Saturday, June 13, 2009

Skandal Emas LBMA



Tahun lalu 2009 bulan oktober ada pengapalan emas batangan dari Amerika ke China. Pengapalan ini dalam rangka pembayaran cicilan hutang dan bunga atas pinjaman AS kepada China. Pengaturan pengiriman emas dalam jumlah besar ini dilakukan oleh London Bullion Market Association ( LBMA). Total jumlah emas yang dikirim adalah 5700 emas batangan dengan berat masing masing 400 OZ. Ketika emas itu sampai, pihak china melakukan test metal dengan tekhnologi canggih. Ternyata hasilnya itu bukanlah emas asli. Itu emas palsu. Memang secara tekhnologi dasar yang selama ini dipakai oleh ahli emas tidak bisa mengetahui bahwa itu palsu. Karena emas model ini dihasilkan dari penyulingan inti tungsten untuk menghasilkan Berat jenis mendekati sama dengan emas dan diluarnya dilapisi emas asli. Menurut Ahli China, biaya untuk memproduksi Emas Aspal ini hanya 2,5% dari harga emas asli

Selama ini pihak pedagang Emas di bursa London , Hong Kong, Swiss, Dubai selalu menuduh china memalsukan emas tapi dengan fakta ini membuktikan bahwa AS lah yang melakukan penipuan atas emas yang ada dibursa. Berpuluh puluh tahun AS sejak era Clinton bersama team ekonominya yang terdiri dari Robert Gubin, Sir Alan Greenspan dan Lawrence Summers , AS telah melempar emas Aspal ( asli tapi palsu ) ke bursa mencapai 1,5 juta batang emas ( berat per batang 400 Oz). Atau dengan total senilai USD 600 Miliar atau lebih dari setengah triliun dollar amerika atau setara dengan GNP Indonesia.Tapi keberhasilan AS mengelola perdagangan emas Aspal hingga tidak terdeteksi oleh pasar global karena didukung oleh bursa utama Emas di London.

London dikenal sebagai bursa emas terbesar di dunia. Perputaran perdagangan emas di lantai bursa London dipicu oleh kekuatan pedagang utama yang legendaris yaitu keluarga Rothschild , di bawah bendera NM Rothschild & Sons Ltd. Banyak pihak mencurigasi di balik operasi emas Aspal di bursa ini adalah Rothschild group bersama The Fed. Semua tahun bahwa Rothschild group salah satu pendiri dari Fed dan sampai kini termasuk salah satu pemegang saham di Fed. Sejak tahun 2004 ,GATA (The Gold Antitrust Action Committee ) sudah mencurigai tentang praktek perdagangan emas palsu ini, Ternyata bukan hanya bursa London tapi juga bursa NY. Upaya GATA yang begitu keras untuk membongkar ini telah berhasil memaksa Kejaksaan Agung dan Pengadilan AS untuk melakukan audit antara phisik emas dan yang tercatat dibursa. Namun hasilnya tak ada satupun pengelola bursa bisa dimintai keterangan. Mereka berlindung dibalik UU Bursa yang mengatur kerahasiaan.

Tahun 2004 , entah kenapa NM Rothschild & Sons Ltd keluar dari Bursa Emas London sebelum GATA melakukan investigasi atas Bursa London. Banyak pihak terkejut. Hampir semua media massa membicarakan keluarnya Rothschild dari bisnis yang sudah digelutinya hampir 7 generasi. Pada saat itu tidak ada yang tahu pasti alasan Rothschild. Namun tahun 2009, ketika China menerima Emas dari AS sebagai bentuk pembayaran hutang, diketahui bahwa semua dokumen emas ( Certificate Origin ) dan data perpindahan emas di bursa di bawah register NM Rothschild & Sons Ltd. Yang pasti skandal ini semakin membuka tabir dunia bahwa penipu ulung soal mata uang dan perdagangan dunia serta penyebab terjadinya krisis global adalah Amerika.

Krisis dipicu oleh membanjirnya uang dipasar yang bersumber dari cara cara culas dengan merampok lewat system. Setelah krisis global, Rothschild tampil gagah berani melakukan akuisisi saham saham strategis pada perusahaan berkelas dunia dibidang pertambangan, Perbankan, Industri dan Perdagangan. Yang jadi pertanyaan bagaimana dengan nasip 1,5 juta batang emas Aspal yang masih berada dipasar dan sebagian besar dipegang oleh banyak negara sebagai cadangan devisa, dan semuanya tercatat berasal Rothschild. Siapa yang berani menuntut Rothschild ? Yang notabene adalah pemilik dari the Fed (Bank Central Amerika). Kehebatan Rothschild, bukan karena senjata tapi kemampuannya menguasai ring satu kekuasaan setiap negara dan dengan cara itulah mereka membungkam elite politik.Dan karena itulah loby politik Amerika terhadap China jadi tumpul.

No comments: