Monday, September 21, 2020

Korporat VS Pemerintah.



Tahun 90an the fed mengumumkan bahwa tingkat ketergantungan rakyat Amerika kepada korporat udah mencapai 60%. Anda bisa bayangkan. Tahun 2000 an berapa persen tingkat ketergantungan rakyat kepada korporat. Di Indonesia sebelum harga minyak jatuh, pendapatan bagi hasil dari migas di APBN mungkin mencapai 40%. Namun berlalunya waktu setelah harga minyak jatuh dan tambang jatuh. 80% APBN berasal dari pajak. Hanya 20% dari bagi hasil migas tambang dan lainnya Apa artinya? tingkat ketergantungan rakyat kepada korporat semakin tinggi.


Saat sekarang memang PDB kita mencapai Rp. 14000 triliun. Sebesar itu , Rp. 7000 triliun  resource nya berasal dari BUMN. Tetapi tahukah anda?. 80% asset BUMN terbentuk karena dukungan korporat. Siapa itu? ya supplier, sub kontraktor, perbankan, investor institusi. Artinya lagi, dari Rp. 7000 triliun itu, hanya Rp. 1400 triliun yang efektif dikuasai negara. Dapat disimpulkan pembentukan PDB itu 80% berasal dari korporat. Mau tahu jumlahnya? Data tahun 2020 SPT pajak Badan yaitu 657.441. Kalau dikurangi BUMN yang 120 an. Maka benar benar keberadaan korporat itu sangat dominan atas 265 juta rakyat.


Ketergantungan negara kepada korporat itu terjadi hampir di semua negara. Mau komunis atau kapitalis sama saja. Kecuali negara komunis tradisional. Lantas bagaimana negara bisa lead secara politik melakukan perubahah kalau tingkat ketergantungan kepada korporat begitu tinggi? Tidak ada solusi smart kecuali solusi datang dari Tuhan. Apa itu ? covid-19. Momentum ini dimanfaatkan dengan smart oleh China. Presiden China mengumumkan Lockdown kota Wuhan, kemudian diikuti social distance bagi kota lain. Praktis semua dunia usaha stuck. Pandemi COVID-19 menunjukan bahwa politik tetaplah panglima. Dan kemudian diikuti oleh negara lain di seluruh dunia.


Apa yang terjadi ? asset dan kapasitas bisnis drop secara significant. Setelah itu negara tampil dengan program populis memberikan bantuan tunai  kepada rakyat dan pada waktu bersamaan memberikan stimulus kepada  korporat agar selamat dari kebangkrutan. " Its time to change. We won. “ Kata politisi sambil hisap cerutu seharga USD 100 per batang. Tetapi what next ? ternyata itu hanya kemenangan sebatas orgasme yang cepat berlalu. Anggaran nasional defisit, rasio hutang meningkat terhadap PDB. Kekawatiran baru terjadi? Tanpa korporat, tidak ada APBN. Tanpa APBN, politik beresiko. Kerja politik tidak lagi menggairahkan. UU Cipta kerja sebagai solusi!


***


“ Mengapa  begitu pentingnya pengusaha. Sehingga terkesan, pemerintah memanjakan korporat “ Kata teman. Saya tersenyum.  Hidup ini sayang, Tuhan yang utama, Tetapi untuk melaksanakan printah Tuhan itu kita perlu uang.  Nabi berkata, sebaik baiknya kamu adalah paling banyak manfaatnya bagi orang lain. Itu tidak bisa dilakukan oleh pekerja, tetapi oleh pengusaha. Pekerja hanya bermanfaat bagi dirinya sendiri dan keluarganya. Pengusaha memberikan kesempatan kerja bagi orang lain, mendukung mitranya berkembang dan berkontribusi kepada pembangunan dalam bentuk pajak.


“ Tetapi bukankah pimpinan ormas, Parpol, Pejabat Negara itu adalah orang yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain.” Benar! Tetapi mereka tidak bisa kerja kalau tidak ada yang kasih uang. Tidak ada pengusaha yang patuh membayar pajak, CSR, berderma, dan sedekah. Orang dirikan Ormas, Parpol, itu karena mereka butuh financial resource. Dan itu berasal dari pengusaha. Bahkan pemerintah saja tidak bisa berdiri tanpa pengusaha. Kalau kesannya pengusaha gila uang, itu karena tanggung jawab mereka sangat besar bagi jalannya peradaban. Paham sayang.


“ Tetapi jadi pengusaha itu engga aman pah. Saya bisa rasakan kehidupan itu.”  Dengar ya sayang. Ketika kamu merasa aman, saat itu kamu tidak aman. Hidup ini ladang pertarungan. Tuhan bentangkan rezeki tetapi pada waktu bersamaan  Tuhan juga tebarkan cobaan. Dengan kondisi itu, hidup memang beresiko. Hidup memang tidak aman, tetapi kita berkata kepada dunia, saya akan baik baik saja karena Tuhan. Artinya, sayang. Rasa aman seharusnya kita dapatkan ketika kita merasa tidak aman. Karena itu kita selalu bergantung kepada Tuhan sepanjang waktu.  Makanya agama menjadi spirit, bukan lagi sekedar simbol.


“ Sumber daya alam kita kan kaya. Kenapa masih perlu pengusaha dan  motivasi berwirausaha.” Kata teman. SDA itu bisa bermanfaat bagi orang banyak kalau ada pengusaha yang berpikir kreatif mendatangkan modal, technologi dan pasar. Tanpa itu, SDA itu hanya jadi catatan saja. Tidak bisa bermanfaat bagi rakyat. Tetapi kan beresiko! Benar. Tetapi tahukah kamu, resiko itu bukan untuk dihindari tetapi di hadapi. Mungkin karena itu kita terluka, terjatuh, gagal, tetapi karena itu kehadiran Tuhan semakin dimaknai. Tahu arti mencintai dan bersukur. Paham ya sayang  Gunung itu tinggi, dakilah. Kalau sampai diatas, ceritakanlah kepada orang lain. Tadinya jalan setapak itu tidak ada. Tetapi karena kita lewati,  jalanpun tercipta. Sedekah tertinggi adalah menuntun orang kemata air dan memberikan cahaya  ketika dia dalam kelam.


No comments: