Sunday, July 28, 2024

10 Tahun Jokowi dalam Essay..

 


Dalam bukunya, The General Theory, John M. Keynes menyatakan bahwa teorinya lebih mudah disesuaikan dalam kondisi sebuah negara totaliter. Karena, dalam negara totaliter : presiden harus dan mutlak untuk lead dalam segala hal!. Keynesan meragukan Adam Smith tentang invisible hand market. Karena faktanya di saat ekonomi dunia meredup terancam resesi, invisible hand tak kunjung datang, keyakinan berkiblat kepada Keynesan semakin mantap. Konsorsium partai minus PDIP mengarahkan haluan kapal besar NKRI ini ke Keynesan. Dukungan Jokowi kepada Prabowo tentu dengan alasan sama. Neo-Orba reborn.


Mengapa Jokowi secara personal terjebak arus perubahan itu? Kemungkinan pengaruh dari orang terdekat dia yang juga sahabatnya dari mantan TNI dan Golkar.  Apa arti kekuasaan kalau kita tidak berdaya terhadap bandar Judol. Tidak berdaya di hadapan konglomerat. Tidak berdaya di hadapan Asing“ Emang siapa mereka sampai membuat negara lemah.” Bukan negara yang lemah, tetapi sistem yang lemah. Sistem politik presidential threshold, yang memungkinkan terbentuknya oligarki. Antara pengusaha dan partai berkolaborasi. Itu yang harus diubah. Jokowi amin kan itu. Kena " olah dia " istilah orang medan.


Semua yang dikerjakan Jokowi sebagai presiden lahir dari program kaum terpelajar. Mereka semua akademis. Tetapi hasil tidak seperti yang diharapkan. Apakah karena itu para sarjana ekonomi di kabinet Jokowi  bodoh? Tidak. Karena bagaimanapun ilmu ekonomi dan perencanaan pembangunan hanyalah atas dasar asumsi.  Dan setiap asumsi seperti kata Keynes, dalam kitab The General Theory of Employment, Interest, and Money, menggambarkan proses di mana orang membentuk ekspektasi masa depan sebagian besar dengan mengekstrapolasi kondisi saat ini.


Dalam teori Keynes, manusia bukan peran yang pasif. Bukan mesin dalam konteks ekonomi. Sangat dipengaruhi oleh perasaan optimis dan pesimis, dan itu jelas engga rasional. Jadi sah saja kalau ada yang setuju dan tidak setuju. Ada yang kaya dan ada yang miskin. Ya ketika tak ada dasar yang solid untuk sebuah perhitungan yang pasti benar, apapun pendapat dan rencana tetaplah absurd.  Yang pasti itu adalah kematian di masa depan. Semua orang pasti mati. Tidak ada manusia yang sempurna dan masa depan itu unpredictable.


Ilmu ekonomi hanyalah teknik perencanaan yang cantik dan sopan. Dan apa yang direncanakan dan dieksekusi Jokowi pada periode pertama, kini kita dapati meleset dari target. Pertumbuhan yang ditargetkan 7%, hanya tercapai 5%. Index ICOR yang tinggi. Apa yang dibangun lewat utang yang katanya untuk hal produktif ternyata pemborosan membuat APBN terus defisit. Harus terus berhutang. Banyak BUMN tadinya baik baik saja, menjadi merugi dan terpaksa di bailout APBN. Belum lagi moral hazard yang ditimbulkan dengan jatuhnya index korupsi. Puncaknya index demokrasi juga jatuh. 


Lantas mengapa perencanaan meleset. Apakah Jokowi grasa grusu. Yang penting cepat aja. Itu juga tidak tepat kalau dikatakan dia tidak rasional. Karena para pakar yang membantu Jokowi tak tahu banyak tentang masa depan. Bahkan sejak Era Soekarno dan Orba, selalu meleset ekspektasi di masa depan. Yang pasti apa yang dikerjakan Jokowi merupakan the way, buah dari konsensus politik pada sistem kekuasaan, yang sejak periode pertama kekuasaannya memang kelihatan terjadi proses perubahan dari sistem demokrasi ekonomi pasar ke demokrasi ekonomi terpimpin. Puncaknya pada periode kedua. Ekonomi kita sudah menjadi Keynesan. Bagi anda yang menganut Adam Smith jelas itu meleset. Bagi Kesynesan, itu biasa saja. Proses namanya.


Jokowi tahu konsekuensi dari kebijkannnya.  Dia berani aja membuat keputusan mengeksekusi proyek strategis terutama infrastruktur B2B dengan dana pendamping dari APBN, itu karena dia punya kapasitas untuk mengendalikan sumber daya.  Menurut Keynes itu ada benarnya. Karena kekuatan politik, khususnya Negara, bisa berperan besar ke arah sebuah hasil yang positif, walau perencanaan tidak optimal. Jangan terlalu jauh mikirnya. Hidup dan sejarah, menurut Keynes, terdiri dari proses jangka pendek, short runs. Makanya dimasa kini harus ada kekuatan negara mengontrol ekonomi. " Saya harus ngantor di IKN sebelum lengser. Jadi pastikan 17 agustus kita pesta di sana." 


Keynes lahir dari keluarga akademisi di Cambridge pada 1883. Ia tak hanya seorang ekonom. Ia juga kolektor seni rupa kontemporer, pencinta balet, pencinta kesenian. Dan pemain pasar modal dan valas yang sukses. Dengan itu dia bisa hidup makmur.  Lingkungan pergaulannya kalangan bangsawan inggris, termasuk kalangan gay… Friedrich von Hayek, guru besar asal Austria yang mengajar di London School of Economics punya kritik terhadap pandangan Keynes “ Negara yang terlalu banyak mengatur akan mematikan kebebasan dan mengharamkan transfaransi. Yang pasti menikmati kemakmuran adalah elite beserta keluarganya. Nepotisme dan feodalisme akan terus berlanjut.

No comments: