Thursday, February 7, 2013

Biayai proyek dari utang bank dan Venture



Siang di New York, saya makan siang di “Fugakyu”. Sebuah restoran kecil di lantai lima sebuah gedung tak jauh dari pertigaan dengan 72nd Street di Midpark. Di sana saya bertemu Tom. Dia sahabat Steven yang akan membantu saya mendapatkan 30% dana untuk pembangunan project jala Tol di Shandong- China.

“ Apakah secara bisnis itu memang layak ? Kata Tom setelah menerima seberkas dokumen dari saya.

“ Sangat layak. Internal rate of return diatas bunga bank. Konsesi bisnis yang diberikan pemerintah itu mendapatkan proteksi akan tarif yang menguntungkan.”

“ Jadi masalahnya apa ?

“ Saya hanya punya uang 5%. Uang itu sudah habis untuk proses tender mendapatkan proyek, design , detail engineering. Saya butuh 30% cash equity untuk dapatkan fasilitas Non recource loan dari Bank di China.”

“ Hmm” dia seakan berpikir. “ Apa yang anda tawarkan dalam skema ini dan gimana penyelesaian transaksi atas 30% cash equity ?  Kata Tom. 

“Saya sudah membentuk SPC ( special propose company.) dimana pemegang saham di SPC itu adalah perusahaan saya yang punya konsesi bisnis. Nah, penyelesaian transaksi melalui SPC itu “

“ Jadi anda butuh dana venture sebesar 30% project funding, jaminannya saham pada SPC itu? Kata Tom menyimpulkan maksud dan tujuanku.

“ Ya.”

“ Hmm.“ Dia mengangguk angguk. Seperti menangkap peluang namun masih ada keraguan. “ Yakin ada 70% cash loan dari bank? 

“ Semua confirmasi ada di dokumen yang saya serahkan kepada anda. Silahkan pelajari. “

“ Gimana skema pembangunan proyek ?

“  Kita melibatkan EPC dengan rating AAA.  Dana venture dari anda dan kredit bank disalurkan langsung ke EPC. Setiap penarikan dana, EPC keluarkan counter guarantee. Itu skemanya tertuang dalam kontrak dengan bank dan EPC.“

" Pembebasan tanah ?

" Engga ada masalah. Pemerintah China yang tanggung jawab bebaskan. Kita hanya bayar aja sesuai harga yang disepekati. EPC akan bayar lebih dulu  dan mereka akan reimburse dari project funding"

“ OK paham saya. Langsung ke pokok persoalan. Gimana exitnya ? saya mau pasti berapa margin yang saya bisa dapat. ? Katanya tangkas.

“ Kalau proyek sudah selesai dibangun. Nilai proyek akan naik 2 kali lipat. Jadi kalau proyek USD 500 juta, nilainya naik jadi USD 1 miliar. Bayar utang bank 70% dari USD 500 juta, yaitu USD350 juta. Pengembalian dana venture kepada anda USD 150 juta. Dan sisanya Yield sebesar USD 500 juta. Saya tawarkan share dana venture 40% atau USD 200 juta. Itu sama dengan 130% tingkat pengembalian atas uang anda keluarkan.”

“ Kontrak dengan exit buyer sudah ada?

“ Sudah ada MOU antara SPC dengan buyer. Itu bisa dilihat dalam lampiran. Semua pembayaran nantinya melalui SPC itu.”

“ Ok clear dan deal. “ Katanya seraya menyalami saya. Besok  jam 11 pagi anda saya tunggu di kantor. Kita teken kontrak. Proses due diligent 1 bulan, lansung financial closing. “ lanjut Tom. Dia pamit undur diri karena ada meeting tempat lain. 

Saya keluar dari restoran itu.  Saya melangkah menuju central Park. Saya sudah janjian dengan Wenny. Saya duduk di bangku yang terbuat dari batu alam utuh, dipahat menjadi balok panjang yang nyaman diduduki. Semak-semak rhododendron di belakang bangku itu masih menampakkan rona ungu dari bunga-bunga yang telah mekar sejak awal musim semi. Mungkin karena perdu itu terlindungi dari sinar matahari langsung oleh sederetan pohon cemara rendah, bunga-bunga ungu itu tak cepat menjadi layu. Sebentar lagi musim panas akan tiba. Dan rhododendron akan layu dibakar matahari yang terik. Tiada makhluk yang abadi di dunia ini.

Kolam air di dekat bangku taman itu memantulkan warna langit yang biru tak berawan. Dedaunan pohon willow yang berderet di salah satu sisi kolam berdesir ditiup angin sepoi. Daun-daunnya yang lembut, dan berdesir-desir bila ditiup angin, seakan mengingatkan NY yang gaduh karena skandal, mengakibat jutaan orang jobless dan tentu menyisakan segelintir orang tetap kaya, dan mendulang laba dengan mudah.

Teduh dan tenang di sekitar bangku tempat saya menanti. Sesekali melintas pasangan-pasangan yang sengaja berjalan menyimpang dari tapak jalan utama menuju Bethesda Fountain atau Cherry Hill yang tak jauh dari tempat itu. Dari bangku itu, ujung-ujung Belvedere Castle tampak menjulang di utara. Wenny datang juga. “Selalu kalau sudah ada sesuatu yang membuat kamu happy, pasti ke taman. Engga di jakata, di Hong Kong, Beijing, sama saja. Aneh aja. “ Katanya. 
“ Besok kamu teken kontrak dengan Private equity Company. Kamu kan CEO nya. Setelah itu tugas kamu follow up sampai financial clossing. “
“ Ya. Saya CEO Proxy. Paham. Terus kapan kamu kembali ke Hong Kong?
“ Besok sore sehabis meeting.”
“ Saya tadi pagi datang di NY dari Dubai, besok kamu pulang. “ kata Wenny seakan ada mendung di wajahnya. " Tapi putraku tadi janji dia akan temanin aku selama akhir pekan. Dia akan terbang dari Toronto besok. " 
" Gimana kabar putra kamu. Udah selesai kuliahnya?
" Sudah. Tahun lalu. Udah kerja di Toronto. "
" Engga terasa ya. Dulu waktu kali pertama kamu kerja dengan saya, usianya masih ABG. Sekarang dia sudah siap jadi hero bagi kamu."
" Terimakasih Bro.  Tapi dia tidak mau pulang ke Hong Kong. Ingin tetap di Toronto. Malah dia minta aku pensiun dan tinggal bersamanya di Toronto."  Kata Wenny.
" Pada akhirnya anak anak akan punya kehidupan sendiri. Kita semakin menua. Tetapi kita punya sahabat. Hidup kita akan baik baik saja. "  Wenny tersenyum. Merebahkan kepalanya ke pundakku . Ia berusaha menemani saya di taman itu walau membosankan. Itulah gunanya sahabat dan juga mitra bisnis..

No comments: