Monday, July 13, 2020

Tahir dan Bank Mayapada


Sejak kasus Jiwasraya merebak, dengan ditangkapnya Bentjok, Boss Hansom International, direksi dan pemegang saham Bank Mayapada berusaha menepis segala issue miring keterlibatan mereka pada bisnis Bentjok. Berita ini menjadi seksi karena boss Mayapada, Tahir merupakan Anggota Dewan Pertimbangan Presiden ( Wantimpres). Alasan terpilihnya Tahir sebagai anggota Wantimpres tentu melihat track recordnya selama ini. Reputasi Tahir tidak perlu diragukan. Dia masuk daftar orang terkaya nomor 7 di Indonesia. Istrinya adalah putri dari taipan Mochtar Riady, pendiri dari LIPPO Group. Namun bisnisnya dari awal tidak ada kaitannya dengan Keluarga Lippo.

Menurut data laporang keuangan kwartal I, Per April 2020, aset Bank Mayapada sebesar Rp92,5 triliun, atau naik dibandingkan periode sama tahun 2019 yang posisi asetnya Rp87,76 triliun. Kinerja baik aset, dan dana pihak ketiga terus tumbuh. Lihat saja, DPK nya tetap tumbuh, dari Rp72,14 triliun pada April 2019 menjadi Rp72,75 triliun dari setahun sebelumnya. Artinya LDR nya mencapai 76%. Secara bisnis memang bank ini dikelola sangat prudent sekali.

" Bro keliatannya seru juga soal Tahir dan Bank Mayapada, tapi soal Jiwasraya sepertinya sengaja dikaburkan masalahnya. " Kata teman tadi sore waktu kami makan malam di Kawasan Pluit.

" Secara legal keterlibatan Bank Mayapada pada perusahaan Bentjok ( HI) tidak ada. Itu sudah clear. Dalam Rapat Dengar Pendapat di Komisi III DPR beberapa waktu lalu, Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) Kejaksaan Agung Ali Mukartono mengungkapkan, tidak ada keterlibatan Tahir dalam kasus Jiwasraya.' Kata saya.

“ Jaksa kan melihat dari bukti yuridis formil. Memang tidak ada keterlibatan Tahir dalam kasus Jiwasraya. Ya lu tahulah. Mana mungkin ada nama dia. Pastilah dia gunakan proxy untuk melakukan deal. Tetapi coba lihat laporan BPK dan OJK itu jelas ada keterlibatannya. Bentjok pernah dapat kredit dari Bank Mayapada. Dan lagi semua tahu kedekatan antara Bentjok dengan Tahir. Mereka ada kerjasama di MAPRO dalam proyek di Maja, Banten, seluas 7,1 juta meter persegi. ” Kata teman. Saya tidak mau komentar lebih jauh.

" Kalau melihat laporan BPK yang menyoroti temuan OJK, Bank Mayapada melanggar ketentuan mengenai BMPK sebesar Rp23,56 triliun atau 1/3 dari total assetnya atau lebih dua kali dari modal yang disetor. Padahal seharusnya dia bisa berikan kredit kepada group atau afiliasi paling banyak 20% atau Rp. 2 triliun dari modal yang disetor sebesar Rp. 10,42 triliu. “ kata teman. Saya diam saja. 

" Ya buat kita geleng geleng kepala adalah pemberian kredit sebesar Rp. 23,56 triliu itu hanya kepada empat debitur. Grup HI (Bentjok) terhubung dengan 57 debitur senilai Rp12,39 triliun, grub SB (M) terhubung dengan 14 debitur Rp3,13 triliun, grup IL (Hendro) terkait dengan 16 debitur Rp4,74 triliun, dan grup Mayapa  (Tahir ) terhubung dengan  11 debitur Rp3,3 triliun. “ Kata teman.

“ Tapi menurut Tahir, dirinya beserta anak-anaknya (keluarga) merupakan deposan terbesar di Bank Mayapada. Kurang apa lagi komimen dia amankan bank? Kata saya mencoba menepis issue itu.

“ Baca dech temuan BPK. Di Bank itu, ada debitur teken kredit, tapi uangnya mengalir jadi deposito atas nama preskom Mayapada. Kamu bayangin aja. Gimana canggihnya mereka atur perputaran uang bank, dari mereka untuk mereka sendiri. “ Kata teman. Saya hanya senyum saja. 

“ Semua tudingan itu sudah dibantah oleh management dan pemegang saham utama Bank Mayapada. OJK juga menilai langkah action plan pemegang saham sangat kooperatif. Tahir telah mengalokasikan dana senilai Rp 1 triliun dalam bentuk tunai, dan Rp3,5 triliun berupa aset gedung. Adapun, sisanya dipenuhi dalam bentuk aset yang diambil alih (AYDA) Rp17,9 triliun dari debitur terkait. “ Kata saya.

“ Nah kan ngaku juga dia kalau memang ada masalah. Terus emang gampang jual asset yang diambil alih? Itu asset debitur butuh proses pengadilan sampai bisa dilelang.” Kata teman.

“ Saat sekarang katanya sudah ada pembicaraan serius soal pengambilalihan Bank Mayapada oleh group holding dari Taiwan, Cathay Financial Holdings Co. Ltd. Jadi pemegang saham memang serius mau menyelamatkan Bank Mayapada agar sehat sesuai  dengan standard OJK. Untuk nambah modal bagi  Cathay Life Insurance Co bukan masalah besar. Karena Aset Cathay Life sendiri mencapai USD 340 miliar. Kalau benar terjadi tambahan modal lewat right issue, kemungkinan Bank Mayapada akan masuk katagori Bank Umum Kegiatan Usaha, Udah sekelah BCA dia. Kemungkinan saham Tahir akan terdelusi. Mayoritas dipegang Asing atau Cathay dari Taiwan. “ Kata saya.

“ Ah kamu kaya engga tahu aja. Cathay Financial Holdings itu juga pemegang saham dari Bank Mayapada. Saya tidak melihat ini penyelamatan. Ini hanya profit taking atas saham yang akan segera melambung kemudian"

“ Melambung gimana ? kata saya mengerutkan kening.

“ Jangan pura pura bego lu. Bank Mayapada ini kan masuk daftar 15 bank yang akan menerima penempatan dana dari pemerintah dalam Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Artinya sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomer 23 Tahun 2020, mereka akan dapat likuiditas, restrukturisasi kredit, pembiayaan kredit bagi nasabah baru atau memberikan kredit tambahan kepada nasabah lama. Nah lu bayangin aja, kalau dana PEN itu ditempatkan di Bank Mayapada, sahamnya di bursa bisa melambung. Biasalah bisnis” Kata teman saya. Saya hanya terdiam. 
“ Lue tahu kenapa Kalla sewot. “ Katanya lagi. Saya geleng kepala. “ Karena dia merasa tidak diperlakukan adil oleh pemerintah. Bank Bukopin engga masuk daftar yang akan terima dana PEN. Pantes aja Gubernur Banten minta restu presiden untuk injek Bank Banten karena pemegang saham bank Banten merasa tidak diperlakukan adil oleh pemerintah. Bank Banten engga masuk daftar dapat dana PEN” Sambungnya.

“ Loh kan ada aturannya soal penentuan bank yang akan terima Penempatan dana PEN itu. Ukurannya dari total asset. Bank Mayapada kan memang assetnya memenuhi syarat. Sementara bank lain engga.”

“ Ya memenuhi syarat tetapi debiturnya kebanyakan group sendiri.  “ Kata teman sinis. Saya hanya tersenyum. 

" Yang jelas , kelebihan dari Tahir adalah siap kehilangan saham asalkan Bank Mayapada selamat. Itu harus dihormati. Bahwa dia bertanggung jawab. Dan lagi Tahir termasuk pengusaha yang punya program CSR besar. Saya berharap masalah Bank Mayapada ini bisa selesai dengan baik. Karena bagaimanapun Tahir adalah orang yang dipercaya Jokowi sebagai anggota Wantimpres." Kata saya.

" Ah elo. Semua pengusaha dekatin presiden pastilah karena bisnis. Soal CSR itu bukan sedekah tetapi itu PR politik. Jangan pura pura bego lue" Kata teman saya. Kami menghentikan obrolan setelah ada teman lain datang. Semoga semua baik baik saja.

No comments: