Sunday, February 28, 2010

PHK mendatangkan hikmah jadi pengusaha hebat.



Waktu bertemu sahabat saya . " Dua tahun lalu saya kena PHK karena pabrik garmen tempat saya kerja  pindah ke Vietnam" Katanya. Dia seorang designer yang bekerja di Pabrik garmen di Dongwan , china. 

“ Mengapa ? 

“ Karena pemerintah membuat kebijakan kenaikan upah buruh. Tahun 1990 an upah buruh di  China hanya USD 0,45 per jam tapi sekarang sudah mencapai USD 2,40  ( Rp. 20,000) per jam. Kenaikan ini tentu ada maksud. Agar rakyat mampu menjadi konsumen belanja produksi dalam negeri karena pasar ekspor sudah melemah. 

Saya maklum dan saya harus menerima kebijakan pemerintah walau dampaknya terjadi PHK di mana mana. Pengelola pabrik wajar saja bila mereka pindah ke luar cina karena mereka pengusaha tentu mencari buruh yang mau dibayar murah" Katanya tampak terkesan dia kecewa dengan keadaannya. 

"  Tapi tahukah kamu" , katanya kemudian, "hanya sebulan saya terdiam menerima kenyataan tak punya penghasilan tetap. Saya langsung bangkit. " 

Apa yang dia lakukan ? dia bersama sama dengan teman temannya yang terkena PHK meminta agar pemerintah memberikan dukungan mengambil alih pabrik yang hengkang itu. Koperasi pun diridikan. Dari itu proposal diajukan kepada pemerintah. Lewat proses negosiasi yang tidak mudah akhirnya pemerintah setuju untuk menyerahkan pabrik itu dikelola oleh mereka yang bernaung di bawah koperasi. Tanpa modal dari pemerintah, bahkan mereka di wajibkan bayar sewa dari pemerintah. Semua karyawan yang kena phk menguras tabungan mereka untuk modal awal. Merekapun sanggup di gaji setengah dari sebelumnya. 

Semua mereka sepakat melaksanakan tugasnya masing masing. Masing masing mencarikan solusi agar pabrik tetap jalan. Yang bagian pemasaran mendatangi distributor dan outlet untuk mendapatkan uang muka tentu dengan janji harga diskon khusus. Bagian pembelian, menghubungi para suplier agar memberikan mereka tenggak pembayaran sehingga cash flow tetap aman. dan para karyawan pun bersedia digaji rendah dan dibayar setelah pabrik menerima hasil penjualan. Berat sekali namun mereka punya harapan tanpa harus bekeluh kesah dan meradang sebagai korban PHK.

Lantas apa yang terjadi kemudian. Pabrik tetap jalan dan mampu bersaing di pasar ekspor dan mendapat dukungan dari distributor lokal untuk memenuhi pasar dalam negeri. Semua terjadi karena gotong royong menyelesaikan masalah. Mereka melihat kesulitan namun tidak meliat awan gelap sehingga kalap. Di balik kesulitan ada peluang untuk mereka tumbuh dan menjadi pemenang atas nasipnya. Kalau tadi mereka hanya ssebagai buruh /pekerja tapi kini mereka bukan hanya buruh tapi juga sebagai bos yang bernaung dibawah Koperasi. Mereka menerima gaji juga mendapatkan bagi hasil dari sisa hasil usaha…


Pesan moral : jangan ratapi kejadian yang menimpa dirimu. Terimalah dengan ikhlas dan terus melangkah tanpa berkeluh kesah. Karena bukan tidak mungkin prahara PHK adalah pesan cinta dari Tuhan agar kamu berubah menjadi lebih baik..ambil haikmah  positip

Tuesday, February 16, 2010

Mirror Asset.


Many people ask me about the existence of Soekarno's assets or what is called the asset decade. They showed me the existing asset documents. There are Gold certificates, some are in the form of bank guarantees and other documents stating that these assets exist and are registered in the banking system. The story behind this asset seems like a myth. Gold assets are said to have been originally stored in banks in Europe during the kingdom (Nusantara) in the 16th century. The asset value is enormous. Then after Indonesia's independence, these assets were handed over by the heirs to the President of Indonesia, Soekarno. On the mandate of his heirs, Soekarno appointed a team to manage the assets (one of which was Pak Soewarno). The team's task is to take legal action to return these assets to Indonesia. The story continues until a meeting between Soekarno and JF Kennedy is known as the Hilton Memorial Treaty.

As far as I know, the story about the assets has never been confirmed by the government. There is a special reason that the physical asset is no longer available. It was for world war reasons. During the second world war, the first half, Germany won and all assets in European banks were taken over by Germany. In the second half, the United States won and the assets in Germany were taken by the US to be deposited with the Fed. Everybody knows what "you win, you take it all". This world war event is a force majeure in international law. Everyone is aware of the risks when placing assets in a bank. So we can conclude that this asset exists but is not available due to the history of war. Then why are there still bank documents related to these assets?

Even though the asset is no longer physically available, it is legally valid. This is because the assets were originally placed under trustee law, which is valid for 600 years. Therefore, governments in Europe still recognize evidence of assets and their heirs. However, the evidence is invalid if it is used for banking transactions. But in the wrong hands some assets are being used for money laundering and fraudulent operations. Therefore, interbank confirmation cannot be done via SWIFT. The asset is not recorded on the bank's balance sheet

But in general these assets are widely used for fraud motives to those with poor banking knowledge. How? To convince others, they show documents from a first-class bank. It's clearly fake. Banks no longer issue securities documents in written form, but in digital form (scripless). Sometimes something funny. The document contains the names and codes of the IMF and the world bank. Totally fake. Because the IMF and the World Bank are not involved in technical bank instruments as usual. Anything else is funny. These documents include the CUSIP, ISIN number for BG or SBLC. CUSIP or ISIN only for bonds or MTN. Bank products in the form of BG or SBLC do not have CUSIP or ISIN. All bank products are not listed on Euroclear. While many of these assets sometimes include Euroclear information.

So in conclusion, it's best to avoid talking about or dealing with these types of assets.

Wednesday, February 10, 2010

Bisnis dan berbagi dalam sunyi.


Weekend saya datang ke daerah Dongguan untuk ninjau Pabrik. Saya mengajak Wenny untuk makan siang. Kami mendatangi restoran muslim yang ada di Guangzou. Tempatnya ada di sayap kanan loby office building. Kesan pertama saya masuk ke restoran ini mewah dan sangat private. Menurut Wenny, pemilik restoran ini adalah classmate nya waktu di SMU di Changsa. Dia sengaja menjemput kami di depan pintu restoran. Kami dituntun keruang private. Kebetulan teman Wenny ini beragama islam. Hidangan pembuka sambil menanti menu yang kami pesan datang adalah Kerupuk Udang yang khusus di impor dari Medan.
“ Saya senang ternyata orang muslim exist sebagai pengusaha di China. “ Kata saya. 
“ Mr. B, di sini agama adalah ranah pribadi yang tidak pernah dibahas oleh siapapun. Pemerintah juga tidak mau pusing orang beragama atau tidak. Yang penting orang itu bisa berproduksi dan bayar pajak. Itu saja. “
“ Oh ya. “ 
“ Saya ada cerita soal agama khususnya islam di China. “ Kata teman Wenny. Bahasa inggris sangat bagus. Karena tadinya dia bekerja sebagai PR perusahaan penerbangan. Pensiun dini untuk berwiraswasta dengan membuka restoran. Pelanggan utamanya adalah relasinya waktu masih sebagai PR di perusahaan penerbangan.

“ Di suatu Desa di provinsi Hunan,” Katanya memulai cerita. “ada seorang pemuda yang datang dari kota. Desa itu sebagian besar beragama Islam. Kehidupan sehari hari desa itu dari hasil pertanian dan Pengrajin lampu. Pemuda ini datang ke desa menjadi pembeli barang kerajinan. Setiap hari dia mendatangi rumah pengrajin. Dia akan beli seharga yang pantas. Dia jarang bicara banyak namun kedatangannya di rumah selalu dinanti oleh penduduk desa. Setiap bulan sekali , pemuda itu pergi ke kota untuk menjual barang dagangannya. Biasanya tiga hari di kota dia sudah kembali di desa.

Orang desa tahu bahwa dia beragama islam. Hanya membedakan dia dengan orang kampung dia tidak berjanggut dan kopiah putih. Dia seperti layaknya pemuda pada umumnya. Sebagai juragan tergolong kaya, dia disenangi oleh orang kampung. Namun ada juga sebagian tidak suka dengan dia. Khususnya tokoh masyarakat desa termasuk petugas Partai Komunis yang ada did esa itu dan kelurga kaya. Apalagi sudah semakin banyak para anak gadis yang membicarakan pemuda ini. Hampir semua bermimpi agar pemuda ini menjadi suami mereka. Pemuda ini termasuk ramah.

Setiap sholat Jumat, Pemuda ini datang selalu menjelang azan. Pulang lebih dulu. Kesan beragama seperti ini membuat tokoh masyarakat yang muslim tidak menyukainya. Kalau ada kegiatan beramal, pemuda ini selalu menghindar untuk memberikan sumbangan. Namun para pemuda kampung sering datang ke rumah pemuda ini. Ada yang diperkerjakannya sebagai tukang packaging barang. Ada juga pengrajin yang kurang modal, dibantunya sebagai mitra. Hasilnya dibagi sama. Lambat laun pemuda ini semakin mendapat perhatian para pemuda kampung. Dia semakin populer. Ekonomi desa bergairah. Namun tokoh masyarakat semakin membencinya.

Malang tak dapat ditolak. Yang terjadi terjadilah. Di suatu malam, orang kampung mengaraknya seraya memukuli pemuda ini. Karena tertangkap basah sedang di rumah janda miskin. Persekusi dan eksekusi dipimpin oleh tokoh masyarakat dan pemuda dari keluarga kaya. Dia tiduh berzina. Wanita itu mengakui bahwa pemuda itu akan memperkosanya. Sebelum sampai di kantor polisi, pemuda itu menjemput ajal. Berlaku takdir untuknya. Kembali kepada Tuhan.

Petugas Polisi ketika akan mengadobsi Pemuda itu, terkesima. Darah pemuda itu harum. Bahunya nampak legam. Seakan bertahun tahun pemuda ini bekerja sebagai tukang panggul. Padahal dia orang kaya. Punya pekerja membantunya untuk memanggul beban berat. Tetapi mengapa bahunya lebam? Yang menakjubkan adalah sehari di rumah sakit, seluruh wajah yang hancur dipukuli seketika bersih seakan tidak pernah ada cedera. Wajah pemuda itu bercahaya seakan jiwanya begitu tenang menjemput ajal. “ kata teman Wenny. Dia tersenyum seraya menarik napas panjang.

Saya terdiam dan siap terus menyimak cerita. 

“ Sebulan setelah pemuda itu wafat…” Lanjutnya “ Orang terkejut karena banyak janda miskin dan orang tua miskin yang mempertanyakan beras yang selalu ada di depan pintu pagi hari setiap akhir bulan. Biasanya di dalam karung beras itu ada amplop merah berisi uang. Kini tidak ada lagi. Banyak pemuda miskin dan pengrajin yang kehilangan mentor dari pemuda itu.

Petugas Partai dari tingkat kebupaten melakukan penyelidikan atas kasus kematian pemuda itu. Menyimpulkan bahwa penganiayaan itu direkayasa oleh tokoh masyarakat dan pemuda yang terprovokasi pemahaman agama yang salah. Tuduhan kepada pemuda itu adalah dia menjauhkan pemuda kampung dari masjid. Lebih focus kepada urusan dunia dan lupa agama. Ini dibuktikan dari hasil investigasi dengan para pemuda kampung. “ katanya.

“ Bagaimana dengan janda miskin itu ? Tanya saya.

“ Janda miskin itu akhirnya mengakui bahwa pemuda itu datang ke rumah malam malam untuk mengantar uang berobat anaknya. Tetapi dia terprovokasi oleh tokoh masyarakat untuk menjebak pemuda itu. Jadi ada sifat cemburu karena GR kepada pemuda itu. Karena pemuda itu banyak disukai oleh wanita di kampung.

Karena itu keadilan harus ditegakan kepada mereka yang mengakibatkan pemuda itu wafat. Sekretaris partai di desa itu di hukum mati. Tokoh agama yang terlibat dikenakan hukum kerja paksa. Mereka harus dihukum melalui kerja agar paham arti bagaimana menjalani hidup. Bahwa hidup itu bukan retorika tetapi berkarya untuk paling banyak manfaat bagi orang lain. “

Saya terhenyak.

