Wednesday, September 26, 2012

Hanya modal skema bangun proyek.


Hari kamis Budi telp Maria agar terbang ke Hong Kong untuk bertemu. Dia segera terbang. Karena waktu yang diberikan Budi hanya hari Jumat. Hari sabtu Budi akan kembali ke Jakarta bertemu dengan keluarganya. Jam 5 sore Maria sudah Check in di Hotel Mandarin Hong Kong. Tak berapa lama terdengar suara panggilan telp dari Budi. “ Jam 7.30 malam saya jemput di Hotel. Saya mau ajak kamu makan malam dengan relasi saya. “ Kata Budi.

“ Siap mas. “ 

Benarlah, jam 7.30 kendaraan Budi sudah ada depan Loby. Maria bersegera masuk kedalam kendaraan. Nampak Budi mengenakan pakain santai. “ Ini pasti ketemu dengan sahabatnya ya. Bukan relasi bisnis ? Kata Maria sambil duduk di samping Budi. 

“ Kok tahu ? kata Budi terkejut

“ Ya tahulah, dari pakaianya “

Budi tertawa. Seraya merangkul pundak Maria dari samping. “ Saya perhatikan kulit kamu semakin putih. Ada apa ?

“ Biasa aja. Mas aja kurang perhatian. “

“ Oh ya. Proses pendirian pabrik Semen di Vietnam berjalan degnan baik. Saya senang. “ kata Budi cepat kepokok persoalan. Selalu efisien. Basa basi hanya sekedarnya.

“ Secara bisnis proyek itu feasible. Semua izin proyek dari konsesi, Amdal , lahan sudah rampung. Gimana? udah ada keputusan pembiayaannya ? Kata Maria yang juga Dirut perusahaan pemilik  proyek itu.

“ Engga usah kawatir. Kita  gunakan skema EPC loan. “ Kata Budi.

“ Ok. Apa yang harus aku lakukan.” Kata Maria dengan wajah serius.

“ Pastikan negosiasi dengan kontraktor EPC  agar mau membangun proyek itu secara turn key. Artinya kita akan bayar proyek itu setelah 100% proyek selesai dibangun.”

“  OK. Siap. Tetapi tentu Kontraktor butuh jaminan pembayaran.”

“ Holding di Hong Kong akan siapkan financial guarantee atas kontrak EPC itu. 

“ Jadi Holding engga kasih uang tunai ? 

“ Engga. Mereka lebih nyaman pembiayaan dedicated dengan proyek. Jadi lebih Clean dan Clear secara financial.”Kata Budi tegas.

“ Boleh tanya ?Kata Maria.

“ Ya.

“ Gimana Holding bisa dapatkan financial guarantee untuk EPC ? Apa Collateralnya ?

“ Engga ada collateral. “

“ Jadi apa jaminannya ?

“ Ya Business plan yang kamu buat itu, yang lengkap dengan semua dokumen perizinan yang ada. Termasuk adanya exit strategi atas proyek tersebut. Kan dalam bisnis plan kamu ada point, setelah proyek selesai dibangun akan mengeluarkan bond melalui penawaran terbatas sebagai cara refinancing. “

“ Itu kan baru business plan”

“ Benar. Tetapi team holding udah bicara dengan Investment banker. Justru karena itu mereka setuju mengatur skema dalam rangka penerbitan financial guarantee untuk EPC. “

“ Bisa tahu. Apa skemanya ?

“ Investment  banker mengeluarkan semacam Secure bond. Ini instrument pasar uang berupa surat utang dimana investment banker bertindak sebagai buyer sendiri kalau terjadi default. Instrument ini kita jadikan jaminan ke bank untuk menerbitkan financial guarantee kepada kontraktor EPC.

“ Dan kontraktor atau EPC akan gunakan financial guarantee itu sebagai underlying dan jaminan menarik pinjaman dari bank. Karena kontraktor punya reputasi dan credit rating yang tinggi tentu tidak ada kesulitan menarik pinjaman untuk pembiayaan proyek. Ya kan. “ kata Maria tersenyum.

“ Ya. Setelah proyek mencapai progress diatas 60% pembangunan, investment banker akan menawarkan bond lewat pasar terbatas ( limited offers ). Umumnya bond  ini akan dibeli oleh investor, karena proyek sudah hampir selesai. Jadi jelas cover risk nya. IRR diatas bunga bank dan fixed income dan collateralnya berupa proyek yang sudah jadi. “

“ Uangnya untuk kita ?

“ Ya engga. Uang hasil penjualan Bond itu disimpan di rekening diskrisi yang peruntukannya untuk melunasi pembayaran kepada kontraktor/EPC agar Finacial guarantee yang diterbitkan bank tidak default.

“ Jadi kesimpulannya, tanpa colllateral, tanpa uang, Holding kita bisa membiayai proyek sampai selesai. Selanjutnya proyek itu sendiri yang akan membayar utang atas bond yang  diterbitkan. 

“ Ya. setelah 3 tahun proyek beroperasi, kamu harus bisa listed di bursa untuk melunasi bond tersebut atau bisa juga bond itu dikonversi dengan saham atau dijual ke investor institusi. “

“ Dan pada akhirnya kita akan dapat capital gain dan juga sebagai Share holder tanpa keluar modal. Ya kan.” Kata Maria tersenyum. 

Budi hanya mengangguk dan tersenyum.

“ Ada masalah Mas “ Kata Maria setelah hening sebentar.

“ Masalah apa ? Budi mengerutkan kening.

“ Salah satu direktur kita yang punya hubungan keluarga dengan pejabat Vietnam, sepertinya dia mau keluar dari perusahaan “

“ Wah itu masalah besar. Kenapa ?

“ Dia  cemburu denganku. Dia pikir aku suka dengan pacar dia yang jadi Project Manager”

“ Oh gitu. Apakah benar kamu punya hubungan khusus dengan pacarnya ?

“ Enggalah “ Jawab Maria tersenyum.

“ Jawab dengan jujur! “ Kata Budi dengan tegas. Tapi Maria melihatnya seperti melucu dan memang lucu liat Budi melotot seperti itu. 

“ OK. Jujur ya. Maria memang tertarik dengan pria itu tapi tidak tahu apakah pria tertarik dengan Maria. Tapi Maria tidak peduli. Itu hanya emosional insidentil saja. Siapa sih yang engga tertarik denga pria ganteng seperti itu. Cerdas dan baik hati “ 

“ Hmmm” Budi mengangguk ngangguk “ Itulah penyebabnya. Wanita bisa meliat sikap kamu, terutama kepada orang yang dia cintai. Berulang kali aku bilang udah dech pikirin cinta. Kenapa sih. Usia  kamu udah mendekati 45 tahun. “

“ Mas ngomong apa sih. Aku engga pernah bilang mencintai pria itu. Aku hanya bilang ketertarikan saja. “

“ Ketertarikan itu lebih bahaya daripada mencintai “

“ Bahayanya apa ?

“ Karena tidak rasional. Banyak rumah tangga hancur karena masalah ketertarikan dengan wanita atau pria lain di luar pasangannya.”

“Ah sudahlah engga usah dibahas. Yang pasti aku tidak tertarik. Masih batas wajar saja kok. Maklumilah. Aku sudah menjanda lebih dari 5 tahun. Masak engga maklumi sih. “  Maria nampak murung.

“ Saya engga ingin proyek ini gagal, hanya karena masalah kamu dengan putri pejabat vietnam itu. Ingat, tanpa koneksi kuat, engga mungkin kita dapat hak bangun pabrik semen di negara orang. Emang siapa kita. Pahami itu. Dewasa sedikit kamu. “ Wajah Budi nampak berubah cepat. Terkesan marah kepada Maria.

“ Ya mas. Maria akan berusaha selesaikan masalah ini secara personal dan pastikan direksi itu engga sampai berhenti. “ 

“ Jangan kecewakan saya. Ingat itu.” Kata Budi tegas.

“ Ya Mas. “

Sebelum pembicaraan tuntas, kendaraan mereka sudah sampai di Gedung dimana restoran berada. Budi berjalan bergegas masuk kedalam loby gedung itu dengan gaya khasnya. Maria berusaha mengikuti dari belakang. Keluar dari Lift nampak sahabat Budi sudah menanti dengan senyum mengambang. Sahabatnya merangkulnya dan menuntunnya masuk ke restoran menuju table. 

“ Kenalkan, ini sahabat dan juga mitra saya. “ kata Budi memperkenalkan Maria.  Sahabat Budi mengangguk kearah Maria. Benar antara Budi dengan sahabatnya sangat dekat. Nampak dari cara mereka berbicara dan minum wine.  Setelah usai makan malam. Budi mulai berbicara dengan sahabatnya, yang juga CEO investment banker. Saat itu juga hadir CEO EPC dari BUMN China.  Dua orang key player penentu solusi pembiayaan proyek itu adalah sahabat Budi. Maria hanya jadi patung melihat keakraban mereka. Setelah usai makan malam, Budi hanya berkata singkat kepada Maria " follow up mereka sampai selesai. Pastikan proyek selesai sesuai skedul. " 

1 comment:

porta said...

I truly like to reading your post. Thank you so much for taking the time to share such a nice information. I'll definitely add this great post in my article section.






DTC chill