Thursday, September 26, 2024

Estate food, manfaat dan resiko.

 



Tuhan menciptakan keaneka ragaman. Ekosistem terbentuk lewat keaneka ragaman itu. Hutan itu contoh sederhana dan fakta tentang bagaimana tanaman tumbuh dalam ekosistem yang apik. Matahari, tanah dan lingkungan.  Pohon tumbuh karena adanya proses photosintesa. Namun tanpa mikroba dalam tanah, tumbuhan mati. Mikroba secara langsung terkait dengan daur ulang nutrisi, khususnya karbon, nitrogen, fosfor, dan sulfur. Bakteri merupakan kelompok mikroorganisme utama yang menjaga tanah tetap sehat dan produktif. 


Bayangkanlah. Apa yang terjadi bila anda mengubah lingkungan, katakanlah hutan menjadi lahan tanaman sejenis atau monoculture. ? jelas ekosistem berubah. Mengganggu keseimbangan alami tanah. Dampaknya bisa saja paradox. Ya Namanya melawan alam. Apa saja paradox tersebut ? Akan terbentuk mikroba baru dengan kondisi ekosistem baru. Yang lama tidak mungkin bisa hidup lagi. Itu hukum alam.  Mikroba baru itu akan menjadi hama yang rakus tanpa ada fllter dari lingkungan sebagaimana halnya tanaman polikultur.


Karenanya agar tanaman monoculture itu bisa dikembangkan, tentu diperlukan banyak pestisida. Nah Industri pestisida di-monopoli negara maju. Tanaman monoculture berskala luas di negara berkembang pada akhirnya menguntungkan negara maju. Dalam jangka pendek memang masih feasible dalam hal cost and production. Namun dalam jangka panjang ketergantungan penggunaan pestisida terus meningkat. Dalam jangka Panjang tidak lagi efisien.


Tanaman monoculture memerangkap kelembapan dan menimbulkan erosi tanah. Jelas beresiko mengurangi kesuburan tanah.  Mau tidak mau untuk meningkatkan kesuburan lahan, terpaksa menggunakan pupuk kimia sebagai nutrisi tanaman. Semakin lama, semakin banyak pupuk kimia yang harus digunakan. Karena dari tahun ke tahun lahan tersebut rusak dan terkuras secara progresif. Lagi lagi yang diuntungkan adalah industry pupuk, yang bahan bakunya masih sebagian besar impor.


Sistem pada tanaman monoculture dalam skala luas tidak cukup untuk mempertahankan struktur tanah. Ini dapat menyebabkan erosi dan hilangnya penyerapan air. Karena alasan ini, tanah di sekitar tanaman monokultur sering kali tidak memiliki lapisan tanah atas yang signifikan, yang menyebabkan ketidak seimbangan dalam retensi air. Dampaknya kalau ingin terus pertahankan tanaman monoculture, penggunaan air akan sangat boros. Tentu merusak ekosistem sumber daya air.


***


Dari uraian diatas, kita sudah paham dampak buruk estate food monoculture. Namun sains bisa mengatasi dampak buruk itu. Yaitu lewat riset bibit tanaman yang sesuai dengan sistem tanaman monoculture, agar bisa tumbuh dan bertahan pada ekosistem baru tanpa merusak ekologi. Tentu memperhatikan kondisi lingkungan lahan pertanian, seperti cuaca, struktur tanah dan ketersedian air.


Karena bibit ini hasil dari laboratorium. Tentu merupakan rekayasa tekhnologi, yang membutuhkan SOP tanam yang ketat. Sedikit saja pelanggaran SOP akan fatal akibatnya. Bisa gagal total.  Nah ini membutuhkan SDM yang qualified mengelolanya dan tekhnologi modern untuk mengawasinya. Misal, penggunaan satelit yang terhubung dengan IT system agar data cepat diolah dan mudah di Analisa setiap ada penyimpangan. 


Terkait dengan program Lumbung Pangan Nasional atau Food Estate di Merauke. Rencananya luas diatas 2 juta hektar dengan menebang hutang. Saya tidak baca detail program itu. Namun izinkan saya bertanya. Apakah bibit padi atau tebu yang akan ditanam  itu hasil dari laboratorium riset yang sesuai dengan ekologi di Marauke ? Kalau tidak, maka siap siap aja gagal sebagaimana sebelumnya di Kalimantan dan bencana ekologi yang menanti dimasa depan. Namun kalau iya, maka estate food adalah pilihan cerdas untuk meningkatkan produksi pangan nasional.


***


China baru buka pintu dari luar awal tahun 1980. Dan Ketika itu orang yakin China akan bermasalah dengan pangan. Maklum penduduknya banyak. Namun dari tahun ketahun, China aman saja dan tetap mandiri soal beras. Bahkan setelah tahun 2000-an tekhnologi pertanian China semakin maju pesat. Apa pasal? Ternyata sejak tahun 1930 China sudah memulai riset pertanian. Hanya terhenti selama 5 tahun saat revolusi kebudayaan. Namu kembali lanjut. Riset pertanian dilakukan dengan sangat disiplin dan passion hebat.


Memang untuk menghasilkan bibit unggul tumbuhan perlu waktu sedikitnya 12 tahun. Tidak sebentar dan pasti mahal. Mengharuskan pengelolaan kelembagaan yang terstruktur dan konsisten. Tahun 2002 China sudah menggunakan lab ruang angkasa untuk penelitian biotech. Sehingga proses eksperimen GEN tanamam bisa lebih cepat daripada di bumi. Bisa menghemat waktu 5 tahun. Kapasitas riset pertanian China mengalahkan AS yang sudah lead sekian decade.


Dalam riset Pertanian, China sudah menggunakan metode Clustered regularly interspaced short palindromic repeats, atau kalau dilafalkan crisper. Ini semacam rekayasa GEN melalui genetically modified organism.  Aturan edit Gonom sangat ketat dari pemerintah. Bibit tidak dihasilkan dengan mentransfer DNA dari spesies lain, namun dengan menginduksi mutasi yang dapat terjadi secara alami atau melalui pembiakan konvensional.


Kini tanaman padi, gandum, kentang, dan kacang kacang dan lain lain, bibitnya berasal dari rekayasa genetika. Petani China membudidayakan lebih banyak tanaman hasil rekayasa genetika dibandingkan petani di negara berkembang lainnya. Satu contoh, sebuah survei terhadap produsen pertanian di Tiongkok menunjukkan bahwa adopsi kapas Bacillus thuringiensis meningkatkan efisiensi produksi dan meningkatkan kesehatan petani.


China memang masih impor gandum, kedelai, kacang kacangan, daging tapi itu belinya dari perusahaan China sendiri yang punya konsesi lahan di luar negeri. China memiliki 3,2 juta hektar kontrak lahan pertanian di luar negeri di 37 negara di Asia, Afrika, Eropa, AS dan Amerika Latin. Investasi tumbuh lebih dari sepuluh kali lipat dalam waktu kurang dari satu decade. Semua bertujuan untuk kepentingan domestik China. Maklum hanya 10% lahan di Chna yang bisa ditanami. Sementara jumlah penduduk terus bertambah diatas 1 miliar.


Penduduk memang bertambah. Kebutuhan pangan terus meningkat. Itu bukan resiko akan kekurangan pangan. Karena Tuhan beri kita akal agar menggunakan sains mengatasi sumber daya yang terbatas itu. Rakyat China beruntung karena setiap presiden punya visi sama soal pertanian. Apa itu? kemandirian lewat keunggulan riset dan sains. Tanpa harus merusak lingkungan.

No comments: