Tahun 2005, setelah rapat dengan AMC aku merasa sangat lelah dan kalah. Sepertinya jalan untuk meraih impian semakin jauh digapai. Aku putuskan bertemu dengan Esther. Dia sahabatku sejak di Jakarta, tahun 1993. Kami seusia. Kini dia berkarir di bank terkemuka di Hong Kong. Ketika sampai di Apartementnya, waktu menunjukan pukul sepuluh malam. Esther membuka pintu dengan wajah kawatir karena melihat wajahku keruh. Aku membuka jas agar tubuhku menjadi segar. Udara terasa panas sekali walau cuaca di luar dingin. Esther pergi ke ruang minibar mengambil minuman untukku. Dia mengulurkan segelas teh hangat sebelum menyapa, “ada apa, B?”
“David menolak secara halus. Dia memberikan solusi baru untukku,” jawabku sembari menghempaskan tubuh di sofa. Esther duduk di sampingku sambil memegang kerah bajuku, memperhatikan dengan seksama. Di wajahnya, ada raut tidak percaya. “Tadi siang dia menelephonku. Katanya, dia sangat tertarik dengan kamu, B. Dia ingin bermitra dengan kamu. Kenapa sekarang berubah?”
“Dia ingin menjadikan aku sebagai proxy.”
“Apa itu salah?” Esther mengerutkan kening.
“Tidak salah. Tapi bukan itu yang aku mau.”
“B” sapa Esther lembut. “Bolehkah aku memberi saran?” sambungnya.
“Silahkan.”
“Aku menginginkan yang terbaik untukmu. Kamu sahabatku. Kamu punya semua potensi untuk jadi orang hebat. Bahkan bisa menjadi penakluk dunia. Kamu pekerja keras dan cerdas. Mengapa kamu tolak tawaran David?”
“Ini soal prinsip.!”
“Ok. Aku mengerti, B. Tapi bagaimana dengan hidupmu? Apakah kamu tidak ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk meraih impian? Ayolah, Sayang. Jangan terlalu keras dengan dirimu sendiri. Cobalah untuk melihat kenyataan. Saat ini adalah era untuk kamu. David itu big player hedge fund. Kamu sudah berada pada takdir yang tepat bila bermitra dengan dia.”
“Terima kasih untuk kepedulianmu, Ester. Maaf, aku tetap dengan sikapku. Mohon dukung aku. Kamu kan sudah tahu semua tentang aku?”
Esther terdiam. Dia merebahkan tubuhnya di sofa dan meletakan kepalanya di pahaku sambil memejamkan mata. Dia tidak tidur tapi berpikir tentang sesuatu entah apa. Tapi yang jelas, Esther sangat lembut memperlakukanku. Kami jarang sekali bertengkar dengan suara keras. Bila kami sudah dihadapkan pada perbedaan, hingga tidak menemukan titik temu, maka kami akan diam untuk beberapa saat. Berharap dengan berlalunya waktu, kami bisa menemukan kebenaran sikap masing-masing dan memakluminya.
“Aku lelah sekali. Aku harus kembali ke hotel.”
Esther membuka matanya, ”Tidurlah di sini. Besok kita bicarakan masalah kamu. Kan besok hari libur nasional? Tidak ada yang harus dikerjakan,” katanya lembut sambil memegang pipiku. “Aku ambilkan selimut untukmu ya?” Esther pergi beranjak dari sofa dan kembali lagi dengan selimut tebal untuku. Malam itu aku tidur di sofa. “Good nite, Honey.”Ia mengusap wajaku dengan senyum terindah.
Pagi harinya aku terbangun karena dikejutkan oleh kesibukan Esther di dapur. Dia sedang memasak untuk sarapan pagi. Ketika aku sampai di dapur dia menoleh ke arahku dengan senyum indahnya. “Good morning, B. Mandilah dulu, sebentar lagi sarapan pagimu sudah tersedia.” Aku masuk ke kamar Esther untuk menggunakan kamar mandinya.
Di meja makan, Esther berceloteh, “aku ada usul! Mungkin ini solusi yang tepat. “
“ Apa ?
“ Gimana kalau kamu terbitkan Bond ?
“ Aku pendatang baru di Hong Kong. Perusahaanku terlalu rendah ratingnya untuk terbitkan Bond.” Kataku
“ Engga usah kawatir. Tidak perlu rating “
“ Siapa yang mau beli.? Kataku berkerut kening.
“ Banyak. Sangat mudah jualnya.”
“ Janganlah too good to be true. Aku sedang galau nih.” Kataku acuh.
“ Mau aku jelaskan?
“ Ya jelaskanlah. Dari tadi aku siap mendengar.”
“ Persoalan kamu kan tidak ada rating. Tidak layak dapat kredit bank karena engga ada collateral. Solusinya adalah dengan menerbitkan bond backed SBLC. “
“ Dengan bond backed sblc, tidak perlu collateral, tidak perlu credit rating, dan ongkos penerbitan lebih murah. Terus gimana cara menerbitkan bond itu? apalagi SBLC, itu urusan dengan bank. Semakin jauh aku jangkau, sayang.”
“ Engga usah kawatir. Apa kamu lupa, aku kan banker. “ Ester mengambil mangkuk sop ayam yang sudah kosong dari hadapanku dan mengisinya lagi. “Aku akan bantu kamu sediakan Standby Letter of Credit. Aku punya koneksi di Eropa yang bisa bantu itu.”
“Apa dasarnya mereka mau sediakan Standby Letter of Credit? Itu kan sama dengan jaminan cash?”
“Aku akan gunakan documen skema pembiayaan yang kamu ajukan kepada Asset Manager Company ( AMC) itu. Feasible kok untuk dapatkan SBLC dari bank di Eropa. Exit strategy jelas. Off take market juga tersedia. Yang penting pastikan kamu ada investornya. “ Kata Esther seraya menghidangkan sop ayam di hadapaku.”
Aku langsung telp relasiku di Dubai, untuk menanyakan kemungkinan ada investor yang berminat dengan bond backed sblc.
“ Berita bagus. Relasiku siap makan bond backed sblc” Kataku. Esther tersenyum. “ Relasi kamu luas namun masalah financial knowledge kamu masih harus belajar lagi. “ Kata Esther.
“ Ada buku yang bisa aku baca?
“ Tuh di kamarku. Kamu pilih aja buku yang kamu suka, itu semua tentang financial knowledge”
“ Thank. Yakin dech. Setelah sekali ini berhasil terbitkan bond backed SBLC, aku akan lebih ahli dari kamu” Kataku.
“ Yakin dech. Kamu memang kalau ada maunya, belajarnya bisa gila gilaan.” ***
Kenapa memilih Bond Backed SBLC sebagai solusi?
Mungkin anda punya ambisi membangun proyek besar tapi ambisi itu sampai menimbulkan frustasi karena tidak ada uang untuk membangunnya dan juga tidak ada investor yang mau jadi mitra. Untuk mengajukan kredit terhalang karena tidak adanya collateral. Jangan kawatir. Impian anda bisa dilaksanakan. Yang penting pastikan proyek itu layak secara bisnis. Dalam dunia keuangan ada istilah Bond backed SBLC. Artinya surat utang dijamin oleh non cash loan dari bank. Apa manfaat adanya Bond Backed SBLC ni ? Pertama, Mudah mendapatkan dana di pasar. Kedua, Ongkos penerbitan lebih murah. Ketiga, tidak diperlukan credit rating atas bond tersebut.
Mungkin anda punya ambisi membangun proyek besar tapi ambisi itu sampai menimbulkan frustasi karena tidak ada uang untuk membangunnya dan juga tidak ada investor yang mau jadi mitra. Untuk mengajukan kredit terhalang karena tidak adanya collateral. Jangan kawatir. Impian anda bisa dilaksanakan. Yang penting pastikan proyek itu layak secara bisnis. Dalam dunia keuangan ada istilah Bond backed SBLC. Artinya surat utang dijamin oleh non cash loan dari bank. Apa manfaat adanya Bond Backed SBLC ni ? Pertama, Mudah mendapatkan dana di pasar. Kedua, Ongkos penerbitan lebih murah. Ketiga, tidak diperlukan credit rating atas bond tersebut.
Bagaimana caranya menerbitkan SBLC backed bonds tersebut.? Pastikan project proposal anda diendorsed oleh Asset Manager. Atau lembaga yang bertidak sebagai agent penghubung antara anda dengan pasar uang dan perbankan. Umumnya lembaga keuangan lebih tertarik untuk proyek yang incomenya secure. Income yang secure ini bisa dikarena faktor tekhnologi, market atau karena adanya offtake.
Pastikan anda punya exit strategi yang kuat untuk proyek ini. Contoh, anda punya commitment akan masuk ke bursa untuk IPO dengan tujuan membayar utang. Atau refinancing melalui perbankan setelah proyek selesai dibangun dan menguntungkan. Pastikan proyek anda dibangun dengan organisasi yang baik dan melibatkan reputasi kontraktor dan vendor yang qualified.
Apabila point tersebut terpenuhi maka bisa masuk ke tahap berikutnya. Anda bisa menghubungi kontraktor atau vendor untuk mendukung bisnis anda. Dana dari penjualan Bond itu ditempatkan sebagai payment guarantee kepada vendor atau kontraktor. Artinya anda tidak bisa cash out untuk diluar proyek atau untuk urusan pribadi. Kalaupun ada cash out kepada vendor atau kontraktor maka harus ada counter jaminan. Biasanya dalam bentuk BG. Bagaimana proses settlementnya, diatur oleh fund manager.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.