Wednesday, October 16, 2024

Kemajuan ekonomi Vietnam

 




Mengapa pertumbuhan ekonomi Vietnam diatas Indonesia?. Kini saja kita masih berjuang mendekati 5 % pertumbuhan PDB, Vietnam sudah diatas 6%. Setelah pulih dari situasi COVID 2021, mereka langsung tancap gas. Vietnam bisa mengalami pertumbuhan yang lebih besar pada 2025 dibandingkan dengan negara-negara berkembang lainnya seperti Thailand, Kamboja, Malaysia, Indonesia, dan Filipina. Saya akan uraikan secara sederhana dari sudut politik, budaya dan ekonomi. 


Politik. 

Sejak amandement Konstitusi 1975 pada April 1992, Republik Sosialis Vietnam menjadi negara Partai Tunggal, yaitu komunis. Walau  doktrinnya sosialisme, namun bisa menerima kapitalisme pasar. Ya sama seperti China. Masalah politik sudah selesai. Jadi hampir tidak ada intrik. Tidak ada darah biru politik. Karena Ho Chi Minh, bapak bangsa tidak pernah menikah dan punya anak. Konplik dan rival politik tidak ada. Proses kepemimpinan partai komunis Vietnam dilaksanakan secara meritokrasi. Selanjutnya mereka focus membangun ekonomi untuk kesejahteraan.  


Budaya.

Budaya Vietnam tidak jauh beda dengan tetangganya, China. Rakyatnya pekerja keras dan tahu diri. Hampir sebagian besar orang Vietnam bisa Bahasa mandarin. Ini memudahkan terjadinya transformasi ekonomi dari Pertanian tradisional ke Industri. Ya Vietnam belajar banyak dari China. Terutama dalam hal reformasi ekonomi dan disiplin partai melaksanakan agenda reformasi dengan jaminan kepastian hukum.


Ekonomi

Untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi yang berkualitas tinggi, Vietnam menerapkan strategi lewat produksi, yaitu manufaktur. Modal mereka hanya SDM dan kepastian hukum. Sejak awal tahun 2000, Vietnam telah melaksanakan reformasi pendidikan komprehensif. Perluasan akses ke pendidikan tinggi dan pelatihan vokasional, serta peningkatan pada program pembelajaran, telah menghasilkan tenaga kerja yang lebih terampil. Dengan biaya produksi yang kompetitif dan output yang berkualitas, Vietnam berhasil mengamankan posisinya sebagai pusat manufaktur bagi banyak produk global.


Yang pertama kali memanfaatkan produktifitas pekerja Vietnam adalah China. Kemudian Singapore. Selanjutnya Jepang, Korea dan Taiwan ambil bagian dari reformasi ekonomi Vietnam. Namun China tetaplah mitra ekonomi terbesar Vietnam. Sebagian besar manufaktur Vietnam didukung oleh supply chain dari China. Jadi kalau dianalogikan, Vietnam itu seperti salah satu provinsi China. Kemana saja anda pergi pasti bertemu dengan orang china. Dari Cafe, hotel pasti sebagian besar tamu orang China.


Disamping itu Vietnam diuntungkan oleh perbaikan hubungannya dengan AS paska perang, yang sehingga Vietnam dapat fasilitas GSP untuk masuk pasar AS. Fasilitas GSP ini menjadi magnit terbangunnya pusat kawasan Industri berorientasi ekspor seperti Ho Chin Minh Industrial Park. Kawasan industry itu dimanfaatkan oleh Pabrikan dari Singapore, Jepang. Korea, Taiwan dan lain lain,  agar bisa kompetitif ekspor ke pasar AS.  FDI Singapore kini tercatat tertinggi di Vietnam.


Dengan meningkatnya produksi manufaktur lewat FDI itu, lambat laun mata uang Dong Vietnam mulai stabil. Bayangkan aja. Rasio ekspor Vietnam terhadap PDB terus meningkat. Tahun 2022 saja udah hampir 100% ( 93,81%.). Bandingkan dengan rasio ekspor Indonesia terhadap PDB hanya 21,75%. Makanya arus investasi asing ke sector real Vietnam terus meningkat. Ya maklum  tingginya rasio ekspor terhadap PDB tentu berkorelasi kuat dengan peningkatan FDI. Dan akhirnya Vietnam bisa mengelola kurs Dong  untuk menjaga ritme pertumbuhan yang berkeadilan.


Namun Vietnam tetap menjadikan sektor Pertanian sebagai tulang punggung perekonomian nasional. Pembangunan pertanian telah menjadikan vietnam sebagai eksportir pangan terkemuka di dunia. Total omzet ekspor pertanian, kehutanan, dan perikanan Vietnam tahun 2023 melampaui US$53 miliar, dan bandingkan dengan Indonesia?. Padahal luas wilayah kita lebih besar dari Vietnam. Petani kita juga lebih banyak. Vietnam engga ada kebun sawit.  Vietnam mampu swasembada beras, bahkan surplus. 


Vietnam memang menghadapi beberapa tantangan serius, terutama di sektor domestik dan ketergantungan berlebihan pada sektor investasi asing langsung (FDI), namun dengan utang Publik ( off and on balance sheet) Vietnam terhadap PDB rata-rata sebesar 36,23 persen dari  tahun 2000 hingga 2022, dibandingkan dengan Indonesia utang publik mencapai 60%up, Singapore 156%, Malaysia 84%, Thailand 60,95%, Philipina 60,93%. Jelas Vietnam lebih baik dan prospeknya sangat cerah untuk sustain.


Kesimpulan

Apa yang bisa kita cermati dari kemajuan Vietnam? Mereka tidak lagi direpotkan dengan polarisasi politik. Karena itu konsesus pembangunan ekonomi bisa dilaksanakan dengan disiplin tinggi. Rakyat Vietnam sangat percaya kepada elite nya yang berjanji akan membawa mereka kepada masa depan yang lebih baik dan mereka patuh mengikuti proses pembangunan itu dengan semangat kerja keras dan berkorban tentunya.  By process dari tahun ke tahun, memang pemerintah Vietnam bisa mendelivery janjinya kepada Rakyat.Itu dibuktikan lewat kinerja ekonomi yang hebat, bukan sekedar retorika atau pencitraan. 

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.