Thursday, October 5, 2023

Transformasi ekonomi

 



Pak Jokowi berkata  bahwa masyarakat Indonesia sekarang ini sebenarnya sudah terjajah secara ekonomi. Namun katanya, penjajahan itu tidak disadari. Jokowi mengatakan ada beberapa indikator yang menunjukkan penjajahan itu.  Salah satunya adalah banjirnya produk impor berharga murah yang terjadi di era digital belakangan ini. Apa pasal ? menurut Jokowi lagi, berdasarkan data yang dimilikinya, 90 persen barang murah di ecommerce berasal dari produk impor. 


Apa solusinya ? menyiapkan talenta digital. Talenta itu disiapkan untuk melindungi kedaulatan digital Indonesia. Talenta ini diperlukan karena menurut data Jokowi ada data 123 juta konsumen di Indonesia yang terekam di aplikasi buatan negara lain. Kemudian, menyiapkan dan mengeluarkan sejumlah aturan terkait penggunaan produk dalam negeri. Demikian berita yang saya baca lewat media massa.


Apa yang dikatakan Jokowi adalah juga sikapnya terhadap fenomena tumbangnya produksi dalam negeri akibat banjirnya produk impor lewat e-niaga. Lagi lagi solusinya adalah proyek digital. Kembali kepada rente. Masalah substansi tidak disentuh. Saya yakin Jokowi tidak paham apa yang terjadi sebenarnya. Tentu apa yang dia katakan bukanlah solusi. Karena dia hanya melihat dipermukaan saja. Padahal masalahnya sederhana. Engga rumit amat dan tentu solusinya juga sederhana. 


Ambil contoh solusi yang ada. Berkaca kepada retail modern seperti Indomaret, alfamart yang sudah menerapkan database inventory online, cashless. Retail modern itu punya ekosistem bisnis yang terhubung dengan Produsen, distributur, secara database online. Dari ekosistem ini kemudian terhubungan dengan supply chain financial. Sehingga efisien dan efektif. Terbukti tidak sedikit bisnis kelontongan rumahan yang dilakukan secara tradisional jatuh bangkrut karenanya.


IT yang lahir dari 4G menuntut perubahan, dan ini keniscayaan. Tidak ada manusia bisa menahan perubahan. Jadi bukan e-niaga yang salah. Yang salah itu karena kita tidak memahami fungsi dan bisnis model dari adanya 4G. Walau kita sudah punya Unicorn, decacorn dan jaringan infrastruktur IT, namun terhubungnya konsumen dan pedagang tidak mengubah tata niaga bisnis yang ada. Masih bersifat tradisional dan cenderung rente.  Inilah yang harus diubah. Harusnya karena adanya IT terjadi transformasi ekonomi dan sosial. Paham ya.


Yang harus dilakukan pemerintah adalah membangun ekosistem bisnis lewat tata niaga berbasis IT. Pemerintah sediakan gudang lewat sistem stokis berbasis IT, ya semacam warehousing ecommerce marketplace and logistic. Nah lewat aturan tata niaga, maka setiap pabrik atau produsen akan nyaman menempatkan barangnya di warehousing. Karena lewat ekosistem financial dari warehousing, likuiditas mereka terjamin. Dan pedagang secara B2B lewat ecommerce bisa dengan mudah mengakses barang di gudang tersebut untuk dijual lewat market place.


Dengan adanya warehousing ecommerce marketplace and logistic itu,  otomatis terjadi transformasi ekonomi dan sosial. Karena adanya efisiensi dari segi distribusi  dan  financial. Industri akan tumbuh berkembang pesat dan peluang berdagang terbuka luas bagi siapa saja untuk menjangkau 123 juta konsumen indonesia. Kalau bisa dibuat berdasarkan cluster sesuai type produk ( barang kebutuhan umum dan komoditas pertanian) dan segmentasi pasar ( industri, pemerintah maupun rumah tangga) secara B2B. Setiap pemda minimal punya satu warehousing ini. Buatnya engga semahal bangun kereta cepat dan tidak sesulit buat satelit. Itu kalau tahu arti perubahan dan punya niat baik untuk bangsa dan negara. Itu aja.

No comments: