Sunday, July 5, 2020

Bisnis dan Legitimasi.



Rasio modal bank atau CAR minimal 13%. Artinya 87% itu adalah uang publik. Mengapa orang percaya menempatkan dana di Bank? Padahal jaminan bank hanya 13%. Karena bank berdiri atas dasar legitimasi dari negara. Negara memberikan trust kepada Bank dan Publik menerimanya. Negarapun tidak hanya memberikan trust tetapi juga melengkapi dengan instrument, yaitu LPS ( lembaga penjamin simpanan). Tetapi LPS pun hanya menanggung resiko simpanan nasabah sebesar Rp. 2 miliar. Lebih dari itu, LPS tidak menjamin. Artinya secara sistem, negara hanya menjamin orang awam yang punya uang di bawah Rp. 2 miliar. Diatas itu tidak dijamin. Kalau terjadi apa apa, itu derita elo. Jadi ukurannya benar benar trust.

Di Bursa itu ada Saham dan obligasi yang diperdagangkan.  Anda mungkin tidak kenal secara pribadi kepada pendiri perusahaan yang  melepas saham dan obligasi di bursa, tetapi anda percaya menjadi investor atas kedua instrument itu. Mengapa? karena bursa itu keberadaannya di legitimasi oleh negara. Sementara saham dan obligasi itu menjadi produk hukum yang dilindungi oleh negara secara perdata. Itu system yang memastikan anda percaya sebagai investor dan berharap dari itu mendapatkan keuntungan. Tetapi negara hanya menjamin itu sebagai produk hukum, bukan sebagai jaminan financial. Kalau saham jatuh tinggal gocap atau obligasi jadi sampah, itu derita elo. Jadi ukurannya benar benar trust.

Semua benda diukur dari uang. Semua alat investasi diukur dari uang.  Semua transaksi diukur dari uang. Bahkan rasa dan karsa kadang juga ukurannya uang. Orang bahagia dan derita tergantung  kepada uang. Namun uang yang anda pegang itu adalah produk hukum atas nama negara. Tidak ada collateralnya berupa phisik. Itu hanya trust. Kalau nilai uang jatuh karena inflasi, itu derita elo. Kalau akhirnya uang itu jadi sampah seperti kasus Venezuela, itu juga derita elo. Jadi ukurannya benar benar trust.

Semua kepemilikan asset atau benda itu hanya bisa diperjual belikan dan dipindah tangankan apabila dilengkapi dengan legitimasi negara. Anda punya rumah dan tanah tanpa sertifikat BPN, itu tidak bisa diperjual belikan. Kapanpun bisa diserobot dan diambil orang.  Kendaraan tanpa BPKB tidak bisa bebas menggelinding di jalan raya. Bahkan istri tanpa dilengkapi legitimasi negara atau surat nikah, tidak akan membuat istri aman dari hak  waris dan perlindungan dari KDRT.  Eksitensi ada diakui di luar negeri apabila anda punya passport dan tanpa KTP anda tidak bisa punya passport. Bahkan asing mau invest karena trust. Trust kepada system negara. Kalau sampai negara tumbang dan chaos,  investasi mereka jadi nul. Bayangin aja mereka keluar uang dan tenaga di negeri kita, ambil resiko lagi, kalaulah tidak ada trust kepada system negara mana mau mereka kerja dan invest. Jadi ukurannya benar benar trust.

“ Babo, kalau Jokowi dijatuhkan sebelum tahun 2024, apakah bisa ? tanya nitizen.

“ Bisa saja asalkan sesuai dengan konstitusi.”

“ Kalalu dipaksa jatuh oleh demo, gerakan people power, gimana ?

“ Engga bisa.”

“ Kalau dikudeta oleh militer, gimana ? 

“ Engga bisa. “

“ Mengapa ?

“ Jokowi itu bukan hanya presiden, tetapi dia itu adalah bagian dari system negara. Kalau dia dijatuhkan tidak sesuai dengan konsitusi maka system akan runtuh. Kalau system runtuh, maka semua legitimasi negara akan jatuh trustnya”

“ Dampaknya apa ?

“ Semua yang berhubungan dengan legitimasi negara jadi kehilangan trust. Harga saham akan jatuh. Obligasi engga ada nilai. Semua asset property jadi engga bernilai. Uang akan terjun bebas. Dampaknya jauh lebih buruk adalah tatanan sosial juga runtuh. Orang bisa menjarah apa saja. Bini orang bisa diperkosa, dan rumah orang dibakar. Orang melindungi dirinya sendiri seperti di rimba belantara. Pihak luar negeri engga mau menjual barangnya.  Barang konsumsi dan supply chain industri kehilangan pasokan. Produksi berhenti, kelaparan tidak bisa dielakan. “

“ Duh ngeri banget ya.”

“ Ya, makanya walau TNI dan POLRI punya bedil, mana berani mereka lawan presiden. Bahkan bedilnya bukan di arahkan kepada presiden tetapi kepada orang yang berniat dan berusaha menjatuhkan presiden.  Bukan itu saja, semua negara di dunia, kalau ada orang atau kelompok yang mengkudeta kekuasaan akan kena hukum secara international. Bisa kena embargo pemerintahanya. Hanya masalah waktu kekuasaan itu akan jatuh dengan sendirinya. Dan kalau kudeta itu sampai menimbulkan korban kemanusiaan, maka PBB bisa menggunakan aksi militer untuk menangkap pelaku kudeta itu dan menghukumnya. Makanya jangan kaget bila koalisi negara di bawah PBB memburu gerombolan ISIS. Itu karena ISIS ingin merebut kekuasaan dari pemimpin sah Irak dan Suriah.” Kata saya.

“ Jadi kalau ada orang atau kelompok ingin merebut kekuasaan karena alasan ekonomi dan keadilan, itu hanya onani saja.”

“Sepanjang hanya sekedar ngomong ketidak sukaan kepada pemerintah itu sah saja dalam sistem demokrasi. Tetapi kalau ngomong hoax dan mengumbar atau memprovokasi kebencian,  itu kena pasal Pidana. Sepanjang demo dalam aksi damai , itu juga sah saja. Itupun aksi harus dapat izin dari Negara. Kalau tidak , itu gerakan liar. Akan berhadapan dengan bedil  Polisi dan TNI. Kalaupun dapat izin, harus mengikuti aturan hukum. Melanggar?  akan masuk penjara. Anarkis keroyokan, kena bedil. Paham ya”

“ Paham Babo. Kalau ingin merebut kekuasaan dan ingin mengubah UUD 45 jadi syariah islam, gimana ?

“ Buat partai. Ikut pemilu. Pastikan dalam Pilpres dapat suara diatas lawan. Itu bisa jadi presiden untuk berkuasa secara konstitusi. Dan pastikan partai itu menguasai 75% suara di DPR. Maka UUD bisa diubah sesuai maunya.”

“ Ya susah Babo. Jangankan 75%, dapatkan suara diatas 10% saja  sudah setengah mati, bahkan sampai jualan ayat dan fatwa segala, tetap aja suara mentok di bawah 10% di DPR.” kata nitizen.

“ Kalau begitu, kenapa engga focus cari duit yang benar, kerja yang benar. Manjakan istri, sayangi anak dan orang tua. Kalau berlebih bantu sahabat dan tetangga. Kalau masih ada lebih lagi bantu anak yatim dan anak terlantar. Walau hanya gerakan kecil dan tidak mungkin jadi presiden dan berkuasa, tetapi di hadapan Tuhan kamu telah melaksanakan fungsi khalifah dalam diri kamu. Yaitu, menjadi sebaik baiknya dirimu dan berguna bagi orang lain. Bukankah, sebaik baiknya manusia itu di hadapan Tuhan, adalah orang yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain. Artinya kalau ingin menyelesaikan dunia, selesaikan diri sendiri dulu. Damai itu berkah iman dan harus disukuri. Jangan karena sahwat kekuasaan dan onani membuat gaduh mempemalukan diri sendiri dan merusak ketentraman orang lain. Udah ya.” 

“ Terimakasih Babo. “

No comments: