Friday, March 12, 2010

Sintetik Bond sebagai solusi pembiayaan.


Sebelumnya wanita itu tidak berdiri di depan gerbang tapi dia duduk di pojok ruangan cafe itu bertemankan segelas soda sambil matanya menatap kearah pintu masuk. Setelah itu entah mengapa dia tak lagi di dalam cafe tapi berdiri diluar. Dari luar dia memandang kearah pintu cafe dengan pakaian lusuh. Setiap sabtu malam ,pengunjung cafe yang berada di jantung bisnis keuangan shanghai akan terbiasa melihat seorang wanita berdiri di depan pintu gerbang Cafe itu. Siapakah wanita itu. Tak banyak orang yang tahu. Para pengunjung tidak peduli dengan kehadiran wanita itu. Begitupula dengan saya.

Untuk kesekian kalinya saya kembali berkunjung ke Shanghai tapi wanita itu tidak nampak lagi di depan cafe. Pandangan mata saya menyapu kesekitar gerbang cafe seakan mencari cari wnita itu. Dari pintu masuk, Wenny nampak melangkah ke arahku. Dia tersenyum cerah. “ Saya sudah bicara dengan pihak perusahaan Asuransi. Mereka setuju menempatkan portfolio investasinya dalam program asset Protection. Mereka minta premium 1% dari total yang di tempatkan." Katanya melaporkan proses pekerjaan yang saya tugaskan ke dia.
“ Thanks. Jadi Bond yang kita terbitkan lewat SPC di Swiss walau engga ada rating tetap bisa dijual melalui limited offer. Investor saya di Arab mau ambil bond itu. Saya berharap bulan depan, aksi akuisisi block City di Beijing dapat dilakukan.”
“ Mereka ingin ketemu kamu sebenarnya.” kata Wenny.
“ Mengapa ?
“ Karena bisnis yang kamu tawarkan sangat exciting. Apalagi skema risk management nya bagus sekali. Win win condition dan secure. Mereka juga sudah due diligent ke sana ke mari. Memang exit buyer kamu di Jepang itu sangat tinggi reputasinya. Jadi ini transaksi sangat aman.”
“ Ya udah. Setelah transaksi ini selesai. Atur saya ketemu dia. “
“ OK.” Kata Wenny. 

Block City di Beijing itu dimiliki oleh Perusahaan Korea. Mereka ingin keluar dari investasinya. Kami ikut dalam tender pembelian bock city itu. Dan menang. Pembiayaan didapat dengan skema penerbitan Bond melalui perusahaan cangkang. Jadi ini semacam sintetik bond. Namun karena tidak ada rating dan tidak ada collateral, kami menggunakan asset protection sebagai link note. Artinya kalau gagal bayar, maka asset protection ditukar dengan bond tersebut. Pihak asuransi juga tidak ada resiko walau mereka menjamin gagal bayar. Karena transaksi ini di backup dengan exit buyer yang solid. Perjanjiannya secure. Pembayaran dari exit buyer dikirim langsung kepada rekening yang ditunjuk oleh pihak Asuransi.  

Wenny perhatikan saya dengan tanda tanya. Karena setiap sebentar mata saya menyapu ke sekeliling cafe. 
“ Wanita itu tidak akan pernah lagi menunggu. “ Kata teman yang mendampingi saya di cafe itu.
“ Siapa yang kamu maksud” tanya saya pura pura tidak tahu.
“ Wanita yang selalu ada di depan pintu gerbang cafe itu. Ya kan. Jangan boong. Aku ini wanita punya indra ke sepuluh tahu” Mata sipitnya berusaha melotot di depan wajah saya.
“ Ya “ Saya bermerah wajah menahan malu.
“ Mau tahu mengapa wanita itu selalu di dekat pintu masuk ? tanyanya
“ Mengapa ? Saya penasaran untuk mengetahui lebih jauh tentang wanita itu.

“ Namanya Wang Nie. “ Wenny mengawali ceritanya. Dia kelahiran Xinjiang. Dengan berbekal ijazah Academy Bahasa , dia mengadu nasif di Shanghai. Memang Shanghai kota kapitalis yang bernaung dalam system komunis. Geliat kota Sanghai tak ubahnya Hong Kong, New York, Dubai. Semua orang berkompetisi. Begitulah yang dirasakan oleh Wang yang terjepit di antara arus kota cosmopolitan. Dia hanya bisa mendapatkan peluang sebagai SPG disalah satu Mall yang banyak tersebar di Shanghai. 

Kehidupan Wang berubah ketika berkenalan dengan pria berkembangsaan Amerika. Pria itu bekerja sebagai tenaga ahli disalah satu bank asing di Shanghai. Cinta mereka bertaut seakan tak terpisahkan. Wang pun pindah ke Apartement pria itu setelah menikah. Namun kebahagiaan itu hanya berlangsung sesaat. Tak lebih 1 tahun. Pria itu harus kembali ke Amerika. Mereka berpisah untuk janji akan berkumpul kembali.

Sebulan setelah kepergian Pria kekasihnya, Wang hamil. Seiring membesar kandungannya Wang terpaksa berhenti bekerja dan hidup dari bekal pemberian pria kekasihnya itu. Wang terus menanti dan berharap pria itu akan kembali kepadanya. Tak terbilang surat , kartu Pos, serta email dikirm. Namun balasan tak kunjung datang. Wang tak pernah putus asa. Dia tetap berprasangka baik bahwa kekasihnya akan datang menemuinya dengan cinta. Bayi wanita cantik lahir dalam kesendirian tanpa suami pendamping di tengah kerasnya kehidupan kota shanghai. Wang harus berpikir untuk bertahan hidup sambil berharap suatu saat pria kekasihnya akan datang. Dia berusaha bekerja keras apa saja untuk bertahan hidup. Sampai batas dayanya, akhirnya dia harus menerima kenyataan untuk berpisah dengan putrinya.

Dengan langkah berat dia menyerahkan putri kecilnya kepada agent adopsi anak. Semua surat yang diperlukan untuk menyerahkan putri kecilnya dia tanda tangani. Tentu dengan airmata berurai melepaskan buah cinta kasihnya bersama pria kekasihnya. Itulah sisi lain betapa kejamnya kehidupan kota kapitalis. Wang merasakan itu namun dia berkayakinan itulah yang terbaik untuk putri kecilnya, untuk masa depan anaknya.

Wenny terdiam sebentar. Saya terharu mendengar cerita yang sangat menyentuh itu. “ Apakah Wang membenci pria itu ?
“ Wang tidak pernah membeci. Dia selalu mencintai pria itu. Dia berharap dan berharap suatu saat pria itu datang kepadanya. “
“ Untuk apalagi ? Bukankah buah cintanya dengan pria itu telah diberikan kepada orang lain. Apakah ada istri yang pantas disebut ibu untuk dicintai seperti Wang itu ? Tanya saya
“ Itulah persoalannya. Dia selalu menanti dan menanti”
“ Oh…” saya tersekak. “ Lantas gimana kelanjutan ceritanya.

Wenny tersenyum melihat saya penasaran. “ Lima tahun setelah dia menyerahkan putrinya kepada agent” lanjut cerita Weny. “Lima tahun pula setiap sabtu dia datang berkunjung ke caffee ini. Sampai pada batas di mana penantian itu ada akhirnya. Pria itu kembali ke Shanghai menemui Wang. Tapi tahukah kamu bahwa pria itu datang tidak sendirian tapi dia datang bersama istri yang dinikahinya di Amerika. Mereka datang ke Shanghai karena anak yang di adobsi melalui agent di AS , ternyata DNA anak itu sama dengan DNA pria itu. 

Saya tersentak. “ Bagaimana mungkin? Ini miracle. Suatu kebetulan yang langka.” Kata saya. 
“ Tahukah kamu ada miliaran sperma yang berjuang melintasi kanal uterus untuk sampai ke ovarium membuahi ovum. Tapi hanya satu yang berhasil. Dari satu inilah terjadi proses pembetukan manusia di dalam rahim ibu. Begitupula ada puluhan jutan anak ditawarkan untuk di adobsi oleh agent tapi hanya satu jatuh kepelukan orang tua angkat, yang ternyata adalah putrinya sendiri. Tidak ada yang luar biasa soal itu. Yang luar biasa adalah proses terbentuknya manusia. Itulah yang miracle tapi banyak orang lupa bahwa keberadaannya sebagai mahkluk memang miracle. Itulah kehebatan Allah yang tak tertandingi oleh apapun.”
“ Dan karena itulah , Pria itu berusaha untuk bertemu kembali dengan Wang?. Tanya saya. “ Lantas setelah mereka bertemu ? Saya penasaran.
“ Wang hanya inginkan maaf dari pria itu. Hanya itu. “
” Hanya itu ???
“ ya!”
“ Mengapa Wang tidak marah kepada pria brengsek itu? Kata saya kesal.
“ Bagi Wang, tidak ada yang perlu dimarahi atau disesali terhadap pria itu. Ketika dia mencintai pria itu, dia tidak berharap banyak seperti cinta yang kita persepsikan selama ini, yang selalu meminta. Baginya anugrah cinta pria itu lebih dari cukup yang harus disyukurinya. Kegagalannya menjaga anak buah cinta mereka itulah yang membuat dia merasa bersalah dan berdosa. Dia hanya inginkan maaf. “
“ Apakah pria itu memaafkan Wang?
“ Tentu memaafkan.
“ Terus”
“ Bagi Wang Nie, semua sudah usai. Dia tidak sedih bila pria itu mengaku telah menikah dan kini anaknya ada dalam pelukan pria itu lewat proses miracle. Dia mengikhlaskan pria itu untuk kembali ke negerinya bersama anaknya serta istrinya.
“ Power of love” kata saya singkat.
“ Tepat sekali. Cinta bukanlah soal mimiliki tapi adalah memberikan sesuatu yang pada waktu berasamaan kita sangat menginginkannya. Bertemu karena Tuhan, berpisahpun karena Tuhan. Mengapa ini semua terjadi, itupun rahasia Tuhan. Tak cukup akal untuk menjelaskan itu semua. Semua orang melewati takdirnya masing masing dan Wang sadar itulah kini yang terbaik baginya untuk sepatah kata tentang Cinta.” Kata Wenny dengan mata sipitnya yang menari nari melihat kedalam mata saya untuk mencoba menyatukan kata katanya dengan bahasa oralnya. Untuk saya pahami, tentunya. Saya hanya tersenyum. “ Semua wanita , mempunyai kekuatan cinta lebih dibandingkan pria.” kata saya.

Setelah usai bersantai di cafe itu, sebelum berpisah dengan Wenny, saya kembali bertanya” Bagaimana kamu bisa tahu kisah wanita itu. Teman itu tersenyum sambil berkata “ Pada acara talk about the love di Radio. Mungkin karena setiap hari sabtu dia datang ke Cafe ini mengundang perhatian orang banyak. Salah satunya adalah petugas Radio yang merasa pantas mengajaknya berdialogh dalam acara menjelang pagi”

“ Oh I see. Dan mengapa wanita itu selalu menanti di cafe ini? Tanya saya lagi.
“ Karena di cafe inilah Pria itu pernah berjanji akan kembali untuk Wang. Dan Wang percaya. Akhirnya mereka bertemu disini”
" Dan.."

" Ah. Sudahlah. Capek jawab pertanyaan kamu. Nih, udah malam. Besok harus kerja. Dan lagi wanita itu berkat kisahnya di radio membuat salah satu pria muda kaya raya di Shanghai tersentuh dan akhirnya menikahinya. " kata Wenny dengan tersenyum dan mengajak saya berlalu dari cafe itu.

Saturday, March 6, 2010

Menghadapi tantangan bisnis ...



Tahun 1980an  saya bangkrut. Saya pun gunakan tenaga yang ada berdagang antar pulau. Target saya adalah pulau terluar yang tidak ada komunikasi dengan dunia luar. Kalau bisa pulau itu engga kenal uang.  Sebelum berangkat saya sudah punya rencana apa saja komoditas yang menjadi target saya. Jadi dengan menyewa KLM ( kapal layar mesin), saya berlayar ke target setelah dapat informasi dari ABK tentang potensi pulau itu. Waktu berangkat, saya membawa kebutuhan pokok yang akan dibarter dengan komoditas dari penduduk pulau. Seperti Kopi bubuk, gula, garam, dan beras. Hampir pulau terluar pernah saya kunjungi. Tadinya saya sewa, akhirnya saya bisa punya sendiri dan menakhodai sendiri kapal itu. Sebetulnya inilah cara saya fundraising untuk memulai business lagi.

Untungnya sangat besar. Saya beli lola ( keong ukuran besar ) 3 kwintal di puluar terluar Enggano. Itu saya tukar dengan 10 KG gula pasir dan 2 kG Kopi bubuk ,dan Rokok Djambu satu pak. Tahu berapa saya jual lola itu sekilo ? Rp. 7.500. jadi 3 kwintal seharga Rp. 22 juta. Belum lagi komoditas lain seperti damar mata kucing , rumput laut, batu apung. 

Suatu hari, ketika kapal memasuki teluk Jakarta, setelah berlayar dari Pulau Pagai, saya serahkan kemudi kepada ABK, untuk siap siap ganti pakaian. Karena sebentar lagi akan ada pedagang China yang akan datang ke kapal untuk meriksa muatan kapal dan transaksi dilakukan di atas kapal. Ketika itu jam 2 pagi. Terdengar suara keras dari lambung kapal, Saya sempat terhuyung. Segera saya naik keanjungan. Mesin kapal kehilangan daya dorong. Saya sadar kapal duduk diatas batu karang. Saya menghela nafas. Segera saya perintahkan kepada ABK untuk segera lompat ke laut. Karena sebentar lagi kapal akan pecah dihantam gelombang. Itu akan berbahaya kalau kami masih di dalam kapal.

Saya memasukan surat kapal ke dalam dompet yang melekat dengan ikat pinggang dan Wesel ( bank draft ) sebesar Rp. 50 juta. Terasa dingin menusuk ketika  menyentuh air laut. Tak berapa lama, kami bisa menjauh dari kapal, dan menyaksikan kapal pecah. Kami menggunakan pecahan kapal untuk bertahan di laut. Namun saya mulai kawatir karena terasa arus menyeret kami ke tengah laut. Benarlah, nampak teluk jakarta semakin menjauh dan akhirnya tak nampak lagi. Kami berempat bersedekap dengan sebilah papan mengapung ditengah laut. Pagi datang menuju senja dan malam kembali datang. Kami terus terapung. Untuk bertahan hidup, kami makan dari sampah laut seperti rumput atau apa saja. Kalau hujan kami menengadahkan kepala keatas untuk minum.

Saya tidak tahu berapa lama kami di laut terapung apung. Salah satu ABK nampak sudah makan jempolnya sendiri. Saat itulah saya kehilangan harapan. Saya merasa maut sudah sangat dekat. Apalagi berkali kali ABK terlepas  dari pagutannya di papan. Saya berusaha menariknya kembali ke papan dengan memaksanya sadar. Ketika sampai pada puncak kehilangan harapan dan kekuatan, saya berdoa atau tepatnya berbicara kepada Tuhan, “ Tuhan, aku berniat akan mengirim ibuku ke Makkah. Beri kesempatanku untuk berbakti kepada ibuku, Ya Tuhan. Kalau niat dan tekadku untuk berbakti kepada IBuku adalah kebaikan di sisiMu, selamatkan kami ya Tuhan. “

Entah mengapa, tak berapa lama, ketika itu matahari baru saja tergelincir menuju malam, nampak cahaya putih tak begitu jauh dari kami. Kapal besar mendekati kami.Terasa gelombang menghentak kami sehingga kami terlepas satu sama lain dari pagutan pada papan. Tapi ada cahaya kearah kami. Tak berapa lama, nampak sekoci di turunkan. Satu satu kami di naikan kedalam sekoci. Ketika sampai di deck kapal itu, saya langsung tidak sadarkan diri.  

Saya perhatikan ruangan semua serba putih.Ada salip Yesus. Saya bingung. Mengapa saya ada diruangan ini. Tak berapa lama, datang suster berbaju serba putih “ Kamu di RS Charitas Palembang. Kamu tidak siuman 8 hari. Saya akan panggil dokter. “ Katanya.
“ Mana ABK saya ?“
“ Teman kamu sudah keluar dari rumah sakit. Mereka semua sehat. Hanya dua hari di rumah sakit. “

Saya kembali ke Jakarta. Semua hasil yang saya peroleh dari bisnis ini habis, Untunglah saya tidak ada hutang apapun, karena kapal saya beli dari laba yang saya kumpulkan. Kelak kemudian hari saya berhasil mengirim ibu saya ke makkah.

Pesan moral : Bila ada niat baik untuk berbakti kepada orang tua, maka Allah akan selamatkan kita dari prahara. Kalau ingin mendapatkan sorga di dunia maka berbaktilah kepada Ibu. Doa ibu sangat dahsyat namun semakin dahsat apabila anak itu menjadi anak yang soleh…

Friday, March 5, 2010

Kutukan di balik kekayaan.



Seorang teman berkata kepada saya bahwa bagaimana mungkin negara kita yang kaya raya akan sumber daya migas tapi pada waktu bersamaan pemerintah mengalami tekanan APBN karena harga minyak naik. Bukankah pemerintah untung dan mengapa harus dikurangi subsidi BBM. Saya tersenyum. Apalagi dia berbicara tentang data lifting minyak dan segala perhitungan kelayakan pemerintah mendapatkan kelebihan pendapatan dengan kenaikan harga BBM.  Bagi saya teman ini tidak ada salahnya. Karena dia beranggapan bahwa minyak di bumi itu semua milik negara. Ini benar. Tapi kalau sudah di atas bumi maka minyak itu tidak sepenuhnya milik negara. Yang real milik negara hanyalah secuil. Karena harap maklum, pemerintah tidak keluar uang atau  resiko apapun untuk  mengeluarkan minyak dari perut bumi. Semua itu dikerjakan oleh kotraktor minyak yang menyabung dana tak terbilang di tengah hutan dan laut. Juga melibatkan tekhnologi tinggil. Pemerintah hanyalah mandor yang dibayar bila ada hasil.

Untuk lebih jelasnya saya ilustrasikan sebagai berikut. 

Si Mamad, mendapatkan warisan dari orang tuanya dalam bentuk tanah yang cukup luas. Pada waktu bersamaan si Mamad juga mendapatkan warisan kewajiban menanggung biaya hidup keluarganya. Dalam hal ini si Mamad mendapatkan warisan harta juga warisan tanggung jawab. Untuk menjadikan tanah sebagai sumber penghasilan dibutuhkan modal dan tenaga. Tenaga , tidak ada masalah. Karena semua anggota keluarga bersedia bekerja keras. Tapi soal modal, inilah yang jadi masalah. Orang tuanya tidak mewariskan uang tapi hanya harta berupa tanah yang harus digarap agar menghasilkan uang untuk makan.  Maklum saja, tanah itu perlu pupuk, perlu traktor , perlu bibit dan biaya hidup selama menunggu hasil panen. Menyediakan ini si Mamad tidak mampu. Sementara kebutuhan hidup tidak bisa ditunda.

Dalam kebingungan itu, datanglah Mat Culas yang bermanis muka mengulurkan bantuan dalam bentuk solusi. Ini bahasa lain dari istilah kapitalis. Solusi artinya anda dapat tapi saya lebih banyak dapatnya. Apa usulan dari si Mat Culas. Dia akan mencarikan sumber dana untuk si mamad berhutang. Namun agar si Mamad qualified untuk mendapatkan pinjaman maka dia harus memastikan ada sumber pendapatan untuk membayar hutang itu. Solusinya sederhana  , yaitu si Mamad harus menyerahkan tanahnya kepada Mat Culas selama jangka waktu 30 tahun. Ingat , kata Mat Culas, saya tidak mengambil tanah kamu. Tanah tetap milik kamu. Saya hanya mengolah tanah kamu dan hasilnya kita bagi. Mat Culas menyebut istilah Product sharing contract. Yang dibagi adalah hasil produksi dari lahan tersebut setelah dipotong semua biaya yang dikeluarkan oleh Mat Culas. Pembagian 85% untuk si Mamad dan 15 % untuk si Mat Culas. Wow. Indahnya kesepakatan ini. Indahnya solusi ini.

Semua biaya yang berkaitan dengan pengolahan lahan itu ditanggung oleh si Mat Culas. Segala resiko akibat pengolah lahan itu menjadi resiko Mat Culas. Kesepakatan ini disampaikan kepada seluruh anggota keluarga. Semua serentak bilang setuju. Apalagi selama perundingan itu, Mat Culas sudah menepati janjinya memberikan pinjaman melalui relasinya di kota. Anggota keluarga sudah pula bisa berencana untuk pestain anak kawin, beli televise, bangun rumah dan lain sebagainya. Ketika kesepakatan itu terlaksana, anggota keluarga juga bisa bekerja di lahan itu dengan mendapatkan upah dari Mat Culas. Kelak bila ada anak anggota keluarga tamat kuliah juga bisa kerja di lahan itu dengan mendapatkan gaji dari Mat culas. Bagi si Mamad, ini berkah karena dapat uang berhutang, pembayaran dari bagi hasil produski lahan yang resikonya ditanggung oleh Mat culas. Apa ada kesepakatan yang lebih baik dari ini ? itulah makanya disebut berkah dan rahmat. Semua berkat Tuhan kirim manusia sebaik Mat Culas.

Ketika lahan mulai digarap. Produksi melimpah. Namun ketika hitung hitungan, si Mamad bingung dan tak bisa bicara banyak. Apa pasal ? karena setelah dipotong biaya bibit, biaya traktor, biaya pestisida, biaya pupuk dan upah kerja , tersisa hanya 20% yang bisa dibagi. SI Mamad mendapatkan 17% dan si Culas mendapatkan 3 %. Rugikah si Culas? Oh tidak. Karena pestisida, pupuk, traktor, bibit berasal dari group perusahaan milik si culas sendiri. Tentu dia suka sukanya menentukan biaya yang ditetapkan. Upah buruh kerja ditetapkan serendah mungkin tapi upah si Culas dan kawan kawannya, dia tetapkan sesukanya dan tentuk sangat besar. Si Mamad tidak bisa protes karena semua itu berasal dari kantong si culas sendiri dan lagi resiko juga ditanggung si culas. Tinggalah kini si Mamad harus ikhlas menerima bagi hasil seadanya karena dia tidak bisa menunda membayar cicilan hutang dan bunga yang harus dibayar, yang semakin lama jumlahnya lebih besar di banding pendapatan bagi hasil yang diterimanya dari si Culas. Si mamad, benar benar on trap as loser-man 

Ada niat si Mamad suatu saat akan merubah kesepakatan itu.Tapi lambat laun dia semakin tidak berdaya. Karena tuntutan biaya hidup keluarga dari tahun ketahun semakin meningkat dan kebutuhan akan berhutang semakin tinggi. Dan si Culas selalu mampu meyakinkan kreditur agar si mamat terus mendapatkan pinjaman dengan berbagai skema. Apalagi kelakuan anggota keluarga semakin bergaya hedonism yang memakan ongkos mahal, gemar berkonsumsi dan malas berpikir bagaimana berproduksi dari pendapatan bagi hasil itu. Karena lagi lagi si Culas selalu datang membawa barang siap dibeli.  Akhirnya mamad benar benar terjebak oleh situasi kebutuhan hidup dan kondisi bagi hasil yang memanjakan namun merampoknya secara tidak langsung. Tapi, ah ini bukan merampok. Ini sunattullah, dimana si Mamad yang bodoh dan takut ambil resiko dan si Culas yang smart yang berani ambil resiko. Yang untung selalu yang smart dan berani ambil resiko. Yang bodoh dan tak berani ambil resiko selalu pecundang. Semua syah syah saja.

Kini tanpa disadari anggota keluarga mulai bertanya mengapa kita harus membeli sesuatu yang dihasilkan oleh lahan kita sendiri ? mengapa ? itulah pertanyaan bodoh dari orang bodoh, yang punya budaya menanti berkah alam dan orang lain. Padahal berkah Allah itu terbungkus rapi dan siapapun bisa mendapatkan berkah itu asalkan mau bekerja keras , belajar keras dan berani ambil resiko, ternyata berkah itu ada pada orang asing, bukan kepada kita sebagai pemilik SDA migas.

Monday, March 1, 2010

Berbisnis itu harus punya mental positip.



Saya tidak hendak sedang memuji Teman dan relasi saya di China. Tetapi saya mencoba menulis hal yang unik yang di budaya kita jarang terjadi. Di China kalau kita berusaha mengungkapkan kekecewaan kepada seseorang, mereka akan mendengar dengan seksama. Namun ketika diminta pendapat, respon mereka selalu positip. Sepertinya mereka mengharamkan memprovokasi hal negatif yang bisa memuaskan temannya yang sedang galau. Kalau engga, mereka hanya tersenyum tanpa ada semangat untuk merespon apapun. Itu artinya mereka tidak begitu paham apa yang sedang digalaukan temannya. Tetapi kebanyakan kalau mereka ada masalah personal dengan temannya. Mereka sangat pandai menutup aib orang lain. Mereka takut karma.

Seorang teman yang sempat dirugikan oleh relasinya dalam suatu transaksi. Dia sempat galau. Namun saya dengar sendiri sahabatnya berkata “ Bisnis itu terjadi karena deal. Setiap deal pasti atas motif karena ingin cari untung. Kedua belah pihak paham soal itu. Kalau karena itu akhirnya kamu dirugikan. Apapun itu kamu yang salah. Kalau dia sampai menjauhi kamu dan kamu dirugikan karenanya. itu harus dimaklumi. Dia hanya melindungi dirinya agar dia tidak rugi atau dia ingin keuntungan yang lebih baik. Relasi bisnis 1000 itu kurang. Namun kehilangan satu itu kebanyakan. Menjaga hubungan baik itu lebih baik daripada memusuhi atau membencinya. “

Ada teman yang merasa ditipu oleh ralasinya. Karena itu dia dirugikan tidak sedikit. Saya dengar dia punya argumen tanpa ada rasa kecewa “ Saya terlalu berharap kentungan yang berlebih tanpa berbuat berlebih. Sebetulnya saya yang salah. Saya terlalu rakus dan tidak rasional. Ingin gampangan dengan uang yang saya berikan. Kalau akhirnya dia merasa bosan dan berlalu dari saya. Itu bukan karena dia menipu saya. Tetapi itu karena kebodohan saya. Apalagi dia berlalu karena sikap saya yang kasar terhadap dia. Dari itu saya harus belajar lebih baik. Harus sabar dan rasional. itu jauh lebih baik daripada memusuhinya.”

Pernah saya menghadapi masalah yang sampai saya berparanoia  terhadap kreditur dan teman saya. Mereka sengaja ingin menguasai saham holding saya. Namun tidak ada satupun sahabat saya memprovokasi negatif terhadap masalah saya itu. Mereka berusaha mendorong saya melihat dari sisi positip. “ Mereka tidak berniat buruk dengan kamu. Ini bisnis.  Biasa saja. Mereka ingin kamu melihat dari sisi lain yang selama ini mungkin kamu abaikan. Cobalah berpikir seperti mereka pikirkan. Disitu kamu bisa  mendapatkan jawaban bijak dan objektif , mengapa mereka bersikap’ Itu katanya.

Suatu waktu saya sedang makan malam dengan teman. Teman saya ditegur oleh orang lain. Mereka berjabat tangan dengan hangat. Saling menyapa tentang hal yang baik. Setelah berlalu. Teman saya berkata “ Itu orang yang membuat saya bangkrut. “Katanya menyebut orang yang baru saja menyapanya. Dia tidak tuntut ke pengadilan. Dia terima itu sebagai pelajaran. Mengapa “ Tetapi karena itu saya bisa belajar dan berkembang lebih baik. Kadang Tuhan mengirim orang untuk mengingatkan kita. Kadang peringatan itu sangat menyakitkan. Tetapi selagi itu karena pilihan kita, itu harus diterima dengan lapang dada tanpa dendam. Dan setelah saya bangkit lagi. Dia datang ke saya memberikan peluang bisnis dan itu tanpa syarat yang ketat untuk saya bisa berkembang lebih baik. Cobalah, kalau karena itu saya bermusuhan dan bersengketa di pengadilan. Mungkin uang tidak kembali, rezekipun menjauh di masa depan”

Ketika makan malam di Nanning , sedang asyik makan masuk seorang wanita yang nampak sangat sederhana penampilannya. Namun teman saya segera berdiri dan menuntun perempuan itu duduk di sebelahnya. Tak nampak sedikitpun teman itu risih memperkenalkan wanita itu kepada kami walau penampilannya sangat sederhana. Saya takjub akan sikapnya. Teman itu mengenalkan kami satu persatu kepada teman wanitanya. 
Wanita itu tidak ikut makan. Dia hanya sebentar saja.Untuk mengucapkan selamat karena berhasil membangun kawasan industri yang telah lama teman saya  idamkan. Wanita itu dengan setengah membungkukan tubuh mengucapkan terimakasih kepada kami semua karena telah memberikan kesempatan temannya sebagai mitra. Setelah itu diapun undur diri.  Teman itu mengantar wanita itu sambil di loby. Setelah kembali, teman itu menceritakan bahwa dia mengenal wanita itu lebih 10 tahun lalu.

Ketika usahanya sampai bangkrut, istrinya mengusirnya. Maklum istrinya juga professional. Dia keluar rumah dengan hanya pakaian melekat di badan. Semua kenalan dihubungi untuk mendapatkan bantuan namun lebih banyak meminta dia bersabar tanpa memberikan solusi apapun. Akhirnya dia ingat salah satu wanita yang dia kenal baik namun kehidupannya tidak pantas dimintai tolong. Karena wanita itu hidup tidak berlebih. Hidupnya hanya berdagang di pasar tradisional dan masih tinggal sama orang tuanya. 

Namu ketika dia hubungi,  wanita itu langsung mendatanginya. Dengan seksama wanita itu mendengar segala masalahnya. Dengan tersenyum wanita itu menawarkan dia tinggal di apartement yang baru dibeli. Wanita itu belum bisa tinggal sendiri karena belum menikah. Teman saya terima bantuan itu dengan haru karena pada saat itu yang dia butuhkan hanya tempat tinggal. Setelah dia berhasil kembali bangkit, wanita itu berjuang meyakinkan istri teman itu agar menerimanya kembali. Akhirnya wanita itu menjadi sahabat dia dan istrinya. Ketika wanita itu menikah, dia dan istrinya paling sibuk untuk menyiapkan segala sesuatunya agar pesta sukses.

Mengapa teman wanitanya sampai provokasi dia untuk kembali kepada istrinya. Inilah alasannya “ Semua wanita memang begitu. Kalau dia begitu bukan berarti dia benci kamu atau tidak suka kamu atau tidak setia. Manusia itu setiap waktu menghadapi dilema. Hidup itu berubah setiap waktu. Tentu setiap orang bisa saja berubah menentukan pilihannya. Kalau karena itu dia meninggalkan kamu, itu anggap biasa saja. Ambil sisi positipnya.  Dia menentukan sikap karena dia lemah. Kamu harus belajar dari perpisahan itu. Dan terbukti sampai kini istri kamu belum menikah. Itu artinya dia tetap mencintai kamu. Kalau kamu benar benar mecintainya maka kamu harus berjuang merebutnya kembali. Ayo temui dia. Lupakan masalalu. Yakinlah dengan peristiwa ini kalian semakin tak terpisahkan. Pengalaman ini sangat mahal dalam kehidupan rumah tangga kalian. Jangan dibuang kesempatan belajar.”

Di China itu ada lebih 1 miliar penduduk. Kader partai Komunis tidak lebih 25 juta orang. Tetapi mengapa mereka tidak berontak kepada pemerintah. Itu karena budaya China menghindari setiap upaya provokasi negatif. Mereka takut karma. Tetapi setiap provokasi positif darimanapun sumbernya, mereka terima dengan antusias.  Ada seleb sosial media karena pendidikan motivasi bisnisnya. Khalayak China tidak peduli dengan status dia sebagai pengusaha atau apalah. Karena mereka tidak berharap kedekatan lewat sosial media. Mereka hanya ingin belajar tentang pengalaman positif untuk mereka berubah menjadi lebih baik.

Agama saya mendidik dengan apik “ “Seperti apa karakter yang sepantasnya untuk manusia ? Bacalah firman Allah ini dalam hadith Qudsi Kitab Imam al-Ghazali, 

"Wahai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pengajaran daripada Tuhanmu dan penawar bagi hati. Kenapakah kamu memilih untuk berbuat baik hanya kepada mereka yang berbuat baik kepadamu? Kenapakah kamu memilih untuk bersilaturahim hanya kepada mereka yang bersilaturahim denganmu?  Kenapa kamu memilih untuk berbicara hanya kepada mereka yang berbicara denganmu? Kenapa kamu memilih untuk memberi makan hanya kepada mereka yang memberi makan kepadamu? Kenapa kamu memilih untuk memuliakan hanya kepada mereka yg memuliakanmu. Tidak terlebih baik seseorang itu darapada yang lain. 

Sesungguhnya orang yang beriman kepada Allah dan Rasul, mereka melakukan kebaikan kepada orang yang jahat kepada mereka, bersilaturahim kepada mereka yg memutuskannya. Memaafkan mereka yang tidak memberi kemaafan kepadanya. Mereka amanah kepada mereka yang mengkhianatinya. Berbicara kapada mereka yang enggan berbicara dengannya. Memuliakan mereka yang menghinanya. Sesungguhnya Aku tersangat mengetahui tentang perbuatan kamu.”

Mungkin kita semua berkerut kening dengan Firman Allah ini. Bagaimana mungkin kejahatan dibalas dengan kebaikan. Bila Allah minta seperti itu tentu Allah akan melengkapinya dengan pertolongan. Inilah firman Allah “  Dan, kalau kamu hendak melakukan pembalasan, balaslah seperti yang mereka lakukan kepadamu. Tetapi, kalau kamu bersabar, maka kesabaranmu itu lebih baik bagimu. Dan hendaklah kamu tabahkan hatimu, karena berpegang kepada pertolongan Allah. Janganlah kamu bersedih hati terhadap perbuatan mereka. Jangan pula kamu bersesak dada terhadap apa yang mereka rencanakan." (QS. Al-Nahl: 126-127).

Masalahnya begitu banyak orang mengaku beriman tapi mereka tidak percaya pertolongan Allah. Dan budaya China walau mereka tidak paham Islam namun keseharian mereka mengaktualkan pesan Tuhan itu. Karena itu rezeki mereka mudah. Negara mereka penuh damai tanpa hiruk pikuk politik dan sosial media yang penuh kebencian apa saja.