Thursday, April 20, 2023

Lampung produsen Gula Nasional.

 


Ada dua perusahaan raksasa di Lampung. Yaitu Gunung Madu Plantations (GMP) dan Sugar Group (SGC). Dua perusahaan ini berasal dari rahim Cendana dan mendapat fasilitas berkat konsesi politik era Orba. Sampai kini kedua perusahaan itu tetap eksis dan tetap penentu bandul politik di Lampung.  Mari saya cerita sekilas tetang kedua perusahaan  tersebut.


Jantje Liem.

Pada Oktober 2017, Ryan dan konsultan pajak PT GMP lainnya, yakni Aulia Imran Magribi bertemu dengan dua mantan Pejabat Ditjen Pajak untuk mengurus pembayaran pajak PT GMP. Dalam pertemuan itu, Ryan dan Aulia meminta petugas pajak mengurangi nilai pajak PT GMP dengan janji akan memberikan sejumlah uang. Keduanya menyiapkan Rp 30 miliar untuk fee suap petugas pajak menyelesaikan pajak PT GMP. Mereka jadikan tersangka oleh KPK. Tapi konsultan pajak itu melawan. KPK digugat secara praperadilan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel).


Siapa GMP? GMP adalah Gunung Madu Plantation, perkebunan tebu Luas areal  yang dikelola 36.000 ha, dengan luas kebun produksi sekitar 25.000 ha dan 4000 hektar tebu rakyat di Gunung Batin, Lampung Tengah, Provinsi Lampung. PT Gunung Madu Plantations, yang berdiri 20 Oktober 1975, adalah salah satu pelopor industri gula di luar Pulau Jawa. Pendirinya adalah yaitu PT. Rejosari Bumi (27,5%) dan PT. Pipit Indah (27,5%) serta satu perusahaan swasta asing Kuok Investment (HK) Ltd (45%). 


Sebenarnya mastermind PT Gunung Madu Plantations adalah Jantje Liem bersama sama dengan putra Soeharto. Kedekatan Jantje Liem dengan keluarga Cendana  karena titipan Almarhum Yani kepada Pak Harto. Rumahnya pun sebelahan dengan Pak Harto di Jalan cendana. Kini usahanya berkembang ke sektor pertambangan di Kaltim.


Sodono Salim

Antara Sodono Salim dengan Jantje Liem tidak akur. Mereka bersaing berebut pengaruh Cendana. Itu sebabnya  tahun 1983 Sodono Salim juga mendirikan Perkebunan Tebu di Lampung bernama Sugar Group, yang punya beberapa anak perusahaan terkait gula, PT Gula Putih Mataram (GPM), PT Sweet Indolampung (SIL), PT Indolampung Perkasa (ILP), dan PT Indolampung Distillery (ILD). Ya jalan masing masing. Padahal sebelumnya mereka dapat lisensi impor gula memasok BULOG.


Bisnis gula Salim Group kemudian menjadi pahit setelah 1998, ketika Soeharto runtuh dari kekuasaannya. Sugar Group sebagai aset Salim Group, yang terkait dana Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI) kemudian dimasukan Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) sekitar 1999. Pada 29 November 2001 lewat lelang BPPN, Sugar Group dibeli PT Garuda Panca Arta milik Gunawan Yusuf seharga Rp 1,16 triliun. Konon katanya uang pembelian asset SGC itu berasal dari Teh Kong Siong yang dikenal pengusaha besar di Singapore.


Siapa Gunawan Yusuf? Dia tercatat sebagai orang terkaya ke-44 dari 150 konglomerat di Indonesia pada 2018 versi majalah Globe Asia. Dia ditaksir memiliki kekayaan US$965 juta setara Rp14,2 triliun. Tapi entah mengapa tahun 2018, dia diduga terlibat pencucian uang atau money laundering. Tahun 2019, DPR mempertanyakan alasan Polri menghentikan penyidikan terhadap kasus TPPU dia. Dia memang bukan pemain gula. Dia mengawali karis bisnis di bidang pasar modal dengan mendirikan perusahaan sekuritas PT. Makindo Tbk. Ya sama dengan HT di Bhakti Investama Tbk, Sandiaga Uno di Saratoga Investama Sedaya Tbk, yang sukses akuisisi Aset lewat BPPN.


Di Lampung, Sugar Group boleh dikatakan perusahaan yang sangat disegani.  Sehari hari Sugar Group dikelola oleh Purwanti lee (lie). Lee punya pengaruh sangat kuat di elite Lampung. Tangan kanannya Fauzi Toha, berhasil menjadikan putranya M. Ridho Ficardo ketua DPD PD Lampung. Tahun 2014 berkat dukungan dari Purwanti lee, berhasil menjadikan Ridho Ficardo sebagai gubernur lampung pada usia 34 tahun. Tapi, menjelang Pilgub Lampung 2018, Purwanti Lee mengalihkan dukungannya kepada mantan Sekda Lampung Arinal Djunaidi, dari Partai Golkar dan Wakilnya, Nunik dari PKB, dengan koalisi PAN.


***

Sampai kini Jantje Liem tetap raja Gula di Indonesia dibawah GMP. Sementara Sodono Salim sudah digantikan oleh Gunawan Jusuf dibawah SGC.  Kedua perusahaan ini kaya raya berkat potensi lahan Provinsi Lampung. 38% produksi gula nasional berasal dari Lampung. Namun Lampung menempati peringkat 11 provinsi termiskin di Indonesia.

No comments: