Friday, May 29, 2020

Saudi Aramco batal invest kilang.



“ Sepertinya upaya Saudi untuk menguasai downstream MIGAS dengan membangun refinery di negara yang merupakan buyer minyak terbesar, mengalami kemunduran sejak rencana 3 tahun lalu. “ Kata teman waktu ketemu dengan saya di Hotel Mulia.

“ Emang kenapa ?

“ Di India, di pantai barat,  Saudi berencana membangun Kilang , dengan kapasitas 1,5 juta barel per hari. Total investasi mencapai USD 44 miliar. Itu juga engga jelas kelanjutannya. Di China Saudi Aramco juga berencana membangun kilang.  Satu di provinsi Liaoning di timur laut. Kerjasama dengan konglomerat Norinco dan yang lainnya di provinsi Zejiang timur, kerjasama dengan independent Zejiang Petrochemical. Sampai sekarang belum terdengar kejelasannya. Di Malaysia - Petronas juga sudah ada kerjasama dengan Saudi Aramco untuk membangun kilang di semenanjung Pengerang. Sampai sekarang masih sibuk paperwork.  

Nah di Indonesia akhirnya Saudi Aramco juga mundur dari rencana investasi Kilang di Cilacap. Pertamina udah mutuskan untuk bangun sendiri sambil cari partners strategis. Sepertinya Ahok sebagai wakil pemerintah di Pertamina engga mau buang waktu. Minta Pertamina bersikap tegas dan cepat agar program swasembada BBM yang ditetapkan pemerintah tahun 2026 dapat dicapai. Mengapa sampai sebegitunya Arab Saudi? padahal semua negara di ASIA yang menjadi target investasinya kan merupakan buyer potensial?  Kata teman.

“ Menurut saya lebih kepada skema Investasi. China, juga India, Indonesia dan Malaysia, mereka pasti tidak mau keluar uang. Saudi Aramco harus keluar semua uang investasi.”

“ Loh kan ada partners lokal. Apa mereka engga mau keluar uang ?

“ Partners lokal kan dapat izin dari pemerintah sebagai pembeli dari hasil produksi refinery itu. Artinya mereka sebagai offtaker dari kilang atau refinery itu. Itu lebih dari uang. Dan hak mereka agar itu dihargai dalam bentuk saham. Karena jaminan pemasaran 100% harsil produksi itu sangat tinggi nilainya untuk mengamankan investasi. Apalagi harga jual ditetapkan sesuai harga international” 

“ Tetapi,kan bahan baku berupa Crude dari Arab Saudi. Apa supply guarantee bukan juga jaminan?

“ Supply guarantee bisa juga sebagai jaminan namun itu dalam situasi bahan baku langka. Sementara minyak mentah kan bukan lagi barang langka. Setiap hari bisa tersedia di pasar dan harganya juga cenderung turun”

“ Gimana sih skema investasi kilang minyak itu?

“ Sederhana saja. Investor sediakan bahan baku berupa minyak mentah dan biaya investasi. Hasil produksi berupa BBM dibeli oleh pemerintah. Nah pemerintah menunjuk Perusahaan lokal sebagai agent. Untuk Indonesia, agent itu adalah Pertamina.  Wajar kan kalau Pertamina minta saham walau engga invest duit.”

“ Ya wajar banget. Malah lebih aman. Karena Pertamina sebagai shareholder juga sebagai offtaker. Itu kan bisnis aman. Mengapa Saudi engga mau bangun kilang?

“ Mereka mau bangun tetapi duit engga ada. Tadi berharap dari IPO Saudi Aramco mereka bisa dapat duit banyak. Sehingga rencana investasi di Indonesia, Malaysia, China dan India dapat dilakukan. Tetapi kan Saudi Aramco belum bisa IPO secara global. Hanya pasar terbatas dengan volume terbatas juga. Jadi berantakan semua rencana itu. Yang jelas dengan adanya pembatalan proyek kerjasama bangun kilang, itu akan membuat value Saudi Aramco semakin turun. Harga saham Saudi Aramco turun dan kini harganya di bawah harga perdana "

“ Pertamina kan sudah keluar dari kerjasama dengan Saudi Aramco, apa mungki Pertamina bisa bangun sendiri? 

“ Market kita itu sangat besar. Negara kita kan bukan eksporter minyak tetapi udah net importir. Pasar sangat berkuasa untuk menentukan kelayakan investasi. Pasti engga sulit bagi Pertamina dapatkan alternatif partners selain Saudi Aramco. Setidaknya trader bisa menggandeng produsen minyak seperti Iran, Rusia gabung dengan Pertamina. Dana  investasi dari trader. “

“ Untungnya apa bagi trader sebagai pemegang saham refinery?

“ Di samping sebagai shareholder , dalam jangka pendek trader bisa dapat fee dari EPC proyek. Dalam jangka panjang dapat fee dari pengadaan Crude dan termasuk fee dari ongkos kapal. Itu juga bisnis secure. Tanpa pusing, setiap hari dapat fee dan profit dari bisnis yang marketnya dijamin negara, dan established. “

“ Siapa trader yang punya dana besar, yang investasinya miliaran dollar itu?

“ Dana tidak harus dari kantong sendiri, Banyak trader yang juga punya bisnis shadow banking. Mereka punya akses ke dana. Bukan masalah kalau mereka dapat kontrak."

“ Ya kalau gitu kita doakan saja, semoga Pertamina berhasil bangun kilang dan tahun 2026 kita udah engga lagi impor BBM.” Kata teman. Saya aminkan.

No comments: