Saturday, May 9, 2020

Devisa itu sistem.


Maria segera keluar dari kantor menuju Bandara, yang berjarak hanya 20  menit dari kantor. Dia maklumi bahwa Budi sang Bos, memang tidak mudah ditemui. Namun komunikasi via telp selalu direspon. Dan setiap kirim email pasti dibalas. Budi  sangat efisien membalas email namun cepat dipahami apa yang dia mau. Kalau menerima telp juga langsung kepokok persoalan. Seakan tidak ada kesan sama sekali unsur perasaan. Tapi Maria dapat memaklumi. Bagaimanapun Maria bekerja dan dia dibayar mahal. 

Sesampai di Singapore, di sebuah cafe , nampak oleh Maria , Budi sedang bersama relasinya. Budi berdiri sambil tersenyum menyambut kedatangan Maria. “ Kamu tunggu di meja sana dulu ya. “ Katanya sambil menuntun Maria ke meja agak jauh dari tempat dia duduk .”10 menit lagi aku selesai dengan mereka “ Lanjutnya seraya meninggalkan Maria.

Dari kejauhan Maria melihat Budi yang tampak lelah bertemu dengan banyak relasinya. Semua dia lakukan untuk menjaga momentum bisnis yang sedang digelutinya. Tentu dia harus tampil sebagai solution provider terhadap setiap masalah yang di hadapi direksinya. Bisa karena masalah keuangan, bisa juga masalah hubungan dengan pemerintah. Soal inilah Budi harus tanpa lelah menjaga hubungan dengan banker dan pejabat pemerintah. Menurutnya kalau ingin selamat sebagai pengusaha maka hormati tiga hal, yaitu hormati orang yang lebih tua. Karena dari orang yang lebih tua kita akan mendapatkan pengalaman tanpa harus melewatinya. Hormati pemerintah. Karena dari kekuasaan kita bisa dapatkan legitimasi mengembangkan usaha dan mendapatkan akses untuk terjadinya mystery of capital. Hormati orang kaya yang rendah hati. Karena dari mereka kita bisa dapatkan cermin bersih bagaimana melewati hidup sebagai pengusaha. Dari mereka kita bisa dapatkan akses financial tanpa batas. 

Budi  kembali ke table Maria. “ Masalah kamu dengan Holding sudah selesai. Kamu focus aja follow up tanpa dukungan holding di Hong Kong.”  Kata Budi langsung ke pokok persoalan.” Sebentar lagi ada banker yang bisa bantu kamu. Coba sampaikan business plan kamu. “
“ Jam berapa dia datang ?
“ Sebentar lagi. Santai aja. “
“ Mas, sejak ada judi di Sentosa, apa engga habis devisa negara kita. Kan banya orang buang duit di meja judi “
“ Enggalah. Dan lagi devisa kan bukan semua milik negara.”
“ " Jadi punya siapa cadangan devisa itu? 
" Secara hukum cadangan devisa itu adalah sistem yang dimiliki negara, yang mana BI ditugaskan mencatat dan mengelola kepemilikan valas dari berbagai pihak. Pemiliknya bisa siapa saja. Bisa pemerintah, bisa juga swasta."

" Itu semua uang kontan? 

" Bentuk devisa itu tidak melulu dalam bentuk mata uang. BIsa juga dalam bentuk emas, obligasi , special drawing right atau outstanding loan yang bisa kapan saja dicairkan secara on call. Jadi cadangan devisa itu semacam catatan akuntasi saja. Tujuannya sebagai alat pembayaran luar negeri yang menggunakan valas. Sistem cadangan devisa yang diakui international bila rekening valas itu atasmana Badan usaha Indonesia atau warga negara Indonesia dimanapun berada. Jadi walau ada orang indonesia punya rekening valas di Swiss atau singapore tetapi kepemilikan rekening atas nama badan usaha bukan indonesia, ya itu tidak tercatat sebagai cadangan devisa negara.

" Nah bagaimana negara ( BI ) mengelola cadangan devisa.? 

" Sejak BI independent, tidak lagi bertindak sebagai regulaor, maka BI sudah seperti fund manager , kadang bertindak sebagai hedge fund player dalam situasi tertentu. Operasional BI ini tidak boleh diintervensi pemerintah. Secara bisnis tentu BI mencatat laba dan rugi dalam neracanya.”

" Bagaimana kalau terjadi inflasi ? 

" Gampang aja. BI tarik uang beredar dengan menaikan suku bunga SBI ( sertifikat Bank Indonesia). Maka uang akan berkurang di pasar. Dan ketika inflasi mulai stabil sesuai kebijakan pemerintah, maka BI melepas uang melalui SBPU ( Sertifikat Bank Pasar uang ). 

" Darimana BI dapatkan likuiditas melayani operasi pasar itu ? 

" Ya dari rekening perbankan dan pemerintah yang ada di BI. Makanya karena likuiditas itu bukan milik BI atau dana pihak ketiga, aturan rasio kesehatan keuangan ( Risk managemen compliance ) BI diatur ketat sehingga tidak boleh ada resiko terjadi dikemudian hari. "

" Lantas mengapa BI terkena masalah seperti tahun 2008 pada kasus century dan tahun 1998 yang mengharuskan BI keluarkan kredit likuiditas? 

" itu karena pemerintah mengintervensi BI. Akibatnya sistem runtuh dan cadangan devisa tidak lagi dipercaya akan aman dan valid. CDS kita otomatis meroket mahal."

" Sekarang gimana ?

" Di era Jokowi pemerintah tidak pernah intervensi BI. Sehingga BI berperan sebagai business as usual. Jadi cadangan devisa menurun itu bukan kerugian. Itu hanya faktor fluktuasi pasar yang bisa naik, bisa juga turun. Tidak ada uang negara yang keluar lewat APBN ngongkosi kerugian itu. Itu hanya catatan akuntasi saja kok. Makanya aneh aja kalau orang awam menilai negara rugi karena intervensi rupiah. BI itu service provider negara mengelola moneter. 

Setiap pemerintah meminta BI melakukan sesuatu katakanlah agar hadir di pasar dengan membuy back SUN valas dan menaikan suku bunga. Itu engga seenaknya pemerintah main suruh. Pemerintah harus ikut aturan kelayakan kepatuhan terhadap standar resiko yang ditetapkan BI. Ya pada waktu bersamaan BI juga minta pemerintah memenuhi syarat compliance seperti kebijakan mendongkrak ekspor dan menurunkan import lewat kenaikan tarif. Tujuannya agar resiko cadangan devisa tidak terjadi dikemudian hari dan tetap solid menjaga likuiditas valas sebagai alat pembayaran international. Mekanisme hubungan antara BI dan pemerintah ini di era Jokowi dijaga dengan baik dan smart. Sekali menteri keuangan dan BI bertemu dengan presiden, masalah rupiah selesai."

" Mengapa ? 

" Pasar percaya. Reputasi ada pada sistem yang konsisten. Itulah Jokowi.!

Pembicaraan terhenti ketika relasi Budi datang. Budi berdiri menyalami relasinya dengan hangat. “ Maria, ini Mr. Scott. Dia investment banker.  Scott, I would like to introduce you my director, Maria. “ 
“ So You may discuss with him about your business plan” Kata Budi kepada Maria. “ Saya ada meeting dengan mereka” kata Budi menunjuk table lain. Setelah selesai dengan Scott tetap tunggu di meja ini ya. “ 
Maria hanya tersenyum dan mengangguk. Melanjutkan meeting dengan Scott. 

Selang beberapa lama, Budi sudah kembali ke table Maria. 
“ Gimana meeting tadi ?
“ Bagus. Dia tertarik untuk bantu. Besok team aku akan datang ke Singapore meeting dengan team mereka. Bicara tekhis dan detail “ 
“ Baguslah. “ kata Budi nampak lelah.
“ Mas, aku boleh pakai kamar di Mandarin ? Kata Maria sambil berbisik dalam bahasa persahabatan.  Karena Budi memang punya kamar di Mandarin yang disewa tahunan
“ Boleh. Kebetulan malam ini aku pulang ke Jakarta dengan pesawat terakhir. Sekarang bisa temanin aku ke Sentosa ? 
“ Siap boss.  Ketemu siapa ?
“ Tadi kebetulan ada Gubernur dari Sumatera datang. Dia telp minta ketemu tapi aku bilang engga bisa nginap karena harus segera ke Jakarta. Dia mau main judi disni.”

Ketika keluar dari cafe “ Boleh rangkul lengan Mas “ Kata Maria dengan Mesra ketika melangkah keluar dari cafe. " Dikira nginep. Udah senang banget tadi waktu dapat telp dari Mas." kata Maria berbisik. Budi hanya tersenyum geleng geleng kepala. " Persahabatan kita akan baik baik saja bila tanpa sex.  Hampir 15 tahun kita bersama, kamu tetap engga paham juga.” Kata Budi. Maria mencubit lengan Budi.

No comments: