Monday, June 8, 2020

Pertamina di bawah kawalan Ahok.


Pertamina itu bukan perusahaan yang dirancang sebagai trader yang focus kepada profit oriented. Tugas utama Pertamina adalah menjaga pasokan BBM dalam negeri. Jadi memang misinya sebagai logistik nasional untuk BBM. Yang jadi masalah, selama sekian puluh tahun keberadaan Pertamina sebagai penjamin pasokan itu tidak didukung oleh kemandirian produksi. Hampir sebagian besar pengadaan BBM tergantung kepada impor. Bukan rahasia umum bila skema pengadaan BBM lewat trading atau impor, ini cara mudah melahirkan rente ekonomi bagi pengusaha yang dekat dengan kekuasaan, dan tentu sumber uang bagi politisi.  Padahal seharusnya dengan posisi kita sebagai pasar BBM fosil ke lima terbesar di dunia, itu merupakan peluang besar untuk membangun kemandirian BBM, khususnya membangun kilang sendiri. 

Masalah pengadaan BBM itu memang tidak mudah diselesaikan. Karena begitu rumitnya sindikat yang terlibat. Walau tata niaga sudah diperbaiki oleh Jokowi pada periode pertama kekuasaanya namun belum sepenuhnya bisa melepaskan dari ketergantungan impor BBM. Itu sebabnya Jokowi tempatkan Ahok sebagai wakil pemerintah di Pertamina, dengan posisi sebagai Preskom. Jokowi menugaskan Ahok agar pastikan kita mandiri di bidang BBM. Memang keliatan sederhana tetapi ini berhubungan pasokan crude oil, refinery, stok dan pembiayaan. Selama sekian decade masalah itu sangat rumit karena perhubungan mafia dan politik. 

“ Kan lebih baik impor. Harga lebih murah.” Kata teman saat kami bertemu di sebuah cafe.

“ Pertamina ini dirancang bukan sebagai trader tetapi sebagai penjamin pasokan BBM dalam negeri. Itu bukan hanya bisnis tetapi tugas politik” Kata saya.

“ Kenapa politik ?

“ Dampak political cost nya luar biasa ketika rakyat kekurangan bahan bakar. Kebayang enggak kalau BBM langka, harga berapa pun itu akan tetap dibeli, biaya menjadi tinggi. Jadi sama dengan pangan. Buka itu saja. Kalau harga BBM tidak sama di setiap daerah, itu akan menimbulkan ketidak adilan sosial. Ini juga berpotensi menimbulkan chaos. Tugas pemerintah harus menjamin harga sama di seluruh Indonesia. Dan misi itulah yang diemban Pertamina. “ Kata saya.

“ Wah benar benar beresiko ya. Baru tahu saya. “

“ Nah ketika Ahok masuk Pertamina sebagai Preskom. Stok BBM hanya 12 hari supplai saja. Ini sangat berbahaya. “

“ Mengapa sampai begitu ?

“ Itu terjadi karena masih ada mafia dalam bisnis Migas. Ahok tahu, kalau stok kurang, posisi Pertamina dalam keadaan terjepit dan akhirnya tunduk dengan trader yang bisa menjamin pasokan, termasuk trade financingnya.  Makanya Ahok langsung bergerak cepat mengamankan stok BBM. Itu memungkinkan karena kepercayaan besar dari Jokowi kepada Ahok. “

“ Terus gimana stok Pertamina sekarang ?

“ Sampai dengan akhir maret 2020 stok BBM untuk menjamin pasokan nasional sangat aman. Untuk produk jenis gasoline yakni Premium, Pertalite, dan Pertamax berada pada level aman di atas 22 hari, bahkan pasokan produk Pertamax Turbo mencapai 42 hari dan Minyak Tanah mencapai 89 hari. Adapun produk jenis gasoil yakni Solar dan Dexlite dapat memenuhi ketersediaan di atas 24 hari. Bahkan, pasokan untuk produk Pertamina Dex secara nasional mencapai 53 hari. Pasokan LPG secara nasional saat ini berada di level 16 hari. Jadi dengan stok sebesar itu, trader udah engga bisa lagi dikte Pertamina. 

“ Oh memang menghadapi mafia tidak hanya dengan regulasi tetapi juga pendekatan bisnis. Tetapi kan costly. Gimana dengan harga BBM Jatuh di pasar baru baru ini.”

“ Harga minyak itu tergantung pasar. Tidak ada yang bisa jamin harga akan turun terus. Yang pasti, semakin tinggi stok semakin kuat daya tahan ekonomi dan sosial. Dan semakin aman kita melaksanakan proses kemandirian BBM lewat pembangunan kilang. Karena dengan stok sebesar itu, tidak akan ada lagi mafia yang bisa menghalangi pembangunan kilang. 

“ Tapi kan kemandirian kilang itu butuh kepastian crude. Selama ini kita masih impor crude”

“ Sebelumnya kan Pertamina hanya ambil jatah pemerintah (government intake pada produksi KKKS ), kekurangannya impor. Lucu kan. Kita punya SDA malah kita impor SDA MIGAS. Tetapi sekarang 92 % produksi sumur minyak dari KKKS dibeli oleh Pertamina. Walau patokannya harga dalam US dollar namun kita bayarnya pakai rupiah. Jadi hemat devisa.  Kekuatan supply crude dari KKKS adalah jaminan untuk memudahkan Pertamina membangun sendiri kilang tanpa tergantung produsen Crude dari luar negeri.  Disamping itu, di saat harga minyak turun, malah Pertamina semakin agresif melakukan pemboran sumur. Pertamina menargetkan mengebor 411 sumur, meningkat sebesar 17% dibanding tahun 2019 yang tercatat 351 sumur. Tahun ini Investasi meningkat hingga 84 persen dibandingkan tahun sebelumnya “

" Oh itu artinya prospek kebutuhan crude oil untuk kilang BBM akan terjamin dalam jangka panjang.  Gimana progress pembangunan kilang minyak?

“ Kilang Balikpapan yang merupakan Mega royek RDMP ( Refinery Development Master Plan) dan GRR ( Grass Roof Refinery) hingga triwulan 1-2020 progresnya mencapai 15,02%, hingga akhir tahun ini ditargetkan mencapai 40%. Yang lainya terus dikebut penyelesainnya. Walau Saudi Aramco mundur membangun kilang Cilacap , Pertamina putuskan membangun sendiri. Dan pasti cari investor untuk bangun engga sulit lagi. Karena struktur  bisnisnya sudah secure. Ada supply guarantee bahan baku berupa crude. Dan ada market off-taker dari pemerintah. ”

“ Berat sekali beban Ahok ya. Membangun sesuatu yang 6 presiden tidak bisa lakukan, justru di era Jokowi itu bisa terlaksana. “ Kata teman. Saya hanya tersenyum.  Semua itu untuk melaksanakan perintah Jokowi agar mengejar ketahanan dan kemandirian energi nasional yang ditandai dengan stop impor BBM di tahun 2026. Bagaimanapun di era Jokowi political will ada. Maka apapun bisa dikerjakan. Negeri ini terlalu besar untuk dikalahkan oleh mafia.

" Terus gimana dengan kendaraan listrik ? tanyanya lagi.

" Itu juga jadi agenda dan prioritas pemerintah."

" Mengapa belum terealisir. Padahal sudah ada design dan prototipe kendaraan listrik buatan Indonesia ?

" Kamu harus tahu. Kendaraan listrik itu bukan hanya soal design dan tekhologi kendaraan , tetapi yang lebih penting adalah tekhnologi baterai sebagai sumber energi.  Kalau bicara baterai tentu bicara bahan baku baterai, pusat charging, dan ketersediaan listrik untuk charging. Itu engga mudah. Ada proses panjang untuk sampai ke sana. Sekarang sudah dibangun pabrik baterai di Sulawesi..kalau kita sudah mandiri baterai, ya apapun design kendaraan listrik, kita engga lagi jadi konsumen energi seperti BBM. Tetapi kita punya sendiri sumber daya energi baterai itu. Jangan ulang kesalahan masa lalu. Paham ya."

No comments: