Sunday, March 28, 2021

Solusi untuk Waskita

 




Waskita Merugi.

Waskita mencatatkan rugi bersih Rp7,38 triliun pada 2020. Nilai itu berbalik dari laba bersih senilai Rp938,14 miliar pada 2019. Rugi per saham mencapai Rp543,58. Kalau kita  perhatikan harga saham per 26 maret 2021 Rp. 1,350. Maka sebesar hampir separuh harus hilang bayar kerugian. Itu kalau dihitung marcap Rp. 18,7 Triliun. Kalau dihitung neraca lebih buruk lagi. Equitas Waskita sebesar Rp. 16,58 triliun. Maka ekuitas hilang sebesar 45%. Ini akan mengakibatkan rasio keuangan Waskita memburuk, terutama Return on Equity, return on asset, return on investment. 


Yang jelas rasio debt to asset meningkat, dari 58% bisa lebih tinggi lagi. Sangat mengkawatirkan. Per akhir 2020, WSKT tercatat memiliki jumlah liabilitas sebesar Rp 89,01 triliun. Liabilitas tersebut didominasi oleh liabilitas jangka pendek yaitu mencapai Rp 48,24 triliun. Sangat sulit bagi Waskita untuk keluar dari situasi keuangan yang begitu buruk. Upaya penyehatan keuangan lewat restruktur utang tidak mudah. Walau Pada 2021, WSKT menargetkan nilai kontrak baru senilai Rp26 triliun yang mana 80 persen ditargetkan berasal dari pasar eksternal dan hanya 20 persen dari proyek investasi. Itu terlalu ilusi untuk memperbaiki kinerja.


Sementara masalah serius Waskita, termasuk BUMN karya lainnya adalah adalah semakin sulitnya mendapatkan sumber pendanaan.  Karena stuktur permodalan tidak sehat. Bukan rahasia umum bila sebagian besar utang BUMN yang berkaitan dengan infrastruktur adalah utang EPC yang berbunga tinggi dan jangka pendek. Sementara aksi korporat lewat exit strategi pelepasan saham SPC anak perusahaan tidak efektif, bahkan bisa dikatakan gagal total. Karena bukan rahasia umum, struktur cost proyek BUMN itu sudah terlanjur mahal akibat utang dan rente yang terpaksa mengambil alih proyek mangkrak.


Proyek infrastruktur adalah andalan Jokowi. Seharusnya Menteri BUMN punya perhatian khusus menjaga BUMN karya dari masalah keuangan. Jangan mudah terjebak denga Window dressing dan laporan ABS. Masalah Waskita sudah diketahui sejak 2019. Seharusnya upaya restruktur hutang sudah dilakukan pada tahun itu. Caranya, pemerintah harus perbaiki struktur permodalan Waskita lewat PMN. Dengan demikian Waskita bisa sehat dan mudah lakukan restruktur hutang. Keadaan seperti sekarang ongkos recovery nya mahal sekali.


Saya belum tahu bagaimana solusi pemerintah mengatasi masalah ini. Kalau terus dibiarkan, seperti GIA, Waskita bisa insolvent. Ini akan jadi citra buruk bagi Pemerintah Jokowi. Karena hanya di era Jokowi BUMN karya bangkrut. Jadi harus cepat diperbaiki dengan solusi menyeluruh. Tentu setelah dilakukan full audit management. Terlambat maka ini bisa jadi teori domino. Satu jatuh yang lai akan ikut jatuh. Karena sumber masalah ada pada pemegang saham pengendali (pemerintah) yang tidak cepat responsnya. Pak Eric please bantu pak Jokowi. Dia presiden yang kami pilih dan cintai.


Belajar dari kasus Waskita.

Kalau berdasarkan Akuntasi, jelas Waskita tidak bisa lagi diselamatkan kecuali restruktur permodalan atau bubarkan diri alias pailit. Karena kondisi rasio DER sudah dalam posisi insolvent. Jadi penyelesaianya ada pada pemegang saham, bukan lagi pada kebijakan direksi atau sekedar ganti direksi.  Tapi ok lah, Itu urusan pemerintah sebagi pemegang saham pengendali. Yang jadi masalah kerugian Waskita juga adalah cermin buruk sistem pengawasan OJK terhadap Emiten. Dan tentu pasti kelemahan dari komisaris yang ditempatkan sebagai wakil pemerintah, yang tidak berbuat apa apa. Mengapa ?


Pada tahun 2019, Waskita masih mencatat laba hampir sebesar Rp, 1 triliun. Tapi kenapa tahun 2020 langsung terjun bebas kerugian sampai diatas Rp. 7 triliun. Mengapa OJK tidak mengetahui kejanggalan neraca Waskita. Apa di OJK tidak ada ahli keuangan atau akuntasi untuk bisa mendeteksi kejanggalan yang dilakukan. Yang lebih miris tahun 2021 bulan februari, OJK membiarkan influencer seperti Ustad YM mempengaruhi opini publik agar membeli saham Waskita. Lucunya menteri BUMN secara tidak langsung memanfaatkan YM untuk membeli saham BUMN. 


Lantas kalau begini, setelah berbagi skandal keuangan BUMN seperti Asabri, Jiwasraya, dan kini Waskita, dimanakah prinsip good governance pasar modal kita? Apakah omong kosong. Padahal kepercayaan investor kepada emiten itu sangat menentukan agar pasar modal kita efisien. Kalau BUMN saja bercitra buruk, siapa lagi yang kita percaya? Karena setiap pergerakan aset Emiten selalu diawasi oleh OJK. Bahkan rasio equity atas aksi korporate dalam investasi berjangka  panjang harus izin OJK. Singkatnya tidak ada yang tidak diketahui OJK. Sehingga kalau emiten masih listing, itu emiten baik baik saja. Publik percaya.


Apa yang menimpa Waskita ini bukan rahasia umum. Bahwa ini permainan window dressing. Mempercantik neraca agar keliatan indah dan tetap punya cara melakukan aksi korporat tarik uang dari pasar. Dan ketika sudah pada posisi tidak lagi bisa diangkat. Maka lempar handuk putih. Yang rugi pemegang saham. Negara dan rakyat ( investor retail). Pada posisi ini, biasanya pemerintah ditempatkan sebagai pecundang demi kepentingan pasar modal. OJK dan kementerian BUMN serta komisaris tidak disentuk untuk diminta tanggung jawab. Jawabanya sama seperti Anies” Saya tidak tahu soal lahan proyek DP 0.”


Kita sebagai rakyat yang ikut memilih Jokowi sebagai orang baik agar berprestasi baik harus mengelus dada. Kita memang pilih Jokowi tetapi secara sistem, presiden yang kita pilih tidak berdaya atas sistem yang ada. Entah kapan perubahan ini akan terjadi? Saya tetap berharap baik dan tidak kehilangan harapan. Kepada Tuhan saya berdoa, walau itu selemah lemahnya iman.


Solusi.

Solusinya focus restruktur permodalan. Waskita itu mempunyai liabilitas melebihi 80% (delapan puluh persen) dari aset.  Sehingga berpotensi gagal bayar utang. Kalau pemerintah tidak bisa keluarkan modal lagi, maka pemerintah memberikan izin Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMTHMETD) atau disebut juga sebagai Private Placement ( aturan OJK Nomor 38 /POJK.04/2014 ). Artinya hak membeli saham tanpa ditawarkan terlebih dahulu kepada pihak lain.


Waskita itu secara bisnis tidak salah. Mereka punya SDM bagus.  Punya pengalaman panjang sebagai kotraktor. Mereka juga BUMN yang dapat eklusifitas proyek sehingga market cenderung aman. Yang salah itu hanya management. Jadi banyak investor mau masuk sebagai pemegang saham secara private placement. Terutama kreditur. Mereka bisa masuk lewat private placement dengan terlebih dahulu deal dengan exit buyer yang mau bailout hutang jadi saham. Kalau private placement ini diwacanakan, pasti kreditur akan didatangi oleh exit buyer. Sehingga masalah utang selesai, modal jadi sehat lagi.


Namun langkah aksi korporat melalui private placement harus dilakukan secara transparance. Harus jelas agendanya. Harus jelas niat baik pemegang saham pendiri atau pengendali. Bahwa kepentingan perusahaan adalah segala galanya. Artinya pemerintah harus ikhlas delusi sahamnya dan reorganisasi dilakukan secara besar besaran. Hak menempat preskom dan direksi ada pada investor dan pemerintah. Sehingga itu  bisa dipahami oleh investor dan exit buyer. 


Contoh lain kasus solusi korporat.

Saya datang jam 2 sore ke apartement Wenny. Dia sudah hidangkan gado gado kesukaan saya.  Baru saja duduk mau makan. Terdengar bell dari luar. Dari CCTV nampak Wada dan James. “ Kamu undang mereka? “ Kata Wenny tekan tombol untuk buka pintu masuk Lift. 

“ Saya engga undang. Tapi mereka tahu hari sabtu saya di Shenzhen.” Kata saya. Wenny langsung lari ke kamar ganti bajunya. Tadi dia hanya pakai celana pendek putih dan kaus warna merah. Saya tersenyum aja. Dia kembali ke meja. “  James, ok lah. Tapi Wada, bikin weekend engga nyaman.”

“ Emang kenapa sih kamu engga suka dia ?

“ Dia ajarin kamu nakal. Ikut pergaulan setan” Kata Wenny merengut.

“ Ya biasa saja. Emang saya ikut jadi setan. Kan engga.” Kata saya santai.


Wada datang membawa Chiness Wine. Saya tahu itu mahal. Bisa diatas Rp 10 juta. Namun saya tidak begitu antusias.  

“ Bro, ini ada BUMN Thai. Mereka udah insolvent. Hutangnya USD 4 miliar. Pemerintah tidak mau bail out.  Sahamnya udah jatuh. Mereka tawarkan private placement kepada investor. “ Kata Wada ketika duduk di meja makan. Wenny diam saja.

“ Dengan siapa saja mereka berhutang?

“ Ada 36 bank. Tapi yang terbesar bank asing.”

“ Siapa bank asing itu ?

“ Kamu kenal dech. Makanya peluang ini saya bicarakan kepada kamu.”

“ OK’

“ Caranya, kamu bicara kepada lead konsorsium kreditur untuk restruktur hutang. Kita dirikan perusahaan SPAC ( Special Purpose Acquisition Company. Kita bisa gunakan skema asset protection untuk menjamin pelepasan saham dengan tujuan akuisisi perusahaan itu. Setelah uang ditangan, kita bisa bicara kepada konsorsium kreditur tentang program restruktur hutang. Jaminannya uang dari hasil IPO SPAC itu. 


“ Jadi neraca BUMN Thai clean tanpa hutang. Utang dialihkan kepada SPAC. SPAC sebagai investor dalam skema private placement “Kata saya memastikan.


“ Tepat. Sebenarnya kita bailout engga bayar pakai uang. Pakai janji doang. Tapi janji dengan jaminan cash.  Bagaimanapun BUMN ini engga mungkin rugi. Kalau sekarng mereka rugi dan akhirnya gagal bayar utang, itu karena mismanagement. Perbaiki menagement engga sulit amat. Gampanglah..”


“ Ya saya tahu itu. Terus.


“ Karena sudah dialihkan ke SPAC. Tugas kita perbaiki kinerja perusahaan agar saham bisa kembali rebound. Investor SPAC bisa dapat capital gain.” 


“Tapi tetap saja kita harus cashout untuk pembelian saham agar cukup sebagai pengendali.”


“ Saham udah murah. Itu nothing. Itu engga usah kamu pikirkan. Saya dan Steven yang keluar. Tugas kamu bicara aja dengan lead konsorsium kreditur. Selanjutnya James yang urus detailnya. Kalau kita dapat deal dengan konsorsium, kita bisa kendalikan RUPS“ Kata Wada. 


“ Nah bicaralah dengan mereka” Kata Wada setelah menyambungkan telp ke CEO lead konsorsium kreditur. Saya bicara sebentar. Tetapi itu hanya janji makan siang di Hong Kong. Wada memeluk saya. “ Saya kata apa. Segan dia sama kamu. Saya telp berkali kali dia ogah bicara. Gimana tuh cewek percaya sama kamu? Ceritakan dong” Kata Wada. Karena CEO nya memang perempuan. Saya senyum aja. 


“ Siapa wanita itu ? Wenny  berkerut kening.


“ Engga penting kamu tahu. Ini urusan pria. Sebaiknya tambah gado gado ini. Porsi saya belum ada. James engga perlu. Dia mau pulang. Makan sama keluarganya.” kata Wada. Wenny merengut dan pergi ke dapur ambil makanan untuk Wada.


No comments: