Tuesday, August 31, 2021

Hegemoni AS lewat system moneter

 




The Fed lahir dipicu oleh situasi ekonomi apa yang sebut dengan "Panic of 1907”. Kuartal terakhir abad ke -19 dan awal abad ke - 20 ditandai dengan resesi ekonomi AS. Serangkaian kepanikan keuangan memaksa bankir terkemuka seperti JP Morgan dan John D. Rockefeller Jr. untuk menyerukan reformasi sistem perbankan. Situasi keuangan negara yang mengerikan kemudian mendorong Senator Republik Nelson Aldrich untuk membentuk dua komisi terpisah untuk mempelajari sistem moneter Amerika dan lembaga bank sentral Eropa . Aldrich sangat dipengaruhi oleh model Bank of England dan sistem moneter Jerman. Meskipun proposal awalnya berulang kali ditolak oleh Kongres, RUU yang diformat ulang akhirnya disahkan pada 22 Desember 1913.


Namun dalam operasionalnya diserahkan kepada pihak swasta. Mengapa ? Ya Amerika itu negara demokrasi. Mereka engga percaya kalau the fed itu dikelola oleh pemerintah akan independent. Tapi kebijakan tetap ada pada Dewan Gubernur ( Board of Governors). Komite pasar terbuka ( Federal Open Market Committee), 12 bank central negara bagian, dan lainnya. Semua itu dipilih oleh kongress AS. Artinya  independensi the Fed terjamin sebagai sebuah system dan tidak mungkin bisa di intervensi oleh pemerintah kecuali oleh kongres atau rakyat sendiri.


Saat sekarang The Fed dioutsourcingkan ke BONY ( bank Of New York ), yang kemudian merger dengan Mellon Bank (2006). Diantara pemengang sahamnya adalah Berkshire Hathaway, Inc, The Vanguard Group, Inc. Dodge & Cox, SSgA Funds Management, Inc. BlackRock Fund Advisors, Artisan Partners LP, Longview Partners LLP, Fidelity Management, American Century Investment Management, First Eagle Investment Management. Siapa person yang ada dibalik lembaga itu? Ada beberapa nama: Gerald Hassell, Brahmins, Frederick William McNabb III, Edward Johnson III, Joseph L. Hooley, Laurence Fink. David I. Fisher. Namun kita ambil sebagian aja. Nah mari kita lihat kehebatan mereka. 


Semua pasti kenal apa itu Goldman Sachs, Chase Jp Morgan, Citigroup, UBS. itu lembaga keuangan terbesar di dunia. SBN kita di-underwrite oleh mereka agar bisa laku di pasar uang global. Goldman dimiliki oleh Brahmins. Chase Jp Morgan, Citigroup dimiliki oleh Frederick William McNabb III. Dia juga pemegang saham dari Goldman. Ada juga Laurence Fink pendiri BlackRock, dia melalui Berkshire Hathaway menjadi pengedali dari Wells Fargo Bank. Mungkin anda semua kenal Warren Buffet. Nah boss nya warren buffet itu adalah Laurence Fink. Sementara raksasa Facebook dan Microsoft , amazone, Google sahamnya dikendalikan oleh Warren buffet.


Laurence Fink. Memiliki aset senilai 3.3 triliun dolar US yang dikelolanya secara langsung dan aset pembantunya senilai 9 triliun dolar US—mengelola sekitar 1 triliun dolar US dana pensiun untuk jutaan warga Amerika dan mengawasi investasi sejumlah institusi di seluruh dunia : dari pemerintahan negara dan lokal sampai kampus, dari perusahaan sampai negara seperti Abu Dhabi dan Singapura.  Dia juga salah satu pemegang saham bank of new York yang mengoperasi bank central AS ( the Fed ). Melihat asset dia dibandingkan Indonesia dan negara ASEAN memang seperti raksasa dengan liliput. Bayangkan aja. PDB 260 Juta rakyat Indonesia hanya 20% dari total aset dia. 


Kehebatan Laurence Fink, bukan hanya di bidang financial dan investment banker. 90 % tambang emas dan berlian di seluruh dunia, termasuk Freeport McMoran pasti terhubung dengan BlackRock. Itu sebabnya engga sulit bagi Inalum masuk ke pasar uang global 144A untuk akuisisi Freeport. Karena Laurence Fink adalah salah satu pendiri dari pasar dan clearing 144A. Kalau anda seorang trader dan member dari portal 144 A Euroclear dan Clearstream, maka anda akan tahu. Putaran aset yang mereka drive itu 3 kali dari PDB AS. Jadi China, Inggris dan apalagi Indonesia, nothing.


Namun jantung dari the Fed adalah komite pasar terbuka, yang dikendalikan oleh Federal Open Market Committee. Anggota komite dipilih oleh kongress dan ]setiap tahun diganti atau dirotasi. Ini untuk memastikan tidak terbentuk intrik dan konspirasi diantara anggota. Sehingga trust tetap terjamin. 


***

Tahun 2020 AS mengeluarkan paket stimulus US $ 2 triliun. Sbesar US $ 500 miliar digunakan untuk membeli surat utang Korporat yang terancam gagal bayar. Siapa saja itu ? Perusahaan raksasa yang selama ini menjadi inspirasi bagi kita seperti Apple, Microsoft, Goldman Sachs, Visa, Home Depot dll, ternyata mereka menyimpan masalah hutang yang serius. Surat utang mereka di pasar terpaksa di beli oleh Fed agar terhindar dari gagal bayar. Itu bagian dari program QE nya AS. Apakah AS rugi ?


Mari kita kembali kepada definisi money ( bukan cash ). Money itu bukan hanya uang tunai tetapi juga surat berharga yang diterbikan oleh korporate atas dasar izin dari negara. Nah kalau AS membeli surat utang korporate yang terancam gagal  bayar, itu artinya AS melalui the fed hanya memindahkan uang kartal menjadi uang giral dalam brankas bank central. Jadi tidak ada sebenarnya istilah negara bail out. Itu hanya konversi dari uang kartal ke giral. Dampaknya dana pensiun dan masyarakat yang membeli bond selamat dari gagal bayar. Sistem tetap jalan tanpa menimbulkan kepanikan.


OK, Selanjutnya apakah selesai begitu saja. Hanya sekedar mengkonversi uang kartal ke giral saja? Oh tidak. AS itu negara dengan mindset business. Apapun kebijakan negara ujungnya cuan. Darimana cuannya.  Perhatikan. The fed turunkan suku bunga mendekati 0%. Sementara bond atau surat hutang korporat itu rata rata berbunga diatas 3%. Artinya pemeritah AS dapat pasive income sebesar 3% dari korporate setiap tahun. Kalau 10 tahun, kurang labih akan jadi 35%. Kalau dalam 10 tahun itu ekonomi membaik, yield obligasi akan naik dan The fed akan naikan suku bunga. Obligasi dijual ke market.  Uang kartal pindah ke the Fed. Cuan lagi.


Lanjut. Dalam rangka menyehat perbankan, The Fed juga mensuplai uang ke perbankan domestik lewat QE lagi dengan bunga mendekati 0%. Nah, oleh investment banker AS, uang ini disuplai ke negara berkembang lewat pasar uang global. Likuiditas globah banjir. Ekonomi tumbuh dan pada waktu bersamaan negara lain semakin tergantung kepada Dollar. Perbankan AS dapat spread bunga diatas 3% setahun. Ini lumayan besar untuk nutupi kerugian bank akibat kredit macet. Setelah perbankan sehat, Dana itu ditarik lagi lewat kenaikan suku bunga. Sistem kembali normal. 


Mengapa AS bisa secerdas itu? Pertama, karena korporat AS beroprasi di seluruh dunia dan menjadi inti kekuatan supply chain global bidang hitech, pangan dan  pharmasi. Kedua, karena itu 80% negara di dunia ini bergantung kepada USD. Perhatikan, walau AS berseteru dengan China, faktanya 40% industri di China berafiliasi dengan principal di AS. Sebagian besar dana investasi mereka berasal dari Bursa AS. Contoh pemegang saham pengendali Alibaba dan alipay adalah Jim Davidson sang kampiun hedge fund, Silver Lake. Freeport, walau saham 51% milik Indonesia namun pembiayaan berasal dari AS lewat global bond 144A. 


Ketiga, karena stabilitas mata uang tergantung pasar. Makanya setiap negara butuh the fed untuk menstabilkan kurs akibat kebijakan ekonomi yang meleset. The fed mensuplai dollar ke bank central negara lain, pada waktu bersamaan surat berharga USD yang dipegang bank central itu digadaikan. Lagi lagi, AS hanya memindahkan uang kartal kegiral, namun dapat fee dari RepoLine. Dan pasti secara politik menentukan arah kebijakan negara. Karena tidak ada presiden bisa bertahan kalau kurs terjun bebas. Begitulah cara smart AS menguasai dunia, tapi karena itu banyak rakyat nya miskin.


No comments: