Thursday, January 20, 2011

Warisan mendiang suami...



Setelah lima tahun engga ketemu, Marina telp saya. Dia minta bertemu. Karena ada hal penting yang mau dibicarakannya. Saya menyanggupi. Kami janjian di Cork & Screw cafe. Mengingat Marina, lamunan saya melambung ke masa lima tahun lalu.  Tahun 2006 saya dapat telp dari nomor yang tidak tertera dalam list telp selular saya. Saya malas menerimanya. Karena sudah kebiasaan saya tidak akan pernah menerima telp dari nomor yang tidak saya kenal. Saat itu saya sedang di cafe. Tapi telp berdering berkali kali. Sampai mengganggu saya. Akhirnya saya terima juga  panggilan telp itu 
“ Ya. Siapa ini ? 
“ Saya Mirna ? terdengan suara telp di seberang.” Saya istrinya Johan “ Katanya mengingatkan saya kepada seseorang yang sangat saya kenal. Dia sahabat saya. 
“ Oh ya. Gimana kabar Johan ? 
“ Sudah meninggal koh. Tiga bulan lalu “ terdengar suara bersedu sedan. Menahan tangis.
“ Oh kok saya engga tahu.?
“ Ya maaf koh. Engga sempat kabarin. Karena meninggalnya mendadak Stroke di rumah.”
“ Terus gimana keadaan kamu dan anak anak.”
“ Itulah koh. Bisa saya ketemu. Ada masalah penting. Saya engga tahu mau kemana lagi ngomong. Bantu saya koh.”
“ Oh Ok. Kamu bisa datang ke Plaza Indonesia. “ Kata saya memberi tahu cafe tempat saya menantinya.

Benarlah. Tak lebih 1 jam dia sudah datang. Saya ingat wajahnya. Karena beberapa kali Johan ajak istrinya kalau ketemu saya.

“ Johan sahabat saya. Hanya saja sejak tahun 2004 saya pindahkan bisnis ke China. Sejak itu kami jarang bertemu. Terakhir kali saya dengar dia buka showroom mobil ya.” Kata saya.

“ Ya koh. Sempat maju. Tetapi setelah Koh Johan meninggal , banyak tagihan datang. Ternyata dia berhutang ke banyak orang. Semua ada kontraknya. Termasuk hutang ke bank, pakai jaminan temannya.  Saya bingung. Bisa saja saya menolak membayar karena yang berhutang suami saya, bukan saya. Tetapi akhirnya saya membuat keputusan. Saya harus bayar utang suami saya.  Rumah saya jual. Kendaraan saya jual juga. Semua tabungan dan perhiasan terjual semua. Semua untuk bayar utang. Itupun engga cukup. “ Kata Marina dengan airmata berlinang.

“ Sekarang kamu tinggal di mana?

“ Tadi sempat tinggal sama kokoh saya. Tetapi hari ini istrinya usir saya dan anak anak. “ Dia menangis. Airmata jatuh tak bisa dibendung. Saya memberikan tissue kepada Marina. “ Saya engga penting dengan diri saya. Saya hanya mengkawatirkan anak anak.  Itu pesan Koh Johan agar saya menjaga anak anak. “ sambungnya dengan suara terisak.

“ Semua sahabat suami saya, saya telp. Tetapi mereka semua keberatan bertemu dengan saya. Saya sempat putus asa. Saat itulah saya ingat telp Kokoh. Tetapi saya bingung apa namanya di daftar telp suami saya. Akhirnya saya ingat kalau suami saya terima telp dari kokoh dia selalu panggil dengan sebutan, padang. Ternyata nomor telp itu terdaftar dengan nama Padang. Berkali kali saya telp, tetapi selalu gagal. Maaf koh, saya terus telp. Saya engga ada jalan lain. “ Katanya.

“ Jadi apa yang bisa bantu untuk kamu ?

Dia terdiam. Kembali menangis. Setelah berusaha tenang. Dia kembali berkata “ Saya perlu uang untuk ngontrak rumah. Agar anak anak saya bisa tidur. Setelah itu saya akan bekerja. Saya bisa menjahit dan bisa juga masak. Saya mau kerja di pabrik garmen atau di restoran. Saya bisa.” Katanya.

“ Kamu bisa masak ?

“ Bisa. Bahkan saya punya cita cita dari dulu buat pabrik roti. Tetapi suami saya larang. “

“ Roti? roti apa ?

Dia menjelaskan secara tekhnis jenis roti yang akan diproduksinya. Dia yakin akan laku. Dia akan masukan ke mall dengan sistem konsinyasi.

“ Berapa modal untuk produksi roti itu? tanya saya.

“ Alat panggang, dan alat pelumat gandum dan lain. Dulu saya pernah hitung. Perlu modal Rp. 20 juta. “ 

“ Ya udah. Saya punya usul. Kamu sewa rumah yang juga tempat produksi roti itu. Gimana ?
“ Saya engga ada modal koh “

“ Saya kasih kamu modal. 

Dia terkejut. Kemudian saya memberikan uang pecahan dollar dari tas selempang saya. “ Ini ada USD 15,000. Pakailah uang ini. Kamu bisa sewa rumah dan sekaligus beli alat buat roti serta modal awal kamu untuk usaha roti.” Kata saya dengan tersenyum.  Dia menangis. Berkali kali dia pandang saya dan akhirnya tertunduk seraya menghapus air matanya. 
“ Marina " seru saya dengan lembut." suami kamu yang menguatkan saya untuk pindah ke China. Di China network bisnis awal saya adalah dari teman teman suami kamu yang udah lebih dulu buka bisnis di China. Walau kami tidak pernah ada bisnis, namun kami bersahabat sejak usia muda. Pernah setelah krismon, waktu saya harus ke luar negeri untuk dapatkan peluang. Engga ada ongkos. Johan jual hape komunikatornya untuk ongkos saya. Padahal hape itu penting sekali untuk bisnis dia. Saya engga bisa maafkan diri saya kalau engga bisa membantu kamu dan anak anaknya.” kata saya menahan haru kalau ingat kebaikan Johan.
“ Terimakasih koh.”
“ Ya penting kamu ingat pesan suami kamu ya. Jaga anak anak. “
“ Ya koh. Apapun saya akan perjuangkan melaksanakan pesan koh Johan. Saya akan jaga anak anak dengan segenap jiwa raga saya” 

Lamunan saya buyar karena Marina udah datang di Cork& Screw. Penampilanya sangat berbeda dari lima tahun lalu. Badannya agak kurus dari lima  tahun lalu terakhir ketemu dia. Penampilanya nampak lebih muda dari usianya. Cantik dan berkelas. Dia menyalami saya seraya meniciun punggung jemari saya. Namun cepat saya hindari.  “ Koh sehat ?  Sapanya.
“ Sehat. Kamu ?
“ Sehat. “ Katanya.
Kemudian dia cerita bagaimana usahanya yang lima tahun lalu dirintis sudah berkembang. Dia sudah punya 30 outlet di Mall dan ruko. Bahkan bersama mitranya dari China dia sedang berencana membangun pabrik sparepart kendaraan  untuk ekspor ke Thailand dan Afrika. Saya senang mendengar cerita kesuksesannya.

“Mirna, seru saya. “Bagaimana kamu bisa berkembang pesat?. Apa kunci suksesya ?

“ Ingat nasehat suami. Kalau jadi salesman harus punya sifat semangat, kejujuran dan sabar. “ Katanya.

“ Apa yang kamu pahami soal semangat ?

“ Semangat ? ya kita harus selalu nampak percaya diri menawarkan produk kita. Setiap pertanyaan diajukan konsumen, kita tidak terjebak dengan opini subjective walau kadang pertanyaan terkesan menyudutkan. Kita tetap semangat dan penuh percaya diri bahwa apa yang kita tawarkan sesuatu yang baik untuk konsumen. “ Katanya. Benar benar beda dari 5 tahun. 

“ Tidak jarang kita temui orang yang sangat pede, tapi tidak terlihat antusias. Profesional yang berbakat dan trampil sekalipun bisa saja tidak bersemangat. Kita tahu bahwa hambatan pasti dihadapi setiap orang dan terkadang bisa menjatuhkan mental. “ Kata saya. 

“ Namun, sepanjang orang punya kecintaan dan minat yang kuat terhadap substansi tertentu, pastilah bisa menemukan jalan untuk membakar antusiasmenya terus-menerus, dan tidak berhenti berkarya. “

“ Namun fokus pada diri sendiri tidak boleh terlalu berlebihan, karena situasi seperti ini membuat kita tidak bisa memperhatikan dan bekerja untuk  orang lain di sekitar kita.“

“ Ya, mana mungkin kita mengeluarkan prestasi terbaik, jika tujuan kita semata untuk kepentingan pribadi? Dengan memperluas minat dan kepedulian pada keadaan di sekitar kita dan kebutuhan orang lain, sumber energi kita tentu akan terus terisi, bahkan bertambah besar. Seperti kokoh bantu saya dulu, ya kan.” Katanya seraya tersenyum.

“ Terus gimana dengan kejujuran?

“ Kejujuran? Ya kita harus selalu bersikap terbuka tanpa berusaha menutupi segala kelemahan yang menjadi kekawatiran konsumen. Kita harus bisa menyampaikan sepatah kata untuk mengundang orang mencoba segala kemungkinan yang kita tawarkan. Kita harus kuat tanpa ada rasa takut akan kehilangan deal. Karena kejujuran itu mahal dan tak bisa dibayar dengan apapun. 

Selain itu, jika kita melakukan berbagai bisnis dengan banyak partner bisnis, maka kejujuran itu sangat diperlukan. Image dari buah kejujuran adalah, kita akan di pandang sebagai seseorang yang bisa diandalkan dan akan mendapatkan kepercayaan penuh dari siapa saja yang mengenal kita. Bahkan partner bisnis yang belum pernah melakukan kerja sama dengan kita tidak akan khawatir untuk memulai bisnis yang baru dengan kita. Karena kredibilitas kita yang bisa dipertanggungjawabkan. “ Katanya memukau saya.

“ Ya. Kejujuran selain membawa banyak dampak positif juga membawa kepada kehidupan yang jauh lebih baik. Terus gimana pandangan kamu soal kesabaran?

“Sabar ? Ya kita tidak boleh pernah merasa kecil hati ketika orang meragukan produk kita atau menolaknya. Kita harus tetap tenang mendengar segala keraguan konsumen dan menjawabnya dengan sabar untuk memahaminya. Andaikan untuk meyakinkan konsumen kita harus gagal berkali kali, kita tetap harus sabar tanpa kehilangan harapan. “ Katanya.

“ Orang yang malas sering kita sebut sebagai orang yang tidak punya kesabaran.”

“ Benar koh. Dengan pandangan ekstrem seperti itu, kita seakan punya beban berat jika harus menjual sementara tak banyak orang mau membeli dengan mudah yang kita tawarkan. Sebaliknya, kalau kita membayangkan bahwa mencapai deal memang tidak mudah, maka itu bagaikan sebuah sumber energi dalam diri kita.” Katanya.

“ Kita bisa melihat bahwa kesabaran akan selalu ada dalam diri tiap orang. Namun ada orang yang sumber energinya kuat, ada yang sumber energinya lemah. Ada orang yang mampu konsisten menjaga sumber energinya tinggi, namun ada juga yang grafik energinya naik-turun. Hal yang "magic" adalah bahwa bahwa energi yang kuat dari seseorang bisa menular pada orang lain. “Kata saya.

“ Dan energy besar itu menular dari almarhum suami saya. Dia memang meninggalkan warisan hutang besar karena dia baru bangkit akibat krismon. Sebelum dia bisa berdiri kuat, Tuhan panggil dia. Namu warisanya berupa semangat, kejujuran dan kesabaran, menjadi inspirasi bagi saya melaksanakan amanahnya menjaga anak anak. “

“ Berapa usia kamu sekarang ?

“ 45 tahun. Kenapa koh ?

“ Kamu engga kepikir menikah lagi ?

“ Ah engga lah. Sibuk bisnis dan besarkan anak saja. Si sulung tahun depan mau berangkat ke Eropa. Yan bungsu masih sibuk belajar musik dan bercita cita ikut kokohnya ambil jurusan Bisnis. Tetapi di AS. “

“ Baguslah. Sehat selalu ya Marina. Terus ada apa ketemu saya.”

“ Tahun lalu saya ketemu Ibu Yuni. Dia yang tawarkan kerjasama bangun pabrik sparepart di China.  Dia mau jadi supply chain ke asembling kendaraan di Thailand. Katanya pembiayaan dari Hong Kong. Saya udah ketemu dengan Wenny. Dia sanggupi. “

“ Posisi kamu sebagai apa dalam bisnis ini ?

“ Kebetulan koh, boss pabrik kendaraan di Thailand itu teman baik almarhum suami saya. Dia ingin sekali bantu saya. Tapi minggu lalu saya baru tahu ternyata boss ibu Yuni dan Wenny itu ya kokoh sendiri. Saya minda advice apa sebaiknya saya lakukan.”

“ Saya malah engga tahu rencana bisnis itu. Mungkin engga beresiko makanya mereka engga bicarakan ke saya. Maunya kamu gimana ? 

“ Kalau Kokoh minta saya bantu aja. Ya. saya akan bantu. Saya engga perlu saham. Walau udah disepakati.”

“ Kenapa ?

“ Kebaikan kokoh dulu tidak pernah saya lupa. Tidak bisa saya bayar dalam bentuk apapun.”

“ Ya kalau begitu. Kamu deal aja dengan Ibu Yuni. Engga usah cerita kalau kamu kenal saya. Kamu engga berhutang apapun dengan saya. Saya membantu itu dulu karena rasa hormat kepada mendiang suami kamu. Kalau sudah disepakati kamu dapat saham dalam deal ini,  perjuangkan itu. Pastikan bisnis ini jalan ya.”

Entah mengapa dia menangis. “ Kenapa “ Kata saya. 
“ Saya ingat koh Johan. Sampai sekarang saya bisa berkembang  karena kebaikan sahabatnya. “ 
Saya hanya tersenyum dan memberi tissue kepada Marina. Karena ada rencana ketemu dengan relasi lain, saya undur diri. Kami berpisah dengan kesan teramat dalam bagi saya tentang semangat, kejujuran dan kesabaran.

Nah, setiap orang bisa menjadi pengusaha sukses asalkan bermental enterpreneurship.  Untuk menjadi sukses kamu harus punya impian. Orang bijak berkata " Every great dream begins with a dreamer. Always remember, you have within you the honesty, the patience and the passion to reach for the stars to change the world.” Kamu tahu, artinya setiap pemimpi selalu punya tiga hal yaitu kejujuran, kesabaran dan semangat. Jadi bila kamu tidak punya salah satu sifat itu ,maka kamu bukan pemimpi, dan tak akan mungkin meraih bintang untuk merubah dunia. 

Mengapa ? Karena kejujuran itu datang bila kamu sabar dan kesabaran itu hanya ada pada orang yang selalu bersemangat; berpikir positip tanpa tergoda jalan pintas..to good to be true. Dia akan tumbuh dan berkembang karena waktu. Orang seperti inilah yang mampu membangun peradaban kasih sayang, Dia akan mampu melewati kenyataan dengan bijak. Bila sukses dia akan berbagi dan bila gagal dia bersabar. Apapun baik baginya. Dan Tuhan bangga dengan manusia seperti ini, tentu rezekinya akan mudah. paham ya sayang..

Friday, January 7, 2011

Berbisnis dalam semangat Cinta.



Hari telah berangkat malam. Udara summer ini telah membuat orang semakin akrab dengan AC di tengah belantara hutan beton. Di balik gedung tinggi, di kawasan financial center, HK,  saya termenung seorang diri. Di pelataran parkir yang bila malam hari dijadikan tempat orang duduk santai sambil menikmati secangkir coffe, membuang malam hingga lelah membawa tidur. Di situlah saya  duduk. 

" Uda , passport Yuni, habis. Gimana? Itu sms saya terima dari direksi saya di Jakarta. 
” Besok saya suruh orang saya untuk urus. “ Saya jawab SMS itu dengan singkat.

Memang etnis Cina agak takut kalau urusan masalah legalitas pribadinya dengan pemerintah. Walau dia mampu urusan apa saja dan bertemu dengan pejabat, politisi, tetapi kalau soal urusan legalitas pribadinya, mereka tetap ada rasa takut atau tepatnya trauma. Apalagi yang lahir di bawah tahun 1980. Saya sering dengar dan saksikan , terasa sekali susana hati mereka ketika berhadapan dengan pemerintah. Makanya kalau diminta uang berapa aja mereka tidak pernah tanya. Tidak pernah protes. Kasih begitu saja.

Jadi kalau ada orang bilang bahwa etnis China pengemplang hutang atau larikan uang, saya tidak percaya 100 % mereka berniat jahat. Saya tahu pasti sebagian besar mereka hanya jadi pion pejabat atau pengusaha pribumi yang dekat sekali dengan partai. Saya pernah marah besar karena Yuni keluarkan uang kepada pejabat dari uang pribadinya. Saya baru tahu belakangan. Saya tanya mengapa ? dia tidak menjawab apapun. Tetapi dari wajahnya nampak dia memilih diam dari pada ungkapkan alasannya. Karena dia tahu saya akan serang pejabat itu. Makanya sejak itu saya perintahkan semua pengeluaran untuk pejabat, serahkan kepada orang yang saya beri tugas khusus untuk itu.

Ada teman saya bertahun tahun punya usaha suplier, kalau di hitung dia hanya dapat 5% dari total penerimaan, selebihnya dimakan oleh pajabat. Dari 5% itu dia masih harus bayar berbagai kegiatan amal dari ormas. Jadi benar benar mereka di peras. " Kami engga punya pilihan, daripada ribut, ya ambil ajalah uang. Kami hanya mau damai." Ada teman saya tahun 1998, rumahnya di jarah di PIK dan pabriknya dibakar, padahal dia kerja keras mengumpulkan uang berpuluh tahun untuk bangun pabrik dan beli rumah. Ketika prahara itu, dia hanya bersyukur anak dan istrinya aman aman saja. Kebetulan anaknya tinggal di AS dan Istrinya sedang sama dia di kantor.

Lamunan saya buyar ketika Wenny hadir di hadapan saya.  “ Aku lelah sekali. Tadi siang aku harus buat laporan soal analisa investasi. Dalam waktu dua jam harus sudah ada di meja boss. Belum lagi harus presentasi di hadapan clients dan boss. Uhhh melelahkan“ Katanya dengan senyum lembut.

“ Apa aku boleh pesan minum lagi untuk kamu “ tanyanya.

Saya  hanya mengangguk.

“ Cofee lagi ?

“ Teh hangat. “ jawab saya singkat.

Dia memanggil pelayan untuk pesan teh hangat.

Saya hanya diam. Dia mengambil sesuatu dari dalam tas kerjanya dan itu adalah buku. Dia membaca tanpa meliat kearah saya. Namun saya yakin bahwa setiap sebentar dia meliri saya. Benarlah, dia lepasnya kacamata dan berkata :

“ Tadi siang aku telp kamu berkali kali tapi tidak diangkat. Ada apa ?

“ Aku sibuk” jawabku singkat tapi berusaha tersenyum. Karena saya tahu itu memang salah. Tentu dia kecewa.

“ Aku tahu. Kamu selalu sibuk. Dan aku kemari karena yakin kamu ada disini..” Itulah dia yang mengenal saya dengan hatinya. Dia tidak butuh kata kata. Dia tahu sikap saya dan tahu apa yang harus diperbuatnya. Dia datang kesini tentu dia mengkawatirkan saya.

‘ Ini buku bagus sekali “ katanya dengan mata berbinar.

Saya memandang ke arahnya. Dia tersenyum. “ Boleh aku bacakan sedikit. Aku baca yang menarik saja ya. Boleh “ Matanya memancar harap tanpa menghilangkan senyum manis di balik wajah orientalnya.

Saya diam saja. 

“ Aku bacakan ya..”

Saya mengangguk

“ Dengarin, ya” Katanya sambil mengenakan kacamata bacanya. “ Ketika musim dingin datang, saljupun turun. Bumi ditaburi oleh kelembutan butir salju. Bumi ingin diam sementara. Tak ingin bumi tanahnya ditanami pangan. Tak ingin bumi dikeruk untuk diambil isinya. Burung pergi kebenua lain. Yang ada kesunyian dan juga keindahan. “ Dia terhenti membaca sambil melirik kearah saya. Mata nampak bergerak gerak seakan meminta tanggapan saya. Tetapi saya tetap diam.

“ Wei, hanyalah pria biasa saja. Namun baginya musim dingin punya makna lain. Ini bukan soal kesunyian dan keindahan atau apalah. Ini hanya cara tuhan meminta manusia berhenti barang sejenak. Ya sejenak. Bumi butuh istirahat. Manusia juga butuh istirahat. Biarlah salju turun dengan dingin menusuk. Biarlah burung pergi membawa siulannya. Biarlah dedaunan tertidur dalam mimpinya. Biarlah. Wei, menimati itu semua. Karena begitulah Tuhan merancang dan kemudian berbuat untuk sepatah cinta bagi semua ciptaannya. “

Kembali dia melirik kearah saya. Dia tesenyum dan mengangguk ngangguk sambil membuka lembaran halaman buku itu.

“ Wei, hanya ingin melewati musim ini sebagaimana musim dingin yang lalu. Dia percaya bahwa hanya soal waktu, musim ini akan berganti dan musim semipun akan datang. Dan juga itupun tak pernah dia nanti. Biarlah musim semi membangunkan bunga dari tidurnya. Biarlah musim semi mengundang burung untuk bersiul. Baginya musim hanyalah rutinitas titah Tuhan. Untuk menunjukan kebesaranNya. Selalu ada hikmat di balik musim. Itulah cara Tuhan berdialogh kepada semua manusia. “

Saya terpanggil untuk menatapnya. Dia senang.

“ Ada apa ? Kamu suka ceritanya ?

“ Siapa itu Wei ? Kata saya mengerutkan kening

Dia menatap saya dengan pancaran mata indahnya.

“ Wei hanya pria biasa saja. Tidak ada yang istimewa dari Wei...

“ Lantas apa menariknya buku itu ? Apa menariknya kisah itu. “ Kata saya sambil menggelengkan kepala.

“ Wei menanti keajaiban dari Tuhan. 10 tahun istrinya sakit lumpuh. Sepuluh tahun dia merawat istrinya siang dan malam. Sepuluh tahun dia berharap agar Tuhan menyembuhkan istrinya. “

“ Oh....” Saya tersentak seketika. "Mengapa dia bisa bertahan seperti itu. “ tanya saya.

Dia tidak menjawab seketika. Dia membalik balik halaman buku itu. “ Inilah sebabnya “ Katanya sambil melirik saya dengan senyumnya “ Wei bekata...Ada ratusan juta wanita di China dan mungkin miliaran wanita diciptakan Tuhan di bumi ini. Tapi ketika Tuhan memberiku wanita sebagai istri maka itulah yang terbaik bagiku dari sekian miliar wanita dibumi ini. Tuhan tahu mengapa istriku harus sakit lumpuh, sebagaiman Tuhan tahu mengapa harus ada musim dingin. Sudah sepuluh musim aku tak lagi mendengar suara istriku menyapaku di pagi hari. Sudah sepuluh musim berganti aku tak bisa menyemai istriku. Sudah sepuluh tahun aku kedinginan. Tapi aku yakin dan sangat yakin musim pasti berganti”

“ Oh...” Kata saya terpesona

Dia tidak peduli dengan reaksi saya. Dia kembali meneruskan membaca dan ini nampak dia membuka lembaran akhir dari buku itu..”Wei berkata .. Andai aku bisa memilih apa yang terbaik bagiku , tentu aku akan memilih tapi sayang sekali, aku hanya manusia yang diciptakan tanpa berhak untuk memilih apa yang aku inginkan. Tugasku hanyalah melewati semua itu dan berharap...” Wei melangkah membopong tubuh istrinya melewati bukit terjal untuk disemayamkan diatas bukit. Ketika itu musim semi. Dari atas bukit , Wei menatap ke bawah dan berkata kepada jasad istrinya “ Istriku , aku telah membuat tangga untuk naik kebukit ini. Ada lebih 1000 anak tangga yang kususun selama 10 tahun. Ini sekedar memastikan kepadamu bahwa bila kelak aku tua , aku masih mampu menggerakan tubuh rentaku untuk sampai kemakammu , menyapamu. Dan kamu tidak perlu kesepian di sana..”

“ Oh...” Saya melongok mendengar kisah akhir dari buku itu.. Saya terhentak dengan mata memerah. Saya lihat diapun sama dengan saya . “ Sangat mengharukan…” Kata saya.

“ Cinta bukanlah apa yang kamu katakan dan kamu perbuat. Ketika orang yang kamu cintai dalam keadaan gundah, tugasmu menentramkan bukan bertanya. Ketika orang yang kamu cintai bersalah, tugasmu meluruskan bukannya menyalahkan. Ketika orang yang kamu cintai tak bisa menjawab maka hatimulah yang menjawab. Ketika orang yang kamu cintai dalam keadaan lemah, tugasmu menyediakan tubuhmu untuk menopangnya. Kecintaan kepada seseorang bukan hanya mempercayainya tapi bagaimana kamu bersikap terhadapnya. Dan itu hanya ketulusan untuk sepatah kata bahwa cinta adalah cinta. “

Dia mengakhiri membaca dan menutup buku itu. “ Bisnis itu bagus, kalau itu bagian dari cara kita mengaktualkan cinta. Bersinergi atau kolaborasi adalah spirit yang luar biasa untuk saling berbagi potensi.  Kadang kita harus berkorban untuk satu hal namun kita mendapatkan untung dilain hal. Biasa saja. Yang penting selagi ada cinta, maka kebersamaan itu berkah yang luar biasa. Karena semua orang sadar di mana posisinya dan tidak memaksakan diri mendapatkan lebih dari posisi dia. Rakyat melalui parlemen menciptakan regulasi, pemerintah melaksanakannya dan rakyat mematuhinya.  Selagi dalam irama cinta, hubungan itu akan sangat indah. Ya kan dear ? Kata Wenny tersenyum penuh arti.

Kejahatan yang paiing buruk, dan paling tak bermoral di abad 21 ini adalah sifat rasis, dan lebih buruk lagi kebencian karena perbedaan agama. Paranoia terhadap etnis Cina itu , kadang membuat saya malu bila jalan di Shenzhen dan berada di pabrik saya di china karena tidak ada sedikitpun mereka membenci saya orang indonesia atau paranoia. Bahkan pejabat China sangat baik kepada saya. Kalau makan di luar , mereka malu kalau saya yang bayar. Entah apa yang salah denga kita, Padahal agama dan budaya tidak mendidik kita jadi pembenci kepada siapapun. Justru kita harus menebarkan cinta, terutama dalam bisnis.