Friday, August 11, 2023

Hutang jumbo China

 



Liu Haibo adalah wakil presiden senior perusahaan developer properti Wanda Group, China. Pada 25 juli dia dan boss nya Wang Jianlin , dalam kunjungan bisnis untuk bertemu dengan beberapa pejabat lokal di pusat Provinsi Henan. Mereka sedang berusaha keluar dari lilitan utang yang mencapai USD US$56 miliar atau setara Rp784 triliun. Empat hari lalu KPK China tangkap Liu lewat operasi inteligent. Sementara Wanda Group sendiri berusaha keluar dari krisis hutang lewat rasionalisasi dan divestasi.


Kalau kita baca berita kegagalan bayar utang dan kebangkrutan korporat China, kadang kita geleng geleng kapala. Bayangkan, lilitan utang Wanda Group mencapai Rp. 784 triliun. Bandingkan data utang Luar negeri seluruh BUMN non LK Indonesia yang  hanya mencapai US$ 39,88 miliar (setara Rp 558 triliun). Padahal  Wanda group itu termasuk liliput dibandingkan konglomerat China lainnya.  Total utang korporat China mencapai USD 29 trilion. Bandingkan dengan utang NKRI USD 398 miliar atau 1,4 % dari total utang korporat China.


Aset Sinopec, China itu lima kali dari Pertamina. Peringkat 6 versi majalah Fortune. Bandingkan dengan Pertamina peringkat 141. Tahun ini tercatat 142 korporat China masuk dalam daftar top 500 fortune. Total pendapatan tahunan mereka mencapai USD 11,7 trilion ( Rp. 177.840 triliun ) atau sama dengan 8 kali PDB Indonesia. Dengan demikian menempatkan China juara satu di dunia. Mengalahkan AS yang berjumlah 136 perusahaan terdaftar.  Jadi skala ekonomi China itu memang raksasa. 


Begitu hebat pencapaian ekonomi China, tapi bagi boss Partai Komunis itu disikapi dengan rasa kawatir. Mengapa ? karena ketergantungan yang besar kepada pasar Ekspor dan utang. Makanya sebelum COVID 19 tahun 2018, China melakukan reorientasi kebijakan ekonomi dari outward looking policy ke inward looking. Artinya mengubah haluan kapal ekonominya ke pasar domestik. Secara bertahap gaji dan upah dinaikan agar bisa menyerap produksi dalam negeri. 


Nah China sedang berproses ke arah sana. Tentu terjadi goncangan. Makanya tahun ini ekonomi China kontraksi. Pertumbuhan ekonomi melambat. Tapi dalam jangka panjang china akan mencapai puncak  kemandirian dari segi modal, tekhnologi dan tentu pasar. 

No comments: