Saturday, October 16, 2010

AS merampok Saudi sekian decade lewat pasar uang rahasia



Juli 1974. Dini hari hujan gerimis mengiringi langkah William Simon menuju bandara Angkatan Udara Andrews. Ia  baru dilantik sebagai Menteri Keuangan AS. Kepergiannya ke Arab Saudi di dampingi oleh Wakilnya Gerry Parsky. Di dalam pesawat suasana nampak tegang. Betapa tidak. Dia harus sukses dalam misi rahasianya ke Arab. Ini perintah langsung dari Presiden Nixon. Hanya segelintir elite AS yang tahu tugas William Simon. Saat itu krisis minyak telah memukul AS akibat embargo oleh OPEC. Ini sebagai sikap negara Anggota OPEC yang protes atas bantuan AS kepada Israel terhadap perang Arab Israel. Dampaknya memang menyulitkan ekonomi AS. Inflasi melonjak, pasar saham jatuh, dan amerika masuk dalam spiral krisis.  Kegagalan misi ini akan sangat berdampak buruk terhadap perekonomian AS. Dan sekaligus memberikan peluang bagi Uni Soviet menanamkan pengaruhnya lebih besar di Timur Tengah.

Sebelum diangkat sebagai Menteri Keuangan , Willim Simon berkarir di Salomon Brothers. Ia menyebut dirinya sebagai Genghis Khan karena kehebatannya mempermainkan pasar dan menguasai pasar. Pria yang gemar merokok ini adalah kebanggaan Salomon Brothers. Dia bukan seorang diplomat. Dia terbiasa membujuk, menekan dan melumat lawannya. Itulah yang biasa dia lakukan di wallstreet.  Mungkin itulah dasar mengapa Nixon menunjuknya sebagai menteri keuangan dan melaksanakan misi khusus yang sangat strategis, yaitu bagaimana menggiring Kerajaan Arab Saudi mau mengikuti proposal AS untuk hubungan jangkan panjang. 

Sebelum menginjakan kaki di Arab untuk kunjungan empat hari, dia sadar bahwa permusuhan negara Arab kepada AS sulit di lupakan akibat kekalahan dalam perang dengan Israel.  Namun ketika baru saja menginjakan kaki di Arab, dia sudah mengeluarkan jurus yang jitu yaitu mengecam Shah iran dengan menyebut Raja Kacangan. Padahal ketika itu Shah Iran adalah sahabat Amerika Serikat. Secara emosional sikap William ini menimbulkan simpati Raja Arab. Karena mereka tahu AS akan lebih memilih bekerja sama dengan Arab daripada Iran yang shiah. Sehingga ancaman Iran terhadap existensi Arab tidak perlu dikawatirkan lagi. 

Kemudian dengan lancar Simon menawarkan proposal  too good to be true kepada Arab Saudi. Intinya adalah AS akan jadi sekutu tetap Arab untuk menjaga segala ancaman dari luae. Namun agar hubungan jangka panjang dapat permanen maka perlu adanya kerjasama ekonomi. AS akan menjadi tempat berlabuh uang hasil penjualan minyak dan pada waktu bersamaan AS akan memberikan jaminan Tbill. Tbill masuk dalam katagori no risk yang bersipat likuid. 

Yang jadi masalah proposal ini tidak bisa langsung dibuka  di depan umum. Karena kawatir akan menjatuhkan harga obligasi di pasar dan melemahkan mata uang AS. Ini tentu akan merugikan Arab Saudi yang berharap harga minyak terus tinggi terhadap nilai mata uangnya. Makanya kesepakatan ini dimasukan dalam  ruang hukum yang rahasia. Tidak ada yang tahu kecuali anggota terbatas.  Pertanyaannya adalah bagaimana menempatkan obligasi dalam pasar terbatas serta terjamin kerahasiaannya. 

Amerika Serikat di bawah the fed System punya pasar uang rahasia yang diatur dalam 144a SEC Act. Yang memungkinkan perdagangan surat berharga dapat dilakukan secara rahasia tanpa dibuka kepada umum. Karenanya Arab  menggunakan perusahaan offshore untuk masuk dalam keanggotaan pasar 144A SEC Act dan bertindak sebagai pembeli surat utang AS. Dalam waktu bersamaan Pejebat Menteri keuangan memberikan keistimewaan kepada pembeli yang merupakan perusahaan cangkang milik Arab. Sehingga selalu mendapatkan jatah pertama sebelum obligasi di lepas ke publik.

Belakangan modus yang dipakai AS mendapatkan financial resource ini dipakai juga oleh Jepang dan Eropa untuk membiayai anggaran Nasionalnya. Sebagian besar obligasi Eropa dan Jepang  dibeli oleh Arab secara rahasia melalui pasar 144a SEC Act melalui perusahaan cangkang di Swiss. Dana ini juga mengalir deras ke china di awal awal reformasi ekonomi Deng melalui perusahaan investasi di German yang merupakan sahabat China. Selama empat dekade proses ini berjalan. Membuat AS dan negara maju lainnya mendapatkan segala galanya berkat petrodollar Arab yang melimpah. 

Tentu, semua negara maju melindungi Kerajaan Arab dari segala ancaman. Mereka juga menjejali Arab Saudi dengan miliaran dollar senjata dan mesin perang dengan tekhnologi mutakhir. Karenanya jangan kaget bila timur tengah selalu dibuat gonjang ganjing. Tujuannya jelas agar bisa menciptakan rasa takut bangsa Arab dengan menjadikan Israel dan Iran sebagai musuh permanen. Dengan itu mereka terus belanja dan belanja, lupa bagaimana melakukan transformasi ekonomi dari minyak ke Industri.

Namun harga minyak jatuh akibat kebijakan nasional AS dan Eropa juga Jepang yang berkomitmen mengurangi ketergantungan minyak fosil. Akibatnya keuangan Kerajaan Saudi mengalami tekanan luar biasa. APBN mengalami defist akibat tanggung jawab sosial kerajaan memberikan jaminan kesehatan , pendidikan, kepada penduduknya dan subsidi bensin yang boleh dikatakan gratis. Untuk menutupi defisit APBN tersebut, Kerajaan Saudi terpaksa menarik hutang dari publik.  Sejak tahun 2010 sampai dengan kini jumlah hutang terus meningkat karena APBN selalu defisit. 

Lantas bagaimana dengan obligasi atau surat berharga yang ada di tangan kerajaan Arab ? Inilah yang menjadi tanda tanya besar. Pernah terdengar kabar , Kerajaan Arab mengancam akan mencairkan Tbill yang dipegangnya sebesar hampir USD 1 trilon namun ancaman itu tidak dianggap serius oleh Pemeritah AS.  Bahkan ancaman itu tidak menghalangi Obama untuk mencabut embargo terhadap Iran karena kebijakan nuklirnya.

Kemana asset milik Saudi  trilion dollar AS itu ? Rahasia! Sebuah konspirasi dari balik kegegelapan yang merampok kemakmuran yang diberikan Tuhan kepada bangsa Arab penjaga makam Ibrahim, dan kini semua harus dibayar oleh Raja Arab dengan tekanan APBN yang defisit dan harus berhutang untuk hidup, dan terakhir terpaksa melepas permata indah di tangan, Saudi Aramco untuk harapan dapat selamat dari krisis anggaran. Apakah pelepasan saham Saudi Aramco akan bernasip sama dengan proposal Willam Somon di tahun 1974, yang bila Arab melakukan kesalahan yang sama di tahun 1974 maka tidak ada lagi yang tersisa untuk hidup. …

William Simon telah meninggal tahun 2000 pada usia 72 tahun. Sementara Gerry Parsky sampai sekarang masih berkarir di wallstreet. Mengatakan bahwa seharusnya rahasia itu di buka tahun lalu tapi entah mengapa Menteri Keuangan tidak mau membukanya. Namun dia tidak menyesal telah ikut dalam sejarah yang paling menentukan menyelamatkan ekonomi AS dengan cara mudah dan juga membuat AS makmur dalam beberapa dekade….

No comments: