Berita heboh bulan ini adalah tercapainya kesepakatan penuh pembelian Twitter oleh Elon Musk. Nilai transaksi mencapai USD 44 miliar. “ Sebenarnya dari awal secara akal sehat tidak mungkin Musk bisa menyelesaikan pembelian Twitter. Itu hanya sekedar upaya prank untuk meningkatkan nilai saham Twitter yang kebetulan dia punya.” Kata teman. Tapi seorang Musk bukan hanya sebagai CEO , dia juga sudah jadi selebritis dunia maya. Follower nya banyak. Walau terkesan tidak serius, namun bagi follower nya disikapi serius. Sejak drama akuisisi senilai USD 44 miliar, dari April 2022 sampai Juni, saham Twitter terkerek naik.
Saat itu saya tersenyum. Musk bukan pebisnis bursa. Tetapi dia aktor panggung pemain watak. Jago mempermaikan emosi investor. Dia tidak pernah terlalu peduli tentang bagaimana orang lain melihat dirinya. Dia selalu berkata “ Kalau saya bisa membesarkan Tesla, mengapa kalian ragu saya akan juga membesarkan Twitter.” Padahal Tesla sejak berdiri 15 tahun lalu, baru kwartal pertama tahun 2022 mencatat laba, itupun bukan laba dari operasional tapi dari replacement cost riset dari pemerintah AS.
Dalam empat tahun terakhir, aset Twitter hampir dua kali lipat menjadi hampir $ 14 miliar, tetapi Twitter tidak menghasilkan lebih banyak uang tunai dari operasi , kecuali berhasil menarik uang tunai dari busa sebesar USD 6 miliar. Sejak 2018, cash flow telah menurun dari positif $856 juta menjadi defisit $379 juta untuk tahun 2021. Pertumbuhan basis pelanggannya lesu. Sementara itu, biaya meledak.
Saya jadi paham. Kinerja jangka panjang Twitter untuk investor, pada kenyataannya, adalah salah satu yang terburuk dalam sejarah Big Tech. Sejak IPO pada tahun 2013 hingga 1 April tahun ini, return Twitter negatif 12,4%. Memang diperlukan seorang Elon Musk untuk exit bagi investor. “ Pantas aja Musk pancing dengan membeli 9% saham Twitter. Dan itu walau tidak berdampak bagus bagi saham Twit, namun menciptakan rumor. Musk menjadi magnit bagi investor dan banker untuk diajak bicara soal exit mereka di Twitter. “ Kata teman.
Benarlah. Yang pertama mengajak Musk bicara adalah Birchall, dari Morgan Stanley. Maklum Morgan Stanley adalah salah satu bookrunners Tesla saat IPO tahun 2010. Morgan Stanley yang mengatur pembiayaan Tesla dan mendongkrak marcap saham Tesla sampai USD 900 miliar. Para banker yang terlilit masalah dengan Twitter mendatangi Morgan Stanley. Mereka adalah Bank of America , Barclays , BNP Paribas , dan MUFG ( Mitsubishi UFJ Financial Group). Untuk mengamankan strateginya kalau berhasil membeli Twitter maka semua direksi harus dia pecat dan setelah itu business di structure jadi private company, agar bisa di create value untuk menarik uang dari investor private dan tak perlu repot dengan transfaransi bursa lagi .
Deal dengan investor bursa sangat secure. Walau secara hitung hitungan, beberapa bank besar AS dan internasional akan kehilangan $ 500 juta atau lebih jika mereka melanjutkan skema untuk mendanai pengambilalihan Twitter senilai $ 44 miliar oleh Elon Musk. Tapi Musk berjanji akan bailout utang twiiter sebesar USD 500 juta. Ya deal yang bagus daripada kehilangan miliaran dollar dari masalah Twitter.
Resiko semua ada pada Musk. Apa syaratnya ? Musk harus mengeluarkan PG ( personal guarantee ) atas utang itu. Resikonya?, kalau gagal, maka semua sahamnya di Tesla group dan twitter akan disita. Musk juga harus setor modal Rp 21 miliar di twitter dari dana pribadinya. Total uang yang Musk kumpulkan dari sindikasi itu, $ 13 miliar datang melalui empat skema, separate term bridge and revolving credit facilities, dan $12.5 miliar lewat skema “margin” loan secured by Tesla shares ( 4 kali lipat). Kebayangkan. Kalau sedikit saja saham Tesla jatuh, dia kena margin call dan harus topup. Lama lama bisa habis saham dia.
Mungkin merasa tidak adil soal skema pembiayaan dan tidak ada kepastian dari Investor, akhirnya pada bulan juli, Musk menyatakan mundur dari rencana beli Twitter. Saham Twit terjun sampai 11 %. Twitter berencana menuntut Musk ke pengadilan karena kegagalan itu. Tapi Musk punya alasan juat. Itu karena twit tidak memberikan informasi yang diperlukannya untuk menghitung jumlah akun spam.
“ Itu alasan yang dibuat buat. Mana ada perusahaan penjual mau disclosed isi perutnya sebelum proses akuisisi dilewati dengan benar, terutama kepastian adanya uang dari pembeli” kata teman lewat financial forum.
Saham Twitter terus jatuh karena perang di sosial media antara Musk dan Executive Twiter. Apalagi masalah akun falsu terus dibicarakan Musk di Twitter. Karena itulah executive Twitter memutuskan melakukan legal action terhadap Musk. Musk dianggap telah merugikan reputasi Twitter. Akibat prank pembelian itu. 1/3 value saham Twitter telah hilang.
Tapi yang jadi korban bukan hanya Twitter. Harga saham Tesla juga jatuh sejak ( April 2022 ) Musk umumkan rencana pembelian Twitter. Sedikitnya Saham Tesla juga jatuh 13% dan Marcap telah menyusut USD 131,8 miliar atau 2,4 kali dari nilai akusisi Twitter yang disepakati. Tentu saja para investor Tesla marah dengan sikap Musk ini.
“ Kita menyaksikan naik turunnya harga saham Twitter dan Tesla, jadi stress. Kita merasa sampah di hadapan musk. Dia penipu, bad news, mesias pria beracun yang tidak bisa menerima kritik. Munafik, palsu, pengalih perhatian yang sembrono yang tidak layak untuk membawa kita ke masa depan. Dia taskmaster yang bermain cepat dan tak peduli aturan. Dia miliarder yang homeless. “ Kata teman kesal lewat financial forum.
Gugatan itu berakhir di Delaware Chancery Court , yang menangani banyak kasus perusahaan. Pengadilan menetapkan sidang lima hari pada pertengahan Oktober untuk mendengarkan kasus tersebut. Tetapi menghadapi hari-hari deposisi dan hasil yang tidak pasti, Musk mempertimbangkan kembali. Dia mencoba menegosiasikan diskon pada harga kesepakatan. Diskusi-diskusi itu tidak berhasil. Oktober, Musk mengatakan dia akan melanjutkan akuisisi dengan harga awal (USD 44 miliar ) jika Twitter menghentikan pertempuran hukumnya melawannya.
“ Kalau perang berlanjut, dipastkan Musk kalah dan itu berdampak kepada saham Twitt dan Tesla. Yang rugi ya investor wallstreet. Itu akan jadi mega scandal setelah Lehman 2008." Investor tersudut dan terpaksa NATO ( No Alternative To Objection). Paid !. Hakim yang mengawasi gugatan Twitter setuju untuk menunda kasus tersebut hingga 28 Oktober, memberi Musk waktu tiga minggu untuk menutup kesepakatan soal pembiayaan. Dalam presentasi kepada investor, dia mengatakan dia mengantisipasi bahwa Twitter akan mencapai pendapatan tahunan $26,4 miliar dan memiliki 931 juta pengguna pada tahun 2028.
“ Sebenarnya.” Kata teman saya. “ Aksi Musk mudah ditebak. Dia sedang berusaha deal dengan investor utama dari Arab yang meradang karena miliaran dollar habis di Twitter. Dan para banker yang dari awal membiayai twitter. Jadi semacam exit bagi investor dari kegagalan Twitter. Jadi musk engga bego amat. Dia smart. Hanya caranya agak nakal. Dan itulah pria”. Benar. perusahaan Induk Kerajaan Arab Saudi dan kantor pribadi Pangeran Saudi Alwaleed Bin Talal akan melanjutkan kepemilikan saham mereka di Twitter setelah pengambilalihan perusahaan oleh Elon Musk. Ia pemegang saham terbesar kedua setelah Musk. Kan keren berpartner dengan Arab Saudi Kingdom. Udah duduk diatas uang tuh Musk.
Musk sedang menggiring semua investor kepada satu titik, no way return. Pay me or your lose. Tentu deal yang terbaik. Resiko kalian ambil, dan biarkan saya dengan cara saya mengaktualkan mimpi kalian. “ Kira kira begitu sikap Elon Musk. Engga beda dengan pedagang sempak.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.