Sunday, December 15, 2013

Nilai Wanita dalam persepsi Pebisnis



Berulang kali Yuni membaca Email itu. Dia tersenyum cara Jaka mengungkapkan siapa “dia “ yang dimaksud. Setidaknya Yuni bisa menangkap makna di balik tulisan Jaka itu. Bahwa dia terperangkap dalam pelukan istri yang katanya pasrah, namun sebetulnya Jaka sendirilah yang menjadi korban buruan. Memang Pria hebat tidak bisa dikalahkan dengan kehebatan wanita.Tidak akan bisa. Itu yang Yuni ketahui dari sebuah buku yang dia baca. Hampir sebagian besar pria sukses terperangkap di rumah bukan karena istrinya hebat dan cantik tapi karena kesederhanaan istri. Karena dunia pria , dunia petarung, memang sudah rumit dari sononya dan dia merasa nyaman bersama wanita yang bersikap sederhana. Kecuali bagi pria yang pecundang, selalu inginkan sesuatu yang hebat dari istrinya di rumah, selalu inginkan istri sebagai konpensasi atas hidupnya yang kalah di luar sana.

“ Apakah Uda tidak pernah tertarik dengan kecantikan wanita di luar, selain Istri di rumah? Kata Yuni suatu waktu.

“ Kalau cantik yang kamu maksud, apa ada yang lebih hebat dari gadis cantik lulusan academy escort di Tokyo dan Beijing. Mereka punya wawasan hebat mengenai sosial dan politik. Enak diajak bicara. Terkenal hebat di tempat tidur. Tinggi mereka diatas 165 cm. Usia belia. Dada mancung , pinggul yang serasi dengan panjang kakinya. Betisnya yang indah dengan sepasang sepatu indah. Parfurme dan aksesoris mahal melekat sebagai wanita berkelas. Tetapi itu hanya produk kapitalis. ” Kata Jaka sambil tersenyum ringan.

“ Untuk apa wanita itu ? Yuni mengerutkan kening.

“ Untuk menjadi aksesori pria berkelas, barang sesaat. Tak lebih”

“ Dan semua ada harga yang dibayar, kemudian dilupakan? Kata Yuni sinis.

“ Ya, untuk USD 1000 per jam. Its not bad. “ Kata Jaka tenang.

“ Sejahat itukah pria menilai wanita?

“ Aku tidak sedang menilai. Aku hanya menjawab pertanyaan kamu. Artinya, aku tidak menilai wanita karena kecantikannya. Bagiku wanita itu hebat karena dia menyadari kelemahan dan kekurangannya. Bukan berusaha menutupinya kekurangannya dengan berusaha tampil hebat.”

“ Tapi setidaknya Uda tertarik dengan kecantikan dan kemolekan tubuh wanita.”

“ Kalau saya tertarik dengan kecantikan wanita sudah lama saya bangkrut. Saya bukan trader netting. Masuk pagi keluar sore. Saya trader, fundamental style. “

“ Mengapa ?

“ Ya karena fundamental style. Melihat pontensi dari dalam dan memolesnya untuk bersinar mendatangkan keuntungan lahir batin”

“ Bagaimana pendapat kamu dengan wanita cantik yang lebih memilih pria kaya dan ganteng”

“ Menurut saya, posisi yang paling beresiko adalah wanita. Itu kalau dia menentukan valuenya dari kecantikannya. “

“ Mengapa?

“ Cantik itu kan masalah phisik. Depreciation nya tinggi sekali. Walau nilai yield perdana tinggi namun redemption juga tinggi. Hanya masalah waktu pria pasti akan reposition asset. Itu wajar saja”

“ Wah jahat sekali. “

“ Bukan jahat. Wanita yang menilai dirinya dari kecantikannya juga sadar akan hal itu. Makanya selagi hot, dia terus kuras investor untuk tarik untung. Setelah itu, kalau terjadi reposition atau delisting ya udah. Makanya yang tertarik dengan wanita karena kecantikannya umumnya pecundang. Kecantikan itu option. Bukan segala galanya.”

“ Gimana dengan Wanita cerdas ?

“ Dia harus berlaku sebagai venture capital. Masuk ke bisnis start up yang punya masa depan. Cari suami yang punya passion dan mau kerja keras. Bukan yang tajir. Nah dia maintain dengan baik dan sabar. Semakin tinggi value suami semakin tinggi value dia. Dan akhirnya dia kan jadi Angel di rumah. Mengendalikan portofolio suami. Walau dia tidak memiliki langsung namun dia menguasai dan mengendalikannya”

“ Lah itu seperti ibu di rumah. “

" Ya. Gimana pendapat kamu sendiri ? tanya Jaka.

" Pria pebisnis kalau punya uang merasa dibutuhkan wanita. Tetapi bagi wanita pebisnis, ketika dia punya uang dia merasa engga butuh lagi pria." Yuni tersenyum.

“Karena itu kamu sampai sekarang tetap Joblo. Duit banyak. Bisnis bagus. ”Kata Jaka.