Apa itu financial resource ? sumber daya keuangan yang berasal dari bank, lembaga keuangan non bank seperti dana pensiun, asuransi, leasing, sekuritas dan pasar modal. Melalui sumber daya keuangan itulah anda bisa berkembang untuk berinvestasi, ekspansi, beli barang dan solusi pembiayaan. Semakin efisien dan besarnya sumber daya keuangan, semakin tinggi kepercayaan publik kepada negara dan semakin luas bisa diakses oleh publik. Tapi semakin rendah sumber daya keuangan semakin buruk kepercayaan publik kepada negara dan ketidak adilan ekonomi jelas terjadi.
Banyak sekali orang bicara tentang ketidak adilan ekonomi. Tetapi kebanyakan kita terutama yang kelas menengah menepis ketidak adilan itu dengan kata kata “ kamu pergi aja ke seluruh Indonesia. Lihat faktanya. Tidak sesuram yang kamu katakan. Kamu pergi aja ke bandara. Selalu ramai. Pergi aja ke mall, kuliner rame terus. “ Itu benar. Karena anda yang bicara itu termasuk mereka yang dalam radar financial resource. Tapi tahukah anda bahwa suara sumbang ketidak adilan ekonomi itu bukan rumor atau agitasi oposisi, tetapi sebuah fakta yang memang begitu adanya. Mari kita liha angka indikatornya sebagai berikut
Pertama, Aset bank dibandingkan produk domestik bruto (PDB) Indonesia berada di angka 59,5%. Tahu artinya ? bank kita kerjanya memang low grade. Gimana bank bisa jadi mesin distribusi uang dan modal, kalau kapasitas dibawah 100% dari PDB. Sangat kontras dengan negara maju, bahkan di ASEAN saja kita low class. Rasio aset terhadap PDB negara asean adalah Singapura, Malaysia, Thailand, Filipina berada di angka 572,1%, 198,6%, 146,6% dan 99,2%. Itu sama saja memang sistem keuangan kita lebih buruk dari lembaga pegadaian. Lembaga perbankan kita memang lack knowledge mengkapitalisasi sumber daya untuk menjadi agent pertumbuhan.
Kedua, kapitalisasi pasar modal per PDB Indonesia baru mencapai 48,3%. Tahu artinya ? spread ownership lewat bursa tidak berkembang. Pasar modal sebagai sumber daya keuangan tidak diakses secara luas oleh dunia usaha. Pasar modal kita sama dengan lembaga perbankan. Hanya dinikmati oleh segelintir orang saja. Beda dengan dengan Singapura, Thailand, Malaysia dan Filipina yang sudah mencapai 189%, 120,9%, 109,9%, 93,2%. Jadi jelas ya bahwa kita negara besar tapi yang besar hanya segelintir orang saja.
Ketiga. Aset industri asuransi terhadap PDB kita masih berada di angka 5,8%, jauh dibawah Singapura, Thailand, Malaysia dan Filipina yang masing-masing sebesar 47,5%, 23,2%, 20,3% serta 8,5%. Tahu artinya ? kesadaran financial planer personal orang Indonesia itu rendah sekali. Sehingga lembaga asuransi tidak berperan efektif sebagai financial resource.
Keempat. Aset dana pensiun per PDB yang hanya 6,9%, kalah jauh bila dibanding Malaysia dan Singapura yang sebesar 59,9% dan 32,3%. Tahu artinya? pengelolaan dana pensiun yang rendah mengindikasikan komunitas pekerja tidak terstruktur dalam kekuatan sumber daya keuangan, karena sebagian besar memang hanya kumpulan manusia tanpa masa depan dan perlindungan yang baik.
Saya tak henti mendengungkan ketidak adilan ini. Memang UU perbankan dan lembaga keuangan non bank harus direformasi total. Karena sekian dekade keadilan distribusi modal dan uang itu tidak adil. Apa pasal ? Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan sejak 2018-2020, Indonesia masih menempati rangking ke-12 atau terendah dibandingkan negara berkembang lainnya dalam aspek tata kelola dan penegakan hukum di sektor keuangan. Makanya jangan kaget walau PDB kita besar namun rendah sekali kemampuan leverage nya. Benar benar tidak efisien negara ini. Body truck tetapi mesin angkot.
Makanya saya senang sekali ketika pemerintah mengajukan RUU Rancangan Undang-Undang tentang Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (RUU PPSK). Terimakasih pak Jokowi. Semoga RUU ini sebagai tonggak reformasi fenomenal dan legacy bagi kepempimpinan bapak sebagai presiden selama dua periode.
***
Walau sudah ada UU PPSK tetapi literasi keuangan rendah, tetap saja lembaga keuangan itu jadi istana gading. Sulit dijangkau. Karena jalan mendapatkan sumber daya keuangan hanya diperuntukan bagi orang yang melek uang. Semua orang suka uang. Tetapi kalau saya menulis tentang keuangan dan bisnis, antusias netizen membaca rendah sekali. Keinginan akan uang tidak berkorelasi dengan keinginan membaca tentang uang. Apa artinya? keinginan kaya sangat besar tapi tidak diiringi dengan pengayaan literasi. Ya hasilnya hanya halu, dan keluhan tak berujung. Akibatnya mudah sekali terjebak dalam bisnis ponzy dengan berbagai skema.
Sebagian besar orang Indonesai masih anggap uang itu adalah uang yang ada di tabungan dan dompet. Makanya ada influencer yang menjadikan cetak uang sebagai solusi dan anehnya paling banyak pendengar dan pembacanya. Padahal uang itu bukan hanya hard currency. Tapi juga instrument dalam bentuk obligasi atau surat hutang, surat saham, financial instrument seperti off take guarantee, Participant interest, standby loan dan lain lain. Atau istilah moneter, M0, M1, M2, M3 dan seterusnya. Kini derivative uang udah sampai M36.
Nah dengan memahami literasi keuangan, sikap mental anda terhadap uang juga berbeda dengan orang awam. Apa sikap mental itu ? bahwa uang itu bukan issue utama. Yang utama adalah channeling uang. Selagi anda punya channeling uang maka uang akan datang begitu saja dari berbagai sumber. Apa itu channeling uang ?
Profesi yang diperlukan mendukung peradaban. Kalau anda punya skill, uang akan datang sendiri. Jadi focus kepada peningkatan skil. Bukannya demo minta naikin upah dan mengeluh gaji kurang. Bisnis yang layak. Kalau bisnis anda kreatif dan inovatif, maka uang akan datang sendiri dari stakeholder. Jadi focus kepada kreatifitas dan inovasi. Bukannya sibuk cari utang dan modal untuk bergerak dapatkan kreatifitas.
Lebih jauh lagi, dengan kemampuan literasi soal uang, anda akan focus mengembangkan diri. Karena uang bukan hanya soal skill tapi juga trust dan networking. Anda tidak akan ragu beinvestasi membangun trust dan networking. Tanpa open minded engga mungkin anda bisa dapatkan trust dan networking. Sehebat apapun penampilan anda, kalau mudah baper dan tidak sabar merebut hati orang, ya jadi sampah. Knowledge is power. Power is information. Baca dibanyakin! maka uang akan datang sendiri.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.