Monday, May 11, 2020

Skema pembiayaan Agro Industri


Yang harus anda pahami bahwa berdagang jauh beda dengan industri. Walau tetap tujuannya adalah jualan. Namun industri itu membutuhkan pengelolaan semua sumber daya akan manusia, modal dan material. Apabila anda lemah mengelola ketiga hal itu maka bukan bisnis nya yang salah tetapi itu karana anda gagal mengelola sumber daya itu. Mengapa? Industri adalah process chain dari bahan baku, pengolahan, penyediaan dan delivery. Semua proses itu berhubungan dengan cash flow. Sedikit saja tidak on Time maka cash flow akan terganggu. Sekali cash flow terganggu maka hanya masalah waktu bisnis proses akan tidak efisien dan ujung nya kalah bersaing menuju bangkrut.

Makanya kalau anda punya pengalaman berdagang hasil bumi dan berniat membangun pabrik pengolahan maka yang pertama kali anda lakukan adalah menemukan profesional yang ahli mengelola industri sejenis itu. Contoh teman saya punya rencana membangun pabrik kelapa sawit ( PKS ). Dia sudah pengalaman supply ke pabrik PKS. Kini dia berniat membangun pabrik. Saya tanya “ apakah kamu pengalaman mengelola pabrik ? Dia jawab tidak. Saya usulkan dia mendapatkan mitra yang ahli kelola itu. Akhirnya dia dapatkan. Dari datanya saya tahu dia punya pengalaman cukup di perusahaan besar PKS.

Gimana solusi pembiayaannya ? Untuk biaya bangunan dan instalasi mesin dia mengajak perusahaan besar sebagai EPC ( engineeering Procurement, contracting ) dengan komitment uang muka sebesar 15%. Sisanya dibayar setelah proyek selesai dibangun. Namun mereka minta jaminan sisanya. Dia sanggupi akan keluarkan jaminan setelah proyek 15% selesai dibangun.

Untuk mendapatkan jaminan pembayaran itu dia harus dapatkan pinjaman non cash loan dari bank dalam bentuk payment guarantee kepada EPC. Bank akan memberi Payment guarantee setelah proyek berjalan 30%. Artinya dia harus sediakan cash equity sebesar 30% dan bank akan keluar sebesar 70%. Ini yang disebut non recourse loan. Pinjaman yang dijamin oleh proyek itu sendiri. Masalahnya bagaimana mendapatkan 30% cash equity ?

Dia menghubungi asset management di Singapore yang juga punya rekanan trader CPO.  Asset Management  menyanggupi memberikan pinjaman 30% itu dengan skema REPO atas saham perusahaan. Harga saham ketika jatuh tempo ditetapkan didepan dan perusahaan harus membeli kembali saham itu pada saat jatuh tempo REPO. Di samping itu pihak asset management mengarahkan agar kontrak penjualan produksi ke perusahaan yang di rekomendasi oleh mereka. Dia menyanggupi. Masalah bangunan pabrik dan berserta fasilitas teratasi.

Sekarang bagaimana dengan modal kerja? Pabrik PKS itu butuh modal kerja 45 miliar per bulan, untuk pembelian bahan baku dan upah. Dia menggandeng perusahaan pembiayaan non bank untuk modal kerja. Skemanya melalui joint escrow dengan perusahaan pembiayaan atas hasil penjualan yang setiap bulan dilunasi sesuai yang dipinjam dan dibuka lagi bulan berikutnya. Diperkirakan dalam 6 bulan, perusahaan engga butuh pinjaman untuk modal kerja pembeliaan bahan baku karena cash flow sudah aman. Dengan demikian petani akan dapat uang tunai dari setiap penjulan ke PKS dan tentu harga bagus.

Demikianlah ..kerjasama adalah kata kunci untuk menyelesaikan masalah dari keberadaan sistem kapitalis dan kekuatan itu ada karena berkumpulnya semua potensi untuk mencapai nilai nilai kebersamaan: kerja keras atas dasar niat ibadah dan bila dapat berbagi, tidak bermewah tapi hidup hemat untuk menabung agar usaha terus tumbuh dan kemandirian di capai, bukan dengan jargon tapi berbuat. Mari gotong royong untuk kejayaan negeri...

No comments: