Tuesday, October 8, 2024

Tidak ada bisnis yang salah..

 




Tidak ada bisnis yang salah. Yang ada mismanagement. Mengapa? Bisnis itu mengelola sumber daya terbatas. Keterbatasan terhadap  modal, pasar, teknologi. Material, tenaga kerja.  Keterbatasan itu karena factor kompetisi, perubahan regulasi pemerintah, demand  and supply, lingkungan internal dan eksternal. Setiap waktu resiko mengancam. Management yang baik bisa mengubah resiko dan ancaman jadi peluang dan tumbuh berkelanjutan. 


Pabrik tekstil di Indonesia, kita ambil contoh bahasan ini. Kalau menegement baik, tidak mungkin terjadi PHK secara luas. Disaat pabrik tekstil atau TPT kita jatuh. Justru industry TPT Bangladesh tumbuh pesat. Bayangkan aja. Tahun 2001 ekspor Bangladesh masih USD 5 miliar. Tahun 2023 udah mencapai USD 40 miliar. Trend nya dari tahun 2001 sampai tahun 20223 tumbuh terus. Rata rata dua digit. Mengapa? Karena mereka focus terhadap inovasi dan rantai pasokan yang efisien.


Pabrik alas kaki atau footwearI di indonesia banyak yang bankrupt. Tetapi tidak berlaku bagi India. Mereka justru tumbuh 2 digit. Apa pasal? Adanya program revitalisasi industry footwear. Seingga efisien. Dengan demikian bisa masuk ke ceruk pasar domestic dengan harga terjangkau oleh kalangan lapisan bawah. Jadi tidak sepenuhnya bergantung kepada pasar ekspor.


Di Indonesia. Produk pertanian seperti Cabe, Bawang,  Tomat, harganya jatuh atau volatile sekali di tingkat petani. Petani suffering. Sementara data membuktikan kita masih impor cabe, bawang, tomat, ikan beku, garam. Yang impor itu adalah pabrik makanan olahan. Harga impor malah terus naik. Sementara produk petani ditingkat konsumen jatuh harganya karena melemahnya daya beli masyarakat. Yang berujung kepada deflasi. Mengapa ? itu karena tata niaga pertanian tidak teroganisir dengan baik. Tidak menjamin kontinuitas pasokan kepada industri pengolahan. 


Tetapi tidak terjadi pada Thailand. Porsi agro Industri atau downstream pertanian dari tahun ke tahun terus meningkat pertumbuhannya. Karena produksi pertanian mampu menjamin kontinuitas pasokan kepada pabrik pengolahan makanan. Artinya proses transformasi pertanian tradisional ke Industri berjalan sukses. Nilai tambah agro industry yang tinggi memungkinkan petani sebagai pamasok mendapatkan imbal hasil yang tinggi juga. Setidaknya semua produk mereka terserap. 


Kembali kepada tidak ada bisnis yang salah. Setiap perusahaan harus bisa melihat dan mempelajari fenomena yang berkembang. Karena berbisnis itu bukan seperti berburu di kebun binatang. Memang ada goal. Tetapi goal itu tidak statis. Ia terus bergerak karena berbagai factor. Fungsi menegment harus bisa mengantisipasi setiap adanya fenomena itu. Tentu itu berkat adanya planning, organizing, actuating and controlling dalam menagement process. Proses itu dijaga dan focus terhadap Plan, Do, Check, Evaluate.


Kalaulah process management berjalan dengan baik pada perusahaan tekstil. Tentu sudah di-evaluasi  pasar domestic. Bahwa tidak sepenuhnya bisa diharapkan. Kalah bersaing dari China. Lets Do, mengubah business model sebagai supply chain global production dari merek terkenal seperti yang dilakukan oleh Bangladesh dan India. Kita punya keunggulan kompetitiv dalam hal upah. Atau seperti Vietnam yang memanfaatkan peluang outsource manufacture pada Industri TPT China, Korea, Jepang, Eropa, AS. Mereka perlu mass production yang efisien dari segi upah dan logistic. Tentu untuk bisa menjadi global partners harus didukung management production yang handal dan efisien. Ya focus kepada peningkatan value SDM. 


Dan harus nya pemerintah sebagai regulator memahami juga fenomena bisnis. Sehingga bisa membuat kebijakan yang ramah  dan support dalam proses bisnis mengatasi hambatan keterbatasan sumberdaya itu. Bukannya menaikan tariff impor yang justru menghambat kelancaran supply chain industry. Tetapi membebaskan impor barang setengah jadi untuk di finishing dalam negeri  dan kemudian di ekspor lagi. 


Jadi tidak ada istilah business lesu sehingga yang disalahkan adalah ekonomi. Tidak. Salahkan diri  sendiri mengapa tidak focus mengelola sumber daya terbatas untuk terjadinya sustainable growth. Kata kuncinya adalah well menegement!

No comments: