Tuesday, February 27, 2024

Program makan siang gratis ?

 



Di China sejak tahun 2011 telah diterapkan makan siang gratis untuk 60 juta siswa dari keluarga miskin.Awalnya pemerintah menunjuk rekanan swasta sebagai kontraktor memasok makan siang gratis itu. Ternyata kualitas menu tidak semua sesuai dengan standar gizi. Lebih bersifat kenyang saja. Makanya setelah dua tahun. Program itu di-evaluasi. Yang terjadi penyakit obesitas meluas bagi anak anak usia pertumbuhan. Membuat mereka lazy dan lemah daya juangnya. Kemudian pemerintah ubah lagi skemanya. Anggaran disalurkan kepada sekolah langsung. Berharap sekolah bisa independent kelolanya. Tapi bukannya menyediakan menu sehat. Malah beli makanan cepat saji, yang murah meriah. Justru kontraproduktif untuk tujuan peningkatan gizi dan kesehatan.


Tahun 2019 atau 9 tahun berlangsung, rakyat China protes dan juga para akademis protes. Bukan mempermasalahkan niat baik program memberikan gizi kepada anak sekolah dari keluarga miskin.Tetapi program makan siang gratis itu telah mengakibatkan moral hazard.  Kurangnya transparansi dalam pilihan vendor dan pemasok. Proses yang tidak adil dan penuh dengan penyuapan dan korupsi, pejabat sekolah dan otoritas pendidikan setempat sering kali memberikan peluang kepada perusahaan untuk melakukan bisnis rahasia, sehingga menempatkan keuntungan pribadi di atas kepentingan publik. Misal sulit mengontrol susu dan daging yang sudah expired.


Maklum pengelolaannya pasti rumit dan cenderung koruptip. Padahal di China ancaman hukuman mati bagi koruptor. Soal anggaran China tidak berdampak kepada defisit anggaran. Karena dari APBN sangat kecil. Sebagian besar anggaran dari CSR swasta dan BUMN. Di Indonesia anggaran 100% dari APBN dan nelum ada hukuman mati bagi koruptor. BIsa kebayang gimana dampak moral hazard dari program ini. Disisi lain gimanapun program ini pasti berdampak kepada defisit APBN.  World Bank atau Bank Dunia turut memberikan pandangan mengenai program makan siang gratis yang kemungkinan akan dilaksanakan di Indonesia pada 2025. World Bank berharap pemerintah tetap memperhatikan batas defisit dalam APBN. Karena defisit berujung kepada utang.


***

Kemarin rapat kabinet membahas program makan siang gratis. Walau keputusan resmi KPU belum ada siapa pemenang Pilpres 2024. Sepertinya Pemerintah berpatokan dengan hasil quick count, dimana pemenangnya adalah paslon 2. Saya tidak akan membahas sikap Jokowi yang grasa grusu. Itu hak dia. Saya akan membahas soal Anggaran makan siang gratis dari program milik Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka diproyeksikan bakal tembus lebih dari Rp253,8 triliun per tahun.  Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto sebelumnya melaporkan terdapat sekitar 70,5 juta calon penerima makan siang gratis mulai dari bayi lima tahun (balita) hingga siswa sekolah menengah pertama (SMP). 


Kalau uang sebanyak Rp. 253,8 triliun itu dipakai pemerintah untuk memperbaiki tata niaga pertanian lewat membangun warehousing ecommerce  market place (WEMP), yang dilengkapi dengan ekosistem financial untuk menjamin likuiditas petani, gudang bertekhnologi menjamin kualitas penyimpanan, gudang yang terhubung secara online ke pasar retail tanpa perlu lewat pedagang yang bersifat rente. Maka tahun pertama akan terbangun 38  WEMP. Itu bisa langsung dirasakan rakyat terutama petani dan pasti membuat mereka makmur. Para importir dan pemburu rente pertanian akan keselek bakiak.


Tahun kedua, uang itu sebesar Rp. 253 triliun dipakai untuk membangun pusat logistik LNG, yang dilengkapi dengan storage di 38 provinsi. Sehingga kita tidak perlu ekspor Gas. PRodusi lapangan gas bisa diserap dalam negeri untuk industri petrokomia, pabrik pupuk. Sehingga harga pupuk bisa turun. Bahan bakar gas bisa juga turun. Ini akan berdampak kepada bisnis proses pertanian bisa kompetitif.  Meningkatkan imbal hasil petani.


Tahun ketiga uang sebanyak Rp, 253 triliun dipakai membangun pusat riset pertanian dan biotech yang dilengkapi dengan lahan percontohan sedikitnya 5000 hektar. Sehingga kita bisa percepat riset varietas unggul tanaman untuk bisa menghasilkan  produksi pertanian yang bermutu dengan tingkat produksi yang tinggi. Uang sebanyak itu lebih dari cukup kalau kita hanya berfocus kepada makanan pakok seperti beras, kedele , singkong, jagung. 


***

Masalah dalam pembangunan nasional itu sangat banyak dan rumit. Karena menyangkut sumber daya yang terbatas, yang harus dikelola dengan smart.  Makanya perlu dibuat daftar masalah dan kemudian dibuat skala prioritas. Masalah prioritas bangsa ini adalah soal rendahnya kualitas pendidikan dan rendahnya jumlah mereka yang lulus universitas. Inilah yang disebut dengan lingkaran kemiskinan. Orang miskin karena bodoh dan orang bodoh karena miskin. Muter begitu aja. Harus ada upaya memotong lingkaran itu. 


Menurut data Dukcapil Kementerian Dalam Negeri tahun 2022, hanya 6% dari 275 juta penduduk Indonesia yang menempuh pendidikan tinggi. Rinciannya, 0,02% berpendidikan S3, 0,3% berpendidikan S2, dan tidak sampai 5% berpendidikan S1. Berdasarkan World Population Review, Dari 44 negara yang disurvei, Indonesia menjadi juru kunci alias berada di urutan paling bawah setelah Afrika Selatan.  Dari 277 juta populasi, hanya 11% penduduk Indonesia yang berhasil menyelesaikan jenjang perguruan tinggi (Tertiary), 26% lulusan SMA (Upper Secondary), dan 62,1% lulusan SD atau SMP (Below Upper Secondary). Inilah yang harus dijadikan prioritas. 


Kita tidak mungkin menjangkau semua. Tetapi kalau 5% saja lulusan perguruan tinggi bertambah, itu sudah sangat significant sebagai modal untuk melakukan perubahan dibidang sosial dan ekonomi. Dan itu perlu tataniaga  yang bisa memberikan lapangan kerja dan peluang usaha bagi mereka agar menjadi mesin pertumbuhan ekonomi. Makanya kalau uang sebesar Rp. 253 triliun /tahun digunakan untuk perbaikan tata niaga, itu sangat significant menjadikan sumber daya ekonomi sebagai peluang bagi semua dan menilmbulkan gairah berkereasi dan berinonvasi…Dengan itu pada akhirnya kita engga perlu gunakan uang APBN. Artinya pertumbuhan sektor usaha yang meluas bagi new comer enterpreneur kaum terpelajar  akan jadi sumber dana CSR gerakan sedekah makan siang gratis bagi rakyat miskin… Semangat gotong royong dan itu yang diajarkan Tuhan. Ngerti engga ?

No comments: