Sunday, July 26, 2020

Lion Air Group tidak akan bangkrut.



Kemarin waktu jalan bareng istri ke Pondok Indah Mall untuk beli kebutuhan cucu, saya bertemu dengan teman lama. Dia bertanya seputar Lion. 

“ Lion Air pada tahun 2005 memiliki armada sekitar 20 pesawat dan kemudian memesan 30 737-900ER +30 opsi senilai $ 3,9 Miliar dolar. Kemudian pesan lagi 29 lebih pesawat 737-900ER dan 201 737 MAX 9 pada 2011 dengan harga sekitar $ 22,4 miliar dolar. Kemudian memesan 234 jet, terdiri dari 60 A320, 109 A320neo, dan 65 A321neo seharga sekitar $ 24 miliar dolar. Itu semua dari hutang. Apa engga bahaya utang yang katanya lebih USD 50,3 miliar dolar itu. Apa engga bikin bangkrut?   tanya teman.

" Engga ada masalah dengan hutang." Kata saya.

" Loh kenapa? Mau ngemplang utang?

" Karena memang tidak ada hutang dalam arti sesugguhnya. Jadi tidak akan bangkrut karena hutang." Kata saya. Dia nampak bingung.

" Bisa jelaskan apa alasanya sehingga Lion dapat uang begitu mudah untuk beli pesawat ratusan itu."

“ Sebetulnya alasan dibalik skema pembiayaan pengadaan pesawat Lion Air itu bertumpu kepada kekuatan cash flow dari bisnis airline. Waktu Lion ajukan pinjaman itu, kondisi pasar sedang bagus bagusnya. Ukurannya sederhana saja, selagi pendapatan bisa menutupi biaya tetap, plus bunga dan cicilan, pasti skema loan jalan. Itu sebabnya untuk pengadaan pesawat itu, tidak perlu Lion keluar uang cash. Semua pendanaan bersal dari bank dan money market. “

“ Bisa jelaskan skema nya ?

“ Lion beli pesawat kepada pabrik. Untuk beli itu, mereka bayar DP atau uang muka sedikitnya 20%. DP itu tidak dari kantong mereka. Tetapi dari bank dalam skema pre delivery financing. Atas dasar kontrak pembelian, pabrik ajukan pinjaman kepada Bank EXIM. Kalau Airbus tentu ke Bank EXIM EU. Kalau Boeing ke Bank EXIM AS.  Bank EXIM memberikan pinjaman dengan syarat dan ketentuan sesuai dengan kontrak pembelian pesawat. Katakanlah kalau pembayaran oleh Lion 10 tahun. Maka jangka waktu pinjaman yang diberikan kepada pabrik pesawat selama 10 tahun. Jadi back to back. “

“DP itu jaminannya apa ? 

“ Skema. “

“ Skema apa ?

“ Ya biasanya setelah pesawat diserahkan oleh pabrik kepada Lion, maka pesawat itu akan dijual kepada pihak lain secara retail. Uang hasil penjualan itu untuk bayar DP dan sisanya sebagai sinking fund bayar bunga dan cicilan kepada pabrik Pesawat. Selanjutnya Lion menyewa pesawat yang sudah dijualnya dengan pembayaran sesuai seat terjual. “

“ Jadi sebenarnya Lion tidak pernah berhutang sebesar miliaran dolar AS. Setelah pesawat diserahkan, hutang pada prinsipnya sudah lunas lewat sales and lease back. Terus apa bedanya dengan maskapai lain yang juga menerapkan skema leasing ?

“ Karena jumlah pembelian pesawat sedikit. Maskapai lain biasanya tidak beli langsung dari pabrik tetapi beli dari maskapai lain seperti Lion. Sementara Lion membeli dalam partai besar, tentu dapat  beli langsung ke pabrik dan diskon berkisar 30%. Dari diskon itu saja mereka sudah safe biaya tetap pesawat seperti bayar bunga.

“ Ya kenapa Lion bisa beli pesawat dalam jumlah besar dan dipercaya lewat skema hutang?

“ Karena volume penjualan besar, dan trend nya dari tahun ketahun terus membesar. Apalagi semua tahu, bahwa indonesia itu rangking nomor 8 terbesar di dunia dalam hal jumlah penumpang. Dan Lion itu sendiri selama 19 tahun beroperasi menerbangkan penumpang sebanyak 600 juta orang.”

“ Jadi sebetulnya Lion tidak ada masalah soal keuangan. Tetapi mengapa sampai PHK 2600 karyawan.?

“ Kalu masalah hutang, ya Lion tidak ada masalah. Tetapi biaya tetap seperti karyawan, dan lainnya tentu ada masalah. Masalahya ada pada cash flow. Karena penjualan turun akibat COVID-19. Tetapi karyawan itu bukan di PHK. Memang kontraknya sudah habis dan tidak diperpanjang. Tetapi kan udah dipanggil lagi untuk kembali kerja. Karena kondisi setelah PSBB Covid-19 trend penjualan mulai bergerak naik walau tidak significant.”

“ Katakanlah hal yang buruk terjadi, bangkrut. Mungkinkah?

“ Engga mungkin. “

“ Kenapa ?

“ Orang tetap butuh pesawat untuk alat transportasi. Itu peluang pasti. Lion tidak dibebani biaya bunga dan cicilan. Leasing pesawat, mereka bayar kalau cash flow diatas target. Kalau engga, ya engga bayar. Biaya operasional mereka juga sangat efisien“

“ Kalau engga bayar, kan bisa disita pesawat”

“ Mana mau leasing sita pesawat. Mau tarok dimana ? emangnya narok atau parkir pesawat engga bayar. Daripada rugi nanggung biaya parkir, mereka lebih baik beri kesempatan Lion terus beroperasi dan tunda pembayaran sampai cashflow Lion sehat. ”

“ Terus kenapa Garuda bermasalah, dan tidak seperti Lion?

“ Garuda itu sudah cacat sejak lahir, makanya terus bermasalah. Pemerintah dan pemegang saham Garuda harus mau restruktur Garuda itu agar sehat kembali. Tetapi kan restruktur butuh uang gede. Keliatannya pemerintah terkunci dengan pemegang saham lain yang ogah keluar duit lagi. Beda dengan Lion, Rudi Kirana satu satunya pemegang kendali atas Lion, jadi mudah melakukan manuver.

No comments: