Tuesday, May 14, 2024

Kado untuk Prabowo...

 


Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan PDB per kapita di Indonesia per akhir 2023 mencapai PDB per kapita mencapai US$4.919,7 atau sekitar Rp 79,06 juta per tahun (US$1= Rp 16.070). Bila dirata-rata dalam sebulan maka penghasilannya mencapai Rp 6,6 juta per bulan.


PDB per kapita (US$) 



Ini kado buat Prabowo yang akan mengawali kekuasaannya pada tahun 2024. Mengapa saya sebut kado? karena PDB kita akan tembus USD 5000 per kapita. Kita sudah masuk sebagai negara berpenghasilan menengah atas. Bukan lagi negara berkembang atau negara miskin. Kita sudah berada di zona negara seperti Singapura.  Kalau anda kepala keluarga, punya anak dua dan istri. Maka kalau penghasilan anda dibawah Rp. 26,4 juta ( 6,6x4) sebulan. Jangan buru buru bilang data BPS itu salah. Karena PDB itu menghitung secara rata rata, yaitu orang super kaya dan orang super miskin dimasukan dalam keranjangan hitungan. Jadi jangan baper.

Dalam Global Wealth Report 2018 yang dirilis Credit Suisse menunjukkan bahwa 1% orang terkaya di Indonesia menguasai 46,6% total kekayaan penduduk dewasa di tanah air. Sementara 10% orang terkaya menguasai 75,3% total kekayaan penduduk. Siapa saja mereka itu. Data Forbes, harta Phang Djun Pe sebesar Rp 677 triliun triliun. Harta dari keluarga Oei Wie Gwan Rp. 744 triliun. Low Tuck Kwong yang hartanya mencapai Rp 421 triliun. Keluarga   Oei Ek Tjhong sebesar Rp. 167 triliun. Keluarga Liem Sioe Liong, Rp. 170 triliun, dan lain lain. Singkatnya selama setahun saja harta mereka meningkat Rp.1.116 triliun. Jadi kalau anda bertambah miskin, mereka bertambah kaya. Jangan baper !


Sekali lagi jangan baper. Kalau faktanya pembangunan dan SDA yang besar itu hanya untuk segelintir orang. Ini bukan soal ketidak adilan. Hidup memang tidak adil. Kecuali di akhirat. Mereka yang kaya itu adalah juga rakyat Indonesia.  Pemerintah sayang kepada semua rakyat. Yang kaya dapat konsesi bisnis. Yang miskin dapat bansos dan subsidi. Hanya saja mereka yang kaya punya etos kewirausahaan yang kuat, network dalam dan luar negri yang luas, mereka menjadi aset negara yang melontarkan Indonesia ke dalam zona negara berpenghasilan menengah atas. 

Bagaimana sikap Prabowo saat menerima kado terindah ini? Apakah dia menyadari  fenomena dan realitas ekonomi negara selama ini ? Apakah dia akan melaksanakan ajaran Soekarno untuk mengamankan kekayaan Indonesia. Untuk kemakmuran bagi semua. Atau tetap melanjutkan mendukung kekayaan bagi segelintir orang. Dan melanjutkan program yang miskin  dapat Bansos, subsidi, MSG, upah UMR. Kita tidak tahu pasti.Sekali lagi, jangan baper! Nikmati saja. Ntar mati masuk sorga.




No comments: