Sudah setahun Yuni mengundurkan diri dari perusahaan. Sehari hari dia hanya kumpul dengan teman temannya. Kadang pelesiran ke manca negara. Namun dia merasa kehidupan seperti menumpang tawa di tempat ramai, dan akhirnya menangis di tempat sepi. Ada yang hilang dari dalam dirinya ketika berjauhan dari Budi. Sejak dapat email dari Budi untuk bertemu, dia merasa hidup kembali. ”Ini kali pertama aku datang ketempat ini. Inikah tempat persembuyian mas ?.” Kata Yuni sambil memandangi sekitar tempat itu. Sebuah villa yang berada di atas bukit yang serba hijau, Sekeliling Villa ditanami bunga. Seakan Villa ini berada ditengah taman. Romantis sekali Budi memilih tempat ini.
”Aku juga, sejak tiga bulan lalu aku beli. Ini tempat sengaja aku pilih agar kita bisa bicara tanpa ada kenangan masa lalu.?”
“ Hmmm..Masa lalu ? Belum juga setahun.“ Kata Yuni terseyum. Namun bagi Budi itu bernada lain. Seakan dia yang lebih merindukan Yuni.
“ Tapi setahun juga kan waktu..”
“ Terserah Mas ajalah.”
“ Kamu merindukanku ?
“ Kenapa tanya ? Apakah Mas sedang mentertawakan aku ?
“ Tidak. Hanya sekedar bertanya. Engga boleh ?
“ Terserah Mas ajalah,” Kata Yuni acuh.
“ Ketus amat sih. Lihat aku sekarang ada di hadapanmu. Tidak kah kau merindukanku” Kata Budi. “ Ayo peluk aku,” Kata Budi sambil merentangkan kedua tangannya. Yuni merebahkan kepala di dada Budi. Mata Yuni terpejam “ Lama sekali...” Katanya pelan seakan bicara kepada dirinya sendiri. “Betapa aku sangat merindukanmu Mas. Namun karena sifat egoisku, aku bertahan untuk tidak ingin bertemu dengan mu. Setahun rasanya berabad abad. Aku selalu menanti Mas telp aku. aku selalu menantinya. Seperti sekarang ini. Kata Yuni.
Kemudian Yuni melepas pelukannya, Budi tersenyum menatapnya. Wajah mereka dekat sekali. “Mata itu bicara. Mata itu merindukan. Mata itu dahaga ku. “ Kata Yuni dalam hati. Dia segera melepas pagutan tangannya dari Budi, dan menjauh kearah Jendela. Yuni dan Budi sudah saling kenal satu sama lain. Tak ada rahasia diantara mereka. Yuni merasa dia telah ada dalam tubuh Budi beratus-ratus tahun yang lalu. Yuni tahu sekali pertemuan ini harus terjadi dan entah kenapa dia percaya sejak awal bahwa dia tidak akan secure hidupnya tanpa Budi.
“Kamu seperti orang patah hati deh...” kata Budi
” Memang. Mas juga seperti orang stress.?”
”Memang. Jadi kita sama- sama orang cacat neh?”
”Cacat?”
” Iya, cacat emosi.”
Mereka tertawa bersama. Dulu atau sejak Yuni masih menjadi eksekutif Perusahaan Budi, Yuni sering punya kesempatan menikmati malam bersama Budi. Mereka menghabiskan waktu di cafe berkelas. Melihat orang datang dengan tawa dan senyum palsu. Wine berbotol dan wiski berloki loki diiringi musik jazz membuat suasana penuh kepalsuan terasanya nyata. Yuni sangat suka cara Budi mentertawakan semua hal , termasuk derita.
Bagi Budi tidak ada orang baik yang ada orang cerdas. Orang pergi ketempat ibadah bukan karena dia ingin mencari Tuhan tapi karena stress memikirkan hidup yang tidak ramah. Mereka butuh pengalihan waktu barang sejenak agar bisa bertahan dalam kekalahan dan rasa kawatir. Juga orang yang datang ketempat hiburan. Bukan mencari kesenangan dan kebahagian dari uang berlebih. Tapi hanya sekedar lari dari kegalauan hutang yang belum dibayar, keluarga yang tak menentramkan, kompetisi hidup yang menyesakan. Semua orang berusaha recharge bateray kehidupannya, dan soal apakah itu tempat hiburan atau tempat ibadah sebagai pelarian hanyalah situasi dan kondisi kantong aja.
” Pelangi itu indah.” Kata Yuni memandang dari teras villa kearah ujung langit.
“ Setiap pelangi yang indah hanya akan muncul ketika hujan deras berakhir. Sama seperti manusia yang harus merasakan lelahnya usaha untuk mencapai tujuan yang mereka inginkan. Sama seperti kata pepatah "Berakit-rakit ke hulu berenang renang ke tepian", tiada mimpi yang dapat tercapai tanpa usaha yang giat dan kerja keras. Oleh karena itu, kamu harus selalu berani memwujudkan mimpimu ya! Kata Budi.
“ Tapi pelangi itu tidak lama kehadirannya.”
“ Pelangi bertahan dalam waktu yang tidak begitu lama, namun pelangi selalu memberikan ketenangan dan kenyamanan bagi siapapun yang melihatnya. Begitu juga seharusnya manusia memandang bahwa hidup ini begitu singkat untuk dihabiskan dengan amarah dan benci. Genggam waktu yang kamu punya dengan erat, dan pergunakanlah itu dengan sebaik mungkin.”
“ Oh ya. Memang begitu seharusnya. lantas apa makna warna pelangi itu ? Kata Yuni.
“ Setiap warna dalam pelangi punya makna sendiri, contohnya seperti merah yang melambangkan kasih sayang, kuning yang melambangkan kecerian dan semangat. Begitu juga dengan setiap manusia yang hidup, mereka juga punya cerita masing-masing dalam hidup ini. Kamu juga punya banyak kisah dalam perjalanan hidupmu bukan? Oleh karena itu, kamu tidak boleh menilai seseorang tanpa tahu apa yang sebenarnya terjadi pada mereka. Semua warna yang berbeda dalam pelangi itulah yang menciptakan pelangi menjadi fenomena alam yang begitu indah dan menawan. Keberagaman yang ada tidak boleh sama sekali menciptakan perbedaan, melainkan keberagaman adalah hal yang indah bila bersatu. Oleh karena itu, selalu rawat keberagaman yang ada di sekitar dirimu.“
“ Hanya sebuah pelangi, begitu luas maknanya. Apa hikmahnya “ kata Yuni tersenyum.
“ Kekuatan pelangi untuk menginspirasi orang memang tidak diragukan lagi. Tidak heran bila begitu banyak orang yang berhasil memunculkan ide yang beragam dari fenomena alam yang satu ini. Kamu juga harus bisa menginpirasi dan membantu satu sama lain, meskipun mungkin orang tidak menghargaimu usahamu. Ingatlah bagaimana pelangi selalu tulus kepada semua orang.”
“ Ketulusan memang indah, tetapi perubahan sikap karena waktu kadang menyakitkan. “ Kata Yuni terdengar lambat.
“ Ketulusan tidak tergantikan kalau kamu menyadari bahwa karena waktu satu satunya yang tidak berubah adalah perubahan itu sendiri. “ Budi menjawab dengan tangkas.
“ Maksud Mas ?
“ Karena ilmu pengetahuan dan tekhnologi peradaban berubah. Bila awalnya tenaga manusia dan hewan digantikan oleh kemunculan mesin uap pada abad ke-18. Revolusi Industri terjadi. Apa yang terjadi ? kemakmuran terjadi di Eropa. Sementara negara lain yang menolak perubahan karena tekhnologi seperti kekhalifahan Turkey Ustmani tersingkir dan runtuh setelah sebelumnya memimpin peradaban lebih dari 600 tahun. Berikutnya, pada revolusi industri generasi kedua ditandai dengan kemunculan pembangkit tenaga listrik dan motor pembakaran dalam (combustion chamber). Penemuan ini memicu kemunculan pesawat telepon, mobil, pesawat terbang, dll yang mengubah wajah dunia secara signifikan. Kemudian, revolusi industri generasi ketiga ditandai dengan kemunculan teknologi digital dan internet. Selanjutnya, pada revolusi industri generasi keempat, menemukan pola baru ketika disruptif teknologi (disruptive technology) hadir begitu cepat dan mengancam keberadaan perusahaan-perusahaan incumbent. “ Kata Budi.
“ Sejarah telah mencatat bahwa revolusi industri telah banyak menelan korban dengan matinya perusahaan-perusahaan raksasa. “ Kata Yuni.
“ Ya. Lebih dari itu, pada era industri generasi keempat ini, ukuran besar perusahaan tidak menjadi jaminan, namun kelincahan perusahaan menjadi kunci keberhasilan meraih prestasi dengan cepat. Hal ini ditunjukkan oleh Bisnis online yang mengancam pemain-pemain besar pada industri transportasi dan retail dan jasa keuangan di seluruh dunia. Ini membuktikan bahwa yang cepat dapat memangsa yang lambat dan bukan yang besar memangsa yang kecil. “ Kata Budi.
“ Perubahan dan peluang. Keduanya seperti pesan cinta dari Tuhan bagi orang yang bisa mengerti. Bisa kasih tahu peluang apa?
" Internet sudah ketinggalan. Kini era superkomputer, robot pintar, kendaraan tanpa pengemudi, editing genetik dan perkembangan neuroteknologi yang memungkinkan manusia untuk lebih mengoptimalkan fungsi otak , Artificial intelligence. Dengan keadaan ini perubahan tampak lebih jelas baik secara teknologi maupun dari sisi ekonomis. Kamu harus berani mengubah model bisnis yang sesuai dengan lingkungan yang berubah. Harus cepat berubah. Ingat jarang sekali ditemukan perusahaan mati karena bergerak terlalu cepat, namun sebaliknya yang seringkali ditemukan adalah perusahaan mati karena bergerak terlalu lambat.
“ Iya dech…” Kata Yuni. ” Karena mas juga aku berubah. Dari mengagumi, mencintai dan akhirnya tidak lagi berharap apapun kecuali ingin jadi sahabat mas saja.”.
” Kamu tidak mencintaiku tapi hanya terpesona saja?”
” Mengapa Mas bilang itu ? Kita telah bersama sama lebih dari 10 tahun. Apakah itu tidak cukup bagi mas untuk mengetahui seoranga wanita mencintai atau tidak ”
” Kebersamaan 1000 tahun belum tentu ada cinta. Tapi sehari ada cinta sama dengan kebersamaan 1000 tahun. Kamu tidak pernah mencintaiku. Tepatnya kamu hanya terpesona saja. Tapi hubungan kita akan selalu baik baik saja” Kata Budi menegaskan.
” ya sudahlah. Engga usah bahas soal cinta. “ Yuni ketus.
”Baiklah. Deal “ Budi tersenyum
“ Jadi, untuk apa pertemuan ini ? Yuni berkerut kening.
“ Kembali bekerja denganku.” Suara Budi dengan lembut.
“ Pimpin holding Jakarta lagi. ?
“ Ya. Bukankah itu bayi kamu. Kamu yang melahirkan dengan susah payah. Besarkan dan kembangkanlah. Tapi aku juga inginkan kamu terlibat dalam business process pendirian pabrik di Vietnam “
“ Ah itu bukan masalah serius. Mengapa harus aku ? Kata Yuni penuh selidik.
“ Kita butuh tekhnologi” Kata Budi singkat.
“ Dan Mas tidak bisa membeli teknologi itu dengan mudah kan. Seperti dulu waktu aku ditugaskan di Amrik. Ingat engga awal kita ketemu. Mas jadikan aku hedging bisnis junket. Mas butuh aku hanya sebagai hedging dari cara pikiran liar mas sebagai pengusah. Mas make use perasaan Yuni. Yang pasti kalau Mas butuh orang, Mas akan bujuk orang, Termasuk aku yang sudah dibuang dipungut lagi.” " Kata Yuni dengan air mata berlinang.
“ Jangan begitulah. Aku tidak pernah buang kamu dan tidak pernah tinggalkan kamu. Kamu yang pergi dariku. Sekarang aku panggil kamu, dan kamu datang. Tentu aku berharap ada deal.”
“ Aku rasa tidak ada sesungguhnya deal. Yang ada adalah aneksasi”
“ Aneksasi ?
“ Ya karena aku tergila gila dengan Mas dan mau melakukan apa saja demi Mas, ya kan ?
“ Duh..bisa engga jangan ketus terus. Pening kepalaku, sayang”
“ Aku marah dan kesal dengan Mas tapi tidak punya alasan untuk menghilang dari Mas.”
“ Ya karena kamu mencintaiku.”
“ Naip ya.”
“ Engga juga. Lebih baik mencintai daripada membenci.Itu berkah dari Tuhan. Sabar aja. Lihat sisi lain dari hubungan kita.” Kata Budi tersenyum berusaha menentramkan hati Yuni
“ Entahlah…” kata Yuni menoleh kesamping.
“ Jadi gimana ? mau kerja lagi engga dengan aku.?
“ Mengapa Mas harus tanya lagi. Mas kan tahu aku wanita yang terjebak dari kerakusan pria yang kucintai namun tidak pernah bisa kumiliki. Aku tidak bisa menolak. Paham!
“Paham ” Kata budi mengangguk
“ Puas !” Mata Yuni melotot.
“ Biasa sajalah. Aku senang aja kamu kembali.”
“ Kapan mulai kerjanya ? Kata Yuni seraya duduk di sofa di samping Budi. Dekat sekali.
“ Kapan kamu siap ? “ Kata Budi ingin menegaskan sikap Yuni.
“ Sekarang aja.” kata Yuni. Napasnya terasa menyentuh pipi Budi. Budi tidak bereaksi apapun. Pandangannya tetap ke depan. Kemudian Budi tersenyum seraya menyentuh kedua pipi Yuni dengan kedua telapak tangannya. “ Kamu terlalu cantik untuk wanita etnis tionghoa. Sangat oriental. “ Yuni menanti. Tapi Budi segera berdiri dari sofa dan melangkah ke arah taman. Yuni mengikuti langkah Budi.
“ Pada tahap awal kamu akan menempati Pos di Vietnam. Tugas kamu sebelum masuk ke agenda utama saya adalah melakukan relokasi pabrik di China ke Vietnam. Pastikan kamu eksis dulu. Setelah itu baru masuk agenda utama“
“ Operasi ini tidak melibatkan holding di Hong Kong dan tidak boleh satupun tahu. Kalau terjadi apa apa, aku yang tanggung resiko “ Kata Yuni sinis.
“ Tidak akan ada resiko. Percayalah”
“ Ya aku percaya. Pada akhirnya Mas lebih utamakan keselamatanku. Itu karena Mas sangat mencintaiku. Jujur ajalah." kata Yuni terseyum.
“ Ya sudah. Sebaiknya kita pulang. Di jalan nanti kita bahas detail tugas kamu" Kata Budi menarik lengan Yuni. Padahal seperti biasa , Yuni berharap akan menghabiskan malam bersama Budi. Tapi harapan itu tidak pernah tercapai. Budi memang romantis tetapi hatinya tidak bisa berbagi kepada wanita lain selain istrinya. Yuni bisa merebut hati Budi dan merasakan cinta itu, tetapi dia tidak pernah bisa memiliki Budi.
No comments:
Post a Comment