perencanaan dan hemat. Tapi sejak lima tahun belakangan ini, Vietnam sudah berubah banyak. Kami mulai mengelola pemerintahan dengan cara modern dan terbuka. Sama dengan Indonesia di era Jokowi ” sambung Ayah Yen.
“ Bagaimana dengan utang negara ? tanya Robert.
“ Selagi keuangan negara dikelola secara terbuka, tentu masalah utang tidak perlu dikawatirkan. Utang itu menjadi momok menakutkan bila utang untuk konsumsi non value, yang selalu berujung kepada penyitaan dan kebangkrutan. Ya jelaslah. Karena utang bukan menambah harta produktif tetapi menambah ongkos baru. Tapi kalau belanja barang ekonomi maka utang adalah berkah. Karena ia mendatangkan value yang nampak dari meningkatnya pendapatan, juga meningkatkan value hidup yang lebih terencana dan disiplin mengelola uang agar utang menimbukan trust permanent. Sehingga mudah menambah utang baru untuk terjadi pengaruh berganda dalam bidang ekonomi dan sosial , meningkatnya asset dan hidup lebih sejahtera walau kerja tidak keras. Pembangunan juga adalah pembangunan karakter kita sebagai bangsa yang modern.” Kata Yuni.
Ayah Yen nampak berbinar wajahnya. Dia tahu Yuni wanita yang cerdas dan berwawasan luas. Kalau tidak, mana mungkin dapat kepercayaan begitu besar dari International Holding. Ayah Yen berharap Yuni bisa mendidik Yen jadi pengusaha seperti Yuni. Yuni menyanggupi dan berjanji akan melakukan yang terbaik.
“ Kira kita siapa angel investor itu “ Tanya Ayah Yen.
“ Relasi saya di Kuala Lumpur. “
“ Mitra Pak Budi juga ? Kejar Ayah Yen.
“ Bukan. Ini relasi saya, Dia baik sekali dengan saya. Moga dia bisa memberikan dukungan dana. “
“ Kapan deal itu akan dilakukan.” Kata Yen
“ Besok saya akan telp dia. Mungkin lusa kita terbang ke KL.
“ Apa rencana kita sebelum bertemu dengan angel investor itu “ tanya Robert.
“ Besok kita akan meeting untuk mendalami proposal binsis agar nanti kalau meeting dengan angel investor dapat tampil prima “
“Siap bu.”
Kemudian Ayah Yen menyinggung tentang keluarga Yuni.
“ Saya singel parent. Ibu dari seorang putri usia 20 tahun. “ Kata Yuni singkat.
“ Wah sama dengan saya. Saya juga single parent. Ayah dari seorang putri “ Kata Ayah Yen menoleh kearah Yen.”
“ Mengapa tidak menikah lagi. Anda masih muda kok “ Kata Ayah Yen.
Yuni hanya tersenyum. Naluri wanitanya mengatakan bahwa Ayah Yen sedang berusaha memancing emosinya. Cara pria semua sama. Selalu menganggap janda mudah dimanfaatkan. Tetapi sebagai pejabat dia bisa saja berusaha berempati kepada Yuni. Makanya Yuni tak ingin melanjutkan pembicaraan soal pribadinya. Yen berusaha mengalihkan pembicaraan soal sikap Pak Budi yang begitu ramah. Dia terkesan sekali waktu kunjungan ke Hong Kong. Tadinya dia membayangkan Budi orang yang keras. Ternyata orangnya ramah dan rendah hati.
***
Jam 7.30 pagi, Yuni sudah sampai di Kantor. Jam 8 pagi, Yen dan Robert datang. Yuni mengajak mereka meeting di kamar kerjanya. Dengan seksama Yuni membaca proposal bisnis yang sudah di koreksi Robert. Berselang beberapa menit kemudian, Yuni menatap kepada Robert “ Perpect sekali. Anda cepat sekali belajar “ Kata Yuni.
“ Berdasarkan arahan Ibu, saya berusaha melakukan desk research dan mencoba mendapatkan informasi darimanapun. Hasilnya ya seperti itu. Terimakasih udah menuntun saya jadi lebih baik “
“ Baik. Jadi anggaran diperlukan USD 3 juta. Waktu yang dibutuhkan 7 bulan. Ketat sekali waktunya. Kamu perlu team 5 orang. Ahli geologi, keuangan, marketing, termasuk kamu dan Yen. “
“ Ya bu. “
“ Mengapa gaji Team kecil ?
“ Ya saya engga enak bu, kalau gaji besar. Kan masih pra operasional. Kita berusaha memperkecil resiko keuangan. Lebih focus kepada proses mendapatkan legitimasi dan dukungan dari stakeholder.”
“ Begini Robert. Gaji besar atau kecil itu relatif. Kamu harus focus dengan target yang hendak dicapai. Kalau gaji kecil bagaimana orang bisa focus kerja dan apa mungkin kamu dapatkan orang profesional membantu kamu ? Tetapkan gaji sesuai standar normal aja. “
“ Baik. Bu, akan saya koreksi. “
“ Ya ok. Tapi engga significant koreksinya. Sekarang saya akan tambahkan business plan ini dengan business model, marketing strategy, production strategy. Ini untuk memastikan bisnis yang akan kita jalankan berbeda dengan yang sudah ada. “ Kata Yuni seraya berdiri mengajak mereka pergi ke ruang meeting kantor yang tersedia alat proyektor.
“ Perhatikan, “ kata Yuni memulai presentasi bisnis “ KIta asumsikan bahwa technologi China untuk klinker itu memang sudah provent seperti yang sudah dipakai oleh proyek perumahan di China. Pilihan strategi bisnis kita ada dua yaitu pertama menjual ke pabrik semen yang ada di Vietnam dan negara lain. Kedua, kita membuat sendiri pabrik semen yang menyatu dengan pabrik material building. Namun dengan skala kecil saja. Kita akan create produk untuk perumahan dengan sistem precast. Sistem precast ini merupakan teknologi pembangunan perumahan dengan menggunakan sistem cetak pasang. Beberapa bagian rumah dicetak di pabrik, kemudian hasil cetakan tersebut baru dibawa ke lokasi pembangunan rumah untuk dirangkai.
Jadi kita juga terlibat dalam pembangunan perumahan. Dengan demikian harga rumah bisa murah. Dengan demikian kita create market dan educated market. Kalau ini sukses maka akan mengundang mitra dalam dan luar negeri untuk terlibat kerjasama membangun industri precast , dan kita pada akhirnya akan focus mengembangkan industri klinker saja, kembali ke core kita, sebagai supply guarantee. Di perkirakan biaya investasi untuk melaksanakan srategi bisnis ini akan mencapai USD 1 miliar. “ Kata Yuni.
“ Oh Tuhan. Sebegitu besarnya investasi” Kata Robert menggeleng gelengkan kepala.
“ Sebetulnya kalau hanya bangun pabrik klinker saja untuk kapasitas sedang, tidak begitu besar namun karena ini produk baru dengan tekhnologi baru, maka kita perlu strategi marketing mendidik pasar dan meyakinkan pasar. Ini perlu effort besar dan tentu besar pula resikonya.” Kata Yuni berdiri didepan slide
“ Apa ibu yakin Holding ada uang biayai proyek ini? apalagi dengan resiko besar dan investasi besar ? Tanya Yen.
Yuni menatap Yen beberapa detik. Dia kembali ketempat duduknya. Dia terdiam sebentar seakan berpikir. Kemudian menghela nafas. "Engga perlu tanya apakah holding ada uang. Uang bukan milik holding tapi milik pasar. Holding punya financial resource untuk melaksanakan program bisnisnya. Mereka punya trust untuk itu. Jadi engga perlu kawatirkan soal uang. Tugas kita sekarang, bagaimana memastikan bisnis ini bisa layak dijalankan secara ekonomi dan secara tekhnis bisa dikerjakan dan secara hukum didukung oleh pemerintah. Itu saja. “
“ Nah Robert, “Seru Yuni “ Sekarang kamu perbaiki angka biaya gaji dan kita gabung proposal kamu itu dengan strategi bisnis dari saya. Hari ini harus kita tuntaskan. Sebentar lagi saya akan telp relasi saya di KL. “ Kata Yuni dan melangkah ke kamar kerjanya.
Dari kamar kerjanya dia telp Budi.
“ Ya Yuni “ terdengar suara Budi.
“ Sedang dimana ?
“ Di Bandung, Dirumah anak.”
“ Lagi ngapain sepagi ini “
“ Ini lagi nyuapin cucu makan. Ada apa ?
“ Proposal bisnis sudah siap. Sesuai saran Mas, saya sudah sampaikan ke Robert, Yen dan Ayah Yen. Mereka setuju. Sekarang gimana dengan rencana ke KL “
“ Kalau sudah selesai semua, ya langsung aja terbang ke KL. Ajak Wenny ya.. “
“ Kenapa ajak Wenny ?
“ Dia lebih kenal dengan Direksi yang di KL. Tapi kalau kamu engga mau ajak dia, saya akan suruh Wenny atur perjalanan kamu ke KL. “
“ Engga mas. Aku malah senang jalan bareng Wenny.”
“ Ya udah. Ada lagi ?
“ Sepertinya udah sebulan di Indo ya.”
“ Ya. Memberikan kesempatan sama istri agar tenang sebelum bicara.”
“ Oh ya ya…Mas harus bicara dengan ibu secara terbuka. Aku yakin ibu akan dukung Mas. “
“ Oh Ya.Yuni. Kemarin Ayah Yen telp saya. Dia sangat memuji kamu. “
“ Emang apa katanya ?
“ Kamu cantik, cerdas, dan sangat bijak.”
“ Laki laki selalu gombal Mas. Entar kalau udah dapat apa maunya, mulai dech ceritanya engga jelas “
“ Aku rasa dia engga gombal. Dia jujur dan serius.”
“ Ah sudahlah. "
“ Ya udah ya. Saya lagi repot suapin cucu nih. Hati hati ya. Kabarin saya kalau ada masalah di KL”
“ Ya Mas. “
Usai bicara di telp dengan Budi, Yuni kembali ke ruangan meeting bertemu dengan Robert dan Yen “ Besok kita KL. Apabila ada green light dari angel investor, kalian harus buat Perusahaan dimana pemegang sahamnya kalian berdua. Saya engga ikut campur berapa porsi masing masing saham. Diskusikan dengan Ayah Yen. Saya akan gunakan uang pribadi saya untuk membentuk perusahaan itu, termasuk saham yang disetor. Nanti setelah dana ventura masuk, kalian kembalikan ke saya. OK” Kata Yuni.
Mereka berdua mengangguk “ Ibu baik sekali bu. Ayah saya bilang, Ibu seperti mama saya. Baik sekali, Makanya ayah tidak pernah menikah lagi setelah mama meninggal. “ Kata Yen berlinang air mata. Yuni hanya tersenyum dengan wajah merona.
***
Yuni dengan sabar menanti di Rumah ke datangan Budi. Setelah selesai meeting dengan Venture capital di KL, dia memutuskan pulang ke Jakarta. Sementara Robert, Yen tetap di KL. Terbang ke esokan harinya ke Ho Chin Minh. Wenny pulang ke Hong Kong pada hari yang sama. Yuni akan kembali lagi ke Ho Chin Minh hari minggu untuk mendukung persiapan Yen dan Robert mendirikan perusahaan. Sudah jam 9 malam tapi Budi belum juga datang. Makanan di meja sudah dingin. Ada niat dia ingin telp Budi tetapi diurungkannya. Dia tahu Budi selalu menempati janjinya hanya kadang karena kesibukannya dia lebih prioritaskan urusan bisnis daripada pribadi. Yuni kenal betul sifat Budi.
Benarlah jam 9.30 malam Budi sudah ada di depan Yuni. Wajahnya nampak lelah. Dengan celana denim, mengenakan Tshirt dan sepatu casual. Dia memang berbeda kalau sedang di Jakarta. Selalu tampil santai.
“ Aku sudah makan” Kata Budi menghempaskan tubuhnya di Sofa.
“ Kalau Mas engga ada niat makan malam di rumah, ya mas kan bisa bilang dari awal. Ini aku sudah masak capek capek, Mas “ Kata Yuni bersungut.
“ Ok. Saya makan. “ Kata Budi melangkah ke ruang makan. Tanpa basa basi dia langsung duduk di korsi dan mengambil piring.
“ Aku hangatkan dulu sop nya ya “ kata Yuni.
“ Engga perlulah. Sama saja. Dingin atau panas.” Kata Budi langsung makan sop ayam dengan lahapnya. Apa yang disukai oleh Yuni adalah cara Budi makan. Sangat lahap dan serius. Tapi cepat. Yuni perhatikan itu sambil duduk didepan Budi.
Budi menatap sekilas kearah Yuni, dan menghentikan makannya. Dia pergi ke wastafel untuk cuci tangan” Saya ada niat akan buat boutique investment melalui perusahaan Sintetic atau offshore company di Singapore. Dari sana saya akan pooling fund untuk direct investment proyek infrastruktur di Indonesia. "
" Apa itu boutique investment, baru dengar Yuni. "
" Boutique Investment itu semacam investment banker. Namun didirikan khusus untuk melayani perusahaan dalam rangka akuisisi, merger dan restruktur modal. Kalau saya punya boutique investment, tentu saya legitimate sebagai institusi untuk memberikan dukungan langsung kepada SPV yang akan akuisisi proyek infrastruktur. "
" Darimana dananya ?
" Ya dengan ada boutique investment, saya bisa jadikan itu sebagai Hub untuk mitra global saya dari China, AS, Jepang, masuk dalam pembiayaan infrastruktur di Indonesia. "
" Masuk melalui akuisisi ?
" Itu yang mudah dan cepat. Dan lagi pemerintah Indonesia kan punya UU mengenai program B2B. Jadi walaupun BUMN atau BUMD yang menguasai asset, tetap investor bisa masuk dengan skema pengelolaan konsesi bisnis. "
" Asset nya ikut pindah ?
" Enggalah. Asset secara hukum tetap milik negara. Kita hanya kelola bisnis nya saja dalam kurun waktu yang ditentukan Pemerintah."
" Setelah itu kembali ke pemerintah ?
" Ya. "
" Enak banget pemerintah. "
" Bukan enak. Itu biasa saja. Kan asset pemerintah tidak selalu berupa harta yang keliatan, bisa juga yang intangible. Seperti hak mengelola infrastruktur itu ada pada negara. Tetapi bisa diserahkan kepada swasta dengan investasi swasta namun asset investasi nya tetap milik negara. Paham ?
" Paham. Boss "
" Moga setelah Pilpres 2019, rencana itu bisa dilaksanakan. Itupun kalau Jokowi terpilih lagi.” Kata Budi melangkah ke sofa ruang keluarga. Yuni mengikuti dan duduk di sebelah Budi.
“ Kenapa harus Jokowi ?
“ Ya kalau bukan Jokowi terpaksa wait and see selama 2 tahun. Kalau semua ok ya lanjutkan. Kalau engga ya pindah ke Thailand atau Vietnam saja. “ Kata Budi sekenanya.
" Mengapa engga tetap di Indonesia saja. Engga usah lebih focus ke negara ASEAN lainnya. Emang Mas engga bakalan di kubur di Indonesia ?
" Sekarang sudah masuk ME-ASEAN. Jadi investasi di mana saja, sama saja. KIta bangun pabrik di Vietnam, kita tetap bisa masuk ke pasar Indonesia, itu diatur dalam ME ASEAN berkaitan dengan perdagangan. Tarif sama saja. Sebentar lagi, ada China ASEAN Free Trade Area, artinya kita invest di China akan sama saja invest di Indonesia atau di Vietnam"
" Woww..itu semua kebijakan Jokowi ?
" Enggalah. Jokowi hanya meneruskan dari kebijakan presiden sebelumnya. Itu sudah menjadi komitment dunia. Keterbukaan dalam sinergi dan kolaborasi. "
" Jadi orang bilang Jokowi itu pro asing, itu karena mereka engga paham "
" Ya karena mereka kurang membaca dan kurang piknik. Contoh kamu, banyak piknik tetapi males baca, tetap aja oon. "
" Ihh Mas enak aja bilang Yuni oon. Lagian untuk apa baca buku. Kalau engga tahu kan tinggal tanya sama Mas. Kalau rumit, tinggal tanya aja sama James di BDG. Ya kan."
“ Ya dech..." Kata Budi.
" Mas kenapa sih terlalu banget dukung Jokowi.?
" Engga juga terlalu. Biasa saja. Itu sudah nature saya. Suka bantu orang baik. "
" Mas , sejak Jokowi jadi presiden.... " Yuni tak ingin meneruskan bicara.
" Semua sedang ber-proses. Dulu waktu era presiden sebelumnya kita terbiasa loby pejabat dan ngakali pejabat. Semua jadi mudah. Kamu dan direksi happy karena gaji naik dan bonus dapat besar. Bagi saya itu tidak luar biasa. Engga ada value yang dibangun. Tetapi di era Jokowi engga mudah lagi. Saya senang. Karena kamu dan direksi dipaksa kerja profesional. Hasilnya sekarang selama era Jokowi kamu bisa melakukan restruktur perusahaan kamu dan reorganisasi agar sesuai dengan perubahan yang sedang berlangsung. Saya yakin kita akan lebih cepat maju apabila Jokowi bisa dua periode."
" Benar juga ya Mas. Semua ada hikmahnya. Kadang perlu hentakan besar agar kita berubah."
" Gimana hasil meeting di KL “ tanya Budi. Matanya tetap mengarah ke TV.
“ Mereka sudah kasih green light. Mereka minta saham 80% dan sisanya untuk proyek sponsor, Robert dan Yen. Kalau dihitung dari value investasi, itu deal yang bagus. “
“ Terimakasih, Yuni.” Kata Budi seraya merangkul pundak Yuni dari samping.
“ Terimakasi apa ? Kan semua hanya menjalankan perintah Mas. “
“ Tapi kamu melakukannya dengan baik. Terutama bisa meyakinkan Ayah Yen untuk mendukung Yen dan Robert. Apalagi dia sangat percaya dengan kamu menjadi mentor anak dan calon mantunya.”
“ Emang apa kata Ayah Yen ?
“ Dia bilang kamu mirip dengan almarhum istrinya, terutama sifat kamu. Sangat keibuan dan sabar.”
“ Mas mau jomblangin aku dengan Ayah Yen ya. Jadi itu tujuan datang ke mari ? Kata Yuni seraya melepaskan tangan Budi di pundaknya. Yuni bersungut.
“ Jangan GR kamu. Orang memuji kamu bukan berarti orang inginkan kamu jadi istrinya..”
“Tatapi dari tatapan matanya dia seperti menginginkan Yuni.”
“ Ya siapa yang tidak menginginkan wanita secantik kamu. Mature , cerdas dan berkelas. Wajar sajalah. Dan lagi itu hanya kesan kamu saja. Santai aja.Engga usah emosi.”
“ OK santai. Terus sekarang setelah bicarakan soal sikap ayah Yen, mas langsung pulang. Begitu ? “ Yuni merungut.
“ Eh iya. Udah jam berapa ?
“ 10.30 malam. Pulanglah. Ibu nunggu di rumah. Engga usah kawatir. Yuni akan pastikan ayah Yen enjoy mendukung proyek ini dengan mempercepat proses perizinan dan pembebasan lahan. Syukur syukur skema pembayaran lahan seperti yang Mas mau. Engga kontan. Ya kan.” kata Yuni menebak jalan pikiran Budi. Budi hanya tersenyum.
“ Ya udah, aku pulang ya. “ Kata Budi melangkah ke pintu keluar. Yuni hanya mematung di ruang keluarga. Kembali dia terhenyak dalam kesendirian.
“ Bu, bapak masih di teras. “ Kata Pembantu rumah tangga. Yuni melangkah keluar dari ruang keluarga menuju teras. Nampak Budi sedang merokok. “ Aku kemari sebetulnya mau bicarakan soal Maya.” Kata Budi membuang potong rokoknya. Budi tahu Yuni tidak suka dia merokok.
“ Ada apa ?
“ Kemarin dia telp kalau hubungannya serius dengan pacarnya.”
“ Si negero itu ? Kata Yuni teriak.
“ Bukan. Tapi Henri. Pria China Amerika, yang jadi direktur saya di AMG Swiss. “
“ Henri. Si ganteng itu ? Mata Yuni melotot.
“ Ya “
“ Bukankah Henri udah kepala empat usianya.”
“ Emang kenapa ? Budi mengerutkan kening. “ Usianya baru 41 dan Maya 21. Dan lagi rencana menikah setelah Maya tamat kuliah di London.”
Yuni terdiam. Dia duduk di sebelah Budi. Air matanya berlinang. Dia menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya.
“ Kenapa, Yuni ? Kata Budi menyentuh punggung Yuni.
“ Terimakasih Mas. Akhirnya Maya dapatkan jodoh yang baik.”
“ Jadi kamu setuju ?
“ Ya lah setuju banget.”
“ OK Nanti acara tunangannya, saya akan hadiri di London bersama kamu ya.”
“Benar Ya mas. “
“ Ya”
Yuni memeluk erat Budi. “ terimakasih telah menjaga kami selalu.”
“ Yuni, You are my true friend.” kata Budi. Membalas pelukan hangat Yuni. Selang beberapa detik kemudian, Budi melepaskan pelukan Yuni. “ Aku harus pulang. Kamu tidur yang nyenyak ya.” Budi melangkah dan masuk kedalan kendaraan. Yuni masuk ke dalam rumah dalam kesepian selalu.
***
***
Pada umumnya untuk perusahaan asing, proses pendirian perusahaan untuk sampai keluar izin resmi dari pemerintah butuh waktu sedikitnya 60 hari. Tetapi karena perusahaan pemegang sahamnya ada orang Vietnam, yaitu Yen, dalam 7 hari izin pendirian perusahaan sudah rampung. Ini cara smart pemerintah Vietnam agar memberikan peluang bagi penduduk lokal bermitra dengan asing. Yuni menyetor uang ke rekening perusahaan sebesar USD 200,000. Itu uang pribadinya tanpa meminta kepada Budi. Yen dan Robert setuju akan mengembalikan dana itu setelah dana venture masuk. Karena anggaran pendirian perusahaan dimasukakan dalam business plan. Setelah, itu Yuni bersama Yen dan Robert terbang ke KL membahas langkah konkrit kerjasama. Pihak modal ventura hanya bersedia masuk setelah ada MOU dengan pemilik tekhnologi dari China dan adanya izin prinsip dari Pemerintah Vietnam untuk mengelola lahan tambang untuk bahan baku klinker.
Prinsip itu dituangkan dalam Head of Agreement yang mengatur soal pelepasan saham. Valuasi saham dimana Robert dan Yen berhak atas saham Good Will sebesar 20%. Artinya pihak modal venture keluar uang 100% namun dapat saham hanya 80%. Pihak Modal ventura menunjuk Yuni sebagai Kuasa management atas 80% saham itu.Jadwal ditentukan selambat lambat nya 2 bulan kedua syarat itu sudah terpenuhi dan Modal ventura akan mengirim uang ke rekening perusahaan.
Peran Yuni sebagai wakil Pemegang saham Modal Venture di perusahaan Yen karena resiko atas dana Ventura itu ditanggung oleh Perusahaan Wenny di Hong Kong yang tidak ada kaitannya dengan Holding. Perusahaan Wenny sebetulnya adalah milik pribadi Budi, dan Wenny hanya bertugas sebagai Proxy. Jadi sebenarnya tidak ada resiko bagi Modal ventura. Yuni sadar bahwa skema pembiayaan modal ventura ini hanyalah cara Budi agar Yuni punya posisi kuat dan memastikan pegang kendali atas perencanaan pendirian pabrik klinker di Vietnam.
Namun bagaimanapun posisi Yuni itu hanya “ kuasa”. Kepemilikan tetap ada pada perusahaan Modal Ventura yang juga milik Pak Budi. Makanya secara hukum tetap saja tanggung jawab Yuni sebagai pemegang kuasa bukan kepada Budi tetapi kepada Modal Ventura. Yuni harus membuat laporan kepada Modal Ventura secara tertip. Setiap keputusan diluar perecanaan harus dapat izin dari Perusahaan Modal Ventura.
Untuk sementara kantor untuk proyek Klinker itu beralamat di kantor Yuni yang di sewa oleh Holding tahun lalu. Untuk kantor dengan luas ruangan 100 M2, lebih dari cukup menampung lima orang.
“ Minggu pertama kerja ini kita harus pastikan dapat izin prinsip dari pemerintah Vietnam.” Kata Yuni dalam rapat pertama di hari kerja perusahaan. “ Segera buat proposal kepada Pemerintah dan upayakan pendekatan kepada pihak yang terkait dalam proses perizinan. Setidaknya kita dapat balasan surat dari Pemerintah bahwa pada prinsipnya pemerintah akan memberikan izin. Atas dasar surat itu kita bisa terbang ke China untuk bertemu dengan pihak prinsipal tekhnologi. Paham ? Kata Yuni dalam rapat pertama, hari pertama dengan team yang dibentuk oleh Robert dan Yen.
“ Paham, Bu.” kata mereka serentak.
“ Apa ada pertanyaan lain ?
“ Bagaimana kalau pemerintah minta company profile kita untuk mengetahui reputasi kita “ Kata salah satu team bagian keuangan.
“ Makanya perlu pendekatan secara pribadi. Jelaskan bahwa kita perusahaan baru berdiri yang mendapatkan dukungan dari Perusahaan Modal Ventura dan akan memenuhi semua syarat yang ditetapkan pemerintah kalau kita sudah dapat izin prinsip. Kata Yuni seraya melirik kearah Yen.
“ Tidak ada masalah. Kita akan adakan pendekatan secara pribadi kepada Pemerintah. “ Kata Yen.
“ OK. Apalagi ? Tanya Yuni dengan menyapu pandangan ke pada mereka semua.
“ Mengapa kita tidak dapatkan dulu dukungan dari Prinsipal di China, setelah ajukan izin prinsip kepada Pemerintah. Bukankah dengan adanya MOU dengan perusahaan di China akan meningkatkan value kita di hadapan pemerintah. “ Robert mengusulkan.
“ Engga mungkin mereka mau MOU dengan kita tanpa ada indikasi kita didukung oleh Pemerintah. Emang siapa kita ? bagaimanapun mereka adalah perusahana besar yang tentu punya sistem sendiri untuk memutuskan kerjasama. Bagaimanapun kita butuh pemerintah meningkatkan rating kita. Atau kita tidak akan pernah layak deal dengan siapapun. Kamu lihat faktanya, apakah modal ventura mau keluar uang sebelum ada MOU dengan Prinsipal dan Izin prinsip dari Pemerintah ? Engga kan. Sekarang in resiko kita pribadi. Program kerja seminggu ini menentukan sekali untuk melontarkan kita kepada tahap berikutnya yang tentu tidak mudah. Paham ? Kata Yuni.
“ Paham, Bu.” Kata Robert.
“ Ok. Kalau baca dari Rencana bisnis, ada tiga kegiatan untuk mendapatkan izin prinsip. Pertama tinjauan kelokasi membawa konsultan geologis. Kedua, Test lab atas contoh material tambang. Ketiga, mengirim surat dan proposal kepada pemerintah sesuai dengan Map Peluang investasi. Bagi tugas untuk itu. “ Kata Yuni. “Kalau tidak ada lagi, kita sudahi meeting. Mari kita berdoa pada hari pertama ini agar selanjutnya semua berjalan sesuai dengan rencana. Kepada Tuhan kita berharap dan berserah diri. Sambung Yuni.
Yuni kembali ke meja kerjanya. Dia membuat perencanaan detail tentang strategi bisnisnya. Beberapa pertanyaan untuk mendukung perencanannya seperti technologi pembuatan beton cetak siap pasang, peluang kemitraan dengan perusahaan pabrik semen di China dan Vietnam, dia ajukan ke James di Holding. Setiap email dari Yuni, James selalu cepat menjawab dan menyertakan data lengkap serta informasi yang sangat bernilai. Yuni berharap dari semua data yang dia punya bisa menghasilkan strategi yang tepat dan efisien untuk memastikan secara bisnis bisa dijalankan. Dia kenal betul sifat Budi dan tidak mau membuan Budi kecewa.
Jam 6 malam Yuni masih di kamar kerjanya. Staf yang lain sudah pulang. Telp selular nya bergetar. Tidak ada nama tertera di layar smartphone nya. Dia mengerutkan kening. Tapi dia terima juga “ Ya, Yuni disini”
“ Saya Ho. Ayah Yen. “ terdengar suara di seberang.
“ Oh Ya. Apa kabar Pak “
“ Apakah saya bisa mengundang anda makan malam. Kebetulan saya ingin kenalkan anda dengan Menteri yang membidangi soal investasi Klinker itu “
“ Tentu pak. Sangat senang sekali. “
“ Kalau begitu jam 7.30 saya tunggu anda di restoran. Saya akan kirim text message alamat restorannya. Supir anda tahu tempat itu “
“ Baik pak. Jam 7.30 saya sudah sampai di sana.”
“ Thanks. Sampai jumpa di sana ya. Bye.”
“ Bye”
Yuni tahu ini berkat peran dari Yen, yang menyampaikan hasil rapat pagi tadi di Kantor.
***
Jam 7.30 Yuni sudah sampai di restoran yang ditentukan oleh Ayah Yen. Dia datang dengan mengenakan baju putih kerah tinggi menutupi lehernya yang jenjang, berbalut blasser warna hitam. Bawahanya mengenakan rok diatas lutut warna juga hitam. Tubuhnya yang tinggi semampai dengan betis yang indah nampak sekali ketika dia melangkah masuk kedalam restoran itu. Ayah Yen menyambut Yuni dengan menggeser korsi agar ada ruang bagi Yuni duduk dengan nyaman. Ayah Yen memperkenalkan rekan nya yang ikut makan malam. Masih relatif muda, tapi nampak cerdas. Wajar kalau jadi menteri.
“ Tarnyata anda cantik sekali. “ kata rekan Ayah Yen.
“ Anda terlalu memuji. Usia saya sudah diatas 40. Sebentar lagi putri saya akan menikah.”
“ Wow..kalau anda menulis buku cara awet muda, saya yakin akan best seller. “
“ Tetap tidak bisa mengurangi usia saya. “
“ Apalah usia. itu hanya catatan saja. Yang penting kita harus terus merasa muda agar terus bisa berkarya. “ kata Ayah Yen. Mereka tersenyum.
“ Saya dengar kabar anda berencana membangun pabrik klinker di Vietnam. “ Kata Rekan ayah Yen.
“ Tepatnya bukan saya tetapi investor. Saya hanya profesional yang mendapatkan mandat merencanakan pendirian pabrik itu.” Kata Yuni merendah.
“ Posisi itu jauh lebih hebat daripada investor. Karena apalah investor bila tidak ada lahan untuk tanam uang. Ya kan. “
Yuni hanya tersenyum.
“ Kalau boleh saya bertanya , apa hambatan investor masuk ke Vietnam ? Ini penting sebagai masukan kepada saya.” Kata rekan Ayah Yen.
“ Pada umumnya ya hambatan itu berkaitan dengan kurs yang tentu berhubungan dengan kebijakan Moneter Vietnam. Bisa jelaskan “ Kata Yuni.
“ Kami sebetulnya belajar dari China soal moneter dimana kebijakan dengan orientasi kepada produksi. Tujuannya agar produksi meningkat.”
“Konkrit nya ? Tanya Yuni.
“ Kehebatan China bukanlah melulu karena etos kerja yang tinggi tapi lebih dari kehebatan membuat kebijakan monter yang sehingga mata uang China sangat murah dan pada waktu bersamaan produk import menjadi sangat mahal dan produk eksport menjadi sangat murah. Inilah trigger yang memicu pertumbuhan dua digit selama 20 tahun lebih. Dan buktinya ketika mata uang china menguat akibat melemahnya mata uang utama dunia, negeri itu tak nampak hebat menggenjot pertumbuhan ekonominya. Banyak pabrik yang tutup.
China akan melambat namun kesempatan pertumbuhan ekonomi selama dua puluh tahun bekalangan ini sudah berhasil membangun banyak infrastruktur ekonomi untuk bertahan ditengah badai krisis dunia saat ini.” Kata rekan Ayah yen. Yuni mendapatkan pencerahan.
“ Namun bagaimana china bisa menekan inflasi? Karena terbukti selama dua dasawarsa di china , inflasi dikelola dengan baik. Inflasi itu akan naik bila produksi turun dan konsumsi meningkat. China mampu menggenjot produksi dengan significant dan menekan import.”
“ Menurut saya karena pemerintah China mengontrol ketat moneter. Itu juga engga sehat. Kami tidak sependapat soal itu. Kami tidak menerapkan inflation targeting dalam kebijakan moneter dimana Inflasi dijaga terus rendah dengan menahan peredaran uang di masyarakat. Dan cara yang dipakai selalu sama, yakni menaikkan suku bunga. Menurut saya, biarkan saja mata uang bergerak sesuai kehendak pasar.
“ Mengapa ? tanya Yuni.
“ Ya, jika pemerintah dan Bank central tetap memilih mempertahankan kebijakan suku bunga tinggi, itu hanya memuaskan orang kaya. Sektor Ril akan terpuruk dan proses recovery membutuhkan waktu lama. Kalau kegiatan usaha terganggu, maka ujung – ujungnya akan memicu terjadinya gelombang PHK, dan revolusi tidak bisa dihindari. Chaos terjadi, maka terjadilah…kami bukan Cina. Kami ingin membangun negeri dengan semangat demokrasi.”
“ Dan karena itu anda tidak mau pusing bila kurs Mata uang vietnam terlalu tajam pergerakan naik turunnya.” kata Yuni.
“ Sudah saatnya pemerintah untuk berani membuka borok yang selama ini disimpan rapat demi citra. Biarkan publik tahu bahwa inflasi kita dua digit. Berapapun inflasi tidak ada masalah selagi rakyat mampu belanja dan barang tersedia. Berapapun nilai uang tidak ada masalah selagi kegiatan produksi terus berkembang. Tahu mengapa ?karena kami focus kepada memperkuat neraca pembayaran dan neraca perdagangan. Ini berhubungan dengan kebijakan sektor rill yang bertumpu kepada kemandirian dibidang ekonomi. Yakinlah dalam jangka panjang kalau focus ini terus dipertahankan maka keseimbangan kurs akan terjadi dengan sendirinya dan itu pasar yang bekerja. bukan politik. “ Kata rekan ayah Yen.
Yuni tercerahkan.” Jadi intinya adalah mendorong sektor ril agar terus tumbuh, dan disitulah peran pemerintah memberikan insentif agar peluang terbuka bagi siapa saja, dan penyediaan infrastruktur ekonomi diperluas agar kegiatan ekonomi jadi efisien. Dan ini akan memicu orang untuk berinvestasi.” Kata Yuni.
“ Benar sekali Bu. “ kata Ayah Yen.
“ Bagaimana pendapat pribadi ibu terhadap Vietnam.” tanya Ayah Yen.
“ Tahun 2009, Saya berkunjung Ke Hanoi diajak Pak Budi. Kami menggunakan private jet. Ketika saya sampai di Hanoi, hari telah malam. Saya tidak bisa melihat kemajuan kota Hanoi dari atas pesawat. Pejabat yang menjemput kami di Bandara adalah seorang wanita, kebetulan ayahnya seorang Diplomat yang ditempatkan di Jakarta. Makanya dia senang sekali ketika mengetahui salah satu rombongan adalah saya dari Indonesia.Dari Bandara kami langsung ke Hotel dan tidur untuk istirahat karena besok pagi akan sibuk dampingi pak Budi untuk rapat dan sorenya kembali ke Hong Kong
Apa yang menarik dari Vietnam ? Sebuah negeri yang pernah luluh lantak akibat komplik politik regional antara komunis yang didukung China dan Demokrasi yang didukung oleh AS. Vietnam Utara dan Selatan tercabik, Persaudaraan pecah menimbulkan luka yang parah. Namun berkat seorang pemimpin hebat Ho Chi Minh, Vietnam berhasil melewati masa masa sulit keutuhannya sebagai bangsa. Ketika berakhirnya perang vietnam tahun 1975, AS kehilangan prajurit yang gugur sebanyak 58.000 dan rakyat Vietnam yang tewas mencapai 3 juta orang. Walau perbedaan jumlah korban Vietnam lebih besar namun peperangan ini dimenangkan oleh Rakyat Vietnam dan AS mendapat malu sepanjang masa. Tapi hebatnya, tak ada dendam apapun dari rakyat Vietnam kepada bangsa AS. Tahun 1995 atau 20 tahun setelah usainya perang, setelah ekonomi negara membaik, vietnam dibawah rezim komunis kembali menjalin hubungan diplomatik dengan AS." kata Yuni.
" Sejak reformasi Ekonomi tahun 1980, difisit anggaran diatas 7% . Namun inflasi melambung gila gilaan karena pemerintah membelanjakan devisa diatas difisit yang ada. Inflasi mencapai diatas 60 persen pertahun. Akibatnya harga barang melambung tak terkendali. Rakyat bekerja keras dipertanian namun ketika mereka menjual hasil produknya , harga kebutuhan umum sudah melambung tinggi. Para buruh terpenggal pendapatannya akibat inflasi itu. Tapi ekonomi tumbuh diatas 10% pertahun. Pemerintah sadar bahwa pertumbuhan ekonomi yang berbasis sektor riel memang memakan korban ditengah keterbatasan negara. Ini sebagai sebuah pilihan dari kebijakan reformasi ekonomi Vietnam.
Tapi kini semua pengorbanan rakyat dari tahun 1980 sampai 1993 telah membuahkan hasil. Vietnam, negara dengan populasi terpadat ke-14 di dunia dan yang ke-9 terpadat di Asia, merupakan salah satu pasar dengan pertumbuhan tercepat di dunia. Pada 2016, populasi diperkirakan mencapai 94,6 juta. Menurut IMP World Economic Outlook, PDB Vietnam mencapai US $ 645,3 miliar pada Purchasing Power Parity – dengan sektor manufaktur dan jasa masing-masing menyumbang 40 persen dari PDB. Goldman Sachs memperkirakan bahwa ekonomi Vietnam akan menjadi yang terbesar di dunia pada tahun 2025 – melebihi jumlah Norwegia, Singapura, dan Portugal pada tahun 2050.Difisit dapat ditekan sampai 3% dan inflasi sampai kini hanya satu digit. Intel yang merupakan kampiun business bidang High Tech dan processor, telah menjadikan Vietnam sebagai pusat risetnya dan sekaligus membangun industri chip senilai USD 1 billion. Liberalisasi perdagangan dan investasi , berpengaruh positive bagi kemajuan ekonomi vietnam. Para investor yang datang adalah memang player bukan broker yang doyan main harga saham di bursa. Jurong Industrial Park, BUMN Singapore, yang dikenal hebat membangun kawasan industri di China, Cape Town, juga ada di Ho chi Minh City. Tentu keberadaan Jurong Industrial Park sangat potensi mengundang relokasi industri dari Singapore, Eropa dan AS, Jepang, Taiwan, termasuk Indonesia yang PMA nya banyak hengkang ke Vietnam.
Vietnam memang menggantungkan pertumbuhan ekonominya dari Eksport, bahkan 70% PDB nya berorientasi eksport. Setelah krisis global, memang pertumbuhan ekonomi Vietnam melambat namun kami mempunyai basis ekonomi rakyat yang kuat dibidang Agriculture. Beras, Udang , Kopi, adalah produk unggulan yang digeluti oleh 70 % populasi di Vietnam. Krisis memang telah membuat laju eksport menurun namun tidak membuat rakyat menderita. Sistem komunis yang sangat hebat mendistribusikan alat produksi kepada seluruh rakyat memang teruji efektif tahan dari segala pengaruh krisis global. Apalagi Vietnam memiliki sumber daya MIGAS yang cukup besar untuk mempertahankan pertumbuhan ekonominya." Kata rekan ayah Yen.
Yang membuat Yuni tertegun adalah ketika Ayah Yen berkata " bahwa Hồ Chà Minh adalah bapak Vietnam dan dianggap setengah dewa bagi orang Vietnam. Namun ketika dia wapat, dia tidak punya istri resmi dan tentu dia juga tidak punya anak resmi. Dia ingin agar Rakyat Vietnam cukuplah melihat dia sebagai pribadi, jangan memujanya hingga juga memuja keturunannya. Siapapun rakyat Vietnam punya nilai dan pantas untuk menjadi pemimpin tanpa harus melihat keturunan. Ya, dari seorang pemimpin hebat yang meninggal tanpa harta namun mewariskan nilai nilai kepemimpinan yang membuat semua orang vietnam merasa malu bila mereka menyianyiakan umurnya untuk kepentingan pribadi semata. Memang sebagian besar rakyat masih miskin tapi mereka punya “hope” and "future" karena kepemimpinan yang rendah hati dan punya rasa malu. “
Ayah Yen menatap Yuni agak lama. Mata mereka beradu pandang dalam beberapa detik. Mari segera menunduk.” Ternyata anda memang cerdas, pemerhati yang hebat. Pantas Pak Budi sangat mengandalkan anda” Kata Ayah Yen.
“ Bu Yuni. “ Seru rekan Ayah Yen. “ Anda telah memenangkan hati kami. Kami sudah merasa anda bukan lagi orang asing. Tetapi bagian dari kami. Dan engga usah kawatir. Proses perizinan pabrik klinker itu saya jamin akan selesai secepatnya. Besok surat permohonan masuk, langsung saya proses. Saya akan koordinasikan dengan pihak terkait seperti kementrian bidang Pertambangan dan Pemda. “ sambungnya
“ Terimakasih Pak. Saya juga berjanji akan merealisasikan investasi ini. “ Kata Yuni. Hidangan sudah tersedia di meja. Mereka menikmati santapan, sambil bicara ringan ringan.
Usai makan malam Ayah Yen mengantar Yuni sampai Yuni masuk kedalam kendaraan. Dia membukakan pintu. Untuk seorang pejabat tinggi seperti Ayah Yen, sikap itu terlalu berlebihan. Apalagi Yuni bukanlah eksekutif perusahaan raksasa. Dari pertemuan malam itu, Yuni semakin yakin, Ayah Yen punya kesan pribadi terhadapnya.
Dalam perjalanan Yuni dapat telp dari Budi.
" Yuni. " Terdengar suara Budi diseberang.
" Ya Mas. "
" Besok aku dari Jakarta ke Beijing. Rencana dari sana aku akan KL. Mungkin hari sabtu aku masuk KL. Kamu bisa ketemu aku di KL"
" Bisa Mas. "
" Kalau begitu Jumat kamu terbang saja. Nanti perwakilan Holding di KL akan jemput kamu. Kamu mau tinggal di Apartment kantor atau Hotel ?
" GImana Mas ajalah."
" Ok di Apartment aja ya. Kamu janji masakin aku yang enak. "
" Siap Mas. Emang ada berapa kamar di Apartement"
" Dua kamar. Yang satunya untuk tamu. Satunya lagi untuk aku."
" Siap boss. "
" Udahan ya...Bye.
***
Hari jumat pagi, Yuni rapat dengan Team.
“ Sampai sekarang belum ada jawaban dari Pemerintah soal izin prinsip yang kita ajukan. “ Kata Robert
“ Gimana dengan pendekatan yang dilakukan dengan pejabat terkait”
“Semua positip. Mereka butuh waktu mempelajari proposal kita. Kemungkinan dalam 1 bulan sudah ada jawaban positip. “Kata Yen
“ Hanya untuk dapatkan jawaban positip saja kita harus menunggu 1 bulan. ? Kata Yuni berkerut kening.
“ Masalahnya engga sederhana. Ini rumit. Karena menyangkut lingkunga hidup, luas lahan yang diperlukan, dan lain sebagainya “ Kata Robert.
Yuni terdiam. Dia ingat pembicaraan waktu makan malam dengan Ayah Yen. Semua memang baik baik saja. Hanya memang diperlukan proses birokrasi. “ OK. ikuti proses itu dengan seksama. Saya tidak mau anda kendala yang berarti. Kalau ada masalah , segera lapor ke saya. “ Kata Yuni berdiri.
Usai rapat , Yuni langsung ke Bandara untuk terbang ke KL. Sampai di KL, Yuni diantar oleh staf perwakilan Holding untuk ke apartement. Dia menempati kamar untuk tamu yang berukuran luas seperti kamar Panthouse hotel. Dia tidak ingin melihat kamar khusus untuk Budi. Kepada Staff Holding yang mengantarnya ke apartement, Yuni bertanya siapa saja tamu wanita yang pernah menginap di Apartment ini ? Staf holding mengatakan tidak pernah ada tamu wanita yang diajak ke apartemen ini. Ini apartment khusus untuk CEO Holding kalau datang ke KL. Kalau Pak Budi datang ke KL bersama keluarga, biasanya tinggal di Hotel Istana yang berjarak hanya 300 meter dari kantor. Budi sangat bisa menjaga mana privasi dan mana urusan bisnis. Apartment itu milik perusahaan maka hanya di pakai untuk tamu perusahaan.
Pagi pagi Yuni sedang masak untuk breakfast. Dia dikejutkan oleh suara panggilan Budi yang sudah ada di sofa “ Mas kapan datangnya ? Kata Yuni menghampir Budi dengan wajah ceria.
“ Tadi malam. Kamu udah tidur. “ Kata Budi melangkah ke teras untuk merokok.
“ Ya. Kemarin tidur cepat. Jam 8 udah tidur “
“ Ya udah. Kamu terus aja masak. Saya jam 10 pagi harus meeting di kantor holding.
“ Mas, sampai hari ini belum ada jawaban dari Pemerintah Vietnam soal izin prinsip pabrik klinker” Kata Yuni ketika sapan pagi bersama Budi.
“ Terus.”
“ Gimana ya. Kita perlu jawaban resmi agar bisa negosiasi dengan pihak prinsipal di China “
“ Memang engga gampang proses dapatkan izin itu. Bagaimanapun ini termasuk mega proyek. Kamu harus bangun pelabuhan sendiri lahan Tambang itu.Juga harus bangun pembangkit listri sendiri. “
“ Ya sih. Tapi bisa engga negosiasi dengan pihak prinsipal dilakukan sebelum ada izin prinsip ?
“ Gampang aja. Kamu ajak ayah Yen ke China bertemu dengan prinsipal”
“ Loh kok ayah Yen “
“ Orang China itu sangat percaya dengan kekuasaan. Mereka engga perlu izin tertulis diatas kertas. Dengan kamu ajak ayah Yen meeting dengan mereka, itu lebih dari izin. Pasti peluang negosiasi akan terbuka. Saya akan telp teman saya di Beijing untuk dampingi kamu meeting. “
“ Teman mas yang profesor itu ?
“ Ya. Kamu udah kenal kan?
“ Ya kenal. “
“ Nah cobalah bicara dengan Ayah Yen. Saya yakin dia mau. “ Kata Budi menyudahi sarapan paginya. Dia kembali ke teras untuk merokok.
“ Tempo hari Mas mau bail out utang prinsipal melalui bank teman mas. Apakah itu jadi ?
“ Jadi. Setelah mereka ada MOU dengan pabrik klinker kamu”
“ Jadi mereka pasti akan bantu Yuni dapatkan MOU karena mereka ingin secepatnya juga bisa selesaikan utangnya di Bank. Untuk apa lagi ayah Yen ?
“ Perusahaan itu besar. Mereka punya standar sendiri untuk deal dengan mitranya. Kamu engga bisa kaitkan transaksi saya dengan mereka. Mereka butuh diyakinkan, bahwa proyek kita benar benar dapat dukungan dari Pemerintah. Paham “
“ Paham Mas.”
“ Jadi kapan mau Beijing “ Tanya Budi
“ Minggu depan.”
“ Baguslah. Kalau bisa sebelum ke Beijing, tanda tangani akte penempatan kamu kembeli sebagai Dirut perusahaan di Jakarta.”
“ Tapi kan saya bukan lagi pemegang saham”
“ Emang apa bedanya. Dari awal kamu juga engga pernah setor modal. Itu semua saham ya. “
“ Maksud Yuni, secara hukum kan aku bukan lagi pemegang saham “
“ Ya engga apa apa. Kan banyak dirut yang bukan pemegang saham.”
“ Emang kenapa dirut yang ada sekarang“
“ Setahun lebih kamu tinggalkan perusahaan, keadaan semakin turun omzet nya. Itu kan dulu kamu yang dirikan, kamu lebih tahu gimana mengembangkannya. Kelola lah lagi.”
“ Tapi gimana dengan bisnis di Vietnam.?
“Kamu kan ada direktur lainnya. Mereka kamu arahkan saja dan monitor setiap waktu.”
“ Siap Mas. “
“ Ya udah. Saya harus kekantor pagi ini. Sore ini saya kembali ke Jakarta. Kamu ikut pulang bareng saya ya “
“ Sore ini ?
“ Ya. Kenapa ?
“ Ya engga apa apa. “
***
Selama ini Ayah Yen sangat respect terhadap Yuni karena sikap Yuni yang profesional. Tentu Yuni tidak mau nampak bodoh dihadapan Ayah Yen dengan memohon ikut ke Beijing agar bisa meyakinkan prinsipal tekhnologi. Ayah Yen bukan hanya seorang pejabat tinggi tetapi dia juga elite politik partai yang berpengaruh. Apalah Yuni di bandingkan Ayah Yen. Kalau yang melakukan pendekatan kepada Ayah Yen adalah Budi mungkin lain ceritanya. Itu karena Budi punya koneksi dengan petinggi partai di China Yuni tidak punya cara yang tepat untuk bicara kepada Ayah Yen. Lantas apa yang harus Yuni lakukan. ? Dalam kebingungan itulah, Budi telp dia.
“ Gimana rencana ke Beijing? Kata Budi langsung ke pokok persoalan.
“ Mas, maaf aku engga bisa bicara dengan ayah Yen”
“ Kenapa ?
“ terlalu cepat untuk bicara dan berharap kemudahan dari dia?
Budi terdiam.
“ Hallo, Mas... “
“ Ya ya”
“ Maaf Mas.. “ kata Yuni dengan suara lambat.
“ Ya sudah. Pastikan jangan sampai kontrak Head of agreement dengan venture capital gagal. Concern ke sana”
“ Ya Mas, Yuni paham”
“ Ya sudah. Bye” telp di tutup Budi.
Yuni terhenyak. Kalaulah Budi punya power untuk mengatur bicara dengan ayah Yen, tentu dia akan berikan solusi segera. Tapi Budi memilih untuk menyerahkan kepada Yuni. Itu artinya memang hal ini soal sensitif untuk perusahaan asing terlalu dekat dengan pejabat tinggi.
***
Sudah hampir sebulan atau tepatnya 3 minggu belum ada titik terang pemerintah akan memberikan izin prinsip untuk pendirian pabrik dan pengelola kawasan tambang. Tiga kali pertemuan dengan team dalam rapat mingguan hasilnya sama saja. Masih menunggu. Minggu depan team akan mengunjungi lokasi tambang bersama pejabat otoritas. Pada waktu bersamaan akan mengadakan test sampling bahan tambang menyertakan tenaga akhli geologis. Ini tentu membutuhkan dana tidak sedikit.
Team juga mengusulkan perusahaan mengeluarkan dana survey yang sudah di lakukan pemerintah, kalau ingin meng kavling lahan tambang itu sebagai wilayah konsesi. Semua harus keluar uang sementara belum ada kepastian lahan itu benar benar layak secara ekonomi untuk di tambang. Karena belum ada studi menyeluruh oleh ahli geologi terhadap hamparan lokasi tambang. Belum ada kepastian izin akan keluar kalau analisa dampak lingkungan tidak mendukung. Dan ini butuh ongkos lagi agar laporan Amdal layak. Yuni menghela nafas. Karena anggaran sebesar USD 200,000 tidak cukup. Dalam anggaran biaya, Yuni harus sediakan lagi uang sebesar USD 300,000.
“ Bu, Maaf, uang kas kita tidak cukup untuk memproses izin” kata team bagian keuangan ketika rapat mingguan.
“ Saya akan siapkan minggu depan. Yang penting jangan terhenti proses mendapatkan izin prinsip”
“ Tapi dari mana ibu dapatkan uang lagi? Tanya Robert.
“ Saya akan jual apartment saya di Jakarta. Engga ada masalah “ kata Yuni santai. “ ada lagi yang mau dibahas” tanya Yuni. Semua terdiam.
“ Ya sudah. Kita sudahi meeting. “ kata Yuni seraya berdiri dan melangkah keluar ruangan.
Tak berapa lama di kamar kerja nya Yuni melihat Yen keluar dari ruangan meeting dengan menangis dan langsung ke luar kantor. Yuni segera mencari tahu dengan mengejar Yen sampai depan Lift.
“ Ada apa Yen ? Kata Yuni lembut.
Yen hanya diam. Air matanya terus jatuh. Lift terbuka, Yen melangkah kedalam lift dan menutup pintu lift tanpa memberikan jawaban apapun. Yuni tak bisa menahan. Dia segera masuk kantor. Diruang meeting masih ada Robert dan anggota meeting lainnya.
“ Ada apa ini ? Tanya Yuni kepada mereka satu persatu. Mereka menatap ke arah Robert. Yuni menoleh ke arah Robert. “ Kamu ikut ke kamar kerja saya.” Kata Yuni tegas. Robert segera mengikuti langkah Yuni keluar dari ruang meeting.
“ jelaskan apa yang terjadi ?
“ Bu, tadi saya dan semua anggota team sepakat agar Yen menggunakan fasilitas ayahnya untuk segera mengeluarkan izin prinsip agar kita bisa terbang ke Beijing untuk Deal dengan prinsipal. Agar kita bisa dapatkan uang dari venture capital. Tapi Yen menolak. “
“ Terus “
“ Saya katakan ke Yen, kita harus malu dengan Ibu Yuni yang sudah memberikan jaminan atas dana venture dan sekaligus dana Pra operasional sebelum dana venture masuk. Padahal ibu engga ada saham sama sekali dalam perusahaan. Lantas masih pantaskah kita jadi manusia bermoral kalau semua Menjadi Resiko orang lain. “ kata Robert dengan menunduk.
“ Hanya itu yang kamu bicarakan?
“ Ya bu”
“ Kenapa dia menangis?
Robert terdiam.
“ Jawab!
“ Saya katakan, Ayah Yen hanya memanfaatkan saya saja. Tidak mau berkorban. Padahal saya dan Yen adalah pemegang saham”
“ Robert, kamu engga bisa melibatkan secara langsung ayah yen dalam bisnis. Dan bergantung semua hal kepada ayah Yen. Dengan kamu bicara seperti itu, kamu sudah melukai hatinya. Bagi wanita, ayah itu figure yang sangat dihormati dan disayanginya. Dia tertarik dengan kamu, salah satunya adalah karakter ayah nya ada pada kamu. “
“ Paham saya bu. Tapi saya engga enak dan malu dengan Ibu. Saya merasa secara moral berhutang terlalu besar kepada ibu. “
“ Saya terlibat karena pilihan saya. Karena saya lihat kamu orang baik yang harus saya dukung. Ayah Yen dan juga Yen orang baik. Engga usah dipikirkan masalah saya. “
“ Tapi ... “ Kata Robert yang tak sanggup meneruskan kata katanya.
“ Robert, saya pemimpin dalam team ini. Cobalah profesional. Saya tidak mau ada masalah dalam team. Jangan ada masalah diantara kalian. Semua keputusan ada pada saya termasuk resiko. Mari focus ke bisnis process. Paham!” Kata Yuni dengan mata tegas.
“ Paham Bu”
“ Sekarang temui Yen. Bujuk dia agar suasana hatinya kembali tenang” kata Yuni tegas.
Malamnya, Robert mengundang Yuni makan malam untuk bertemu dengan Yen. “ Saya berharap ibu memberikan semangat kepada Yen. Dia sedang renta sekali bu. Maaf jadi merepotkan Ibu“. Yuni menyanggupi. Kebetulan itu malam Sabtu. Hari minggu Yuni akan terbang ke Jakarta untuk menjual apartemen nya. Dia dengar kabar Budi sedang di Hongkong.
“ Bu, saya sadar kalau saya terlalu berambisi agar Robert dapat sukses sebagai pengusaha. Tetapi kemampuan saya mendukung nya kecil sekali. Berkali kali saya coba bicara dengan ayah tetapi ayah hanya diam saja. Saya kenal betul sifat ayah. Dia sangat mencintai saya dan kalau dia tidak bisa membantu itu memang diluar kemampuan dia. Saya tidak tahu apakah saya masih pantas dapat kehormatan dari Robert? Kata Yen dengan berlinang air mata ketika makan malam. .
“ Apakah kamu benar benar mencintai Robert ?
“ Ya bu. “
“ Kalau begitu pegang cinta itu dengan kokoh. Kalau seandainya proyek ini gagal, kamu engga perlu merasa bersalah. Kerena niat kamu baik. “ kata Yuni.
“ Dan kamu Robert “ seru Yuni, “ kamu engga bisa kaitkan hubungan cinta kamu dengan Yen, karena Proyek, karena ayah Yen. Hubungan cinta itu harus lepas dari semua situasi dan kondisi. Kalian harus saling menguatkan satu sama lain. Bukankah kamu pernah bilang bahwa Tuhan akan mentunaikan keinginan kita sejauh mana keyakinan kita terhadap pilihan kita. Ya kan”
“ Ya bu “
“ Yang membuat saya merasa bersalah karena semua menjadi beban ibu. Hanya karena ibu mau membantu kami” kata Yen.
“ Saya tidak merasa terbebani. Saya akan merasa kecewa kalau kalian saling menyalahkan. Ini akan membuat team jadi lemah. Effort saya jadi sia sia” kata Yuni melirik kearah Robert.
“ Entah gimana lagi mau bicara dengan ibu. Bagaimanapun kami tidak akan bisa melupakan kebaikan ibu. “ kata Yen.
“ Ya sudah. “ Kata Yuni mengibaskan tangannya.
Setelah itu keadaan menjadi mencair Mereka bisa menikmati makan malam dengan ceria.
“ Perbedaan usia kami jauh. Saya 28 tahun dan Robert 40 tahun. Saya terkesan kanak kanak di hadapan Robert. “ Kata Yen. “ Sementara Robert nyaman dengan wanita yang dewasa. “Sambung Yen.
“ Yen, mau saya nasehati ?
“ Ya bu. “
“ Kalau kamu mencintai seseorang, kamu harus mau berubah. “
“ Tapi Robert juga harus berubah, mengerti saya.”
“ Kamu wanita. Sudah nasif kita para wanita yang harus lebih dulu berubah dengan memahami pria. Kalau tidak, maka kamu tidak akan menjadi tempat berlabuh bagi pria. Namun ketika kamu bisa memahami pria, maka kemanapun dia pergi, dia akan selalu merindukan kamu, tempat dia berlabuh , kamu akan selalu di hatinya. Paham ya.”
“ Paham, Bu. “ Yen terpesona dengan nasehat Yuni. Dia cepat mengalihkan pembicaraan ke yang lain “ Oh ya bu. Kemarin ayah cerita kalau Pemerintah Vietnam sedang ada kesulitan untuk trade financing impor gas dan batubara.” kata Yen sambil
“ Emang kenapa ?
“ Pemerintah kesulitan dapatkan pasokan gas dan batubara dengan transaksi tanpa L/C. Maklum ini untuk kebutuhan pembangkit listrik yang disubsidi negara. Pemerintah hanya bisa bayar 30 hari setelah delivery dengan mata uang Vietnam. “
“ Oh maklum saya. Itu dalam rangka mengurangi tekanan neraca pembayaran. Sama dengan china. “
“ Engga paham saya “ kata Yen.
“ Mungkin saya bisa bantu dapatkan solusi” kata Yuni
“ Oh ya Bu. “ kata Robert terkejut.
“ Nanti saya akan bicarakan dengan ayah. “ Kata Yen
“ Kenapa engga sekarang aja kamu telp ayah “ kejar Robert.
Yen melirik ke arah Yuni. Yuni mengangguk. Yen langsung telp ke ayahnya. Kemudian dengan tersenyum. Yen bilang. “ Ayah minta saya ajak ibu kerumah sekarang. Gimana bu” kata yen. Yuni tersenyum. “ Ya udah tutup bill. Kita temui ayah Yen sekarang.” Kata Robert. Mereka pergi bersama ke rumah Yen dalam satu kendaraan.
Yuni terkejut. Rumah Yen tidak begitu besar. PNS di Indonesia eselon 3 banyak yang punya rumah seperti ini. Pantaslah Vietnam bisa cepat tumbuh diatas puing puing kehancuran karena pejabatnya hidup sederhana. Ayah Yen menyambut kedatangan Yuni di ruang tamu yang sederhana. Setelah basa basi, Ayah yen cerita tentang skema pembiayaan pengadaan batubara dan gas untuk pasokan pembangkit listrik.
“ Kami sangat tertolong bila ada skema Pembiayaan yang sesuai dengan kebutuhan kami. Yang penting tidak membebani neraca pembayaran. “ kata ayah Yen.
Yuni langsung telp Wenny yang kebetulan menangani bisnis trade financing solution. Dengan penjelasan singkat, Wenny langsung bisa memahaminya. Wenny memastikan ada solusi untuk itu.
“ Pak, Salah satu rekan saya yang khusus menangani bisnis provider trade financing solution dapat membantu. Dia bisa terbang ke Vietnam untuk menindak lanjuti proses deal nya. “
“ Bisa kirim company profile nya via emal ke saya “ kata ayah Yen. Yuni langsung WeChat Wenny, minta dikirim company profile. Dalam beberapa detik sudah masuk file dari Wenny.
“ Saya sudah kirim Company profile ke email Yen” kata Yuni. Yen membuka file tersebut melalui notepad dan memperlihatkan file itu ke ayahnya. Dengan seksama ayah yen membaca file itu. “ wow... daftar client nya besar besar ya. Mengapa kami tidak pernah tahu ? Kata ayah yen heran.
“ Karena perusahaan itu shadow banking , yang hanya melayani selektif clients saja”kata Yuni tenang.
“ Wah beruntung sekali saya bertemu ibu. Karena selama ini kami dibebani cost of fund yang mahal sekali untuk solusi pembIayaan Import. Tapi sekarang kami bisa hemat” kata ayah Yen dengan mata berbinar.
Jam 11 malam, Yuni minta izin pulang. Ketika melangkah ke tempat parkir kendaraan, ayah Yen berbisik kepada Yuni, “ saya akan bawa team ke Hongkong untuk bicara dengan rekan ibu. Apakah ibu bisa menemani saya? Kata ayah Yen. “ tapi kalau ibu keberatan, maafkan saya” sambungnya.
“ Oh senang sekali. Saya akan minta rekan saya atur perjalanan bapak dengan team ke Hongkong. Tolong beri saya daftar nama anggota rombongan yang akan berangkat”
“ Oh engga usah repot bu. Kami bisa atur sendiri. “
“ Karena bapak yang datang artinya bapak tamu rekan saya. Jadi wajar mereka akan melayani tamu dengan sebaiknya. “ kata Yuni.
“ Terimakasih Bu. Besok Senin saya akan kirim daftar anggota rombongan yang akan berangkat”
“ Terimakasih kembali” kata Yuni membungkuk sebelum masuk kedalam kendaraan.
Sampai di hotel, Yuni menelpon Budi.
“ Ya Yuni” terdengar suara Budi.
“ Mas, aku minggu pulang ke jakarta. Tapi minggu depan aku akan ke Hongkong”
“ Ngapain ?
“ Dampingi rombongan Ayah Yen yang mau Deal dengan perusahaan Wenny untuk trade financing solution. Mereka butuh Solusi pembiayaan Import gas dan batubara”
“ Ok. Kabarin aku jadwal pastinya. “
“ Mas berapa lama di Hongkong?
“ Sampai akhir bulan ini. “
“ oh ok. Artinya minggu depan ada di Hongkong.”
“ Ya. “
“ Ya udah. Aku mau mandi dulu”
“ Ya udah”telp ditutup Budi.
***
Ayah Yen memastikan berangkat hari Rabu. Hari Selasa, dari Jakarta Yuni sudah masuk Ho Chin Minh. Dia masih galau karena penjualan Apartement tidak bisa dilakukan cepat. Pinjaman juga butuh proses yang lama. Sementara dia butuh minggu ini harus ada uang. Karena minggu depan harus cash out agar proses perizinan dapat berlangsung. Sampai di kantor, dia dapat email dari Wenny. Daftar ticket business class dan akomodasi hotel untuk masing masing anggota team ayah Yen. Yuni langsung forward email to ke Yen. Rabu pagi Yuni sudah di Bandara keberangkatan bersama team Ayah Yen. Dalam pesawat Yuni duduk disebelah Ayah Yen. Tidak ada pembicaraan karena Ayah Yen sibuk membaca selama penerbangan. Percis gaya Budi. Didalam pesawat kalau engga tidur ya baca buku.
Sampai di Bandara, Wenny dan staff nya sudah menanti di Bandara kedatangan International Hong Kong. Dengan kendaraan Van standar limo, rombongan berjumlah 4 orang meluncur ke Conrad Hotel, kawasan Central Hong Kong. Usai Check ini hotel jam menunjukan pukul 2 sore.
“ Apakah anda mau istirahat dulu, atau kita lanjut meeting di kantor kami” Kata Wenny kepada Ayah Yen.
“ Sebaiknya kami ke kantor anda. Tidak begitu lelah. Penerbangan singkat. “
“ Baik. Kalau begitu. Silahkan ke kamar dulu, saya tunggu di loby “ Kata Wenny dengan membungkuk. Yuni bersama team ayah Yen menuju kamar untuk meletakan tas.
Jarak kantor Wenny dengan Conrad Hotel tidak jauh. Karena kantornya juga di daerah Central. Hanya 10 menit dengan kendaraan sudah sampai. Di ruang meeting, Wenny mempresentasikan bisnis jasanya dibidang financial solution provider. Lengkap dengan skema dan sumber daya yang dia miliki. Team Ayah Yen sangat tertarik.
“ Sangat menarik. Solusi yang smart. “ Kata Ayah Yen.
“ Ya kami bukan broker. Kami hanyalah solution provider. Kami akan membuka LC ke seller batubara dasarnya adalah kontrak jual beli antara anda dengan seller. Dalam kontrak disebutkan adanya blocking payment dari anda kepada rekening yang kami tunjuk. Kontrak jual beli itu dasar kami mengajukan aplikasi pembukaan LC. Biaya hedging dibebankan kepada anda dengan kontrak tersendiri. “
“ Jadi tidak ada komisi jual beli “ Kata anggota team Ayah Yen.
“ Tidak ada. Kami hanya dapatkan fee atas solusi pembiayaan. Itupun jumlahnya hanya 0,8% ditambah bunga selama 30 hari mengikuti tingkat bunga antar bank di London.”
“ Wah murah sekali kalau dibandingkan komisi lewat broker di Singapore “ Kata Ayah Yen.
“ Apakah kami bisa dapatkan proof of fund atas kemampuan anda? Kata anggota team.
“ Banker kami akan memberikan langsung Proof of fund kepada Bank anda”
“ Wonderful “ Kata Ayah Yen.” Kami undang anda ke Vietnam untuk bicara teken kontrak sesuai dengan hukum kami.” sambung Ayah Yen.
“ Dengan senang hati. Tentukan jadwalnya, team kami akan datang ke Hanoi”
Semua nampak senang. Rapat berlangsung tidak lebih 1 jam namun menghasilkan deal yang cepat. Wenny wajahnya nampak berbinar melirik Yuni.
Usai meeting, Yuni mendampingi Team Ayah Yen kembali ke Hotel. Wenny ikut “ Yuni terima kasih ya “
“ Saya justru yang terimakasih. Kan perusahaan kamu sebagai guarantor deal dengan venture capital di KL.”
“ Tapi, kamu bawa client ikan paus ke saya. Gimana engga terimakasih. Kapan kembali ke Ho Chin Minh?
“ Rencana lusa balik ikut rombongan Team Ayah Yen “
“ Besok saya akan undang makan malam mereka. Bantu atur ya “
“ Kamu lah yang atur. Kan itu client kamu.”
“ Oh ok. “
“ Ada rencana malam ini ?
“ Sampai sekarang belum ada. “
“ Kalau engga ada , telp aku ya. Kita bersantai di Cafe favorit kita.”
“ Siap boss. Jangan lupa ajak juga Esther “
“ Iyalah. “
Usai mandi, Yuni dapat telp dari Ayah Yen.
“ Bu Yuni, saya dapat telp dari sahabat saya dari Beijing. Kebetulan sekarang ada di Hong Kong. Dia undang saya makan malam. Maaf apakah kamu bisa ikut serta ?
“ Dengan senang sekali.“
“ Ok kalau begitu saya tunggu di Loby hotel jam 7 ya. Karena jam 7.15 jemputan sudah datang.”
“ Ya baik pak. “
Yuni sempat terkejut karena dia kenal betul kendaraan yang jemput nya. Itu kendaraan holding. Ada Logo B di pintu kendaraan. Ketika masuk kedalam kendaran dia masih bertanya tanya benarkan ini kendaraan milik holding Budi?
“ Bu Yuni, yang undang makan malam ini holding company yang akan biayai proyek klinker. Boss nya berteman baik dengan sahabat saya di Beijing. Saya belum pernah bertemu dengan boss holding company itu. Tetapi menurut cerita teman saya, dia orang baik. Dan saya tahu tadinya kamu sebelum memimpin perusahaan baru untuk proyek klinker, kamu bekerja di anak perusahaan holding itu. Sama dengan Robert. Ya kan”
“ Ya pak. Tetapi ..” Yuni tidak bisa meneruskan pembicaraan.
“ Tapi apa ?
“ Saya tidak bisa ikut makan malam. Karena kalau Boss saya hadir , malah engga enak. Ada aturan, kami hanya bisa hadir dalam acara apapun atasnama holding kalau diminta oleh Boss. “
“ Sekarang kamu bukan lagi karyawan Holding. Kamu adalah mitra dari pemerintah kami yang akan membangun pabrik semen untuk mendukung program rumah murah. Engga salah kan “
“ Ya pak. Tetapi bagaimanapun dia tetap boss saya.”
“ Engga usah kawatir. Kamu datang karena kamu sahabat saya. “ kata Ayah Yen melirik Yuni dengan tersenyum. “ Yen banyak cerita tentang kamu. Dia bilang kamu berkorban untuk dia seakan mengingatkan dia dengan almarhum ibunya. Apalagi kamu nasehati dia agar dia berubah untuk pria yang dia cintai. Kini berjanji akan berubah. Tidak akan manja lagi. “
Yuni terdiam. Tidak tahu harus bicara apa lagi.
“ Saya teringat almarhum istri saya. Sejak menikah dia harus mengorbankan segala galanya untuk saya. Terutama dia harus mau berubah dari anak manja putri pejabat tinggi partai untuk hidup sederhana bersama saya yang masih merintis sebagai kader partai junior. Kadang kalau ingat saya sedih. Mengapa dia pergi begitu cepat. Teringat saya belum bisa membayar pengorbanannya. Teringat waktu saya yang lebih banya diluar untuk mengurus partai. Sementara dia sendirian dirumah mengurus anak dalam kesepian. Bertahun tahun begitu. Ketika karir saya mulai naik , dia jatuh sakit. Dua tahun dia berjuang melawan kanker payudara, akhirnya dia harus pergi sebelum saya benar benar siap ditinggal oleh nya. 15 tahu saya jadi single parent untuk putri saya. Selama itu Yen lebih banyak bersama pengasuhnya di rumah”
Ayah Yen menghela nafas. “ Dan kini disaat Yen sedang butuh dukungan dan saya tidak bisa berbuat banyak, Ibu Yen datang kembali. Ya melalui reinkarnasi. Ibu Yen hadir didunia ini dengan kehadiran kamu. “
Yuni hanya menunduk. Dia merasa tersanjung. Ini kali pertama dia begitu berharganya dihadapan pria.
“ Terimakasih Yuni.” Kata Ayah Yen.
“ Pak tidak usah berterimakasih dengan saya. Yen anak yang baik. Saya suka dia..”
Kendaraan sudah sampai di Element Building. Mereka menuju lift untuk menuju lantai 101. Ketika pintu lift terbuka sudah menanti sekretaris Pak Budi menuntun mereka ke dalam restoran Inakaya. Dari jauh nampak Budi bersama profesor segera berdiri dari tempat duduk menyambut kedatangan mereka. Budi mengenakan setelan jas warna biru tua dan dasi sutera begaris garis tegas. Begitu juga dengan profesor sahabatnya mengenakan jas abu abu dengan dasi warna hitam. Di table sudah ada 2 orang yang tidak Yuni kenal.
Ayah Yen mengenalkan Yuni sebagai sahabatnya kepada Budi, Profesor dan kepada yang lainnya. Ayah Yen memberi kartu namanya kepada mereka satu persatu. Profesor mengenalkan Budi, dan dua orang itu kepada Ayah Yen. Budi menyerahkan kartu namanya kepada Ayah Yen. Dua orang yang hadir itu juga memberikan kartu namanya kepada Ayah Yen dan Yuni. Tertera nama perusahaan itu adalah pemilik tekhnologi klinker. Salah satunya adalah boss dari perusahaan itu. Yuni juga menyerahkan kartu namanya kepada mereka. Yuni terkesiap.
“ Bu Yuni ini eksekutif dari perusahaan yang dimiliki oleh putri Pak Ho dan calon menantunya. Perusahananya sendang melakukan proses mendapatkan izin dari pemerintah Vietnam. Rencana bisnis nya seperti yang saya ceritakan tempo hari.” Kata Profesor kepada kedua orang itu.
“ Wah senang sekali bisa bermitra dengan Ibu. “ kata Boss pemilik tekhnologi itu.
“ Kami sedang berusaha mendapatkan izin dan melakukan studi menyeluruh” Kata Yuni.
“ Kalau perlu bantuan, jangan sungkan hubungi kami. Kami siap mengundang anda ke pabrik kami. “ kata Boss pemilik tekhnologi dengan ramah.
“ Terimakasih Pak. “ Kata Yuni seraya berdiri dari tempat duduknya dan membungkukan tubuhnya.
Acara makan malam itu terkesan santai. Karena baik Budi dan Profesor serta ayah Yen terlibat pembicaraan ringan.
“ Saya kagum dengan Indonesia belakangan ini. Pembangunan melesat sangat cepat. Hampir tidak pernah terbayangkan. Negeri yang hampir gagal setelah krisis moneter dan krisis politik tahun 1998 kini sudah menjelma menjadi 20 negara terkuat ekonominya di dunia. Di saat negara sedang berjuang menghadapi krisis dengan pertumbuhan rendah, Indonesia tetap tumbuh dan percaya diri. Bagaimana ini bisa terjadi begitu cepat ? Tanya Ayah Yen. Pertanyaan itu ditujukan kepada Budi. Ayah Yen tahu dari sahabatnya, Budi dari Indonesia.
“ Itu berkat Presiden kami, Jokowi. “
“ Bisa jelaskan sosok pribadinya. “
“ Abraham Lincoln pernah berkata, hampir semua orang bisa menghadapi kesengsaraan tapi kalau anda ingin test karakter seseorang , beri dia kekuasaan. Tak banyak bahkan langka orang bisa lolos test. Kekuasaan adalah pusat segala glamor tersedia. Ketika kekuasaan ditangan anda maka orang ramai mendekati anda, pujian bertebaran untuk anda, harta mengalir deras dari berbagai sumber dan lebih hebat lagi ada rasa hormat begitu melimpah kepada anda dan keluarga. Datang dinanti dan tak datang dirindukan.
Jokowi tampil di panggung politik sebagai bentuk kasih sayang Tuhan kepada rakyat Indonesia setalah lebih setengah abad berada dibawah kekuasaan yang penuh glamor dan pesta tanpa jeda diantara elite kekuasaan. Di era Jokowi proses kerja adalah ungkapan cinta kepada ratusan juta rakyat yang merindukan the hope. Proses keterbukaan adalah ujud kerendahan hati kekuasaan yang tak bebas di kritik dan dikoreksi setiap saat. Kesederhanaan adalah ujud rasa hormat kepada rakyat yang memberikan amanah kekuasaan. Karenanya Jokowi tak sepi badai yang inginkan kekuasaan kembali seperti pesta pasar malam.”
“ Karena itu dia tidak disukai oleh sebagian rakyat khususnya kelas menengah , kelompok agama. “
“ Dia sadar itu. Itu bagian dari demokrasi. Itu karena dia melarang tentara dan polisi melepaskan bedilnya kepada orang yang menghinanya, merendahkannya dan ingin menjatuhkannya. Ketika orang membenci , dia mencintainya. Ketika orang memfitnah, dia meluruskan dengan senyum. Ketika orang ingin kemewahan, dia mengajak hidup sederhana. Wajar saja, bila dia seperti berjalan dalam sepi ditengah orang ramai. Perjalanan spritual terberat sepanjang usia kekuasaan. Kalaulah bukan karena kecintaan kepada Tuhan yang tak bertepi, untuk menjalani hidup seperti itu memang tak akan sanggup.
Jokowi memang bukan ulama atau ustad tapi dia muslim yang baik, dia bukan Jendral tapi dia tidak pengecut untuk membela NKRI, dia bukan cendekiawan tapi dia tidak inferior, dia bukan orang besar tapi dia punya cinta besar dibalik sikap dan perbuatan, untuk negeri yang dia cintai. Kami yang mayoritas mendukungnya tak akan biarkan dia berjalan dalam sepi karana dia ada untuk kami yang masih punya moral”
“ Luar biasa. Cara anda menilai dia.” Kata Profesor. “ Saya termasuk pemerhati terhadap kekuasaan dan kepemimpinan Jokowi. Hampir semua berita tentang Jokowi saya kliping. “ Sambungnya.
“ Oh ya “ Budi terkejut.
“ Apa yang dapat di contoh dari seorang Jokowi ? Kata Profesor. Budi hanya tersenyum. “ Ia pejuang kebenaran dengan keberanian di luar batas orang normal. Mengapa ? bukan karena dia tidak punya rasa takut tapi dia mampu mengalahkan rasa takut. Saya yakin banyak orang meragukan agendanya soal reformasi Migas, MInerba dan Pangan, perikanan , reformasi anggaran, pembangunan insfrastruktur, yang semuanya berdampak luas terhadap suhu politik yang memanas. Dia yakin bahwa semuanya terlihat tidak mungkin sampai selesai nantinya. Karenanya dia harus kerja keras membuktikan agendanya. Hanya itu. Kalau kadang dia terkesan lemah dihadapan gerakan massa dengan kesediaan untuk berdialogh , itu bukan berarti dia bersedia kalah. Tapi itulah cara dia untuk menaklukan lawan dengan kesabarannya untuk mendengar orang yang berbeda.
Jokowi sangat paham kebudayaan Indonesia. Dari manapun dia belajar dan mau mendengar apapun tentang kebudayaan Indonesia.Diapun belajar bahasa Asing dengan baik dan memahami kebudayaan asing. Dari kalangan Ulama dia belajar tentang hakikat agama dan cinta. Dari pemaham tentang kebudayaan dan agama itu dia mampu berdialogh dengan siapapun tanpa ada kesan memaksakan kehendak. Dan dia diterima oleh semua pihak karena dia menempatkan rasa hormat atas dasar kekeluargaan. Baginya kemenangan sejati bukan pemaksaan kehendak tapi memahami pendapat orang lain untuk kemudian mengajak orang menerima tanpa ada kesan kalah atau terpaksa.
Orang-orang dekat Jokowi tidak selalu orang yang ia sukai. Seringkali mereka adalah rivalnya, orang-orang yang digosipkan berusaha melemahkan kepemimpinannya. Tapi ia percaya bahwa dekat dengan rival adalah satu cara untuk mengendalikan mereka. Tapi bukankah mereka belum tentu akan loyal padanya? Jokowi mengakui bahwa loyalitas memang penting, tapi ia juga tak terlalu menggantungkan diri pada hal itu.
Jokowi percaya apa yang tampak di luar sama pentingnya dengan apa yang ada di dalam. Karena itu, ia benar-benar menggunakan penampilan fisik. ia melaksanakan ritual puasa secara teratur agar secara batin dan lahir sehat, tidak merokok, tidak minum minuman keras, tidur yang cukup dan menggemari jamu tradisional untuk menjaga kesehatannya. Lebih dari dua tahun berkuasa, postur tubuhnya tetap begitu seperti awal dia berkuasa. Perutnya tidak buncit dan juga tidak terlalu kurus. Wajahnya pun tidak nampak lelah dan tidak nampak menua.
Meski Jokowi jelas-jelas menentang paham intolerance. Dia percaya bahwa tidak ada orang yang lahir untuk membenci orang lain karena warna kulit, latar belakang, atau agamanya. Orang harus belajar untuk membenci. Dan jika mereka dapat belajar untuk membenci, maka mereka juga bisa belajar untuk mencintai karena cinta datang lebih alami ke hati manusia dibanding kebalikannya. Ia juga sadar bahwa intolerance itu memiliki penyebab historis, sosiologis, dan psikologis yang kompleks. Karena itu ia tak pernah terpaku pada satu jalan untuk memecahkan masalah, seperti menggunakan kekerasan atau rekayasa hukum menjerat lawan. Jokowi adalah politikus yang pragmatis; Ia tak akan segan-segan mengubah taktik jika memang itu adalah cara paling praktis untuk mencapai tujuan akhirnya. Karenya dia tidak menutup diri dari orang orang yang berpikir bebas dan luas demi kepentingan nasional. Kepada Mahasiswa , saya katakan agar belajar dari sosok kepemimpinan Jokowi. Apabila kalian bisa seperti Jokowi, China akan lebih hebat dari yang ada sekarang.”
Yuni hanya menyimak pembicaraan antara mereka. Namun berada ditengah tengah orang yang peduli dan punya standar moral tinggi, memang mengasyikan. Mereka punya wawasan international namun tetap membumi dan suka kepada kebaikan. Usai makan malam, Yuni hanya tersenyum kearah Budi, dan melangkah mengikuti ayah Yen menuju lift. Dia semakin kagum dengan cara bisnis Budi. Sekecil apapun peluang untuk merebut hati orang selalu dia manfaatkan. Dia selalu masuk pada moment yang tepat.
Sampai di Hotel jam 11, Yuni membuka smartphone nya. Karena dari tadi dia setting silent. Baru dia tahu ada missed call dari Wenny tiga kali dan pesan lewat WeChat. “ Jadi engga ketemuan ? Dia langsung jawab, “ OK sekarang saya menuju wanchai” Hanya berselang sekian detik, Wenny sudah menjawab “ see you then “
“ Wen, “ seru Yuni ketika mereka sudah berada di Cafe and Bar. “ tadi aku makan malam dengan Ayah Yen, dan sahabatnya dari Beijing. Juga boss pabrik klinker di China. Tahu engga kamu ?
“Apa ?
“ Makan malam itu yang atur Budi”
“ Budi ??? Wenny melongok.
“ Ya. “
“ Artinya makan malam itu sudah direcanakan dengan baik. Mengatur perjalanan temannya dari Beijing dan boss pabrik datang pada acara makan malam itu tentu tidak bisa mendadak. “ kata Wenny manggut manggut. Wenny menerima panggilan telp “ Ya pak. Tadi siang rapatnya bagus. Yuni bawa ikan paus ke saya “ Terdengar Wenny bicara. Yuni tahu itu dia sedang bicara dengan Budi. “ Baik pak. Saya tunggu,” Telp di matikan.
“ Budi, on the way kemari” Kata Wenny. Selang beberapa menit kemudian, Esther dan Budi datang. Yuni memeluk hangat Esther. Budi diantara para sahabatnya terasa tanpa jarak.
“ Mas , aku butuh uang USD 300,000. Bisa pinjam. ? Jaminannya apartement aku di Jakarta. “ Kata Yuni. Wenny dan Esther tersenyum mendengar permintaan dari Yuni.
“ Apartemen ? “ Budi terkejut. “ Itu kan saya yang beliin waktu kamu mau menikah dengan si pilot ganteng. Sekarang kamu gadaikan ke saya. Emang untuk apa uang itu?
“ Nanti kalau pinjaman aku cair di bank akan balikin. Atau kalau laku di jual apartement itu aku balikin. Hanya dua minggu aja, Mas “
“ Untuk apa uang itu ? jawab” Kata Budi tegas. " Kemana saja tabungan kamu selama 10 tahun kerja sama saya. Itu jutaan dollar?
“ Aku deposit untuk Maya. Itu engga bisa diambil. Udah niat untuk Maya”
“ Jadi untuk apa uang itu ?
Yuni hanya diam. Dia tidak mau bicara lagi. Sudah sifat Budi kalau keluar uang selalu detail pertanyaannya. Yuni melangkah ke Toilet. Wenny mengikuti. “ Yun, besok aku transfer ke rekening kamu. Udah engga usah minta sama Budi. “
“ Nanti saya kembalikan “
“ Ya tenang saja. “
“ Kita punya sahabat seperti Budi harus memahami dia.”
“ Uang itu untuk modal perusahaan sebelum dana dari modal ventura masuk. Kan kamu ikut dalam negosiasi waktu di KL. Kalau syarat tidak terpenuhi uang tidak cair. “
“ Mengapa tidak bicara dengan Budi soal itu. Saya yakin dia akan mengerti”
“ Aku engga enak. Karena bagi Budi syarat itu tidak berat. Hanya soal sederhana. Engga butuh dana besar. Aku bisa atasi. Memang aku bisa atasi sebesar USD 200.000 tapi nyatanya proses nya tidak mudah. Butuh tambahan biaya lagi.”
“ Oh begitu. Memang antara kamu dan saya berbeda. Saya dari awal hanya menempatkan diri sebagai karyawan dia. Sementara kamu dan Budi bersahabat dekat, emosi terlibat. Kamu berusaha ingin tampil sempurna di hadapan Budi. Sebaiknya, bersikap lah apa adanya. Sampai kapanpun Budi tidak akan berubah. Yakinlah. “
Ketika Yuni kembali ke Meja.
" Kamu kenapa sih begitu. " Kata Esther kepada Budi " Yuni pinjam uang, bukan minta. Pakai jaminan lagi. Kenapa kamu mau tahu segala apa alasannya. Emang dia istri kamu?. Apa susahnya kamu keluar uang. " Kata Esther dengan ketus. Memang antara Budi dan Esther bersahabat. Tidak ada hubungan kerja. Makanya Esther lebih leluasa kalau bicara dengan Budi.
" Ya udah. " Budi menoleh ke arah Wenny. " Pinjamin dia uang. "
***
Setelah Budi minta Wenny memberikan pinjaman ke Yuni, Budi langsung keluar dari Cafe. Dia pergi meninggalkan mereka bertiga. Tanpa mengucapkan sepatah kata apapun. Yuni merasa bersalah karena menempatkan Budi tersudut di hadapan sahabatnya.
“ Kak Esther,tidak seharusnya kamu bicara terlalu menyudutkan Budi “ Kata Yuni.
“ Engga usah dipikirkan. Dia memang begitu.” Kata Esther tanpa peduli suasana hati Yuni.
“ Tapi Kak..”
“ Dengar ya Yuni. Kamu tidak boleh terlalu lemah di hadapan Budi. Dia memang boss kamu, tapi dia juga sahabat kamu. Sudah seharusnya dia menghormati kamu. Apakah ada kehormatan yang lebih baik daripada kepercayaan? Apalagi ini soal pinjaman personal” Kata Esther.
“ Saya paham, ka. Saya tahu Budi sangat menghormati saya dengan memberikan kepercayaan yang besar. Saya juga tahu Budi menghadapi semua orang sesuai dengan pribadi orang, yang tentu masing masing orang berbeda. Saya berbeda dengan kamu dan Wenny. Saya hanya tamatan SMU. Kalau sekarang saya bisa seperti sekarang, itu berkat binaan dia. Berkat kepercayaan dia.” Kata Yuni. Wenny dan Eshter terkejut. Mereka berdua bisa memahami itu.
“ Tetapi mengapa Budi ingin tahu segala kebutuhan pribadi kamu. Apalagi itu soal pinjaman berjaminan ?
“ Dulu tahun 2003 saya diberi kepercayaan oleh Budi mengelola usaha. Saya terjebak hutang pribadi cukup besar. Karena saya tahu, kalau saya pinjam atas nama perusahaan pasti Budi akan tolak. Padahal saya yakin itu transaksi menguntungkan. Tetapi belakangan transaksi itu menimbulkan kerugian. Saya tidak mampu bayar utang. Saat itu saya merasa tidak berguna. Merasa mengkhianati kepercayaannya. Setiap hari saya dikejar hutang. Akhirnya saya bunuh diri …” Yuni menangis.
Mereka berdua terdiam.
“ Kalian tahu..” Kata Yuni menatap mereka berdua “ Budi yang selamatkan saya dari usaha bunuh diri itu. Dia merawat saya sampai sembuh. Setelah itu hutang saya dia bailout tanpa sekalipun dia menyalahkan saya. Dia hanya menyesal mengapa dia tidak punya waktu cukup untuk membantu saya. Waktu itu dia memang sibuk. Banyak di luar negeri. Setelah itu dia minta saya bangkit lagi dan belajar dari kesalahan. Ya sampai sekarang saya tetap bersama dia, bekerja untuk dia. Sampai kapanpun saya tidak akan bisa membayar kebaikan dia. Soal bagaimana dia menjaga kebutuhan pribadi kita, saya rasa kita semua tahu. “
“ Ya. Dia memang berhitung soal pengeluaran tapi kelau menyangkut kebutuhan yang sangat pribadi dan kehormatan kita, dia tidak pernah berhitung. Dulu tahun 2006, saya terjebak hutang shark loan untuk membiayai ibu saya di rumah sakit. Suami saya sampai mengusir saya. Sayapun diberhentikan dari pekerjaan saya. Ketika itu saya sampai menawarkan ginjal saya untuk dijual. Tetapi ketika Budi tahu, dia datang membantu saya tanpa saya merasa mengemis. Caranya, dia tawarkan bisnis ke saya untuk saya kelola. Berharap dari keuntungan itu saya bisa bayar uangnya. Sampai kini saya tidak pernah bisa berhenti berterima kasih “ Kata Wenny.
Esther menatap Wenny dan Yuni.” Saya kenal Budi mungkin lebih lama dari kalian. Kami bersahabat sejak usia 30 tahun. Kebetulan usia saya dengan dia sama. Ketika dia sedang menghadapi krisis bisnis tahun 1999, saya berusaha membantunya. Tetapi bantuan itu gagal, bahkan membuat dia rugi besar. Justru mempercepat kebangkrutan dia. Tetapi dia berusaha bangkit tanpa pernah menyalahkan saya. Dan ketika dia bisa bangkit lagi, dia temui saya tanpa ada kesan dia kecewa dengan kegagalan saya membantunya. Ketika saya terjebak hutang membayar apartement. tanpa bicara dia melunasi hutang saya.” Kata Esther dengan berlinang air mata.
“ Dan..” Kata Yuni “ dengan semua kebaikan yang dia berikan kepada kita, dia tidak pernah merasa berjasa atau menepuk dada. Bahkan, kadang kita kesal dan marah kepada dia, sampai mengeluarkan kata kata kasar, dan membuat dia tertekan, dia hanya diam tanpa ingin membuat kita terluka dengan kata katanya. Memang dalam hal bisnis Budi bisa sangat keras tapi rasional sekali. Agar kita lebih focus ke bisnis, ke akal sehat, bukan perasaan atas dasar prasangka.” Sambung Yuni.
Mereka semua terdiam. Tak berapa lama telp Wenny bergetar “ Ya pak. Baik pak segera saya kesana “ Wenny menatap mereka berdua.” Pak Budi minta saya antar dia pulang. Keliatannya dia mabuk di Kowloon. “
“ Mengapa dia selalu minta kamu yang antar pulang kalau dia mabuk ?Tanya Esther.
“ Karena saya tidak pernah bertanya, mengapa dia mabuk. Pria seperti Budi dengan tekanan besar sepanjang waktu. engga gila aja udah bagus. “ Kata Wenny. Yuni dan Esther saling pandang. Mungkin hanya Wenny yang paling bisa memahami Budi. ” Saya jarang bertemu dengan Pak Budi, namun saya cepat belajar bagaimana memahami dia. Saya juga bisa menempatkan diri saya agar tidak melewati batas diri saya. Dia tetap boss saya dan sahabat bagi saya. Hanya itu.” Kata Wenny.
“ Gimana kalau kita sama sama jemput Budi di Kowloon. “ Kata Wenny. Yuni dan Esther tersenyum dan langsung berdiri kemudian melangkah keluar dari Cafe. Sementara Wenny bayar bill. Dalam perjalanan, Yuni berkata, “ Usia saya sekarang 43 tahun. 15 tahun bersahabat dengan Budi”
“ Saya 49 tahun, 13 tahun bersama Budi “ Kata Wenny
“ Saya 53 tahun, 20 tahun lebih kebersamaan dengan dia “ Kata Esther.
“ Dan sampai sekarang persahabatan kita dengan Budi tidak berubah. Kalaulah dia menilai persahabatan itu atas dasar nafsu tentu tidak mungkin persahabatan itu bisa bertahan lama.” Kata Yuni.
“ Ya. Kita semua sekarang singel setelah orang yang tadinya sangat kita cintai break commitment. Dan Tuhan kirim Budi, pria yang bukan kekasih, bukan suami tapi sahabat bagi kita. Dia menjaga kita sebagaimana seharusnya seorang sahabat. “ Kata Esther menghela nafas.
***
Budi membaca project feasibility Study yang disampaikan Yuni lewat email. Sepanjang malam dia mempelajari laporan studi dari semua aspek legal, teknis, Marketing , financial dan sosial. Dalam Laporan Study itu juga dilampirkan izin prinsip dari pemerintah Vietnam dan MOU dengan prinsipal tekhnologi dari China. Pemerintah Vietnam menolak pemberian izin pabrik semen. Alasannya tekhnologi nya belum teruji secara internasional. Atas dasar itu Yuni mengubah Laporan studi nya dari pabrik semen menjadi industri material building. Namun karena Perubahan rencana bisnis itu maka rekomendasi dari venture capital di KL, menyatakan bahwa proyek itu tidak layak dibiayai. Walau secara pribadi Budi adalah pemegang saham pada Venture capital itu namun dia tidak bisa intervensi . Maklum dana venture capital juga berasal dari publik dan bank. Pertanggungan jawabnya sangat jelas.
Padahal Yuni sudah dua bulan di HO Chin Minh, dan sangat berharap dana dari venture capital cair agar dia bisa melengkapi semua standar kepatuhan bisnis sesuai dengan laporan studi kelayakannya. Dari email James direktur BDG, menjelaskan bahwa proyek Yuni itu tidak layak. Alasannya tidak masuk dalam programa portofolio holding. Kecuali pabrik semen. Budi menghela nafas setelah berpikir panjang. Dari awal Budi Sudah tahu bahwa proyek Klinker ini akan ditolak oleh holding dan perusahaan afiliasi bisnis nya. Makanya dia percayakan kepada Yuni untuk mengurusnya. Tadinya dia berharap take advantage dari pembelian saham perusahaan pemilik tekhnologi di China dan menjualnya lagi setelah IPO, namun dari banker sahabatnya, dia mengetahui perusahaan pemilik tekhnologi itu menolak menjual sahamnya melalui swap Hutang bank. Budi menghela napas. Berpikir keras.
Budi telp Yuni.
“ Yuni “
“ Ya mas “ terdengar suara Yuni di seberang.
“ Kamu sehat ?
“ Sehat mas”
“ Saya sudah baca FS kamu. Bagus sekali”
“ Terimakasih Mas”
“ Venture capital di KL sudah email saya. Mereka reject proyek kamu. Mereka hanya commit dengan proyek pabrik semen, bukan material building. “
“ Oh gitu ya mas. Gimana dengan holding ?
“ James juga sudah kasih tahu saya bahwa holding engga minat dengan industri material building”
“ Terus gimana kelanjutannya Mas?
“ Kamu yakin proyek ini bisa jalan ?
“ Yakin Mas. Yuni yakin banget”
“ Ok kalau gitu kamu lanjutkan saja. “
“ Masalahnya uang Yuni udah habis. “
“ Yuni, saya tidak bisa terus keluarkan uang. Kalau kamu yakin, ya lanjutkan saja. Cari solusi. Kalau engga, cut loss aja. Pulang ke jakarta urus perusahaan kamu sendiri. Coba kamu pikirkan itu”
“ Ya mas. Yuni akan pikirkan. “
***
Saat rapat di kantor, Yuni menyampaikan bahwa venture capital menolak untuk membiaya proyek. Begitu juga holding company di Hongkong menolak membiayai. Semua dengan alasan yang sama , yaitu mereka tidak minat pada bisnis industri material building. Robert, Yen dan dua anggota team lain terdiam.
“ Saya tetap akan melanjutkan proyek, ada atau tidak ada dukungan dari investor” kata Yuni tegas. Mereka saling menatap satu sama lain. Mereka terkejut. Tidak menyangka akan mendengar sikap tegas Yuni.
“ Mengapa ? Tanya staf geologis.
“ Karena kekuatan proyek ini ada pada produk. Kita menghasilkan produk yang merupakan solusi penyediaan rumah murah bagi rakyat yang tidak mampu. Perhatikan, tekhnologi dari china menjamin ongkos material pembuatan rumah bisa hemat sampai 80%. Ini murah sekali. Disamping itu waktu pengerjaan rumah bisa lebih cepat. Satu hari bisa selesai satu unit rumah ukuran 36 M2. Total solution. “ kata Yuni dengan pancaran mata penuh keyakinan. “ Tapi tentu dengan syarat Robert dan Yen sebagai pemegang saham setuju. “ lanjut Yuni.
“ Kami siap mendukung ibu. Apapun akan kami lakukan. Kami percaya dengan ibu” kata Yen.
“ Apa yang harus kami lakukan bu ? Tanya Robert.
“ tetap semangat. Jangan menyerah. “
“ Tapi bu, uang kita sudah sangat terbatas sekali “ tanya staf keuangan.
“ Kita akan restruktur biaya dan mencari solusi mengatasi semua pos pembiayaan proyek. “ kata Yuni.
“ Ok.” Yuni tersenyum. “ mari kita bedah pos biaya investasi proyek satu persatu. Kita mulai dengan lahan tambang sebagai sumber bahan baku. Keluarkan anggaran itu dari anggaran “
“ Terus, gimana kita dapat bahan baku? Tanya Robert.
“ Kita yakinkan Pemda dan Masyarakat Agar mereka bersedia menjadi Supplier kita. Kita usulkan mereka membentuk koperasi yang anggotanya para pemilik lahan dan Pemda. Kita beri jaminan pembelian”
“ Kalau mereka minta jaminan pembayaran dalam bentuk financial guarantee. Gimana ? Kan engga mungkin mereka mau kerja tanpa ada kepastian pembayaran” tanya team bagian keuangan.
“ Kita akan minta bank keluarkan jaminan?
“ Apa bank mau menjamin?
“ Saya akan berusaha yakinkan bank. Dengan adanya kontrak dengan developer rumah murah yang butuh bahan material yang siap pasang, mereka akan mau memberikan jaminan. Nah jaminan itu kita jadikan alasan untuk bank mau mengeluarkan jaminan kepada suplier”
“ Itu artinya kita harus dapatkan kontrak dengan developer rumah murah? Tanya Robert.
“ Benar. Kita harus dapatkan kontrak penjualan itu”
“ Bagaimana meyakinkan developer kalau belum ada produknya. Belum lagi mereka tidak mau ambil resiko atas produk itu. Mereka butuh kepastian dan untuk itu mereka engga mau ambil resiko” kata Robert.
“ Saya akan bicara dengan prinsipal agar mereka menyediakan produk untuk rumah contoh. Bukan hanya satu unit tapi sedikitnya 100 unit. Jadi ini semacam pilot proyek. Nah pilot proyek ini akan kita promosikan kepada calon konsumen rumah. Saya berharap kita mendapat dukungan dari pemerintah untuk meng endorsed pilot proyek ini kalau memang terbukti memenuhi syarat rumah murah dan berkualitas.”
“ Apa iya mereka mau? Kata Yen
“ kita harus yakinkan mereka. Ini perjuangan. Yang jelas kita sudah ada MOU dengan prinsipal”
“ Paham bu. Saya akan bicara dengan Ayah. Saya yakin ayah akan bantu. Apalagi dia pernah bilang bahwa proyek kita ini merupakan solusi menyediakan rumah untuk rakyat miskin. Bahkan pemerintah katanya akan memberikan subsidi untuk program rumah murah. Tentu proyek ini akan mengurangi banyak subsidi yang harus dibayar pemerintah.”
“ Bagus” kata Meria tersenyum.
“ Tapi darimana kita dapatkan uang untuk bangun pabrik klinker dan pengolahan klinker sebagai bahan material bangunan siap pasang. Dalam FS, biayanya besar sekali. Belum lagi kita harus punya Designer hebat untuk merancang bahan material rumah siap pasang. Banyak lagi sumber saya yang harus kita siapkan “ Kata team keuangan.
“ Nanti kita pikirkan. Sekarang focus saja bagaimana memastikan dapat bahan baku dan pemasaran. “
“ Mengapa?
“ Bisnis itu bertumpu kepada tekhnologi dimana bahan baku termasuk didalamnya dan pemasaran. Kalau dua hal itu kita bisa yakinkan, uang bukan masalah. Yakinlah” kata Yuni menyapu pandangan kepada mereka semua. “ Paham ! “ seru Yuni.
“ Paham bu” Jawab mereka serentak.
“ Nah sekarang kita bagi tugas. Kamu, Yen, yakinkan pemerintah dan masyarakat yang punya lahan agar mau bermitra dengan kita. Buat proposal yang bagus. Kamu, Robert, usahakan dekati konsultan bangunan agar mereka memberikan rekomendasi penggunaan produk kita kepada developer dan kontraktor. Perlihatkan contoh produk yang ada, dan report lab dari china yang menerangkan kekuatan produk ini. Perlihatkan juga brosur contoh rumah yang sudah dibangun di china. Perlihatkan juga company profile prinsipal kita di china. Usahakan seprofesional mungkin. Kalian team keuangan dan geologis Bantu Robert dan Yen dari segi penyiapan proposal dan usahkan mendekati pihak lembaga keuangan di Vietnam dalam program kredit rumah murah. Kamu kan kompeten menjelaskan aspek financial dan produk ini kepada mereka. Saya akan berangkat ke china besok. Saya akan berusaha meyakinkan prinsipal agar mendukung rencana kita mendapatkan pasar di Vietnam. Paham ya.”
“ Paham bu”
“ Sekali lagi saya tekan kan. Jangan berpikir negatif dalam menghadapi tantangan. Kalau sukses itu mudah, tentu semua orang Ingin sukses. Tetapi sukses itu tidak mudah. Tuhan akan menolong kita sejauh mana kita yakin dengan Effort kita”
“ Paham Bu. Saya sangat yakin sejak kali pertama kita rapat. “ kata Yen seraya berdiri mendekati Yuni sambil menyerahkan buku tabungannya” Bu, saya ada tabungan sebesar USD 50,000. Uang ini dari almarhum ibu saya yang dapat warisan dari kakek saya. Uang ini tadinya ibu saya niatkan untuk bekal saya beli rumah kalau menikah nanti. Pakailah uang ini untuk menutupi kekurangan anggaran. “ lanjut Yen.
“ Saya juga akan menyerahkan tabungan saya. “ kata Robert seraya menyerahkan buku tabungannya dengan saldo USD 60,000. “ itu tabungan saya selama bekerja di Holding.
“ Kami engga ada uang.” Kata staf keuangan” namun kami siap dipotonggaji sampai 50%” “ sambungnya seraya meliat staf geologis.
“ Saya hargai dukungan dan niat kalian berkorban untuk proyek ini. Untuk sementara anggaran kita masih cukup sampai bulan depan. Berhemat saja. Saya akan cari kekurangannya. Nah sekarang mari kerja keras. “ kata Yuni seraya berdiri untuk menyudahi meeting
***
Keesokannya Yuni terbang ke Beijing untuk bertemu dengan prinsipal. Sebelumnya sudah dapat konfirmasi dari prinsipal bahwa mereka bersedia bertemu dengan Yuni. Benarlah kedatangan Yuni sampai di bandara Beijing, staf perusahaan prinsipal menjemputnya dan mengantarnya ke Hotel. Setelah check in, Yuni langsung ke kantor prinsipal tekhnologi.
“ Bu Yuni, senang sekali ketemu lagi dengan anda. “ kata direktur perusahaan prinsipal tekhnologi dengan menggunakan bahasa Mandarin.
“ Terimakasih pak “ Kata Yuni.
“ Apa yang dapat saya bantu ?
Yuni menyerahkan proposalnya dan menjelaskan secara detail tentang perlunya dukungan dari prinsipal untuk menyediakan pilot proyek.
“ Bu Yuni. Saya sudah pelajari proposal ini yang kamu kirim via email kemarin. Luar biasa. Kami senang sekali punya mitra seperti anda. Tapi... “ kata direktur itu sambil berpikir.
“ Ya pak. Silahkan apa yang harus saya ketahui”
“ Kami harus keluar uang untuk promosi dalam bentuk menyediakan pilot proyek. Kami harus bayar tanah dan mengapalkan produk kami ke Vietnam. Ya sesuai dengan anggaran yang anda ajukan. Ini butuh perhitungan cermat. “
“ Saya sangat paham, pak. Maafkan saya. Karena kami tidak punya uang untuk ambil resiko itu.” Kata Yuni dengan wajah kelabu.
Sang direktur terdiam namun matanya terus menatap Yuni. Yuni salah tingkah.
“ Ok Yuni. Begini saja. Gimana kalau saham perusahaan kamu itu kami ambi alih sehingga perusahaan itu jadi cabang kami. Dan anda kerja untuk kami. “
Yuni terdiam. Tawaran yang merupakan solusi yang menempatkan Yuni No choice.
“ Maaf pak. Saya bukan pemegang saham. Saya hanya profesional. Saya akan bicarakan dengan pemegang saham. “
“ Ok, gimana dengan tawaran kami, anda bekerja untuk kami? Kami akan berikan Gaji dan saham yang tentu lebih baik dari yang ada sekarang”
“ Pak, saya bekerja sekarang tidak dapat gaji, bahkan saya keluar uang untuk memproses pendirian bisnis ini . Saya juga engga dapat saham. “
“ Lantas apa motivasi anda ?
“ Saya ingin membantu rakyat miskin agar dapat memiliki rumah dengan harga murah. Agar semakin banyak kesempatan mereka mendapatkan rumah”
“ Hanya itu ? Sang direktur mengerutkan kening.
“ Ya pak”
“ Ini kali pertama saya dengar ada profesional yang mau berkorban untuk tujuan mulia”
“ Saya hanya berusaha berbuat menurut keyakinan saya saja. Tak lebih. “
“ Benar kata Chairman saya. “
“ Apa ?
“ Anda orang baik. Dia minta saya mendapatkan anda secara pribadi menjadi mitra kami. “
“ Bapak terlalu memuji saya “
“ Bu Yuni, kalau anda bergabung dengan kami, bukan hanya rakyat Vietnam yang akan dapat manfaat tetapi juga negara ASEAN lainnya dan termasuk Afrika, Amerika Latin. Kami ingin anda mengembangkan bisnis kami ke semua negara itu. Tiga tahu lagi kami akan IPO. Gimana ?”
“ Terimakasih pak. Namun alangkah baiknya anda bantu saya untuk membuktikan program bisnis ini jalan sesuai dengan rencana bisnis saya. Setelah itu saya akan mempertimbangkan tawaran anda. Please... “ kata Yuni seraya menundukkan tubuhnya.
“ Baiklah saya akan bicarakan dengan chairman saya. Tenang saja. Akan ada solusi. “ kata sang direktur seraya berdiri. Yuni ikut berdiri mengikuti langkah direktur ke pintu keluar. “ apakah malam ini anda sibuk ? Kata sang direktur ketika Yuni hendak keluar.
“ Tidak pak. Saya hanya khusus datang ke Beijing untuk Deal ini”
“ Chairman saya mengundang anda makan malam. Apakah mungkin ?
“ Oh senang sekali pak. “
“ Baik. Kalau begitu jam 7 sekretaris akan jemput anda di hotel. Sekarang anda bisa istirahat di hotel. “
Yuni membungkuk tubuhnya sebagai tanda hormat kepada sang direktur ketika lift hendak tertutup.
****
Di hotel Yuni berpikir tentang tawaran dari direktur perusahaan prinsipal tekhnologi. Itu tawaran yang sangat menarik. Jabatan direktur untuk urusan investasi international dari perusahaan yang mendapatkan proyek pengadaan rumah murah jutaan unit di china . Yuni juga bisa memberikan sumbangsih atas usianya untuk program kemanusiaan dengan menyediakan solusi pengadaan rumah murah bagi orang miskin. Namun dia tidak bisa mengkhianati Budi. Bisnis ini semata mata karena penugasan dari Budi. Dia berpikir untuk menelphone Budi minta pendapat. Tapi dia urungkan. Dia lebih baik focus kepada Deal mendapatkan dukungan pembiayaan untuk pilot proyek.
Jam 7, dia sudah siap di loby. Kendaraan yang menjemputnya datang tepat waktu. Sekretaris membukakan pintu kendaraan untuk Yuni. Kendaraan itu Standar limo dan mewah sekali sebagai kendaraan eksekutif papan atas.
Ternyata yang hadir dalam makan malam itu hanya Chairman seorang tanpa didampingi staf. Jadi ini benar benar makan malam informal sebagai bentuk hospitality. Yuni merasa tersanjung diperlakukan seperti ini. Dia merasa canggung dengan keramah tamahan ini.
“ perkembangan china begitu cepatnya ya pak” kata Yuni sekedar menghilangkan kekakuan.
“ Yuni “ seru sang Chairman. “ kamu tahu, Pada tahun 2000, total pendapatan yang diperoleh oleh BUMN China dan sektor Swasta kira-kira sekitar 4 triliun yuan. Pada 2013, pendapatan BUMN meningkat 6 kali lipat namun pendapatan sektor swasta telah meningkat lebih dari 18 kali lipat. Keuntungan pada periode yang sama menunjukkan perbedaan yang lebih luar biasa, BUMN China menunjukkan peningkatan tujuh kali lipat tetapi laba di perusahaan swasta meningkat hampir 23 kali lipat. “
“ Wah luar biasa. Apa yang mendorong begitu hebatnya pertumbuhan dunia usaha swasta ?”
“ itu berkat tingginya animo orang berwira usaha, termasuk generasi muda china. Selama dua dekade pertumbuhan wirausaha yang begitu cepat mengakibat terjadi perubahan paradigma politik di China, bahkan mengubah tatanan dunia usaha Dunia.”
Sang Chairman tersenyum mendengar pengalaman Yuni. “ Ya. Kalaulah bukan karena mental wirausaha yang begitu tinggi di China, tidak mungkin CHina bisa meng eskalasi pertumbuhan ekonominya dengan cepat dan bisa melewati perubahan lingkungan bisnis global yang begitu cepat. Sejak kriris global tahun 2008, banyak PHK akibat kebangkrutan di zona industri. Tetapi pada waktu bersamaan melahirkan new comer enterpreneur dalam jumlah besar. Pemerintah China mengeluarkan kebijakan insentif tarif bagi usaha pedesaan. Ini disikapi dengan terjadinya migrasi orang kota ke desa untuk mendapatkan peluang bisnis itu. Maka proses sinergi antara orang kota dan desa terjadi secara natural, memberikan dampak positip bagi kemajuan desa. “
“ Bagaimana mungkin negara komunis yang kekuasaannya tumbuh karena kaum pekerja dan petani, bisa berubah menjadi negara yang tumbuh karena wirausaha?
“ Menurut saya sebetulnya wirausaha itu tumbuh by design dari kebijakan politik. Hanya saja Cina tidak memaksakan pertumbuhan wirausaha dengan berbagai kemudahan dan fasilitas. Tetapi melalui perbaikan mental rakyatnya”
“Yuni “ seru sang Chairman. Membuat Yuni terkejut.
“ Ya pak. “
“ Saya tahu banyak tentang anda dari MR. Hu, di Vietnam. Saya juga tahu keberadaan anda dari banker saya bahwa ada tangan kanan pak Budi. Boleh dikatakan anda orang kepercayaannya. Engga gampang orang bisa dipercaya oleh Pak Budi. Demikian kata taman saya, yang kenal betul pak Budi. Dari awal sejak saya mengenal Anda di Hongkong, saya sudah menilai anda orang yang sangat berpotensi untuk mendukung rencana ekspansi bisnis kami ke luar negeri. Saya berharap suatu saat anda bergabung dengan kami. “ Kata sang Chairman seraya menuangkan wine ke cangkir gelas Yuni. Tak berapa lama hidangan sudah datang. Suasana sangat romantis dan berkelas. Yuni melihat sisi lain pengusaha china yang begitu gentel memperlakukan wanita. Tidak nampak kesan diskriminasi.
“ Terimakasih pak. Saat sekarang saya focus memastikan Rencana bisnis saya bisa sukses. Setidaknya memastikan saya bisa menguntungkan perusahaan anda. “
“ Bijak sekali. Saya paham. Minggu depan saya akan kirim team ke Vietnam untuk bergabung dengan team anda membangun pilot proyek”
“ Terimakasih pak. “ kata Yuni seraya membungkukan tubuhnya.
***
“ Hi, Yuni “ Budi menelpon. Membuat Yuni terkejut.
“ Ya Mas. Sehat ?
“ Sehat.”
“ Kok baru sekarang telp ? kemana saja ?
“Sibuk. “
“ Ya tahu. Sibuk selalu.”
“ BIsa ketemu saya di Hong Kong ?
“ Bisa Mas. “
“ Ya udah. Saya tuggu besok ya.”
“ Ya mas. “
“ Jangan lupa ajak Yen dan Robert ya.”
“ Ya Mas. “
“ Ya udah ya..” Budi langsung matikan telp.
Yuni terhenyak. Ada apa Budi telp? Sudah lebih 2 tahun Yuni di Vietnam. Selama setahun lebih dia tidak pernah bertemu dengan Budi. Terakhir bertemu Budi waktu di Hong Kong makan malam dengan Profesor dan Ayah Yen. Ya sejak Budi menyerahkan keputusan kepada Yuni soal rencana bisnis di Vietnam, pendirian pabrik material building, sejak itupula tidak ada lagi komunikasi dengan Budi. Telp pun tidak pernah. Yuni pun tidak ingin menelphone Budi. Hanya dengan Wenny komunikasi terus terjalin. Menurut Wenny, Budi sedang sibuk akuisisi Holding Company yang punya portfolio khusus mengelola efisiensi Listrik dan logistik berbasis IT di China. Budi juga sibuk bersama Wenny akuisisi Holding Company dibidang Tambang emas. Makanya Yuni tidak mau menggangu Budi.
Sejak pilot proyek pembangunan Rumah murah dengan tekhnologi dari China selesai dan mendapat respon positip dari konsumen, Yuni berhasil membangun Pabrik klinker yang terintegrasi dengan industri material building. Pembiayaan berasal dari Venture capital di KL. dan perbankan di Vietnam. Mengapa Yuni sampai membutuhkan venture capital ? karena bank hanya bersedia memberikan kredit sebesar 70% dari total investasi. 30% harus perusahaan sediakan. Ini skema non recourse loan. Untuk minta kepada pemegang saham, Yen dan Robert jelas tidak mungkin. Mereka berdua tidak punya uang. Dengan masuknya equity sebesar 30% dari total investasi, saham Robert dan Yen otomatis delusi, tinggal 1%. Namun Yuni berhasil dalam negosiasi dengan venture capital agar pendiri perusahaan mendapatkan saham goodwill sebesar 5%. Jadi total saham Yen dan Robert hanya 6%. Dengan selesainya proses pelepasan saham kepada venture capital, dana pra operasional yang dikeluarkan Yuni sebesar USD 2 juta di reimburse. Sehingga dia bisa bayar hutang kepada Wenny.
Posisi Yuni di perusahaan sebagai dirut yang mewakili Venture Capital. Sementara Yen sebagai Komisaris dan Robert sebagai direktur pemasaran. Setelah pabrik berdiri dan proses produksi berjalan, permintaan atas produk bahan bangunan untuk rumah murah berdatangan. Permintaan bukan hanya dari dalam negeri Vietnam tapi juga dari Filipina, Kamboja. Pabrik berproduksi full capasitas. Pabrik ini sangat didukung oleh pemerintah Vietnam karena menerapkan pola kemitraan dengan masyarakat yang punya lahan tambang. Sinergi terjadi dengan begitu indahnya. SDA tidak dikuasai pemodal tapi bersinergi untuk saling menguntungkan dengan masyarakat yang di wakili Koperasi. Sehingga kepastian bahan baku untuk pabrik sangat terjamin.
Yuni dapat laporan dari sekretarisnya bahwa ada email masuk dari Venture capital di KL. Email itu undangan untuk rapat pemegang saham. Email itu ditujukan kepada Yen dan Robert. Yuni sadar bahwa telp Budi tadi untuk membawa serta Robert dan Yen ke Hong Kong dengan tujuan rapat pemegang saham. Ada apa ? Ketika Robert dan Yen mempertanyakan undangan itu, Yuni hanya menjawab singkat “ Undangan itu dari pemegang saham mayoritas. Engga ada hak kalian mempertanyakan. Ikuti saja undangan itu. Nanti dengar apa kebijakannya.
***
Rapat diadakan di kantor Holding Budi. Yang hadir adalah Chairman dari Venture Capital, Datuk, Direktur investasi Holding, Peter Wu, Chairman Sinjuan Industries Group dari prinsipal mitra tekhnologi, Lawyer dari perwakilan semua pihak. Yuni dari VMIN Ltd sebagai Dirut dari industri materila building di Vietnam. Dalam rapat itu Budi hanya sebagai pendengar. Rapat dipimpin oleh Peter Wu.
“ Saya ingin mengucapkan terimakasih kepada Mr. Son sebagai Chairman dari Sinjuan Industries Group yang telah mendukung pendirian pabrik material building di vietnam. Terimakasih kepada venture capital yang sudah mendukung pembiayaan proyek ini. Terimakasih kepada Chairman, VMIN Ltd yang telah bekerja keras merealisasikan kerjasama investasi, China, Vietnam, Malaysia. Hari ini kita akan menyaksikan penanda tanganan SWAP saham antara VMIN Ltd dengan Sinjuan Industries Group. 50% sahan VMIN ditukar dengan 10% saham Sinjuan Industries group. Sebelumnya 94% saham VMIN di transfer ke Holding company dengan harga 2,5 dari par. “ Kata Peter seraya memberikan isyarat kepada Sekretaris untuk menyiapkan Akta perjanjian. Dengan disaksikan oleh Lawyer, penanda tanganan itu berlangsung cepat dengan senyum sumringah semua pihak.
Yuni perhatikan Budi tidak beraksi apapun selama proses penanda tanganan itu. Yuni berusaha ternyum tapi Budi tetap tidak beraksi. Entah apa yang dia pikirkan. Usai meeting itu. Yuni diminta Peter untuk bertemu di kamar kerjanya. Di ruangan itu sudah ada James.
“ Yuni, posisi direktur utama di VMIN diserahkan kepada Robert. Posisi Yen tetap sebagai komisaris“ Kata Peter yang didampingi oleh Chairman Venture capital.
“ Hari ini juga mandat anda sebagai Dirut di VMIN kami cabut. Terimakasih atas kerja kerasnya. Sebagai bentuk terimakasih dan hormat kami, ini ada bonus untuk anda “ kata Chairman Venture capital seraya menyerahkan banker cheque senilai USD 5 juta. Yuni hanya mengangguk. Tanpa ada pilihan. Yuni keluar dari kamar kerja Peter dengan langkah ringan di ikuti oleh Robert dan Yen.
“ Nah Robert, sekarang kamu sudah Dirut. Your dream come true. Tugas kamu Yen, jaga Robert dengan baik. Dukung dia dengan sabar. Ingat, sekarang Robert bukan hanya suami kamu, dia juga ayah dari ribuan pekerja perusahaan, mitra dari investor. Bukan hanya kamu, tapi semua orang butuh proteksi dari dia. Jaga dia dengan baik. “ Kata Yuni waktu berada di loby Gedung kantor Holding.
“ Ya bu. Saya akan selalu ingat semua nasehat ibu. Tetapi mengapa terlalu cepat kebersamaan kita “ Yen menangis. Robert meremas jemari Yen untuk menenangkan Yen. “ Terimakasih Bu untuk semua kabaikan ibu. ‘ Kata Robert.
" Tidak ada kebersamaan yang abadi. Yang penting ambil hikmahnya. Selama waktu lebih dua tahun , kita bisa saling mengenal. Terutama kamu lebih mengenal Robert, dan Robert juga bisa memahami kamu. Nah nilai saham kamu dan Robert sekarang naik 2,5 kali. Ada recana dengan saham itu ?
" Saham saya sebesar 3% akan saya sumbangkan kepada Koperasi pengolah lahan tambang. Dan saya akan full time jadi ibu rumah tangga saja. Biarlah Robert yang kerja. " Kata Yen. Robet tersenyum mengganguk kearah Yuni. Tanda setuju apa yang dikatakan Yen.
" Wow mulia sekali."
" Saya hanya ingin membahagian ayah. Ayah pasti senang sekali kalau Yen lebih memikirkan rakyat daripada diri sendiri. "
“ Ya sudah. Baik baik selalu ya kalian. " Kata Yuni seraya memeluk Yen dan Robert. " Saya tadi dapat pesan dari James untuk bertemu dengan Pak Budi. Kalian silahkan kembali ke Hotel. “ Lanjut Yuni dan melangkah keluar loby dimana kendaraan sudah menanti. Kendaraan melaju ke Financial Center di Ritz Carlton.
“ Mama “ terdengar suara menjerit dari jauh ketika Yuni masuk kedalam restoran. “ Maya , kangen mama” Yuni terkejut dan membalas pelukan Maya.
“ Kapan kamu datang, sayang ?
“ Kemarin sore Ma. “ Kata Maya tersenyum bahagia. “ Ayooo ma kita ke table. Ada kak Henri dan Om Budi. Mereka menunggu kita.” Kata Maya menarik lengan Yuni.
“ Henri ?
“ Ya. Tadinya rencana tunangan kami akan diadakan di London tetapi Om Budi bilang sebaiknya diadakan di Hong kong. “
Henri membungkukan tubuhnya seraya menjabat tangan Yuni. Yuni langsung memeluk Henri. “ Jaga putri saya , ya Hen”
“ Ya Mama..” Kata Henri memanggil Yuni, “ mama”. Membuat Yuni terkejut. Dia merasa sudah tua. Sebentar lagi akan jadi mertua. Dengan penuh khidmat , Henri berkata kepada Maya bahwa dia meminta Maya untuk menjadi tunangannya dan berkomitmen memenuhi janji ini sampai ke pelaminan. Itu disaksikan oleh Budi dan Yuni. Yuni berlinang air mata. Yuni dan Henri pamit. Mereka ingin berdua saja merayakan tunangan itu. Yuni mengganguk. Walau saat itu dia sangat merindukan Maya dan ingin selalu dekat dengan Maya, namun kebahagian Maya seharusnya bersama Henri. Tugas Yuni hanya mendoakan yang terbaik untuk putrinya.
Setelah Maya dan Henri berlalu, tinggalah Budi dan Yuni berdua. Budi hanya diam. Namun dari wajahnya nampak tersenyum melirik kearah Yuni. “ Sebentar lagi, Maya akan menikah. Yuni akan kesepian. Hidup dalam kesendirian dalam usia menua” Kata Yuni berlinang airmata.
“ Kamu, masih ada saya. Sahabat kamu. Kamu akan tetap sibuk sebagai DIrut perusahaan di Jakarta. “ Kata Budi. Yuni memeluk Budi. “ Terimakasih mas. Terimakasih. “
“ Kamu orang baik, Yuni. Kebaikan dan ketulusan kamu kepada Yen, membuahkan kebaikan untuk Maya. Yen mendapatkan Robert pria yang baik, dan Maya mendapatkan Henri juga pria yang baik. Itulah janji Tuhan. Kebaikan selalu berbalas baik. “ Kata Budi seraya melepaskan pelukan Yuni “ sekarang tersenyumlah. Udahan nangis nya.”
" Bagaimana dengan Mr Ho Ayah Yen dan Boss Sinjuan Group ? Bukankah mereka tergila gila dengan kamu ? Lanjut Budi dengan nada bergurau.
" Ah sudahlah. " kata Yuni berteriak memukul Budi. " Engga mungkin itu. Siapa yang mau sama nenek nenek seperti Yuni." Kata Yuni mengibaskan tangannya.
" Usia kamu baru 43 tahun. Penampilan kamu seperti wanita usia 30 an."
" Ya tetap aja tua. Sebentar lagi bakal jadi Mertua dan nenek. Udahlah. Engga usah dibahas itu. Sekarang , hari ini Yuni bisa berdamai dengan kenyataan. “Kata Yuni tersenyum.
“ Apaan ?
“ Lebih setahun Mas engga pernah telp aku. Engga pernah ada niat ketemu aku. Sedih sekali Mas. Yuni sadar ketika keyakinan Mas terhadap prospek bisnis berkurang , perhatianpun akan berkurang. Padahal setidaknya Mas menaruh perhatian terhadap keyakinan Yuni. " Kata Yuni.
Budi hanya tersenyum.
" Selama setahun lebih Yuni bergelut dengan banyak tantangan dan hambatan. Yuni kerja keras siang malam untuk memastikan pabrik bisa berdiri. Yuni harus menemui pihak principal delapan kali sampai mereka setuju menyediakan pilot proyek atas biaya mereka sendiri. Selama 8 kali itu Yuni harus memenuhi syarat yang mereka tentukan. Setiap Yuni berhasil memenuhi syarat yang mereka minta, mereka ajukan lagi syarat baru. Mereka minta kepastian lahan untuk Pilot Proyek itu sudah tersedia dan legitimate. Mereka juga minta harus ada komunitas yang mau menjadi konsumen atas Pilot proyek itu. Mereka juga minta dukungan dari Pemerintah atas Pilot proyek. Wah capek sekali memenuhi permintaan mereka. Tapi nasehat Mas , Yuni engga pernah lupa, bahwa meyakinkan orang itu engga mudah. Karena itu bukan hanya soal bisnis tetapi seni merebut hati orang. Kita tidak boleh kehilangan harapan. Kita harus sabar sampai batas tak tertanggungkan. Dan akhirnya mereka bisa menerima karena cinta dan ketulusan kita.
Yuni juga harus berkali kali terbang ke KL untuk membujuk Venture Capital. Mereka menentukan syarat yang sangat berat untuk sampai setuju membiayai. Yuni harus berjuang memenuhi syarat itu, seperti memastikan sudah ada market off take, harus ada confirmation line of credit dari bank. Harus ada jaminan supply bahan baku dari Koperasi. Nah meyakinkan masyarakat dan pemda untuk membentuk Koperasi dan menjadi mitra Pabrik , juga tidak mudah. Belum lagi membantu mereka mendapatkan fasilitas kredit dari bank untuk modal kerja. Untung aja ada Private fund di Singapore yang mau menjadi guarantor atas program pembiayaan itu sehingga Bank di Vietnam mau kasih kredit. Tentu dengan standar assessmentyang ketat. Akhirnya barulah Venture capital mau memberikan dana sebesar 30% atas total investasi. 70% dari Bank.
Mas, disaat lelah dan kadang putus asa, Yuni sampai paranoid, ini mission impossible dari Mas. Mengapa Mas segitu jahatnya. Apa salah Yuni selama ini. Tetapi Yuni yakin, Yuni bisa melewati semua itu. Selama melewati masa masa sulit itu, Wenny selalu memberikan dorongan semangat. Yuni ingat kata katanya , yakinlah semua gerak langkah kamu selalu Budi pantau. Dia pasti dapatkan laporan dari Prinsipal yang juga sahabatnya dan Venture Capital, dimana dia juga pemegang saham. Budi percaya kamu bisa memenuhi standar bisnis yang diharapkan semua mitra. Tapi Saat itu Yuni butuh Mas menghibur Yuni. Tapi mas tidak pernah telp dan kita tidak pernah bertemu.“
“ Dari bisnis yang kamu rintis itu, Holding dapat saham perusahaan prinsipal dengan harga murah. Karena proses transaksi melalui SWAP. Jauh lebih murah bila proses dilakukan lewat bailout hutang di Bank. Itu hanya mungkin karena bisnis yang kamu kembangkan provent mendukung bisnis jangka panjang mereka. Ini akan di jadikan business model dimanapun mereka beroperasi. Mereka bukan hanya dapat transfer technology fee tetapi juga dapat share dari peluang adanya tekhonologi mereka. “ Kata Budi.
“ Yuni tahu. Mas untung besar karena peugasan Yuni. Itu memang bisnis Mas. Engga perlu terimakasih ke Yuni. "
Budi tersenyum dan menatap lama Yuni. " Ada apa sih? Liat liat ? ada yang salah ? Kata Yuni ketus.
" Aku kangen masakan Indonesia. "
" Terus pesan table di Financial Club super mewah ini untuk siapa? Mata Yuni melotot.
" Tadinya aku pikir Maya dan Henry mau makan siang bersama kita. Tetapi dia milih merayakan tunanganya berdua saja." Dengan wajah lugu Budi melanjutkan " Ya, aku kangen masakan Indonesia. Gimana ?"
Yuni langsung berdiri dan tarik lengan Budi. " Kita keluar dan pergi ke restoran Indonesia. Beli nasi bungkus dan makan di Apartement kamu. Makannya pakai tangan kan ? Engga pake sendok, engga pake sumpit, ya kan"
Budi mengangguk dan tersenyum.
" Naik subway dan engga naik kendaraan kantor, ya kan "
Budi mengangguk dan tersenyum. " Mas, itu orang kampung dan akan selalu jadi orang kampung. Yuni sangat paham. "
Budi tersenyum seraya merangkul pinggang Yuni berjalan kaki menuju Station subway. " Tapi hari ini Yuni jadi mengerti. Kalau akhirnya Venture capital di KL mau kembali mendukung pembiayaan, itu tidak akan terjadi tanpa restu Mas. Dukungan dari Prinsipal, tidak akan terjadi kalau tidak ada jaminan dari Mas. Yuni hanya cangkir, dan isinya tetaplah mas. Tanpa Mas, Yuni nothing. Ternyata diam diam, Mas bertaruh untuk keyakinan Yuni. Maafkan Yuni Mas. karena sudah salah menduga.”
Budi hanya tersenyum ..." USD 5 juta kamu dapat bonus dari Venture Capital. Kerjaan hanya 2 tahun. Pendapatan kamu sudah sama dengan profesional kelas dunia. Saya engga tahu apakah putri kamu bisa tandingi kamu. Walau dia tamatan sekolah bisnis di London sekalipun. " Kata Budi melirik ke samping ke arah Yuni. Dengan cepat Yuni, mencubit pinggang Budi, " jangan ngiri ya. Itu harga 2 tahun dicuekin mas."
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.