“ Mr. B…” kata Wenny. “ itu satu contoh betapa agama itu bisa jadi perusak bagi orang yang lemah berproduksi dan punya mental tangan di bawah. Agama dijadikan alat memprovokasi orang untuk marah dalam kebodohan. Keimanan mereka berubah menjadi cemburu buta. Lupa seharusnya dalam marahpun harus adil. Bukan hanya perbuatan, bahkan dalam pikiranpun harus adil. Agama itu adalah perbuatan. Perbuatan berbagi cinta kasih karena Tuhan. Yang tidak perlu diangkat setinggi langit agar orang tahu bahwa dia hebat beragama. Agama itu masalah privasi antara manusia dengan Tuhannya, yang diaktualkan dalam nilia nilai kemanusiaan. Cinta kasih dan berbagi dalam sepi…itulah hakikat islam sesungguhnya.

Thursday, February 4, 2010

Real estate investment Trust.





Tadi siang saya bertemu dengan Direksi Perusahaan sekuritas dan Perusahaan Forex. Kami semua berteman. Bicara santai. Saat itu mereka minta pendapat saya soal rencana pembiayaan pengembangan kawasan segitiga tanah Abang. Saya tersenyum. Ternyata beredar proposal cari duit untuk proyek Tanah Abang.
“ Kita udah ketemu investor dari Arab dan China, tetapi mereka hanya ngomong doang. Engga ada realisasinya. Apakah anda punya investor untuk proyek itu “
“ Investor ada. Engga perlu ke China atau Arab. Kita sendiri bisa create dananya. “
“ Gimana ?
“ Kalian bisa terbitkan Real Estate Investment Trust ( REIT). “
“ Maksud kamu ?
“ Tanah seluas itu dan proyek raksasa tentu butuh dana triliunan. Kalau dibiayai oleh bank dan Investor pasti engga akan keangkat. Tapi kalau masyarakat dilibatkan. Pasti mudah. Nah dengan REIT, tanah itu dipecah dalam ukuran terkecil sampai pecahan Rp. 10.000. Pasti mudah dapatkan uang tunai. Apalagi tanah kawasan tanah abang itu kawasan emas. Harga terus naik. Itu akan meningkatkan nilai REIT. Belum lagi pendapatan dari hak pengelolaan kawasan seperti apartement, office tower, pasar dan lain lain. Itu akan deviden bagi REIT.”
“Oh itu saya paham. Kalau di kita itu disebut dengan Dana Investasi Real Estate atau DIRE. Tapi kapitalisasinya rendah boss.”
“ Ya karena skema sama seperti reksadana. Ya terbukti data yield rata rata tidak lebih baik dari saham atau produk investasi lainnya. Tetapi kalau lewat skema hedge fund jelas lebih baik dan menarik. 
“ Gimana skema penerbitan instrument REIT bisa diterapkan dan pasti dibeli investor retail.” Kata mereka serentak. Tetapi saya hanya tersenyum. Saya harus undur diri. Karena Oma sudah  dari tadi datang jemput saya.

Dalam perjalanan pulang...

“ Apa sih Pa yang dimaksud dengan REIT? Kata Oma dengan rasa ingin tahu apa yang saya bicarakan tadi.
“ Itu cara dapat uang dari publik lewat penerbitan instrument investasi. Tiap negara berbeda istilahnya. Tetapi intinya adalah create produk investasi terkait langsung dengan bisnis property. Jadi sama dengan kepemilikan property dalam jumlah besar kemudian dipecah dalam nominal kecil yang sehingga bisa dijual ke publik secara massive.” kata saya.
“ Proyek apa saja itu ?
“ Proyek perumahan, perkantoran, kawasan industri dan lain lain. Namun proyek itu tidak bisa dijual tetapi dikelola dan disewakan. Pemegang unit Trust mendapatkan deviden dari pengelolaan proyek dan tentu mendapatkan kenaikan value atas peningkatan harga market property.”
“ Itu kan gampang createnya.”
“ Ya gampang. Masalahnya ada angga pembelinya. Karena apapun instrument investasi walau legal namun tetap saja kepercayaan publik menentukan. Kepercayaan itu bisa karena skemanya atau nama penerbitnya. Tetapi pada intinya investor retail lebih melihat dari kinerja dan skemanya.”
“ Lah mau skema gimana lagi. Kan udah ada aturan pemerintah dalam bentuk DIRE.”
“ Ya. Kalau itu ikuti aturan normatif. Dalam dunia keuangan kan tidak selalu harus patuh dengan standar normatif. Kalau kita bisa  create DIRE dengan skema yang menjamin resiko tentu bisa menarik minat investor.”
“ Caranya ?
“ Dalam REIT itu ada empat skema. Pertama, diterbitkan oleh developer dan REIT diterbitkan khusus untuk pembiayaan proyek yang sudah ditentukan. Kedua, diterbitkan oleh Investment manager dalam bentuk reksadana yang peruntukannya untuk pembiayaan proyek property tertentu. Ini disebut dengan mREIT atau mortgage Real estate Investment Trust. Ketiga, diterbitkan tanpa perlu didaftarkan kepada OJK namun investornya terbatas. Engga bisa dijual luas ke publik. Atau bisa juga dengan membuat perkumpulan koperasi dimana anggota sebagai investor dari REIT itu. 

“ Terus..”

“ Skema pertama, kurang menarik. Karena pada kenyataanya penerbit nakal. Tidak 100% uang dipakai untuk proyek. Kadang penerbit ambil untung duluan dari harga tanah dan kontraktor. Makanya jangan kaget bila imbal hasil dan deviden rendah dan kenaikan harga REIT juga rendah di pasar. Skema kedua, juga kurang menarik. Karena banya investment manager tidak disiplin menyalurkan dana mREIT. Kemampuan project assessment juga rendah. Sehingga mudah dibohongi pengembang. Kadang mereka  juga konspirasi dengan pengembang yang butuh uang. Pada akhirnya investor dirugikan. Skema ketiga, juga punya catatan buruk. Karena sulit mengontrol arus kas pengembang seperti kasus Koperasi Hanson Mitra Mandiri.” 

“ Kalau lewat skema hedge fund, itu tidak akan terjadi ?

“ Tidak. Sangat aman. Sangking amannya umumnya dia dipedagangkan di luar negeri dan cepat sekali mendatangkan uang”

“ Caranya gimana ? 

“ Pertama, bisnis profile nya harus bagus. Setidaknya bukan hanya melulu jual real estate tetapi menjual value. Misal bangun kawasan industri. Ya valuenya ada pada supply chain, bukan jual kavling tanah.  Bangun perkantoran, valuenya ada pada kemudahan menyewa kantor siap pakai lengkap dengan furnishing. Katakanlah bisa disewa harian atau bulanan. Bangun apartemen, valuenya ada pada service apartement dengan fasilitas jaringan internet yang cepat dan mandiri. Fasilitas full furnishing.  Perumahan murah, khusus sewa rumah bagi pekerja pabrik atau komunitas milenial. Tentu harus dilengkapi dengan fasilitas furnishing dan pasar murah. Proyek kawasan wisata,  kerjasama denga maskapai penerbangan besar dan travel agent yang punya paket tour sesuai dengan design proyek. Kira kira begitu.

Kedua, orang beli Unit trust itu memang  bukan hanya sekedar mendapatkan deviden dan kenaikan harga tanah. Tetapi juga value dari service yang ada. Untuk itu pastikan jangan ada mark up harga tanah dan biaya kontruksi. Kalau bisa 90% dana itu masuk ke proyek yang sudah ditentukan. Tidak dialihkan ke proyek lain. Agar value bisa meningkat secara real setelah proyek selesai dibangun.

Ketiga, dana hasil penjualan unit trust itu jangan dipakai secara langsung. Tetapi dijadikan jaminan pembayaran dalam skema turn key proyek. Sehingga publik percaya bahwa unit trust mereka itu benar benar mewakili proyek yang sudah jadi.

" Terus?

" Nah barulah masuk ke hedge fund. Yaitu ciptakan asset protection terhadap unit trust yang dijual. Agar orang percaya dan merasa aman. Karena kalau proyek gagal maka otomatis uang mereka kembali 100%.” Kata saya. Oma hanya tersenyum. “ Paham ma.” Kata saya. Dia geleng geleng kepala. Namun dengan tersenyum sudah cukup membuat saya bahagia. Saya tahu mendengar saya bicara saja sudah kebahagian tersendiri bagi Oma.