Saturday, July 25, 2020

Persaingan bisnis menemukan vaksin COVID-19



Vaksin itu bukan obat. Bukan. Itu hanya cara membantu sistem pertahanan tubuh  kita melawan penyakit. Sistem pertahanan tubuh kita ini disebut antibodi. Apa itu antibodi? Antibodi adalah protein yang dihasilkan oleh sistem imunitas sebagai respons terhadap keberadaan antigen (zat asing) dan akan bereaksi dengan antigen tersebut. Pada umumnya, molekul antibodi berbentuk seperti huruf Y. Bagian ujung atas masing-masing antibodi punya bentuk yang unik. Bentuk ujung ini berguna sebagai identifier antigen (zat asing). Bentuk ujung tiap antibodi ini menyesuaikan bentuk protein khas yang ada di permukaan zat asing yang diresponnya. Memang canggih Tuhan ciptakan Antibodi ini. Dia punya radar sendiri untuk mengindentifikasi musuh agar tidak meleset kalau lepasin rudal.

Sebetulnya metode menciptakan vaksin ada tiga, yaitu Pertama, Vaksin protein rekombinan. Kedua, vaksin vektor adenovirus Ketiga, vaksin yang tidak diaktifkan.

Perrtama. Vaksin protein rekombinan. Vaksin jenis ini hanya menggunakan sebagian dari virus yang ditargetkan untuk memicu respons kekebalan yang melindungi. Vaksin jenis ini sudah masuk uji coba pada hewan dan manusia, sukses. Rencana akhir tahun ini akan di produksi massal. Vaksin rekombinan umum termasuk yang melawan hepatitis B, influenza, batuk rejan dan human papillomavirus atau HPV. Vaksin protein rekombinan juga dikembangkan bersama oleh Institut Mikrobiologi dan Anhui Zhifei Longcom Biopharmaceutical. Amerika Serikat, Israel, Jepang, Argentina, Thailand dan negara-negara lain sedang mengerjakan vaksin rekombinan serupa termasuk Indonesia yang bekerjasama dengan Korea.

Kedua. Vaksin Vektor adenovirus, Vektor adenovirus adalah vektor yang paling sering digunakan untuk terapi gen kanker. Mereka juga digunakan untuk terapi gen dan sebagai vaksin untuk mengekspresikan antigen asing. Vektor Adenovirus dapat menjadi replikasi-rusak; gen virus esensial tertentu dihapus dan diganti dengan palsu yang mengekspresikan gen terapeutik asing. Vektor semacam itu digunakan untuk terapi gen, seperti vaksin. Vektor yang kompeten untuk replikasi (oncolytic) digunakan untuk terapi gen kanker. Vektor oncolytic dirancang untuk mereplikasi secara istimewa dalam sel kanker dan untuk menghancurkan sel kanker melalui proses alami replikasi virus litik. Banyak uji klinis menunjukkan bahwa vektor adenovirus yang replikasi-cacat dan kompeten-aman dan memiliki aktivitas terapeutik.

Ketiga. Vaksin inaktif. Vaksin inaktif dihasilkan dengan menghancurkan infektivitasnya namun imunogenitasnya masih dipertahankan dengan cara: Fisik misalnya dengan pemanasan, radiasi dan Chemis, dengan bahan kimia fenol, betapropiolakton, formaldehid, Dengan perlakuan ini virus menjadi inaktif tetapi imunogenitasnya masih ada. Vaksin ini sangat aman karena tidak infeksius, namun diperlukan jumlah yang banyak untuk menimbulkan respon antibody. Jenis vaksin ini memiliki karakteristik memakai mikroba yang sudah dibunuh dengan formalin ataupun fenol. Contoh: vaksin rabies, vaksin influenza, vaksin polio (Salk), vaksin pneumonia pneumokokal, vaksin kolera, vaksin pertusis, dan vaksin demam tifoid.

Semua negara maju bersama China, bersaing keras menjadi terdepan dalam riset vaksin COVID-19. Karena ini menyangkut kemanusiaan dan bisnis miliaran dolllar. Secara keseluruhan, AS memimpin perlombaan vaksin dengan 39 proyek penelitian, baik secara mandiri atau dalam kemitraan dengan negara lain. Lembaga dan perusahaan Cina sedang mengerjakan 20 proyek. Dari 39 proyek yang sedang berjalan, 11 di antaranya telah maju melampaui "fase praklinis," yang berarti pengujian telah dilakukan pada manusia. Cina sedang mengerjakan lima dari pengembangan vaksin itu, sementara AS sedang mengerjakan tiga. Puluhan miliar dolar telah disuntikkan ke dalam penelitian vaksin Covid-19. Sekitar US $ 2,38 miliar telah dialokasikan untuk atau sudah dihabiskan untuk 11 proyek teratas yang sedang dalam tahap uji klinis.

Berdasarkan WHO ada sekitar 142 kandidat vaksin dalam pengembangan di seluruh dunia, 13 di antaranya telah memasuki uji klinis. Kandidat vaksin AZD1222, yang diciptakan oleh para peneliti dari Universitas Oxford dan perusahaan biotek AstraZeneca, memasuki uji coba fase dua dan tiga bersamaan di Inggris pada akhir Mei. Pada pertengahan Juni, perusahaan bioteknologi AS, Moderna menyelesaikan protokolnya untuk uji coba fase tiga kandidat vaksin asam nukleat COVID-19 mRNA-1273. Ilmuwan dan perusahaan Cina telah menguji enam vaksin potensial dalam uji klinis di China, termasuk satu vektor, empat vaksin protein tidak aktif dan satu protein rekombinan. 

***


“ Babo, mengapa kita mau jadi kelinci percobaan China? tanya nitizen.

“ Kamu ngomong apa ?

“ Itu soal vaksin dari China? 

“ Itu vaksin bukan buatan China tetapi buatan Tuhan dan China kasih tahu kita gimana caranya memproduksinya.”

“ Maksudnya ? apa????

“ Vaksin yang akan diuji klinis di Indonesia disebut dengan vaksin yang tidak diaktifkan atau vaksin inaktif. Ya gunakan Virus itu sendiri sebagai pembunuh virus. Caranya, virus itu dilemahkan sampai tidak aktif lagi. Nah virus itu dimasukan kedalam tubuh kita. Itu artinya bahannya ya virus. Virus kan bukan ciptaan manusia. Dia ciptaan Tuhan. “

“ Oh jadi vaksin itu bukan dibuat dari babi ". “

“ Engga ada kaitan dengan Babi. Jadi aman bagi orang islam.”

“ Mengapa virus itu dimasukin ke dalam tubuh kita?

“Agar tubuh kita merespon dan menciptakan kekebalan sendiri terhadap jenis virus itu.”

“. Terus mengapa harus di uji coba di Indonesia?

“ Vaksin dari China itu kan menggunakan virus wuhan. Kita tidak tahu apakah efektif juga digunakan di Indonesia. Karena belum tentu jenis gonomnya sama dengan yang ada di China. Kalau hasil uji coba efektif, maka formula dan metodelogi vaksin itu akan kita produksi secara massal. “

“ Kenapa murah?

“ Ya. Pasti murah meriah. Karena Tuhan yang membuat formula vaksin itu, agar semua manusia bisa sehat. Kaya miskin bisa mendapatkanya. Tujuan Tuhan agar kita bersukur dan tidak mendustakan nikmatNYA. Paham ya sayang.” 

“ China dapat apa ?

“ Ya engga dapat apa apa. Kan itu penemunya adalah Tuhan, bukan manusia. China membuat vaksin ini untuk misi kemanusiaan. 

“ Emang negara lain seperti Eropa dan AS engga ada vaksin jenis itu ?

“ Ada juga. Namun secara bisnis mereka focus membuat formula lewat rekayasa biotec seperti Vaksin protein rekombinan dan Vaksin Vektor adenovirus. Tentu mahal harganya. Itu bisnis. Karena biaya riset mahal. Nanti kita bisa milih jenis vaksin apa yang akan kita gunakan. Apakah vaksin jenis pertama, kedua atau ketiga. Tapi vaksin jenis ketiga murah. Tahun depan indonesia akan produksi 100 juta vaksin ketiga itu.

No comments: