Saturday, May 23, 2020

Bagaimana bersaing dengan Vietnam?


Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla memprediksi investor akan lebih memilih Vietnam dan Thailand ketimbang Indonesia setelah pandemi Covid-19 usai. "Pasti nanti pilihan pertama mereka Vietnam, karena tegas dan bisa mengatasi. Thailand, tegas," kata JK. Menurut JK, para investor dari Jepang dan Amerika akan keluar dari Cina setelah pandemi ini usai.  Masalahnya, kata JK, Pemerintah Indonesia belum menunjukkan keberhasilan menangani Covid. Ia mengatakan hal ini terlihat dari kurva Covid yang masih naik. "Akhirnya pemerintah tidak dipercaya tentang mengatasi masalah atau tidak cepat mengatasi masalah," kata JK.

Teman saya WA dengan melampirkan berita dari Tempo mengenai statement dari JK itu. Dia minta pendapat saya.  “ Apakah memang sejauh itu penilaian dari negara lain terhadap pemerintah Indonesia. Seakan cara pemerintah menangani COVID-19 dijadikan rujukan.” Katanya.

“ Itukan hanya asumsi JK aja. Dan lagi kalau  sampai JK bicara seperti itu, itu hanya politik. Biasa saja.”

“ Faktanya memang Vietnam lebih baik dari kita soal penangan COVID-19.


" Darimana kamu tahu ?

" Dari media massa."

" Vietnam itu komunis, Apapun berita media lokal diatur oleh pemerintah, Salah nulis selesai tuh media massa. Beda dengan kita. Media massa super bebas. Apapun berita resmi di salahkan oleh media massa."

" Tapi bagaimanapun itu jadi rujukan investor bahwa Vietnam lebih dipercaya pemerintahnya."

“Investor sangat paham bahwa di dunia ini tidak ada satupun negara yang aman dan paling sukses menangani pandemic COVID-19. Bahkan AS dan China serta Eropa juga kesulitan mengatasi COVID-19. Sampai kini belum ditemukan vaksin. Itu artinya tidak ada yang aman. “

“ Tetapi faktanya Vietnam memang lebih tinggi pertumbuhan ekonominya dan lebih banyak arus investasi asing yang masuk ketimbang Indonesia “

“ Itu karena Vietnam menerapkan sistem pemerintah terpusat. Beda dengan kita yang menerapkan sistem desentralisasi. Kepala daerah berdasarkan UU sangat berkuasa di wilayahnya tanpa bisa di intervensi presiden.”

“Apa saja kebijakan terpusat yang dilakuka vietnam ?

“ Pertama kebijakan fiskal Vietnam memang lebih menarik dibandingkan negara ASEAN lainnya. Misal PPH badan di Vietnam hanya 20%. Terus, mereka juga memberikan insentif pajak bagi dunia usaha yang investasi di daerah. Untuk daerah tertinggal sebesar 3 persen dari tarif normalnya. Bahkan untuk daerah yang sangat tertinggal di Vietnam bisa mendapat potongan PPh hingga 10 persen. Aturan kita engga ada begitu. “

“ Terus..”

“ Kedua, Vietnam diuntungkan oleh letak geographisnya yang bertetanggaan dengan China. Investasi China di Vietnam besar sekali. Tentu geliat investasi China ini mempunyai daya tarik tersendiri bagi negara lain untuk invest di vietnam.”

“ Di sini China masuk malah dicurigai. Kan bego “

“ Itu hanya segelintir orang saja yang engga suka.”

“ Ya tapi brisik pak. Terus apa lagi ?

“ Biaya logistik di Vietnam jauh lebih murah dibandingkan negara ASEAN lainnya. Upah buruhpun kalau dihitung dari segi produktifitas, Vietnam jauh lebih murah dan pasti engga ada demo. Beda dengan kita. Udah mahal, demo sesukannya. Karena sistem pemerintahan vietnam terpusat, tentu izih lebih mudah dan engga direcoki oleh gubernur dan preman ormas.”

“ Jadi apa solusinya agar kita bisa menyaingi vietnam. Katanya akan ada relokasi perusahaan asing di China. Kan sayang kalau semua ke vietnam”

“ Solusinya hanya satu, yaitu kita harus meniru kebijakan Vietnam dalam hal menarik investasi asing. “ 

“ Kan kita sistemnya desentralisasi. Emang bisa ?

“ Bisa. “

“ Caranya ?

UU Omnibus Law, atau UU Cipta Kerja. Hanya itu solusinya.”

“ Tetapi kan opisisi engga setuju”

“ Itulah lucunya mereka itu. Mereka menyalahkan Jokowi engga bisa sehebat vietnam. Tapi ketika Jokowi ingin meniru Vietnam dengan UU Omnibus law, malah mereka protes. “

“ Jadi maunya apa mereka ?

“ Engga tahu saya. Tanya aja kepada mereka. Udahan ya.”

No comments: