Mengapa sampai pemerintah menghapus proyek Habibie dari daftar Proyek strategis nasional (PSN) ? Bukankah ini kesempatan emas bagi bangsa ini menguasai industri dirgantara” Kata teman kemarin via WA kepada saya. Memang dari 223 Proyek strategis nasional, tidak ada lagi proyek R80. Tetapi diganti dengan proyek industri Drone.
“ Karena memang tren bisnis industri pesawat terbang engga lagi menguntungkan. Menurut Laporan Aerospace Insight selama beberapa tahun belakangan ini terjadi penurunan EBIT di semua industri pesawat terbang.”
“ Mengapa ?
“ Jumlah pesawat sekarang yang ada udah over capacity. Di samping itu harga spare part terus melambung akibat kebijakan tarif. Jadi udah engga efisien. Apalagi pertumbuhan permintaan layanan penerbangan tidak terjadi significant. Sementara stok permintaan Boeing dan Airbus sudah mencapai 5 tahun. Jadi proses perlambatan permintaan pesawat baru akan terus berlangsung dan focus merawat pesawat yang ada.”
“ Tetapi kan pengembangan R80 itu sangat penting bagi kemajuan tekhologi dirgantara kita. Kan engga bisa kita tergantung dengan luar negeri seperti Boeing atau AirBus. “
“ Industri pesawat terbang itu sangat padat modal. Ia membutuhkan dana riset yang besar dan return investasi yang sangat rendah. Kalau tahun 90an dibangun, nah tepat sekali. Tetapi sekarang udah engga layak. Saat sekarang kalaupun kita bangun pabrik pesawat terbang, toh supply chain masih tergantung luar negeri. Kan secara bisnis kita hanya nguntungi supply chain global di bidang aerospace. Sementara jualnya engga sebagus dulu.”
“ Terus mengapa dialihkan kepada Drone ?
“ Drone itu tekhnologinya sama saja dengan pesawat terbang pada umumnya. Hanya saja dia tidak berawak. Jadi kalau tujuan kita untuk mengembangkan tekhnologi dirgantara, Drone juga jalan terbaik. “
“ Ya okelah. Apa menguntungkan buat Drone?
“ Saat sekarang dan kedepan, jualan Drone jelas menguntungkan. Di samping untuk tujuan keamanan dan pertahanan, juga bisa dipakai untuk tujuan damai, seperti mapping dari udara, kegiatan survey dataran yang luas, kegiatan SAR mencari korban bencana alam, perawatan gedung tinggi dan infrastruktur jalan tol, untuk kegiatan jurnalis dan film, pemadam kebakaran. Jadi konsume yang membutuhkan drone sangat luas. Ini marketnya gede banget. Nah kalau pemerintah invest di sini, ya secara ekonomi menguntungkan dan secara tekhnologi kita tidak ketinggalan.
“ Kalau menurut saya kebijakan Jokowi engga ramah investasi. “
“ Kenapa kamu bilang begitu ?
“ Contohnya saja. Nissan sudah tutup pabriknya di Purwakarta, dan sekarang pindah ke Thailand. “
“ Itu bukan karena alasan investasi di Indonesia engga menarik. Tetapi memang secara global Nissan sedang suffering akibat penurunan pendapatan. Tahun lalu mereka rugi mencapai USD 6 miliar. Makanya pabriknya yang ada di Spanyol ditutup, termasuk juga sekarang di Indonesia. Untuk pasar ASEAN mereka hanya jadikan pabriknya yang ada di Thailand sebagai basis operasi. “
“ Mengapa ?
“ Karena pabrik Nissan yang ada di Thailand engga sebesar di Indonesia. Jadi dari segi efisiensi jelas menguntungkan menutup di Indonesia. Udahan ya. “
“ Terimakasih.”
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.