Monday, January 31, 2022

Cintai negeri kamu seperti ibumu.

 




Tahun 2018 setelah usai putaran perundingan penyelesaian hutang SIDC Holding. Saya berkunjung ke Jilin ke rumah mentor saya. Dia perwira tinggi untuk wilayah China bagian  Barat.  Dia muslim, Kami kenalan di Changsa. Saya datang karena dia undang. “ Daripada kamu sendiri Imlek ini. Datanglah ke rumah saya.” katanya. Dengan pesawat saya terbang ke Jilin. Butuh waktu  5 jam. Jlin bersebelahan dengan wilayah Rusia. Dia sambut saya di rumahnya yang sederhana. Kami ngobrol santai di teras rumahnya. Deru angin dari atas bukit menerpa kami yang duduk di teras. Terasa sedikit hangat berkat kopi dan rempah Mongolia.


“ Bagaimana Cina bisa mempersatukan rakyat ” Tanya saya. 


“ China pernah membuat kebijakan satu persepsi lewat manifesto Komunis era Mao. Gagal total. Mengapa ? Kamu tahu, Fitrah manusia itu adalah free will. Persepsi kita tergantung mindset kita. Mindset itu tergantung dari lingkungan dan pengalaman hidup. Makanya setiap orang pasti berbeda mindset nya. Memaksa orang agar sama satu persepsi, itu hanya ada di sekolah dan kampus. Dalam dunia nyata, variabel nya banyak sehingga setiap orang pasti beda persepsinya. Walau terkesan sama, seperti etos kerja team, tetapi persepsi mereka tentang kerja itu pasti tidak sama. Makanya perlu ada leader. Untuk mengendalikan agar persepsi setiap orang itu sama.


Nah memahami itu, maka leader yang hebat bukan memaksa orang  keluar dari dirinya. Tetapi mengajak orang berada dalam ruang besar. Di dalam ruang itu, aturan dibuat,  dan diterapkan dengan konsisten. Ya sama dengan orang tua di rumah. Semua anak tentu berbeda mindset mereka. Tetapi rumah tangga bisa kokoh,  bukan  karena semua anak sama mindsetnya, tetapi karena aturan yang dibuat orang tua kita.


China belajar dari kegagalan era Mao. Kami tidak mau lagi memaksakan kehendak satu persepsi kepada semua orang. Perbedaan itu adalah fitrah Manusia. Jadi kami buat aturan sederhana. Selagi rakyat bisa hidup tanpa membebani negara dan orang lain, apapun persepsi rakyat terhadap politik, ekonomi, sosial dan agama, silahkan. Negara membua aturan yang jelas bagi semua. Aturan itu diterapkan dengan konsisten. Jadi kalau dianalogikan. China menciptakan rimba belantara. Yang kuat memakan yang lemah. Yang pintar dan cerdas makan yang bodoh.” 


“ Wah sangat menantang dan kejam.”kata saya terkejut


“ Tetapi harus dicatat. Manusia beda dengan hewan. Manusia punya daya struggle untuk survival. Selagi aturan dibuat adil, yang lemah bisa jadi kuat, begitu juga sebaliknya. Yang bodoh bisa jadi cerdas. Kompetisi terjadi secara alamiah. Pada akhirnya nanti akan muncul semangat kebersamaan untuk saling melindungi. Kalau itu terjadi, bukan karena paksaan. Tetapi karena tuntutan lingkungan yang keras di tengah belantara. 


Tahun 1980, kami membubarkan lembaga Riset negara. Ratusan ribu insinyur dan phd kehilangan pekerjaan. “ kalian tidak bisa hidup dari negara hanya karena kalian terpelajar. Cobalah hidupi diri kalian sendiri. Ujilah kreatifitas kalian, sekecil apapun itu tidak ada masalah, yang penting bisa memberi makan keluarga kalian, kata pemimpin kami. Tetapi apa yang terjadi sekarang? 90% konglomerat bidang hightech dan phamasi, itu adalah almamater China Academy Sciense. Para ilmuwan yang dulu kena PHK.


Kamu tahu, BUMN China bidang telekomunikasi merengek kepada negara minta proteksi. Karena bisnis mereka tergerus akibat berkembangnya tekhnologi VOIP. Pemerintah hanya bilang. “ Kalau karena aturan dan sistem membuat kalian rugi dan akhirnya bangkrut. Itu lebih baik. Karena negara tidak mungkin menghambat kebebasan rakyat berinovasi dan berproduksi. Semua orang punya kesempatan yang sama. Jadi kalau tidak mau mati, bertarunglah lewat aturan dan hukum yang ada.” Begitu juga kepada konglomerat. Kami tegaskan sama. 


Kami membuka diri lewat ekonomi pasar. Jutaan orang asing datang ke China. Kami terima dengan tangan terbuka. Aturan sama dengan rakyat lokal. Tidak ada perbedaan. Dulu awal awal China membangun tahun 80an sampai tahun 2000 hampir semua sektor produksi dikuasai asing. Para politisi dan tokoh masyarakat kawatir akan terjadi neokolonial. Mereka minta agar ekonomi rakyat diproteksi dari serangan investasi asing. Tetapi pemimpin kami bersikap tegas. “Apa beda manusia? tidak ada beda. Semua kebutuhan dan keinginan kan sama. Yang berbeda itu mindset. Jadi perbaiki mindset untuk jadi petarung. Lawan. Kalau kalian kalah, dan akhirnya mati, memang begitu sebaiknya. Karena orang lemah bukan aset negara.


Tetapi kini, kamu sudah tahu kan. Saham Audi, IBM, dan lain lain  dikuasai rakyat China. Hampir lebih separuh perusahaan asing yang invest di China berhasil diakuisisi oleh rakya China. Itu bukan proteksi negara tetapi memang proses seleksi alam terjadi karena aturan yang tegas. Kini anak petani, bahkan anak SMU tidak kehilangan harapan untuk menjadi pemenang. Mereka sadar negara menjamin tidak ada diskriminasi soal latar belakang pendidikan atau keluarga. Semua orang bisa sukses. Dan negara menyediakan infrastruktur dan suprastrutkur untuk itu. “ katanya. Saya terpesona dengan kata katanya.


“ B, value demokratis itu terletak pada penegakan hukum. Law enforcement berlaku bagi semua. Walaupun sistem demokrasi, kalau aturan tidak tegak. Hanya tajam ke bawah dan tumpul keatas. itu sama saja dengan diktator. Diktator gerombolan elite. Itu lebih buruk daripada diktator single power. Tahu mengapa ? karena pengecualian atas dasar hukum. Yang menentang dan mempertanyakan akan kena pedang hukum., Jahat sekali. Lebih jahat daripada kolonial. “ Katanya. Saya terhenyak.


Dia menuangkan kopi kepada saya. Saya terima dengan hormat. Dia tersenyum ketika saya juga menuangkan kopi untuk dia. “ Kamu jangan kecil hati kalau akhirnya saham SIDC dikuasai 70% oleh BUMN China. Itu terjadi bukan karena proteksi atau intervensi negara. Tetapi sebuah sinergi dan kolaborasi untuk sama sama kuat diatas sistem kompetisi yang keras.  Kalaulah kamu lemah, kamu sudah ditelan oleh kompetisi. Seperti banyak orang asing yang ada di sini. Tapi kamu kuat, dan pantas mendapat kehormatan sebagai  mitra. Itu berlaku bukan hanya kepada kamu, tetapi bagi semua orang China.” Katanya menyeruput kopi.


“ Ya pak. Saya sangat paham. Terimakasih.”


“ Secara personal saya sedari awal kenal kamu. Saya bisa merasakan suana batin kamu. Semangat struggle besar sekali. Itu karena kamu telah melewati banyak kesulitan di negeri kamu. Sampai kamu harus berpisah jauh dengan keluarga. Itu tidak mudah. No way return. Kamu tetap bersemangat melewati semua hambatan. Tanpa uang, kamu datang, dan kamu harus bertarung di rimba belantara dari sistem China. Dan kamu tak terkalahkan.  Itu karena kamu keras sekali kepada diri kamu sendiri. Saran saya, tetap jadilah putra ibu kamu. Cintai negeri kamu, seperti kamu mencintai ibu kamu sendiri. “ katanya. Saya peluk dia. 


“Kamu akan baik baik saja.” Katanya berbisik. Air mata saya berlinang. Dia pegang kedua bahu saya. Tatapan seperti seorang ayah." ingat ya B. negara besar dan kuat, bukan karena pemimpinnya hebat, tapi karena rakyatnya memang hebat. Ini soal mental. Tepatnya akhlak ya sayang."

Saturday, January 8, 2022

Infrastruktur ekonomi

 





Mengapa kita apresiasi tekad jokowi membangun infrastruktur ekonomi. Karena tahukah anda?. Data tahun 2017, dari total PDB sebesar Rp. 14.000 triliun, biaya jasa tersedot untuk logistik mencapai Rp. 3900 triliun atau 23,5 % dari PDB. Benar benar tidak efisien. Makanya sulit sekali kita bisa bersaing secara global. Ini penyeban industri dan manufaktur bsinis kreatif tidak tumbuh. Di ASEAN saja kita kalah. Misal Malaysia biaya logistik hanya 13% dari PDB. 


Bagaimana Logistics Performance Index (LPI)? Berdasarkan Bank Dunia, Indonesia menempati rangking 46 dari 160 negara di tahun 2018. Posisi Indonesia masih jauh di bawah Singapura yang berada di peringkat 7, di bawah Vietnam yang berada di peringkat 39 dan Malaysia di peringkat 41. Ini salah satu sebab kita tidak bisa lepas dari bisnis rente dan negara tergantung kepada rente untuk penerimaan pajak. Yang jadi masalah tahun 2022 pemerintah penggal alokasi anggaran infrastruktur ekonomi. Tahun 2021 jumlah Rp 418 triliun. Tahun 2022 tinggal Rp. 384,8 triliun atau 14,2 % dari APBN. Apakah bijak anggaran tersebut? gimana dengan political  will pemerintah untuk membuat ekonomi efisien. 

***

Dwight Eisenhower, presiden AS. Tahun 1956 membuat keputusan fenomenal, yang mungkin setelah itu tidak ada presiden AS yang mampu lakukan. Apa itu? Disaat krisis ekonomi melanda AS, tahun 1956 dia membuat keputusan membangun jalan antar negara bagian sepanjang 45.000 Km. Ini bukan sekedar jalan negara tapi jalan raya bebas hambatan. Itu sama dengan panjang dari Sabang- Marauke. Darimana dia dapat uang? Dari penerbintan Obligasi. Karena saat itu AS belum begitu kaya. Hasilnya terbukti benar. Ekonomi AS cepat keluar dari krisis. Dan sejak itu pertumbuhan ekonomi meluas merata di setiap negara bagian. AS lead dalam pembangunan ekonomi dunia.


China juga sama. Ketika usai revolusi kebudayaan. Tahun 1980, Deng pergi melawat ke AS. Dia ingin lihat dari dekat bagaimana Ekonomi AS, bisa melesat cepat. Deng tahu, " oh ternyata, AS punya jalan antar negara bagian yang mulus. " Deng tiru itu. Deng menerapkan kebijakan pembangunan infrastruktur ekonomi secara luas.  China memang tidak menarik utang terlalu besar untuk membiayai program stimulus itu. China memotong dana sosial sampai 90%. Sehingga praktis tidak ada lagi jaminan sosial terhadap rakyat. Terbukti hanya dalam waktu 10 tahun ekonomi China melesat sebagai negara produsen.


AS dan China contoh dua negara yang menerapkan politik berbeda namun menjalankan prinsip ekonomi yang sama. Apa itu ? kekuatan pasar. China paska revolusi kebudayaan membangun kemandirian rakyat lewat penyediaan infrastruktur dan kebijakan tarif untuk membantu industri hilir lewat subsidi industri hulu. AS juga sama. Memberikan insentif kepada industri hulu dan menjamin biaya logistik efisien. Sehingga daya saing AS dan China tinggi. 


Saya tidak akan membahas lebih jauh tetang derivat kebijakan ekonomi AS dan China yang pro pasar. Saya hanya ingin memberiakn indikasi bahwa pembangunan infrastruktur ekonomi itu adalah sangat fital kalau ingin kemandirian rakyat terjadi. Mengapa ? Roda ekonomi hanya dapat berputar secara berkeadian, apabila distribusi barang dan jasa lancar. Dan itu butuh insfrastrktur ekonomi berupa bandara, pelabuhan, jalan dll.


Apakah Eisenhower mudah membuat kebijakan itu? tidak. Tentu dapat tantangan luar biasa. Namun sebagai mantan panglima perang dunia kedua, membawa AS unggul. Dia mampu melewati tantangan politik itu. Dia malah membuat UU bebas hambatan. Agar memastikan walau dia tidak lagi jadi presiden, presiden berikut punya kewajiban konstitusi menyelesaikan tugas itu.


China, Deng juga punya prinsip sama. Tidak mudah bagi Deng untuk menjadikan agendanya diterima elite partai. Namun akhirnya sebelum dia meninggal, China sudah punya UU jalan bebas hambatan. Tahun 2003 barulah dimulai pembangunan jalan negara.  Ini benar benar kerja gila. Semua sumber daya dikerahkan untuk merampungkan mega proyek itu. Bahkan zeni angkatan darat dilibatkan. Jutaan angkatan kerja dan puluhan ribu insinyur dikerahkan. Kerja siang malam. 


Pada akhir tahun 2004, jalan raya nasional yang sudah rampung mencapai 1,871 juta km, termasuk 34.300 km jalan bebas hambatan terkendali berstandar internasional yang menempati peringkat ke-2 di dunia. Pada tahun 2008, 5 jalan raya nasional utara-selatan dan 7 jalan raya nasional timur-barat selesai dibangun dengan total sepanjang 35.000 km, menciptakan koneksi jalan raya yang melintasi lebih dari 200 kota. 2013, China mulai membangun jalan bebas hambatan untuk wilayah Barat. Medan pegunungan dan bukit terjal. Para insinyur dengan dedikasi hebat terlibat dalam mega projek ini. Ini wilayah terluas di China. Di perkirakan tahun 2030 rampung!!!


Berkaca dengan AS dan china, yang keduanya memimpin dalam kemajuan ekonomi dunia, kita tahu ternyata mereka besar karena elite nya berpikir besar. Semua rakyat mendukung dengan derita karena berkurangnya jaminan sosial. Semua dilakukan untuk generasi mendatang. “ Sejarah hebat dicatat oleh para pemberani dan berniat baik. Mereka membuat kebijakan yang mempersatukan lewat visi pembanguna  phisik, bukan sekedar jargon. Apapun mereka korbankan. “ Kata pejabat China ketika saya tanya soal tekad mereka

Friday, January 7, 2022

Peluang dibalik ancaman.

 




Saya diskusi dengan team bisnis developement saya tentang peluang bisnis IT. “ peluang bisnis di Indonesia untuk IT sangat besar. Tetapi dibalik besarnya peluang itu, ada kelemahan. Pebisnis digital sekarang bermain diatas kelemahan itu. Yang boleh dikatakan medan lumpur. Kalau kita bisa bersihkan lumpur itu maka perkembangan bisnis digital dengan beragam aplikasi dan Infrastuktur pendukung akan tumbuh cepat dan ini bisa mendongkrak PDB Indonesia.” Katanya.


“ Apa yang dimaksud dengan medan lumpur ? Tanya saya 


“ Itu soal penyediaan infrastruktur telekomunikasi. Yang jadi masalah dalam penyediaan ini adalah Negara atau PT Telkom yang menguasai backbone nasional tidak bisa bergerak cepat untuk mengantisipasi pertumbuhan bisnis digital. Maklum mereka tidak bisa memenuhi standard SOA Compliance yang ditetapkan SEC. Jumlah karyawannya untuk ukuran industri sejenis , jelas kebanyakan dan tidak layak untuk dapatkan dana lewat  skema investasi yang murah.


Sementara  pihak swasta tidak bisa all out karana izin terbatas yang mereka punya. Masing masing mereka kini juga terjepit. Karena satu sama lain tidak singkron. Tidak bisa menjadi solusi secara menyeluruh. Hidup segen mati engga mau. 


Jadi kalau ingin menjadikan kelemahan itu sebagai peluang bisnis maka akuisisi tiga perusahaan yang punya izin fixed line, wireless dan backbone jaringan international. Kemudian lakukan ketiganya  merger dengan visi integrated nerwork solition provider. Dengan akuisisi tiga izin itu maka posisi PT Telkom akan tergeser. Dan ini bisnis yang engga ada matinya. Karena hidup mati provider konten, aplikasi, data Center, bank digital dll,  tergantung bisnis ini. 


****


Mall itu menarik bagi banyak pedagang dan jasa. Karena, pertama, akses ke mall itu bagus dan lancar. Tempat parkir tersedia luas. Kedua, setelah masuk ke dalam mall, jalan akses ke setiap outlet yang beragam sangat tertata baik sehingga kita nyaman mengitari mall. Ketiga, walau kita masuk gratis namun semua barang dan jasa yang kita akses lebih mahal daripada diluar mall. Tetapi kita senang karena nyaman dan puas. Mall juga melakukan seleksi yang ketat bagi setiap tenan agar tidak ada fraud atas barang dan jasa yang dijual. Sekuriti tersedia pada setiap sudut.


Analogi diatas menunjuk situasi internet di Indonesia. Kalau jaringan telekomunikasi itu diibaratkan mall besar. Sementara para tenan adalah penyedia aplikasi digital. Maka bagi konsumen, mall yang ada benar benar tidak nyaman. Sama dengan pasar Inpres. Engga aman. Lantainya becek. Barang yang dijual tidak jelas akreditasijya. Jasanya dikuasai preman. Kalau engga terpaksa, ogah datang. Itulah gambaran sederhana tenteng bisnis digital sekarang.


Mengapa? Jaringan telekomunikasi itu ada dua. Yaitu  jaringan tetap ( fixed line/ kabel / fiber oftik) dan nir kabel ( wireless).  Dalam konteks investasi terbagi tiga, yaitu infrastruktur aktif seperti spektrum dan antena; infrastruktur pasif tower baja, BTS shelter, generator, pendingin udara, hingga alat pemadam api; dan infrastruktur backhaul seperti peralatan transmisi, GPRS services nodes, dan lainnya


Jaringan Tetap  masih dikuasai oleh operator telekomunikasi besar seperti Telkom. Namun investasi Telkom dibatasi oleh aturan Wallstreet dengan ketat ( SOA compliance). Maklum Telkom udah listing di Bursa New York. Bisnisnya tidak efisien kalau dibandingkan dengan industri sejenis. Infrastruktur  backbone dalam negeri sangat terbatas. Begitu juga backbone ke international juga terbatas. Masih sebagian sewa dengan provider FO lintas benua. Sementara perusahaan yang menggelar FO dalam negeri sebagian tidak ada value. Kerena masalah sekuriti jaringan fisik dan  galian yang asal asalan. Bahkan ada yang numpang di kabel Telkom dan PLN.


Jaringan wireless. Punya keterbatasan akan frekwensi. Maklum frekwensi itu sumber daya terbatas. Agar bisa menjangkau lebih banyak User dan lebih cepat perlu ditingkatkan kualitas spektrum ya seperti ke 5G. Tetapi bagaimana mau tingkatkan? . Kalau regulasi sendiri tidak memberikan peluang untuk itu. Karena faktor membela kepentingan segelintir pengusaha yang tidak siap 5 G. Kawatir bisnisnya tenggelam akibat adanya perkembangan Tekhnlogi jaringan.


Apa yang terjadi dengan situasi infrastruktur seperti itu? menurut laporan Speedtest oleh Ookla, secara global Indonesia menempati urutan ke-108 dalam hal kecepatan internet bergerak, dan posisi 116 untuk kecepatan internet tetap (fixed broadband). Indonesia kalah dari Singapura (17), Brunei (36), Filipina (76), Malaysia (82) dan Laos (84) untuk urusan internet bergerak.   Nah dengan situasi ini maka gebyar orang berinvestasi dibisnis  digital untuk  premium akses ( sms), high bandwith ( internet ), low bandwith ( node access/ IoT ) menggunakan jaringan Mobile/ wireless maupun fixed line, sama seperti kita pergi ke pasar Inpres yang kumuh. Engga nyaman.  Apa jadinya kelau semakin banyak orang akses sebagaimana dreaming pelaku bisnis digital seperti Unicorn, decacorn, bank digital? Pasti akan stuck karena bottlenack. Dan itu hanya masalah waktu saja. Kecuali ada perbaikan insfrastruktur.

Tuesday, January 4, 2022

Berani mengubah untuk perbaikan.


 

Sejak Jokowi memimpin memang kita seperti dihentakan dari tidur panjang. Kita terkejut karena semua program mimpi di era presiden sebelumnya di-exekusi Jokowi. “ Cara berpikirnya 10 langkah dari kita.” Kata salah satu menteri waktu bertemu dengan saya di pesawat.. Para pembantunya terseok seok ikuti langkahnya. Disaat orang ragu, dia jalan aja. Dia memang orang santai yang sibuk. Dia orang yang tenang dibawah tekanan sakalipun. Dia orang yang optimis disetiap tantangan. 


Jadi wajar saja kalau masalah datang setelah sekian tahun dia membuat keputusan besar, berkaitan dengan pembangunan proyek strategis. Mengapa ? Masalahnya Jokowi terus melangkah dengan program barunya. Sementara program yang sudah selesai meninggalkan jejak masalah yang terkait dengan skema pembiayaan dan target capaian. Kalau masalah tidak diatasi dengan sistematis dan tersetruktur akan berdampak kepada program berikutnya. 


Jadi gimana solusinya? Sudah seharusnya Jokowi membentuk “team crisis center.” Team ini bukan partisan dan bukan dari menteri. Tetapi independent,  bekerja di bawah presiden langsung. Berkantor di KSP. Team ini khusus melakukan recovery terhadap proyek yang bermasalah. Mereka memberikan rekomendasi kepada presiden barkaitan dengan aspek hukum, teknis, keuangan dan skema kemitraan. Jadi sifatnya sangat taktis. Tentu anggota team harus high grade. Bila perlu pakai orang asing kalau memang punya kompetensi diatas rata rata.


Sehingga membantu Jokowi membuat keputusan yang solutif, tanpa dipengaruhi kepentingan oligarki politik yang membuat proyek bermasalah. Siapapun yang menghambat ya embat. Nothing to lose. Usul saya ini sebenarnya tidak murni dari saya. Tetapi Xi jinping sudah terapkan untuk proyek Belt dan Road Initiative China (BRI). Memang banyak masalah karena keberanian Xi Jinping mengkesekusi. Tetapi, setelah team crisis dibentuk, keadaan kembali normal. Semua masalah bisa diatasi.  Walau karena itu puluhan direksi BUMN dan pejabat dan elite partai tereliminasi. Agenda presiden teramankan. Rakyat yang diuntungkan.


Berikut dibawah ini kisah analogi.


***

Sehabis rapat Project development group saya kembali ke kamar kerja. Saya melamun. Proyek Kawasan Industri ini adalah proyek  berskala international. Anggaran mencapai USD 8 mliar ( Rp 100 triliun lebih). Melibatkan konsorsium Jepang dan Korea. Pendanaan juga melibatkan 18 kreditur international. Dari segi marketing memang aman. Karena konsorsium Jepang dan Korea menyerap 100% kawasan industri. Namun dalam pembangunan kami menghadapi banyak masalah. Tekanan luar biasa. Pertama, dari segi pendanaan terpaksa berganti skema ditengah jalan. Karena dapat tekanan dari pemerintah China untuk gunakan skema dalam negeri. Mengubahnya engga gampang. Ongkosnya mahal sekali. Belum lagi tingkat stress.


Kedua, design berubah. Dari 70% kawasan industri dan 30% komersial, Dipaksa diubah jadi 40% komersial, Mengubah ini tidak mudah. Akibatnya terjadi perubahan proses stakeholder dan business model terhadap kawasan komersial. Saya melihat bahwa proyek ini sudah keluar dari visi saya. Saya harus mengembalikan posisi proyek ini kembali kepada visi saya. Tetapi bagaimana saya mengubahnya tanpa data valid adanya penyimpangan. Bukankah itu terjadi by process. Sudah biasa dalam proyek berskala besar. 


Sementara keberadaan konsorsium sangat kuat mempengaruhi proyek ini. Maklum mereka undertake market.  Saya engga mungkin jadi boneka konsorsium. Saya butuh kemitraan yang sejajar atas dasar respect. Ini perusahaan yang dirikan saya. Secara hukum saya yang bertanggung jawab kepada pemegang saham dan pemerintah.


***


Saya undang sahabat saya Esther makan malam. Saya ingin dengar pendaapatnya. Karena dia salah satu sahabat saya yang selalu opisisi terhadap rencana bisnis saya.


" Lue engga tahu ya. Semua masalah yang elo hadapi, itu karena ada masalah dalam sistem management. Para eksekutif jebak elo dalam situasi to be or not to be. Itu karena lue terlalu lemah berhadapan dengan sistem. Tugas pemimpin itu bukan sekedar patuh kepada sistem, tetapi juga memperbaiki dan mempengaruhi terjadinya perubahan. Creatifitas tanpa keinginan berubah itu konyol. Perubahan tanpa tanpa kreatifitas itu bego. Paham elo. Walau elo jujur, tapi anak buah gampang main lue, tetap aja lue bego, kampungan. Beranilah! " Katanya. Saya menyimak. Kritik yang pedas, namun saya bersyukur ada yang kritik saya. Itu artinya dia peduli kepada saya. 


“ Dalam militer itu biasa terjadi. “ Kata Jenderal di China setelah saya curhat soal masalah proyek. Saya butuh advise. Dia sahabat saya. “Setiap serangan kolosal dengan target strategis pasti ada banyak masalah organisasi dan target.  Sumber masalah itu hanya ada pada Komandan lapangan. Tetapi kita tidak bisa menghukum dan memaksa mereka berubah kalau tidak ada data lengkap. Tetapi kita juga tidak bisa percaya begitu saja dengan mereka. Karena terbukti ada masalah. Dan mereka selalu punya alasan membela diri. 


Kamu bentuk aja team bayangan. Hanya kamu yang tahu team itu. Beri mereka akses dan kekuasaan. Gunakan sumber daya perusahaan untuk backup dia. Team itu harus high grade. Kalau di milter itu biasanya pasukan para komando yang punya talenta bidang sandiyudha, logistik, skill personal yang tinggi  dalam para tempur” Lanjutnya tersenyum. Walau penjelasannya sederhana tetapi masuk dalam otak saya. Saya membuat keputusan untuk membentuk team crisis.


Saya minta HRD memberikan data staf inti dari seluruh group perusahaan. CV mereka saya pelototi satu persatu. Selama dua malam saya tidak tidur membaca setiap CV dan memiih mereka. Saya hanya perlu 8 orang anggota team. Terpilh 20 orang. Saya test sendiri. Test nya di kamar hotel Panthouse yang saya sewa khusus untuk wawancari itu. Semua kedatangan mereka  diatur oleh sekretaris saya. Seharian saya wawancarai merereka. Tapi belum memuaskan sesuai target saya. Padahal mereka itu calon prioritas yang saya pilih. Saya sudah hopeless. Ok saya lanjut dengan calon yang tersisa 11 orang.


“ Teguh chondro.” Tanya saya kepada calon anggota team, Dia orang Indonesia. Asal Semarang. Dia manager di anak perusahaan di KL. “Kamu orang indonesia? Tanya saya dalam bahasa indonesia.


“ Ya pak.” katanya dengan sikap sempurna.


Saya tatap lama dia. Tidak ada risih sama sekali ketika saya tatap. Dia tetap tenang. Wah percaya dirinya tinggi sekali. Tetap tenang. Wajahnya tetap tersenyum. Padahal saya tatap dia dengan serius tanpa senyum.  Dari CV, dia lulusan PTN. indek prestasi dia biasa saja. Posisi dia sebagai Manager regional. Pasih bahasa inggris dan Mandarin.


“ Saya mau dengar pendapat kamu, soal ini” Kata saya menyerahkan dokumen. Dia baca. Saya mau lihat kemampuan dia menganalisa. Secepat apa dia bersikap. Kalau lewat 10 menit. Dia gagal. Ternyata kurang 10 menit dia sudah bersikap. Cara dia mengutarakannya juga cepat dan sangat taktis. Tidak bertele tele. Saya terkesima. Ini berlian yang tersembunyi di lingkungan Holding saya. Mengapa HRD tidak melihat berian ini. 


“ Kamu keluar. Temui Ibu Lena”  kata saya tersenyum. 


Kemudian masuk lagi calon team. Wanita. Insinyur dan dapat sertifikasi financial analisis. Dia berkarir di anak perusahaan di Boston USA,  bidang property. Dia lahir di Finlandia. Namun citizen AS. Usia diatas 30 tahun. Dia masuk ke ruangan saya dengan ringan. Tidak ada kesan dia tertekan berhadapan dengan CEO. Ini hebat. Dia punya percaya diri tinggi. Artinya dia punya standar yang kuat akann kompetensinya. 


Saya serahkan dokumen ke dia.” Baca ini dan saya ingin pendapat kamu. “ Kata saya. Dia baca seksama. Kalau belum 10 menit dia jawab. Dia gagal. Ternyata dia butuh 30 menit membaca dengan seksama. “ Ini secara tekhnis bagus. Tetapi sulit dilakukan untuk berhasil. Terlalu too good to be true.” Katanya. 


“ OK Sandra, kamu keluar. Temui ibu Lena” Kata saya. Demikian proses seleksi itu berlangsung sampai malam. Saya puas dapatkan 8 orang anggota team hebat. 2 wanita dan 6 pria. Mereka berasal, 3 dari China. 1 dari AS. 1 dari Rusia,  1 dari Swiss, 1 dari Jepang, 1 lagi dari Indonesia.


***

Besoknya saya ajak mereka yang 8 orang itu ke Macao. “ Kalian lihat Casino ini. Setiap hari ramai orang berjudi. Dipastikan lebih banyak yang kalah daripada yang menang. Mereka punya keberanian mengambil resiko walau mereka tahu pasti kalah.Tetapi casino tidak pernah kehilangan pelanggan. Selalu ramai yang datang. “ Kata saya. Mereka mendengar dengan seksama.


“ Tetapi tahukah kalian semua. Yang paling takut kalah itu adalah bandar atau pengelola Casino. Paradox kan. Karena rasa kawatir itulah bandar membuat rencana secara detail segala galanya. Setiap sen uang dan personal mereka perhitungkan dengan teliti. Satu saja karyawan tidak jujur, bisa tekor bandar. Salah sedikit saja, bandar bisa dihabisi oleh pejudi. Maklum mereka yang datang berjudi itu semua punya mental predator kejam. Mereka siap mati karena mereka sangat mencintai hidup. “ Kata saya. Mereka mengangguk. 


“ Nah tugas kalian semua adalah evaluasi proyek Ginzou dari segala aspek. Beri saya rekomendasi apa yang terbaik.  Ingat, saya bukan pejudi tetapi bandar judi. Tugas kalian pastikan bandar tidak kalah dalam proyek. Paham!” Kata saya. Mereka mengangguk semua.


“Ada pertanyaan?


“ Siapa ketua team kami pak” Kata salah satu mereka. 


“ Kalian akan tinggal semalam di Macao. Nikmati kebersamaaan kalian. Pilihlah siapa yang jadi ketua team. Kalau besok kalian tidak bisa tentukan.  Kalian pulang ke rumah masing masing. Kalian gagal jadi team bayangan saya” Kata saya. Mereka saling pandang. Saya mau liat sikap mental mereka dalam kelompok. Kalau mereka gagal menetukan siapa yang pantas memimpin, artinya mereka lebih dungu dari domba.


Besok pagi waktu sarapan. Mereka datang ke table saya. “ Pak, kami sudah putuskan. Pak Teguh sebagai ketua team kami. “ Kata salah satu mereka. 


“ OK kerjalah. Laksanakan tugas dengan sebaik baiknya. Waktu kalian 3 bulan. Detail tugas kalian akan diberikan oleh sekretaris saya, ibu Lena. Apapun yang kalian perlukan dalam tugas, bicara kepada special asisten saya. Ibu Wenny. Paham” Kata saya tersenyum. Setelah sarapan pagi saya kembali ke Hong Kong.


***
Tiga bulan kurang seminggu. Teguh mewakili teamnya bertemu saya di Cafe di Seoul. Dia menyerahkan laporan. Ini hanya lima lembar. Detainya sudah dierahkan kepada Lena. Solusinya sangat taktis. Saya baca cepat, saya tersenyum puas. “ Good job, Teguh." Kata saya. Dia senang.


***

Saya panggil Lena dan James di kamar kerja saya.

.

“ Project manager bersama team project partnership bubarkan semua. Ganti team baru dengan spesifikasi yang saya tentukan. Wilson sebagai direktur pengambangan keluarkan. Skema bisnis model ubah.  40% kawasan kaveling komersial tidak dijual , tetapi kerjasama sharing investment dengan pihak investor. Untuk itu proyek Ginzo jadi subholding membawahi anak perusahaan yang bermitra dengan investor kawasan komersial. Water treatment dan environment tidak lagi sebagai fasiltas kawasan, tetapi jadi  profit center bukan cost center. Itu dikelola anak perusahaan khusus. 


Dan panggil rapat anggota konsorsium. Bilang kepada anggota konsorsium Jepang dan Korea , mereka tidak berhak menentukan design dan peruntukan kawasan komersial,.” Kata saya kepada James.


“ Kenapa boss” tanya James bingung.


“ Itu otoritas kita. Enak aja mereka mau dikte apa yang mereka mau. Kita lebih tahu bagaimana melayani mitra dan konsumen. Itu tidak boleh ragu. Kamu tahu, apa penyebab kekacauan selama ini yang saya hadapi ? 


“ Tidak tahu. Karena secara sistem nampak wajar saja. “


“ Itu karena para eksekutif bermain. Mereka punya kepentingan atas kawasan komersial itu. Mereka sengaja create kekacauan itu agar saya tergantung kepada mereka dan pihak konsorsium. Kalau saya ikuti, proyek ini dalam jangka pendek akan jebol dan akhirnya diakuisisi oleh anggota konsorsium. Reputasi saya hancur dan bukan tidak mungkin holdong ini akan diakuisisi. Habis saya.” Kata saya.


“ Siap boss.”


“ Selanjutnya terapkan sistem GovernanceRisk, dan Compliance. Gunakan IT system sehingga saya bisa monitor secara online dimanapun saya berada. Saya engga mau terulang lagi kasus yang sama dikemudian hari. Paham.” 


“ Siap boss.”


***

Setelah keputusan dibuat. Saya menghadapi tekanan luar biasa. Tetapi saya santai saja. Kalau mereka tidak suka dan kecewa itu bukan masalah saya. Itu masalah mereka. Engga ada waktu saya ladenin. Mereka mau perang, saya ladenin. Toh semua kreditur dukung saya. Apa yang saya takutkan. Ini soal tanggung jawab saya kepada stakeholder, investor dan karyawan. 


Lena masuk ke kamar kerja saya. “ Pak Teguh sudah datang. “ 


“ Suruh masuk”.


“ Terimakasih Mas. Sampaikan kepada anggota team kamu, terimakasih sebesar besarnya. Dengan ini team saya bubarkan. Semua anggota team dapat dana program dari HRD. Kalian boleh pilih mau ambil kuliah lagi atau kursus apa. Semua biaya kantor. Masing masing kalian dapat bonus dari Ibu Wenny.” Kata saya. 


“ Terimakasih pak. Saya mau ambil financial engineering di Harvard. “Katanya senang.


“ Bagus. Bawa juga keluarga kamu. Itu bukan hanya sekedar belajar tetapi juga cuti kantor atas biaya kantor.” kata saya.


“ Terimakasih, pak. Dua tahun cuti. Wah bapak baik banget. “ Katanya senang. “ Pak..” katanya nampak ragu.


“ Ya ada apa?


“ Apakah tidak lebih baik bapak sendiri bicara kepada teman teman saya. Karena semua ini bukan kerja saya,  tetapi kerja team. Kami kompak sekali pak. Walau setiap hari kami kurang tidur dan melakukan banyak traveling. Bertemu dengan stakeholder dan studi lapangan. Tiga bulan jauh dari keluarga. Tetapi kami enjoy pak. “Katanya dengan rendah hati. Jawa aslinya keluar. Tahu diri. 


“ Ya udah. “ 


“ Mereka ada di lobi.” Kata Teguh. Saya panggil lena. “ Temanin Teguh ke Lobi untuk panggil teman temannya ketemu saya.”  Tak berapa lama mereka datang ke kamar kerja saya. Setelah saya umumkan pembubaran team dan bonus. Salah satu mereka dari anak perusahaan di Guangxie berkata “ Izinkan saya mengundurkan diri pak.”


“ Kenapa?


“ Saya mau ikut program MT Holding. Karena dari semua anggota team, hanya saya yang tidak masuk lewat jalur MT." Katanya. Saya tahu dia pekerja lokal. Lolos sebagai karyawan lewat proses magang selama 1 tahun.


“ Kamu tahu resikonya kalau kamu gagal proses seleksi MT, kamu kehilangan pekerjaan sebelumnya. Tahu resikonya?”

“Tahu pak. Engga apa apa, saya siap bersaing.” Katanya. Saya tersenyum. Peluk dia. “ Kamu hebat Nak. Usia kamu baru 28 tahun. Nyali kamu luar biasa. Pasti orang tua kamu bangga dengan kamu” Teman temannya  tepuk tangan memberikan aplus akan tekadnya. Mereka 8 orang itu para pemberani dengan standar moral bagus, pekerja keras dan mereka sangat focus melaksanakan perintah CEO dan tahu kehormatan mereka ada pada kinerja. Bukan citra, jabatan atau bonus. SDM seperti inilah membuat saya tidak ragu terus ekspansi dan gali hutang terus..***


Disclaimer : Nama dan tempat, peristiwa adalah fiksi belaka.


Monday, January 3, 2022

Utang Negara mengkawatirkan?

 





Hari ini saya sehabis lunch meeting dengan relasi, bertemu dengan dua teman. Mereka ajak saya ngopi sore di cafe di Menteng. “ Ini jel, Amir ngotot bilang hutang negara era Jokowi melesat tinggi. Jokowi engga becus kelola hutang negara.” Kata Faisal. Saya  berteman dengan mereka sejak tahun 90an. Kini, Faisal dimasa pensiunnya sebagai pejabat dia mengelola yayasan. Amir, di masa pensiun sibuk sebagai aktifis keagamaan.


“ Menurut kamu apa ? tanya saya kepada Faisal..


“ Investor itu kan patokannya rating. Kalau rating surat utang bagus, itu artinya semua baik baik saja.  Contoh, Standard and Poor's (S&P) mempertahankan Sovereign Credit Rating Indonesia pada investment grade BBB. Selain itu, Rating and Investment Information, Inc. (R&I) peringkat Sovereign Credit Rating Indonesia pada BBB+/outlook stabil (Investment Grade) pada 22 April 2021. Lah Amir aja engga pernah beli SBN, bilang jokowi engga becus. Oon dia “ kata Faisal


“ Eh lue lihat engga data.” tanya Amir sewot. “ Data Menkeu, utang pemerintah mencapai Rp6.527,29 triliun atau 41,18 persen terhadap PDB. Sedikit lagi mencapai 60%. Itu bakal  nabrak  pagu hutang yang ditetapkan UU. Kalau melihat trend defisit APBN,  untuk mencapai 60% hanya sebentar lagi. Kamu jangan terlena dengan rating dari lembaga rating. Itu surat utang di wallstreet yang gagal bayar,  rating surat utangnya AAA semua.  Lembaga rating cuman ngomong. Ya mana saya tahu kalau datangnya engga benar, kata mereka. Kalau itu terjadi, Jokowi akan jatuh karena konstitusi. “ Lanjut Amir


“ Kalau engga jatuh? tanya Faisal.


“ Itu sama saja mewariskan ruang fiskal sempit kepada presiden berikutnya. Siapapun presiden engga akan mampu ngatasinya. Bankrut dah kita semua” Kata Amir.


Faisal terdiam.


“ Pendapat kamu gimana Jel” Tanya Faisal keliatan bingung.


“ Saya bukan akademisi seperti kalian. Saya hanya pengusaha. Cara berpikir saya sederhana. Problem hutang itu kan ada dua. Pertama kekuatan produksi barang dan  jasa atau PDB terhadap  hutang.  Saat sekarang rasionya  41% terhadap PDB. Itu aman. Coba bila dikomparasikan dengan negara ASEAN-5, rasio utang terhadap PDB Indonesia jauh lebih rendah, yakni hanya 41,18% di April 2021. bandingkan dengan dengan Singapura di 154%, Malaysia 64,62%, Filipina 60,4% dan Thailand 47,28%.


Kedua, kekuatan membayar. Ukurannya bukan PDB,  tetapi rasio penerimaan negara terhadap utang. Memang mengkawatirkan. Seharusnya team kabinet Jokowi serius mengatasi ini.  Negara lain memang tinggi rasio utang terhadap PDB, tetapi kemampuan membayarnya juga tinggi. Artinya likuiditas bagus. Sama dengan perusahaan. Walau hutang 10 kali dari modal, tetapi likuid ya engga ada masalah.” Kata saya.


“ Ya, ‘Kata Amir. “ Sekarang rasionya sudah tembus 369 persen. Artinya,  asumsi kita tidak ada pembangunan, PNS dan Tentara /POLRi engga digaji. Pemda engga dapat duit lagi dari pusat.  Sementara pemerintah terus tarik pajak. Butuh 3,6 tahun baru bisa lunas utang. Itupun asumsi tidak bayar bunga lagi” Lanjut Amir


“ Ya. Itu kan asumsi kalau kreditur mendadak nagih serentak. Ya jebol lah. Tetapi kan kita bayar utang ngangsur.  “ Kata Faisal.


“ Tetapi masalahnya trend peningkatan pembayaran bunga dan cicilan jauh lebih tinggi daripada trend pertumbuhan produksi barang dan jasa. “ Kata Amir. Menurut saya benar dia.


“ Solusinya gimana Jel.” Tanya Faisal 


“ Cetak uang lah” Kata Amir satire.


“ Ya engga mungkin cetak uang. Kalau itu dilakukan terjun bebas rupiah. Engga ada lagi orang mau ngutangi. Dan sumber daya keuangan APBN hilang. Bangkrut  bareng kita seperti Venezuela “ Kata saya.


“ Ya Udah,  solusi kamu gimana Jel” Tanya Faisal lagi.


“ Persoalan kita ini kan kurangnya pendapatan dan gede nya belanja. Jadi solusinya sederhana saja. Pertama, perkecil defisit. Artinya kurangi belanja dan ekspansi. Jadi kurangi dululah intervensi APBN terhadap proyek infrastruktur, termasuk kalau bisa rencana bangun proyek marcusuar seperti Ibu kota Baru, tunda dulu. Focus kepada B2B aja. Kedua, tingkatkan pos penerimaan negara.” Kata saya.


“ Gimana mau naikin. Buktinya rasio pajak kita hanya 8,3 %. “ Kata Amir.


“ Ya jangan begitu ngitungnya. Pakai dong financial engineering. “ Kata saya.


“ Caranya ? Faisal antusias.


“ Kan pemerintah sudah revaluasi asset BUMN dan kekayaan negara. Nah itu kan jadi sumber penerimaan. Caranya transfer hasil revaluasi itu kepada rekening  pemerintah. Sekarang totalnya aset negara Rp. 11.000 Triliun. Nah kan rasio kemampuan membayar kita jadi 60% dari total hutang. Hutang Rp. 6000 T, sementara penerimaan Rp 11.000 T. Aman abesss!. 


Kemudian, valuasi saham BUMN alihkan kepada pemerintah. Nah itu Rp. 7000 Triliun. Nothing dah hutang. Kemudian seluruh PAD setiap daerah masukan sebagai komponen pajak negara. Itu bakal nambah neraca income pemerintah. Keren kan”  kata saya tersenyum.


“ Tetapi kan UU engga boleh asset negara di transfer ke pemerintah.” Kata Faisal.


“ Kan ada INA. Itu kan amanah UU” Kata saya.


“ Tetapi kan itu asset, bukan uang” Kata Amir.


“ Duh,  dalam dunia keuangan, uang itu tidak harus berupa cash. Aset yang disekuritisasi bisa dijadikan uang. Artinya atas dasar underlying aset itu menkeu masih bisa dan mudah terbitkan SBN untuk bayar cicilan hutang dan bunga. Dan itu dibenarkan dalam UU” 

“ Jadi masalah negara ini tidak ada “ kata Amir bengong.

" Makanya drun, lue banyakin piknik. "  Faisal tertawa. Saya tersenyum. 

Maunya santai minum kopi malah jadi ribut. Mending nikmati malam ini sambil dengerin musik dan cuci mata.

" Entahlah bagaimana masa depan negeri ini" Kata Amir.

" Tidak ada yang pasti dimasa depan kecuali kematian. Dan semua orang pasti mati." Kata saya. Faisal makin kencang ketawanya. Amir tersenyum kecut.