Tuesday, September 13, 2022

Siapa hackers terkuat di dunia

 




Hackers terbesar dan tercanggih di dunia ini adalah pemerintah China. Di China ada aplikasi pembayaran pajak secara online. Semua pribadi dan perusahaan harus menggunakan aplikasi ini, Sekali mereka  download maka otomatis mereka terhubung dengan hacker tercanggih milik negara. Hape mereka sudah terekam semua oleh pemerintah. Di kantor semua databased perusahaan sudah terekam oleh pemerintah. Mau lari kemana?. Engga bisa. Karena aplikasi itu terhubung dengan ID/ izin usaha, rekening bank. 


China melarang email dan sosial media asing. Hanya boleh gunakan email dan sosial media, WeChat. Tetapi pelarangan itu tidak dalam bentuk UU. Orang asing di China bisa gunakan aplikasi Gmail, facebook dan lainnya. Tetapi ketika mereka mengirim email ke bank, instansi pemerintah seperti imigrasi, kantor polisi, kantor Pemda, kantor kementrian, notaris, lawyer dan  lain lain harus menggunakan WeChat. Kalau gunakan aplikasi selain WeChat, pasti tidak akan dilayani. Bahkan kalau di hape atau komputer anda ada aplikasi Gmail ya ke block otomatis untuk akses ke aplikasi pelayanan publik. 


Kalau pemerintah China jago dalam hal hackers , tentu mereka juga jago dalam hal melindungi diri dari hackers pihak lain. Mereka punya standar sekuriti bukan hanya pada software tetapi juga sampai level network. Maklum di China, jaringan telekomunikasi dan IT seperti Fiber optic, Satelite, Network access point, Gateway  internet dan Datacenter ( big data)  lainnya di miliki negara. Tida boleh swasta memiliki. Sistem jaringan ini dkendalikan oleh militer. Dengan kekuatan dan penguasaan negara terhadap jaringan IT, ya mereka kendalikan semua aplikasi IT, termasuk sekuritinya.


“ Amnesty International memberi peringkat 11 aplikasi perpesanan teratas pada penggunaan enkripsi dan perlindungan privasi pengguna pada skala 0 hingga 100. Facebook menerima peringkat tertinggi 73. WeChat menerima peringkat nol.  Karena memang tidak ada keamanan privasi. Pemerintah China juga punya pasukan militer khusus yang  kerjaannya menciptakan virus dan menjadi hackers. Mereka mendirikan perusahaan anti virus di London dan AS. Beroperasi secara komersial. Tetapi itu semua bagian dari operasi spionase. “ Kata teman.


Mengapa China segitunya melengkapi dirinya dalam hal IT. Karena mereka negara besar. Mereka sadar saat mereka masuk dalam era digital, mereka tidak bisa menutup dirinya. Tetapi mereka juga tidak mau jadi konyol dan bego karena ulah hacker dan membiarkan dengan bebas asing atau pihak lain mengintip privasi warganya. Sama halnya saat mereka masuk sistem kapitalisme. Mereka harus membuka diri tetapi mereka juga tidak mau konyol dan bego oleh kebebasan pasar sehingga keterbatasan modal rakyat membuat mereka jadi pencundang.


“ B, ini masalah nation interest. “ kata pajabat CHina ketika saya tanya soal fenomena IT. “ Kalau negara tidak hadir secara smart dan canggih, itu sama saja pemerintah menyerahkan rakyat dan negara kepada kekuatan pihak luar. Sekali itu terjadi, pemerntah lemah. Kalau lemah ya semua kebijakan jadi bahan tertawaan. Pemerintah yang lemah satu hal, tapi pemerintah yang diketawain orang lain, itu udah no hope. Lebih buruk dari monyet.” Lanjutnya.


***


Kalau inginkan negeri ini mejadi negara maju maka negara harus dikelola berbasis riset. Kebijakan pro riset. Lembaga riset harus menjadi lembaga berwibawa seperti Chinese Academy of science. Anggaran mereka setahun mencapai USD 275 miliar atau 2,1 % dari PDB. China bisa merebut kekuatan ekonomi dunia karena dukungan riset. Israel adalah negara yang dibangun dengan bertumpu kepada riset. Negara yang paling tinggi anggaran risetnya, yang mencapai 4,9% dari PDB. Makanya walau negara kecil dan sumber daya terbatas, Israel sangat berperanguh sebagai supply chain global dalam bidang IPTEK. 


Kelemahan Indonesia sejak era Orba, design pembangunan tidak bertumpu kepada riset. Kita lebih mengandalkan kepada SDA. Politik kita adalah politik feodal. Dimana segelintir orang tanpa kerja banyak dan memeras otak bisa kaya raya dari SDA. Kebijakan negara kepada politik feodalisme. Tidak ada design jangka panjang  penguasaan tekhnologi dan kemandirian. Sampai era reformasi, khususnya di era SBY, malah Indonesia masuk era deindustrialisasi.  Ketergantungan impor sangat tinggi. Riset semakin terabaikan. Banyak SDM hebat lulusan Universitas terbaik malah berkarir di luar negeri.


Era Jokowi, perubahan politik terhadap industrialisasi masih belum banyak berubah dibandingkan era sebelumnya. Arus investasi yang masuk dalam mengolah bahan baku hanya sebatas value added terhadap penerimaan pajak dan tenaga kerja. Selebihnnya nilai tambah dikuasai oleh Asing. Itu bisa mencapai 90% kembali ke asing. Betapa tidak. Anggaran riset kita hanya USD 2 miliar atau 0,2% dari PDB. Engga usah bandingkan dengan negara G20. Dengan Malasyia saja kita kalah. Malaysia sebesar 1,3% dari PDB. Singapore negara seupil saja anggarannya risetnya 2,2% dari PDB atau Rp. 10 miliar atau lima kali dari kita.


Waktu Jokowi mencanangkan bahwa Indonesia siap masuk 4G. Saya mengkritisi pentingnya negara menguasai infrastruktur IT. Tetapi yang digalakan adalah aplikasi. Unicorn dan datacorn digalakan. Di dukung luar biasa. Padahal aplikasi itu memungkinkan orang membuka data pribadinya. Termasuk beragam program pemerintah harus via online seperti Lindung COVID dan lain lain. Tidak ada kekuatan infrastruktur negara mengawal privasi data pribadi itu. Pemerintah hanya membuat UU ITE. 


Padahal dalam siber crime, UU ITE itu diketawain. UU ITE hanya menjangkau HOAX, tetapi hackers? justru dianggap remeh. Karena memang negara tidak peduli kalau data pribadi warganya di hack. Pejabat hanya berkata “ kita akan buru dan penjarakan. Itu melanggar UU ITE” Tapi tidak ada by design untuk melindungi warga dari hackers. 


“ Jadi warga negara RI di era digital ini sebaiknya hati hati. Jangan terlalu percaya negara akan melindungi anda. Lah melindungi diri sendiri aja dari hackers pemerintah engga bisa, apalagi mau lindungi warganya” kata teman.


***


Hacker itu akan selalu ada dan dimana saja.Umunya motif mereka macam macam. Ada yang motifnya hanya iseng saja. Ya kalau berhasil hack, mereka puas. Ada motif nya  untuk cari uang dengan cara salah. Ada motif nya untuk karena uang. Hacker mencuri data dan dijual kepada orang lain. Ada motif nya untuk tujuan politik dan kadang dipakai untuk balas dendam kepada lawan politik. Bisa saja menjadi alat revolusi melawan rezim atau memenangkan seseorang yang tidak qualified sebagai pemimpin, seperti yang terjadi di AS saat pilpres terpilihnya Donald Trumps.


Operasi penangkapan pelaku hacker jelas tidak mudah. Tidak semudah menangkap pelaku hoax. Karena mereka punya banyak cara untuk mengaburkan posisi mereka. Mereka bisa saja ada di negara A, sementara terlacak berada di negara B. Atau sebaliknya. Di negara manapun, operasi penangkapan pelaku hakcer membutuhkan ongkos yang tidak mudah. Sangat sophisticated. 


Indonesia dan juga di belahan negara lain, umumnya aplikasi yang menarik dan gratis, itu sangat digemari. Contoh ebook, games dan design , email, belanja, sosial media dan lain lain. Sekali anda download maka suka tidak suka, anda sudah membuka diri anda untuk di hack. Kerugian yang bisa pasti anda hadapi adalah pertama, kemungkinan data pribadi anda di hack. Jadi berhati hatilah dengan PIN atau password. Gunakan proteksi dengan SMS atau wajah sebagai alat kontrol terhadap kemungkinan di hack. 


Kedua, kemungkinan akun sosial media anda digunakan hacker secara tidak langsung sebagai alamat melakukan operasi. Setelah dia ketahui PIN dan password anda, maka tanpa anda sadari, dia gunakan itu untuk meng hack orang lain. Jadi tanpa anda sadari akun anda di pakai untuk mencuri data atau kegiatan kriminal. Kalau kena patroli siber, maka yang terlacak adalah akun anda. Hacker sendiri aman saja. Entah dimana dia berada, nobody know. Jadi sebisa mungin sign up aplikasi sosial media via komputer dengan kontrol password yang kuat.


Mengapa aplikasi gratis mudah dimanfaatkan oleh hacker ? karena umumnya aplikasi gratis atau open source itu mudah kena virus. Ini istilahnya  masuk lewat pintu belakang. Hacker masuk dengan memancing anda dengan malware seperti download suatu situs atau mengirim spam agar anda buka email tersebut. Sekali anda terpancing, maka anda sudah kena trap di hack.  Jadi saran saya. Jangan mudah terpancing terhadap tawaran download gratis atau klik email yang tidak jelas.


Makanya setiap orang atau pemerintah atau lembaga atau perusahaan, kalau kena hack, sebaiknya focus dengan memperkuat sistem perlindungan diri. Agar terhindari dari hack. Kecuali  anda atau pemerintah atau perusahan mengelola akses IT dengan cara bego, tentu lebih focus cari siapa pelaku hack..

No comments: