Sunday, August 15, 2021

Geostrategis China di Afganistan





Pengantar

Afganistan itu adalah negara yang exist karena dihuni oleh kumpulan para pendatang. Boleh dikatakan tidak ada penduduk asli. Mengapa ? Wilayah Afganistan itu merupakan jalur sutera ( jalur perdagangan kuno) lewat darat.  Perhatikan peta geograpisnya. Wilayahnya berada diantara Asia selatan dan Asia tengah. Di sebelah selatan Ia berbatasan dengan Pakistan. Di timur berbatasan dengan Iran,  di sebelah barat berbatasan dengan Turkmenistan, Uzbekistan. Sebelah utara berbatasan dengan Tajikistan. Dan di timur laut berbatas dengan China.


Karena posisi lokasinya seperti itu sangat strategis sebagai jalur perdagangan Asia Eropa, maka Afganistan jadi rebutan bangsa yang ada di Eropa maupun Asia, yang diantaranya adalah bangsa Arya,Media, Persia, Yunani, Maurya, Kusnan, Sasania, Arab dan Turki. Penguasaan itu silih berganti. Itu terjadi karena visi kerjaan besar di dunia selalu kuasai wilayah strategis jalur perdagangan. Bisa baca kisah Alexander Agung dan Mongolia merebut Afganistan. Makanya orang Afganistan  adalah etnis yang pernah menguasai Afganistan. Kumpulan bonek. Mereka sulit dipersatukan. 


Sejak 1900, sampai tahun kini semua penguasa dijatuhkan dengan cara kudeta.  Yang paling tragis tahun 1976. Partai Rakyat Demokratik komunis Afghanistan melancarkan kudeta yang dikenal sebagai Revolusi Saur Besar, dan mengambil alih pemerintah. Penguasa Mohammed Daoud berserta keluarga dibunuh semua. Selanjut penguasa baru mendapatkan tekanan dari kelompok Mujahidin. Disaat mulai terjepit, Unisoviet terpaksa menyerbu Afganistan. Bukan sekedar melindungi rezim tapi juga melindungi wilayahnya yang ada di Asia tengah. AS terpaksa masuk arena di Afganistan lewat dukungan kepada kelompok mujahidin.


Cerita berulang. Akhirnya Unisoviet terpaksa hengkang dari Afganistan setelah 10 tahun di Afganistan.  Namun soviet menempatkan Dr Najubullah sebagai penguasa boneka. Selama kekosongan pasukan Soviet, pemerintahan Najubullah diserang oleh kelompok mujahid. Tahun 1992, Najubullah jatuh. Itu berkat dukungan AS kepada kelompok mujahidin. Namun setelah kemenangan dicapai, terjadi pertikaian antara faksi yang ada didalam mujahidin. Perang selama 1 tahun menewaskan 10.000 orang. Dari kancah perang sesama muslim itu, lahirlah Taliban, yang merupakan pasukan para santri. 


Taliban sempat berkuasa namun tahun 2001, digulingkan oleh pasukan yang dipimpin Amerika Serikat (AS). AS menempatkan presiden bonekanya. Tahun 2019 di Dubai terjadi pertemuan antar TNC Eropa, AS, Rusia , China, Jepang yang punya kontrak  block migas di Asia Tengah. Konsorsium jalur pipa minyak dan gas yang melintasi Afganistan akan diperpanjang  menuju pelabuhan laut  Pakistan. Sebagai catatan, sebelum 2009, rute bagi para eksportir gas di Asia Tengah harus melalui Rusia. Namun, dengan 7.000 km pipa gas baru ke China, China memiliki pengaruh kuat pada tren Kaspia pada produksi gas dan perdagangan, baik sebagai sumber investasi maupun sebagai pasar ekspor utama.    


Dengan demikian pasokan minyak dan gas ke AS dan china. Tentu akan mengurangi kebutuhan china dan AS untuk mengimpor minyak dari Timur Tengah dengan tanker melalui jalur rawan, seperti Selat Hormuz, Terusan Suez, dan Selat Malaka. Selanjutnya Afganistan akan berada di bawah kartel TNC. Dan Taliban dipilih sebagai penguasa dan sekaligus penyeimbang politik di Afganistan. 

***


Lobi kepentingan China

China punya proyek kerjasama ekonomi dengan Pakistan ( CPEC). Ini proyek ambisi china dalam rangka OBOR. Dana digelontorkan China sebesar USD 46 miliar atau kurang lebih Rp 600 triliun. Ini sudah berlangsung sejak 2013. Apa alasan Geostrategis dan geopolitik china terhadap Pakistan ? Ya secara geograpis, Pakistan sebagai akses pelabuhan ke Afrika dan timur tengah. China perlu Pakistan untuk logistik Asia Tengah yang kaya akan minyak. Kalau anda lihat  peta dunia ada yang disebut dengan " Koridor Wakhan" yang  memiliki panjang 217 mil tetapi lebarnya kurang dari 9 mil, berakhir di perbatasan pendek Afghanistan dengan China yang hanya selebar 47 mil.  Itu dibuat oleh negosiasi Rusia-Inggris pada tahun 1895, menghasilkan komisi yang menetapkan lembah sebagai zona penyangga antara dua wilayah kekaisaran — yang secara nominal dikelola oleh emir di Kabul. 


Di sebelah utara Koridor terletak wilayah Tajikistan di Gorno-Badakhshan, tempat terjadinya perang saudara kecil namun sengit pada 1990-an.  Di selatannya terletak Kashmir yang lebih besar, yang disengketakan antara India, Pakistan, dan Cina.  Di ujung paling timur Koridor, sementara itu, di seberang celah Wakhjir yang bersalju, adalah Xinjiang. Jadi akses logistik Pakistan sebagai Hub oil and gas Asia tengah terhalang oleh Afghanistan. Maklum china menggunakan pipa mengangkut migas dari Asia tengah ke pelabuhan di Pakistan.  Sementara pemerintah Afganistan pro kepada India. Kita tahu, China dan India punya komplik perbatasan sepanjang 3.440 Km di Himalaya. Mendekati Taliban untuk menjatuhkan rezim di afganistan juga serba salah. Karena Taliban mendukung “ Gerakan Islam Turkestan Timur,” sebuah kelompok separatis Muslim yang didirikan oleh militan Uighur. Juga adalah bagian dari kekuatan Taliban  di Afganistan.


Bagaimanapun China harus putar otak menjebol hambatan geostrategis ini. Kan engga mungkin investasi miliaran dolar di Pakistan useless begitu saja karena terhalang oleh Afganistan.  Kebetulan kebijakan geopolitik AS berubah terhadap Afganistan. AS akan focus ke Asia tengah daripada buang ongkos di Afganistan melindungi serangan Taliban. Tentu perubahan kebijakan ini karena keterlibatan TNC migas AS yang menilai keterlibatan China di Afganistan lebih baik untuk membuka akses logistik Asia tengah. China akanbersedia membuka diri untuk Kerjasama kepada semua pihak


China manfaatkan momentum perubahan Geostrategis AS itu dengan baik. Lobi memanfaatkan pihak Taliban yang moderat yaitu Sher Mohammad Abbas Stanekzai, yang saat itu merupakan perwakilan senior Taliban di Qatar. Pada 2015, China menjadi tuan rumah pembicaraan rahasia antara perwakilan Taliban dan pemerintah Afghanistan di Urumqi, ibu kota Daerah Otonomi Uighur Xinjiang. Tujuan pertemuan ini adalah agar terjadi konsesus politik antara Taliban dan rezim yang berkuasa di Afganistan   paska hengkangnya AS dari Afganistan. China menawarkan insentif ekonomi kepada mereka. 


Sejak itu pertemuan dan lobi China kepada kedua belah pihak semakin intens. Apalagi AS juga terlibat dalam upaya rekonsiliasi antara Taliban dan rezim Afganistan. Tahun 2019, Taliban dilibatkan dalam pertemuan perundingan damai di Afganistan. China bagaimanapun tidak percaya 100%  kepada Taliban. Untuk itu China akan berusaha menciptakan keseimbangan politik di Afganistan. Taliban harus dilibatkan dalam pemerintahan tapi tidak bisa berkuasa penuh. Kegagalan AS dan Rusia di Afganistan jadi pelajaran bagi china.


Pada 15 Agustus 2021 pasukan Taliban memasuki ibu kota Kabul. Sementara itu, Presiden Ashraf Ghani yang didukung Barat melarikan diri dari Kabul. Taliban setuju untuk masuk dalam proses perundingan  sesuai konsesus pada Mei 2021 dengan pra syarat jaminan kontra-terorisme dari Taliban, termasuk merundingkan gencatan senjata permanen dan formula pembagian kekuasaan dengan pemerintah Afganistan.


***

Kolaborasi bersama Iran dan Rusia

Pengerjaan proyek pipa gas tahap pertama dari lapangan gas Iran Pars dimana di explorasi oleh china, ke perbatasan Pakistan sepanjang 900 Km sudah selesai. Selanjut masuk tahap kedua, yaitu dari perbatasan ( Pakistan Barat)  ke lokasi pembangkit listrik di Pakistan selatan belum dikerjakan. Karena Iran ekonominya sedang di embargo. Sementara Pakistan tidak punya uang menbangun pipa gas sepanjang 700 Km. 


Padahal proyek itu sangat fital bagi Pakistan untuk fuel 4500 MW pembangkit listrik. Selain itu, jalur pipa Iran-Pakistan mengalihkan gas Iran ke Asia Timur, bukan ke Eropa, sehingca menjaga pasar gas Rusia di Eropa. Tak heran, raksasa migas Rusia, Gazprom terlibat dalam proyek gas Iran-Pakistan. Selama ini Rusia membeli 70% gas Turkmenistan dengan harga sangat murah untuk kemudian dijual kembali ke Ukraina, Kaukasus, dan Eropa dengan harga mahal.  Kemudian Pakistan berunding dengan China Petroleum Pipeline Bureau, anak usaha raksasa energi Cina, China National Petroleum Corporation, untuk membangun proyek sebesar USD 1,8 miliar. IBIC China dan Bank Habib Pakistan terlibat sebagai lender.


Tahun 2018, konsorsium Turkmenistan, Afghanistan, Pakistan dan India (TAPI) sepakat membangun proyek pipa gas. sepanjang 1.814 kilometer yang membentang dari Turkmenistan dan menyalurkan gas ke Afghanistan, Pakistan dan India. Walau proyek ini diresmikan oleh Presiden Afghanistan Ashraf Ghani di provinsi Herat. Namun Qari Mohammad Yusuf Ahmadi, yang juru bicara Taliban, mengklaim bertanggung jawab atas proyek itu. Akan menjamin kelancaran dan keamanannya. Mengapa ? Karena proyek ini adalah Visi Taliban yang punya koneksi ke china dan Pakistan.


Afganistan tidak punya SDA seperti negera Asia tengah yang kaya akan migas dan mineral penting. Namun wilayah Afganistan sebagai jalur pipa migas sangat strategis. Ini tidak seperti jalur laut yang harus paruh kepada unclos. Jalur darat adalah hak teritorial  negara yang tidak bisa digugat. 


“ masalahnya capek Deal dengan pejabat Afganistan yang boneka AS. Mereka memang mudah memberikan izin tapi realisasinya tidak mudah. Pejabatnya  minta uang, fee, dan kalau dikasih, tetap aja dipermasalahkan. Jadi kita seperti masuk rimba belantara. Ya rezim nya memang korup dan selalu meniupkan propaganda anti Taliban,  sementara janji memakmurkan rakyat tidak omong kosong. Mereka makan uang bantuan dari AS dan investor yang datang  dipalaki


Taliban yang sekarang beda dengan Taliban yang pernah berkuasa di jatuhkan AS tahun 2001. Dulu Taliban faksi dari Mujahidin yang sebagian besar orang asing termasuk Al qaeda. Taliban sekarang  dari unsur lokal nasionalis. Islam mereka islam moderat. Yang mendukung Taliban bukan hanya china. Tetapi juga Jepang, Rusia, Iran dan seluruh negara Asia tengah, tentu termasuk Pakistan. Mereka semua tidak terlibat mengirim pasukan menjatuhkan rezim Ghani.  Juga tidak membantu senjata ke Taliban. Beda dengan AS dan Unisoviet. “ kata James tadi pagi waktu Chatin.

No comments: