Monday, May 11, 2020

Bisnis akuisisi




Namanya Jullian. Dalam dirinya ada darah Mongolia dan Korea. Wajahnya memang tidak seperti orang Asia Tengah. Usianya menjelang 40 tahun. Di Kiev dia punya bisnis property. Punya koneksi kuat dengan elite kekuasaan. Sebagai wanita dia memang tangguh. Apalagi bisnis di Ukraina yang masih sarat dengan KKN dan melibatkan jaringan mantan KGB yang bisa menghalalkan segala cara. Selama saya di Kiev dia membantu saya akuisisi lahan untuk super block di kawasan pinggir sungai Dniever. 

“ Mengapa perusahaan tadinya keliatan hebat, akhirnya oleng? Padahal proses bisnis nampak baik baik saja. Secara management semua keliatan baik: produk bagus, pasar bagus dan pelayanan konsumen baik. Tapi kenyataanya dari tahun ketahun perusahaan terus merugi. Semakin tinggi tingkat penjualan semakin tinggi biaya tetap perusahaan.” Katanya ketika menemani saya have a fun di sebuah cafe di Kiev. 

“ Itu yang disebut dengan jabakan biaya tetap ( fixed cost trapping). Umumnya biaya tetap berupa gaji yang tinggi, biaya riset yang mahal dan dibebankan sebagai biaya tetap multiyear. Biaya dana ( cost of fund ) yang tinggi dan biaya penyusutan asset yang tidak produktif dll. Itu semua berhubungan dengan likuiditas.” Kata saya.

“ Ya mengapa sampai ada masalah likuiditas ?

“ itu terjadi karena disebabkan oleh tiga hal.Pertama kesalahan karena tidak mengenal pasar. Terlalu bangga dengan produknya tapi tidak tahu pasti bagaimana memasarkannya. Akibatnya mati sebelum berkembang. Kedua, kesalahan tidak bisa memuaskan konsumen. Terlalu yakin dengan produk dan pasar tapi tak bisa memuaskan konsumen akibatnya gugur setelah berkembang. Ketiga, kesalahan struktur. biaya. Pasar bagus , produk bagus, service bagus tapi biaya tetap ( Fixed cost) lebih tinggi daripada biaya variable (Variable cost) akibatnya sedikit saja terjadi goncangan pasar maka akan menyedot darah perusahaan dan akhirnya mati karena frustrasi. Hal ini banyak terjadi di perusahaan penerbangan, IT dan retail.” Kata saya mencoba menjelaskan secara sederhana.

“ Solusinya apa ? Tanyanya. 

“ Banyak cara yang bisa dilakukan oleh management untuk keluar dari fixed cost trapping , yang diantaranya adalah merubah biaya tetap ( Fixed Cost) menjadi biaya variable ( Variable cost). Seperti perusahaan penerbangan yang menurunkan gaji crew pesawat tapi meningkatkan bonus berdasarkan jumlah seat yang terjual setiap penerbangan. Mengeluarkan biaya riset dengan menjadikan divisi riset sebagai Anak perusahaan yang bekerja secara outsourcing sehingga biaya riset yang tetap menjadi variable. Asset yang tidak produktif dijual kepada pihak lain dan selanjutnya perusahaan menyewa sesuai kebutuhan operasional ( biaya variable.), dan masih banyak cara lain.

Tapi umumnya pihak Management perusahaan akan cenderung mencari solusi yang mudah yaitu dengan cara menjual perusahaan kepada pihak lain. Dengan menjual, pemegang saham bisa mendatkan gain untuk menutupi kerugiannya dan perusahaan lebih ramping untuk melakukan perubahan strutktur.” Kata saya.

“ Biasanya perusahaan seperti itu dijadikan target oleh orang semacam kamu. Di imingi dengan uang mudah tapi akhirnya menguasai saham mayoritas. “ katanya menyimpulkan dengan senyum indah agar saya tidak tersinggung.

“ Lantas bagaimana mendapatkan sumber dana untuk mendukung bisnis akuisisinya itu? tanya lagi.

“ Sumber dana bukan issue utama. Yang utama adalah bagaimana kita bisa membuat business model baru terhadap perusahaan yang akan dijadikan target. Kalau business model tidak berubah, tidak akan ada investor yang mau.”

“ Business model seperti apa ?

“ Bertani itu biasa, tapi bertani dengan mesin dan tekhnologi dalam bentuk estate food itu sudah menerapkan business model. Tidak semua orang bisa. Berdagang itu biasa, semua orang bisa berdagang. Tapi berdagang dengan menerapkan kekuatan network dan logistik serta stok, seperti Retail Chain store , itu sudah menerapkan bisnis Model. Tidak semua orang bisa. Pabrikan itu biasa, semua orang bisa berproduksi tapi membangun pabrik dengan keunggulan komparative itu sudah menerapkan bisnis model, dan tidak semua orang mampu. Investasi dengan uang, itu sudah biasa. Semua orang bisa jadi investor asalkan ada uang. Tapi berinvestasi tanpa uang sendiri dan mengontrol saham, itu sudah menerapkan bisnis model. Itu luar biasa.” Kata saya.

“ Jadi sebetulnya bisnis itu bukanlah sesuatu hal yang sulit asalkan punya keyakinan dan keberanian untuk berbeda dengan orang lain. Kadang sikap berbeda ini dinilai oleh sebagian orang tidak realistis. Tapi Entrepreneur sejati bisa melihat dari tabir kegegelapan dan melangkah dengan keyakinan, untuk berani mencoba tanpa rasa takut. Dan yang tak kalah penting adala kemampuan belajar mandiri dan mampu berkomunikasi dengan siapapun dan gemar bersilahturahmi. Dari sikap inilah akan mudan mendapatkan sumber dana. “ Katanya menyimpulkan. “ Seperti proyek super block di Kiev ini setelah selesai diakuisisi,  kamu gandeng konsorsium dari China sebagai investor. Tentu team kamu mampu meyakinkan business model yang tepat, sehingga mendapatkan dukungan dari pemerintah dan diminati konsumen.”  Sambungnya.

***
Suatu waktu di awal tahun 2014, seorang relasi saya di Dubai menghubungi saya, dia minta bantuan untuk mendapatkan akses pengambil alihan pabrik senjata di Ukraina. Dia menghubungi saya karena dia tahu saya punya banyak koneksi di Ukraina. Memang banyak pabrik senjata warisan Unisoviet di Ukraina yang terbengkalai karena tidak ada modal dan memang tidak ada lagi pasarnya. Tadinya pabrik itu berdiri untuk mensuplai kebutuhan dalam Negeri Unisoviet. Saya tidak serta-merta menerima tawaran itu sebelum saya tahu siapa yang akan membeli pabrik senjata itu. Dia meminta saya datang ke Dubai yang akan diperkenalkan dengan seseorang.

Ketika bertemu , saya tahu pasti siapa pria dihadapan saya itu. Dia tidak menggunakan pakaian tradisional arab. Dia mengenakan setelan mewah. Raut wajah keras namun tampan. Bahasa inggeris british banget. Dia memang punya kharisma. Pria di hadapan saya itu menceritakan bahwa dia dapat SPK suplai senjata dari Menteri Luar negeri Arab Pangeran Saud al-Faisal. Dia juga cerita kedekatannya dengan Pangeran Abdul Rahman al-Faisal dan Pangeran Turki al-Faisal. Namun dia tidak menjelaskan kemana senjata itu akan dikirim. Dari cara bisnisnya saya tahu pasti bahwa saya sedang berhadapan dengan dunia inteligent tingkat tinggi. Makanya dalam pertemuan itu saya hanya memberikan naman kontak saya di Kiev yang mungkin bisa mereka manfaatkan. Saya menolak untuk ambil bagian dalam bisnis ini. Alasannya bahwa saya tidak berpengalaman.

Bulan agustus 2014 saya bertemu lagi dengan Jullian ketika business trip ke Bangkok. Dia berterimakasih karena telah mengenalkan dengan seorang yang membuat dia kaya raya.. Menurut ceritanya pabrik itu dibeli oleh Pengusaha dari Arab saudi. Tapi pembelian melalui SPC yang terdaftar di Isle of Man. Uang pembelian pabrik itu dari rekening offshore. Selanjutnya Pabrik itu kembali di operasikan. Senjata berat diterbangkan ke Bandara militer Turki, lalu MIT (Turki Secret Service) meneruskannya dengan kereta api khusus untuk ISIS. Tampaknya tidak mungkin pasokan senjata tersebut bisa dilakukan tanpa melibatkan NATO. Itulah konpirasi membuat ISIS exist dan berperan significant menggoyang pemerintah Irak dan Suriah. Katanya.

“ Tapi “ lanjutnnya, “ Baru saya ketahui bahwa pabrik senjata itu di beli oleh pangeran Arab berkerja sama dengan perwira mantan KGB, yang juga adalah Putin Connection. Mungkin ini cara Rusia ambil bagian di Syuriah di samping untuk kepentingan geostrategis juga mendapatkan keuntungan dari penjualan senjata melalui pabriknya di Ukraina dan Arab Saudi sebagai mesin uang mereka. Jadi apapun konplik pasti berhubungan dengan bisnis dan itu ada uang yang mengalir. “ Sambungnya.

" Ada apa di Bangkok? Kata saya.

" Kalau kamu punya uang banyak, Bangkok adalah sorga tapi real sorga ada di Bali. Saya berencana akan menetap di Bali." Katanya tersenyum. Wanita lajang yang berani ambil resiko untuk hidupnya. Mungkin dia menyadari harga wanita di Kiev sama dengan harga hamberger atau seporsi Steak New Zealand. 

No comments: