Tuesday, March 1, 2022

Hubungan China dan Rusia

 




Pihak Barat dan AS awalnya tidak begitu percaya hubungan China dan Rusia akan berlanjut kepada kerjasama idiologis dengan tujuan menghadapi hegemoni Eropa dan AS. Mengapa ? China dan Rusia punya masalah serius soal perbatasan. Pada tahun 1960-an mereka bahkan pernah akan saling bertempur. Dunia diambang perang nuklir. Bagi China soal wilayah itu sangat sensitif. Begitu juga Rusia. Tetapi di era Xijinping dan Putin, masalah perbatasan itu bisa diselesaikan. Mereka sepakat berbagi perbatasan 4.300 kilometer (2.672 mil). 


Sejak era Xijingping berkuasa. Hubungan antara China dan Rusia sangat dekat. Bahkan Xijinping bertemu dengan Putin 30 kali sejak 2013. Diantara mereka saling claim sebagai sahabat. Kedua pemimpin memang sangat berkuasa di negaranya. Dianggap Barat dan AS sebagai negara yang anti demokrasi. Tidak menghormati nilai nilai kebebasan dan HAM. Sebaliknya bagi Putin dan Ping, Eropa dan AS adalah munafik dan pembohong.


Sekarang ada mega proyek energi di Rusia yang dibiayai oleh China. Proyek LNG Yamal di Lingkaran Arktik dan pipa Power of Siberia, proyek senilai $55 miliar yang merupakan yang terbesar dalam sejarah Rusia. China juga sebagai pembeli utama industri peralatan militer Rusia. Rusia menjamin kebutuhan China akan minyak dan sumber minyak kedua terbesar China. Sementara kebutuhan barang manufacture Rusia dipasok oleh China, menjadi pasar bagi jutaan manufaktur China. Ini secara ekonomi membuktikan hubungan jangka panjang mereka sudah punya pijakan jelas. 


Secara politik international kedua negara, China dan Rusia kompak banget. Mereka berbagi peran mendukung Iran, Suriah dan Venezuela. Mereka gigih memperjuangkan agar PBB mencabut sanksi terhadap Korea Utara. Engga usah kaget bila kemarin Korea Utara bikin kawatir dunia. Di tengah krisis Rusia-Ukrania. Korea utara melakukan uji coba meluncurkan rudal nuklirnya. Terutama Jepang dan Korea panik. 


Tahun kemarin, lagi lagi China dan Rusia bikin stress Barat dan AS. China dan Rusia melakukan latihan perang bersama. Lokasinya di di Pasifik barat disekitar pulau utama Jepang. Ini kali pertama dalam sejarah. Kurang dari sebulan kemudian, pada 19 November, militer China dan Rusia mengirim penerbangan pembom ke zona pertahanan udara Jepang dan Korea Selatan.  Provokasi yang beresiko. Sebelumnya pada tahun yang sama Rusia terlibat dalam latihan perang reguler China skala besar di Ningxia. Mereka juga terlbat dalam proyek sistem pertahanan riset luar angkasa khususnya  senjata Electronic Magnetic Pulse (EMP).


Teman saya banker di Eropa mengatakan bahwa tidak bisa lagi kalau kita bicara tentang Rusia  tanpa melibatkan China. Mereka berdua adalah satu. Satu agenda melawan hegemoni Eropa Barat dan AS. Setidaknya mereka bersatu melawan NATO yang berdiri sejak tahun 1949. Kita bicara tentang Rusia, China dan AS atau NATO maka kita bicara tetang perebutan hegemoni dunia. Antar dua kekuatan besar yang berbeda idiologi. Masyarakat Eropa dan AS punya sistem financial dan moneter yang established. Apa yakin kekuatan sistem itu menakutkan bagi China dan Rusia? Tidak. Mereka sudah sangat siap dalam segala hal termasuk penyediaan sistem ekonomi agar terhindar dari isolasi dari AS dan Eropa.


Tetapi teman saya analis di Lembaga keuangan di Hongkong. Punya pendapat beda. “ Sebenarnya tidak ada politik perang hegemoni antara Blok Rusia-China dan NATO. Bagi Rusia, AS adalah pasar kedua terbesar setelah China. Kemitraan Ekonomi Rusia  tetap lebih besar dengan Eropa. Rusia berusaha mengurangi porsi peran Eropa dan AS, menggantinya dengan China. Ini semua hanya cara China-Rusia untuk menciptakan keseimbangan. Agar Eropa dan AS tidak semaunya mngatur dunia.


Dan bagi Putin dan Ping, melawan AS itu untuk meningkatkan stabilitas power politik dalam negeri. Sementara Barat dan AS, para elitenya punya tujuan sama untuk semakin mengikat rakyat dalam sistem demokrasi. Sama sama media massa mereka meracuni rakyatnya dan menciptakan musuh bersama. Kedua blok sama sama suffering akibat dampak imbalance economy global. Itu juga karena ulah mereka sendiri. Lucunya kedua blok itu tidak sadar setiap manufer politik mereka mengancam perdamaian dunia dan mencabik cabik rasa kemanusiaan kita. Ini semua karena kerakusan saja. Orang rakus kan paling takut perang berskala besar. Apalagi gunakan nuklir senjata mematikan itu. Diantara mereka pasti selalu ada solusi untuk berdamai. Menghindari konflik meluas. Semua akan baik baik saja.


Bagaimana dengan sanksi ekonomi yang dilakukan oeh Barat dan AS kepada Rusia? Menurut saya. Kita berpikir  bahwa yang menderita itu adalah pihak Rusia. Karena selama ini kita beranggapan bahwa Rusia dalam posisi Given dihadapan AS dan Barat Padahal itu dasarnya kerjasama ekonomi. Yang namanya kerjasama. Pastilah timbal balik. Mana ada yang gratis. Artinya kalau anda anggap Rusia dirugikan. Maka kerugian juga bagi Eropa dan AS. Nalarnya begitu.


Jadi siapa yang dirugikan kalau ada perseteruan antar negara ? Saat mata uang rubel jatuh 30%. Dampaknya tabungan rakyat di bank menyusut. Pada waktu bersamaan harga gas di Eropa melambung. Produk pangan dan nabati yang biasa datang dari Rusia dan Ukrania, naik terus di pasar retail Eropa. Yang korban? ya rakyat. Lantas mengapa elite Poltik Eropa dan AS gunakan retorika embargo ekonomi kepada Rusia? ya sekedar memberi tahu kepada rakyat bahwa mereka kaya. Rusia akan dimiskinkan lewat power of economy system.


Derita rakyat Eropa dan AS dapat dihibur dengan berita media. Setiap hari mereka onani terus. Sementara hari hari inflasi terkerek naik. Uang mereka dirampok oleh sistem moneter. Mereka tidak sadar, itu kesalahan elite nya. Tetapi media massa dan pengamat ahli, mengatakan bahwa itu akibat ulah Rusia. Harga yang pantas dibayar untuk menghancurkan rezim anti demokrasi. Makanya saat diwawancarai oleh wartawan. Putin cuek saja saat ditanya dampak sanksi ekonomi bagi Rusia. Mengapa ? dia tahu itu omong kosong. Ini perang kok. Bukan becanda. kedua belah pihak suffering dan painful.


Apakah ekonomi AS dan Barat, Rusia disisi lain akan bangkrut?. Engga mungkin. Karena yang korban adalah rakyat. Para kelas menengah dan atas yang mendukung politik kekuasaan tidak terlalu berpengaruh buruk bagi mereka. Berapapun suku bunga di Rusia, aset mereka dalam bentuk emas dan property. Semakin tinggi suku bunga, semakin tinggi value aset mereka. Begitu juga di Eropa dan AS. Berapapun harga barang mereka kelas menengah dan atas, bisa beli. Jadi paham ya. Setiap ada sengketa, yang korban rakyat kecil. Dan China akan selalu ada bersama Rusia dalam mengatasi dampak buruk dari akibat sanksi ekonomi ini.


*


Sanksi Ekonomi Rusia.

Saya kadang bingung. Mengapa orang EU dan AS yang dikenal sebagai tempat orang mendapatkan ilmu pengetahuan modern, tetapi cara berpikir sangat terbelakang berkaitan dengan penerapan sanksi ekomomi terhadap Rusia. Bukan berarti saya mendukung Rusia. Tetapi saya tidak ingin dalam suatu konflilk rakyat dikorbankan karena kebodohan pemimpin.  Mengapa? sanksi ekonomi Rusia itu jauh lebih besar ruginya bagi EU dan AS. Baik jelaskan secara sederhana.


Pertama. Rusia itu 40% ekonomi ada pada Energi. Siapa negara yang tidak butuh energi ? 40% lagi ekonominya pada komoditi pertanian. Siapa yang negara yang tidak butuh produk pangan? Dalam politik, international ada istilah “ your control energy and food, your control the world “Nah Eropa itu 1/3 kebutuhan energi dan makananya dari Rusia. Kan paradox kalau tujuannya memberikan sanksi ekonomi itu akan membuat Rusia hancur.


Kedua. Sanksi ekonomi kepada Rusia itu juga memblok clearing mata uang Euro dan USD terhadap Bank Central Rusia. Akibatnya $640 miliar cadangan devisa Rusia susut.. Tersisa hanya  $127 miiar  dalam bentuk emas dan $70 miliar dalam bentuk Yuan.Artinya USD 440 miliar cadangan devisa di blok. Apakah Rusia tekor? Hutang luar negeri Corporate Rusia ada USD 490 miliar. Karena utang luar negeri Corporate itu melalui Bank Central Rusia, maka otomatis, hutang  juga nul. 


Cicilan utang dan bunga korporat atas utang luari negerinya juga kena block. Mengapa ? Rusia itu sama dengan Turki atau kita di era Orba. Hutang luar negeri swasta dibawah kendali Bank central, bukan oleh market. Padahal tahun ini jatuh tempo utang swasta mencapai USD 100 miliar. Siapa yang tekor ? Ya bank bank di Eropa dan investor private. Kebayang engga, apa yang terjadi pada bank di Eropa dan AS yang kenal NPL sebesar gigantik itu. Itu bisa sistemik. Apa mereka engga mikir. ?


Ketiga. Kalau Rusia tidak boleh clearing USD dan Euro, ya Rusia minta EU beli Gas dan gandum bayarnya pakai emas atau Yuan. Nah darimana dapatkan emas. Kalau dipaksa beli di market? harga akan melambung naik. Karena stok emas tidak bertambah secara significant. Tekor lagi kan. Terus, China akan diuntungkan bila Rusia gunakan RMB sebagai cadangan devisanya. China LUcky. Kebayangkan, Negara yang menguasai 40% energi dan Pangan, mata uangnya dikuasai China. Tanpa perang, China sudah aneksasi Rusia.  Makin besar saja sumber daya China untuk menjadi pemimpin dunia.


Oh ini kan trik EU dan AS mau jatuhkan Putin. Dengan adanya sanksi Ekonomi akan membuat ekonomi rakyat terpuruk? Duh, semua tahu. Rusia itu sistem negaranya beda dengan EU dan AS. Rusia itu tidak ada orang berani terang terangan menentang pemerintah. Putin kontrol politik sangat kuat. Dan Militer sepenuhnya dibawah kendali dia. Jadi tidak perlu jadi PHD untuk tahu kebodohan EU dan AS. Tapi anehnya siapa yang menggerakan para elite EU dan AS untuk jadi dungu.




No comments: